Dalam dunia manufaktur dan akuntansi, pemahaman yang kuat tentang WIP adalah kunci utama dalam mengelola proses produksi yang efisien dan menyeimbangkan keuangan perusahaan.
Pengertian WIP secara harfiah berarti "pekerjaan dalam proses," merujuk pada barang-barang yang telah memasuki tahap produksi tetapi belum selesai sepenuhnya dalam siklus akuntansi perusahaan. Memahami apa itu WIP dan bagaimana hal ini mempengaruhi proses bisnis.
Dalam artikel ini akan membantu Anda memahami apa itu WIP, ciri-ciri utamanya, fungsi dalam bisnis, serta cara menghitungnya.
WIP adalah singkatan dari work in progress atau dalam bahasa indonesia bisa diartikan sebagai sedang dalam proses. Khususnya bisnis manufaktur dan sejenisnya yang melewati tahapan produksi. Dimana ketika produk sedang dibuat, melewati tahap-tahap produksi, namun belum sampai ke tahap akhir sebagai produk jadi.
Tidak hanya mengacu pada proses bisnisnya saja, WIP merupakan bagian dari inventaris perusahaan. Dalam perhitungan keuangan, nilai dari WIP diperhitungkan sebagai biaya produksi yang belum terselesaikan.
Perhitunganya mencakup biaya bahan baku, upah tenaga kerja, dan biaya-biaya lain yang telah dihabiskan namun belum menghasilkan produk jadi.
Kemudian dalam konteks produksi komponn WIP meliputi semua komponen, bahan baku, atau sub-assembly yang telah dimulai dalam proses manufaktur namun belum menjadi produk jadi yang siap dijual.
Misalnya, jika sebuah perusahaan membuat mobil, bagian-bagian mobil yang sedang dalam proses perakitan, tetapi belum menjadi mobil yang siap untuk dikirim ke konsumen adalah contoh dari WIP.
Sedangangkan Work in Progress dalam istilah proyek mengacu pada tahapan atau bagian dari proyek yang telah dimulai namun belum selesai. Ini bisa berupa pekerjaan, tugas, atau aktivitas yang sedang dilakukan dalam suatu proyek namun belum mencapai tahap akhir.
Ini dapat melibatkan sejumlah aktivitas seperti pengumpulan data, perencanaan, desain, pengerjaan, dan pengujian yang masih dalam proses.
Baca Juga: Pengertian Inventory, Manfaat dan Cara Pengelolaannya
WIP (Work in Progress) dalam akuntansi biaya merujuk pada nilai barang atau produk yang sedang dalam proses produksi tetapi belum selesai dalam siklus akuntansi perusahaan. Ini juga dikenal sebagai barang dalam proses atau barang setengah jadi.
Dalam akuntansi biaya, WIP merupakan bagian penting dalam mencatat biaya produksi yang masih tergantung pada produk yang sedang diproduksi.
WIP mencakup biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam tahap-tahap awal produksi, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan biaya lain yang terkait dengan memproduksi barang atau produk.
Fungsi-fungsi penting dari WIP (Work in Progress) dalam konteks perusahaan manufaktur dapat dijelaskan sebagai berikut:
WIP adalah indikator yang penting dalam mengevaluasi sejauh mana produksi telah berjalan. Mengetahui seberapa banyak barang yang sedang dalam proses produksi membantu manajemen untuk melacak perkembangan proyek dan memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan produksi.
WIP berperan penting dalam perhitungan biaya produksi. Barang-barang dalam proses produksi ini memiliki biaya yang telah dikeluarkan, termasuk biaya bahan baku, upah tenaga kerja, dan biaya overhead.
Menghitung nilai WIP membantu dalam mengukur sejauh mana biaya produksi yang sudah dikeluarkan sehubungan dengan tahap-tahap produksi yang telah diselesaikan.
Baca Juga: Jenis-Jenis Biaya Produksi dan Contohnya
Nilai dari WIP juga digunakan dalam menentukan harga pokok penjualan. Dalam perhitungan harga pokok penjualan, biaya produksi yang telah terjadi, termasuk biaya yang terkait dengan WIP, dihitung untuk menentukan harga jual yang sesuai untuk produk-produk yang telah diselesaikan.
Cara Menghitung Work in Process (WIP) adalah langkah penting dalam mengelola inventaris perusahaan. Berikut adalah panduan tentang cara menghitung WIP dengan bahasa yang mudah dipahami:
Langkah pertama adalah mengidentifikasi nilai-nilai yang diperlukan dalam rumus perhitungan WIP. Ini mencakup:
Selanjutnya, jumlahkan biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu. Ini mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead yang diperlukan untuk memproduksi barang dalam proses.
Gunakan rumus berikut untuk menghitung nilai WIP Inventory:
WIP inventory total = (persediaan WIP inventory awal + biaya produksi) - biaya barang jadi
Mari kita gunakan contoh sederhana untuk memahami perhitungan WIP.
Misalkan:
Maka, kita dapat menghitung WIP inventory-nya sebagai berikut:
WIP inventory akhir = (Rp20.000.000 + Rp180.000.000) - Rp150.000.000 = Rp50.000.000
Dalam contoh ini, nilai WIP inventory pada akhir periode adalah sebesar Rp50.000.000. Nilai ini mewakili inventaris yang masih dalam proses produksi pada akhir periode tersebut, yang belum menjadi produk jadi.
Rumus ini membantu perusahaan dalam memantau dan mengelola nilai barang dalam proses produksi yang belum diselesaikan.
Dalam prakteknya, laporan WIP (Work in Progress) sering kali dijelaskan sebagai bagian dari laporan neraca atau laporan keuangan lainnya. Laporan WIP ini menggambarkan nilai barang dalam proses produksi yang masih belum selesai pada titik tertentu dalam suatu periode.
Berikut contoh sederhana bagaimana laporan WIP mungkin disajikan dalam laporan keuangan:
Penjelasan:
Dalam laporan di atas, nilai WIP pada akhir periode adalah Rp50.000.000. Nilai ini mewakili estimasi inventaris barang dalam proses produksi yang belum selesai pada akhir periode tersebut.
Setelah membahas pengertian, ciri-ciri, fungsi, rumus, dan contoh laporan WIP, penting untuk diingat bahwa pemantauan WIP sangat krusial dalam mengelola inventaris dan biaya produksi perusahaan. Menerapkan sistem pencatatan yang efisien dan teratur untuk WIP adalah langkah penting dalam menjaga keseimbangan keuangan dan efisiensi produksi.
Untuk mempermudah pencatatan dan pemantauan produksi, sangat disarankan menggunakan aplikasi pembukuan yang andal seperti Beecloud. Beecloud adalah solusi perangkat lunak akuntansi yang dapat membantu memantau WIP, mencatat biaya produksi, dan menyajikan laporan produksi secara instan.
Dengan fitur-fitur yang komprehensif, Beecloud dapat memberikan wawasan yang diperlukan dalam mengelola inventaris dan mengoptimalkan proses produksi perusahaan.
Menerapkan perangkat lunak akuntansi seperti Beecloud akan mempermudah pencatatan, meminimalkan kesalahan, dan memungkinkan perusahaan untuk mengakses informasi yang diperlukan dengan cepat.
Dengan demikian, perusahaan dapat lebih efisien dalam mengelola produksi, meningkatkan kualitas laporan keuangan, dan mengoptimalkan kinerja bisnis secara keseluruhan.