Biaya variabel atau variable cost adalah jenis biaya yang dapat berubah sesuai dengan tingkat produksi atau volume penjualan produk. Bisa dikatakan jika semakin tinggi produksi maka semakin banyak juga biaya variabel yang akan dikeluarkan.
Memahami dengan baik biaya variabel dapat memudahkan pelaku bisnis dalam membantu perusahaan merespons perubahan pasar dengan lebih efektif, merancang strategi harga yang kompetitif, dan secara keseluruhan meningkatkan profitabilitas.
Dalam artikel ini kita akan membahas secara rinci mengenai apa itu variable cost, karakteristik, jenis, contoh dan cara menghitungnya.
Mengutip dari laman investopedia, variable cost adalah pengeluaran perusahaan yang berubah sebanding dengan jumlah produksi atau penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.
Variable cost akan meningkat atau menurun tergantung pada volume produksi atau penjualan perusahaan, bisa dikatakan jika biaya ini naik seiring dengan peningkatan produksi dan turun seiring dengan penurunan produksi.
Contoh variable cost paling umum ada biaya bahan baku dan kemasan dalam perusahaan manufaktur, atau biaya transaksi kartu kredit atau biaya pengiriman dalam perusahaan ritel, yang naik atau turun seiring dengan penjualan. Biaya variabel dapat dibandingkan dengan biaya tetap.
Dapat disimpulkan jika variable cost adalah pengeluaran yang berubah sebanding dengan output produksi atau penjualan, meningkat ketika produksi atau penjualan meningkat, dan menurun ketika produksi atau penjualan berkurang.
Selain itu, biaya variabel juga menjadi elemen sentral dalam menentukan margin kontribusi suatu produk, yang digunakan untuk menentukan tingkat impas atau target keuntungan perusahaan.
Baca Juga: Biaya Variabel Adalah Biaya Berubah, Ini Penjelasan Lengkapnya
Berikut ciri-ciri variable cost dalam akuntansi:
Secara umum variable cost dibedakan menjadi dua jenis, yakni biaya variabel teknis dan biaya variabel diskresioner. Berikut penjelasan lengkapnya!
Biaya variabel teknis adalah biaya yang memiliki hubungan material dengan ukuran aktivitas atau biaya tertentu yang memiliki hubungan erat dan nyata antara input dan output. Contohnya termasuk biaya bahan baku.
Dengan karakteristik, jika input (biaya) mengalami perubahan, output akan mengalami perubahan sebanding dengan perubahan input, dan sebaliknya. Biaya ini secara teknis mencerminkan perubahan dalam aktivitas atau input produksi.
Sedangkan Biaya variabel diskresioner adalah biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan perubahan volume aktivitas karena kebijakan atau keputusan manajemen. Contoh termasuk biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen.
Jumlah total biaya ini berubah seiring dengan keputusan atau kebijakan manajemen yang mempengaruhi volume aktivitas. Dalam biaya variabel diskresioner, jika input berubah, output belum tentu berubah.
Hal ini menunjukkan bahwa perilaku biaya ini mungkin lebih terkait dengan kebijakan atau keputusan manajemen daripada dengan perubahan langsung dalam aktivitas produksi.
Berikut beberapa contoh variable cost yang umum dikeluarkan oleh perusahaan:
Bahan baku adalah barang langsung yang dibeli dan pada akhirnya diubah menjadi produk akhir. Jika merek olahraga tidak memproduksi sepatu, maka tidak akan ada biaya untuk kulit, mesh sintetis, kanvas, atau bahan baku lainnya.
Secara umum, perusahaan seharusnya mengeluarkan jumlah yang sama untuk bahan baku setiap unit yang diproduksi, asalkan tidak ada perbedaan besar dalam pembuatan satu unit dengan unit lainnya.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi, umumnya mereka dibayar berdasarkan berapa jumlah yang telah mereka selesaikan, sehingga gaji yang mereka terima juga beragam.
Namun, sebagian besar perusahaan juga menggunakan tenaga tetap, sehingga tidak semua tenaga kerja dianggap dan termasuk dalam variable cost.
Komisi seringkali merupakan persentase dari hasil penjualan yang diberikan kepada perusahaan sebagai kompensasi tambahan. Jika tidak ada penjualan yang dilakukan, tidak ada biaya komisi.
Karena komisi naik dan turun seiring dengan kualifikasi mendasar apa pun yang harus dicapai oleh salesperson, biaya ini bervariasi (variabel) dengan tingkat aktivitas yang berbeda.
Contoh variable cost selanjutnya adalah biaya untuk mengemas atau mengirim produk hanya akan terjadi jika aktivitas tertentu dilakukan. Oleh karena itu, biaya pengiriman produk jadi bervariasi (variabel) tergantung pada jumlah unit yang dikirim.
Meskipun mungkin ada komponen biaya tetap untuk pengiriman (misalnya, jaringan distribusi pos internal dengan produk berbobot dan peralatan kemasan yang dipersonalisasi), banyak dari biaya tambahan bersifat variabel.
Baca Juga: Biaya Total Adalah: Rumus, Cara Menghitung dan Contohnya
Berikut langkah-langkah dalam menghitung variable cost:
Langkah pertama adalah tentukan komponen biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Contoh umum meliputi bahan baku, tenaga kerja langsung, dan komponen biaya yang terkait erat dengan produksi atau penjualan.
Kemudian kumpulkan data biaya yang terkait dengan produksi atau penjualan. Pastikan untuk memisahkan biaya-biaya variabel dari biaya tetap.
Lalu jumlahkan semua biaya variabel yang teridentifikasi pada langkah sebelumnya. Ini dapat mencakup biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dan biaya variabel lainnya.
Jika Anda ingin mengetahui biaya variabel per unit, bagi total biaya variabel dengan jumlah unit produksi atau penjualan. Ini memberikan gambaran biaya variabel yang dikeluarkan per unit produk atau jasa.
Variable cost dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Total Biaya Variabel = Biaya per unit x Jumlah total unit
Untuk variable cost perunit bisa menggunakan rumus berikut:
Biaya variabel per Unit = Total Biaya Variabel/ Jumlah Unit
Untuk memudahkan Anda membayangkan perhitungannya, perhatikan contoh kasus di bawah ini.
Perusahaan pakaian yang memproduksi dan menjual kaos polo, dengan rincian data sebagai berikut:
Total Biaya Variabel = Biaya Variabel Per Unit x Jumlah Total Unit = Rp 40.000 x 5.000 = Rp 200.000.000
Jadi, total biaya variabel untuk produksi 5.000 kaos polo pada bulan Agustus 2024 adalah Rp 200.000.000.
Sebuah perusahaan sepatu olahraga yang memproduksi dan menjual sepatu atletik. Untuk menghitung biaya variabel per unit, kita akan melibatkan beberapa komponen biaya variabel seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya variabel lainnya.
Total Biaya Variabel = (Bahan Baku + Tenaga Kerja Langsung + Biaya Variabel Lainnya) x Jumlah Sepatu = (Rp 50.000 + Rp 30.000 + Rp 10.000) x 10.000 = Rp 90.000 x 10.000 = Rp 900.000.000
Biaya Variabel Per Unit = Total Biaya Variabel / Jumlah Sepatu = Rp 900.000.000 / 10.000 = Rp 90.000
Maka, biaya variabel per unit sepatu atletik pada bulan Juni 20xx adalah Rp 90.000.
Saat ini Anda bisa menghitung biaya produksi dengan cepat dan akurat menjadi lebih efisien dengan menggunakan software akuntansi Beeaccounting.
Aplikasi ini mempermudah pemisahan biaya variabel, biaya tetap, dan elemen biaya lainnya, memungkinkan perusahaan untuk secara instan melihat struktur biaya mereka.
Dengan integrasi yang lancar antara berbagai elemen biaya dan data keuangan, aplikasi ini tidak hanya meningkatkan kecepatan perhitungan biaya, tetapi juga meningkatkan akurasi analisis keuangan, memberikan landasan yang kuat untuk pengambilan keputusan yang informasional dan efektif. Klik banner di atas dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!