Dalam dunia bisnis, memenangkan pasar dan mengalahkan kompetitor adalah cara agar bisnis dapat terus berkembang. Value chain yang berarti rantai nilai, bisa menjadi konsep yang diterapkan untuk dapat memenangkan persaingan dengan kompetitor.
Rantai nilai memungkinkan perusahaan atau sebuah bisnis memiliki nilai tambah dibandingkan merek sejenis milik kompetitor. Selain itu, adanya rantai nilai akan terbuka kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru.
Perusahaan yang menerapkan konsep tersebut dapat meningkatkan nilai manfaat dari barang maupun jasa yang ditawarkannya. Jika konsumen menemukan produk yang memiliki nilai tambah, tanpa ragu mereka akan memilihnya.
Value chain memiliki pengertian sebagai suatu konsep yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk membuat produknya memiliki nilai tambah. Proses penciptaan nilai tambah pada produk tersebut dilakukan sejak dari tahapan perancangan, produksi hingga pendistribusian ke tangan konsumen.
Rantai nilai tersebut perlu diterapkan oleh perusahaan dengan tujuan agar kualitas produk yang selama ini sudah bagus tetap terjaga dan tidak mengalami penurunan. Value chain dilakukan melalui beberapa rangkaian aktivitas.
Rantai nilai dilakukan melalui rangkaian aktivitas utama atau primer dan aktivitas penunjang. Analisis tentang rantai nilai tersebut dicetuskan pertama kalinya oleh seorang profesor dari Harvard University, Amerika Serikat, yang bernama Michael Porter.
Analisis rantai nilai, seperti yang dituangkan dalam buku Michael Porter, dapat membantu sebuah bisnis untuk mengetahui apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangannya. Sehingga dengan begitu, perusahaan dapat meningkatkan performa bisnis dengan menghilangkan kekurangannya.
Dengan menambahkan keunggulan, maka kekurangan produk bisa dikurangi bahkan dihilangkan, sehingga konsumen lebih tertarik untuk membeli dan menggunakannya. Sehingga, penjualan meningkat dan laba usaha naik
Menurut penjelasan sebelumnya bahwa value chain adalah serangkaian kegiatan dalam bisnis yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada produk. Melakukan konsep analisis rantai nilai, perusahaan bisa memperoleh fungsi yang cukup penting bagi bisnisnya, yaitu sebagai berikut.
Rantai nilai memiliki manfaat untuk membantu perusahaan melakukan penelitian dan kemudian mengembangkan produk yang sudah diluncurkan di pasaran. Rantai nilai memudahkan perusahaan untuk mengetahui apakah produknya memiliki daya saing dengan kompetitornya atau tidak.
Jika misalnya ternyata produknya tidak bisa bersaing dengan kompetitor, maka perusahaan harus mencari apa faktor penyebabnya. Misalnya, harga yang terlalu mahal dengan kualitas yang sama dengan kompetitor, kemasan yang kurang menarik dan sebagainya.
Untuk mengatasi masalah seperti ini, perusahaan dapat menonjolkan sisi lainnya dari produk, seperti bahan baku yang berasal dari luar negeri dengan kualitas premium. Dengan begitu maka produk lebih bisa diterima dan tidak dianggap terlalu mahal harganya.
Analisis value chain berfungsi untuk membantu perusahaan membuat rancangan kemasan dan proses produksi yang lebih baik supaya dapat diterima oleh konsumen. Seperti ilustrasi yang digambarkan di atas, bahwa kurangnya daya saing produk bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Supaya produk dapat memberikan nilai tambah kepada konsumen, maka produksi dan prosesnya harus dirancang sebaik mungkin.
Dapat dikatakan bahwa produksi menjadi hal yang sangat berkaitan erat dengan rantai nilai. Dalam hal ini, rantai nilai dapat dimanfaatkan sebagai suatu strategi untuk membuat produksi menjadi lebih efisien dari segi waktu, jumlah dan biayanya.
Apa fungsi rantai nilai dalam pemasaran dan penjualan produk? Value chain adalah kegiatan untuk menambah nilai pada produk sehingga daya saingnya meningkat. Artinya, jika konsep rantai nilai tersebut berhasil dilakukan, maka produk akan memiliki daya saing yang lebih baik.
Meningkatnya daya saing produk membuka peluang yang lebih besar untuk memenangkan pasar atas para kompetitor yang ada. Daya saing yang meningkat otomatis juga akan memudahkan pemasaran produk dan menambah jumlah penjualan.
Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan nilai pada produknya sehingga konsep value chain dapat diterapkan dengan baik. Secara umum, value chain analysis dilakukan melalui dua jenis aktivitas, yang terdiri dari:
Kegiatan utama dalam rantai nilai merupakan keseluruhan aktivitas yang terkait langsung dengan produksi, penjualan produk, pengiriman hingga pelayanan yang dapat menunjukkan apa keistimewaan dari bisnis tersebut.
Kegiatan utama dalam rantai nilai terdiri dari tiga aktivitas pokok. Pertama adalah inbound logistics, yang berarti aktivitas oleh perusahaan terkait dengan penyimpanan, penerimaan serta distribusi produk.
Kedua yaitu operation, yaitu aktivitas perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi yang siap digunakan oleh konsumen. Yang ketiga yaitu outbound logistics, yaitu aktivitas perusahaan untuk mendistribusikan produk kepada konsumen.
Aktivitas yang keempat yaitu marketing and sales, yang merupakan aktivitas perusahaan terkait dengan pemasaran dan penjualan, seperti promosi dan sebagainya. Terakhir yaitu service, yaitu aktivitas perusahaan untuk meningkatkan pemeliharaan pada kualitas produk.
Tidak kalah penting dari kegiatan utama, dalam konsep value chain, perusahaan juga perlu melakukan kegiatan pendukung. Pengertian support activities adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memberikan dukungan kepada kegiatan utama perusahaan.
Kegiatan pendukung berkaitan dengan jalannya operasional perusahaan meskipun tidak berhubungan langsung dengan produksi. Yang termasuk dalam aktivitas pendukung antara lain purchasing, human resources, infrastructure, technological development dan sebagainya.
Meskipun sifatnya sebagai pendukung saja, tetapi keberadaan aktivitas tersebut tidak bisa ditiadakan sama sekali. Operasional perusahaan dalam memproses dan menyediakan produk tidak dapat berjalan lancar jika tidak ada aktivitas pendukung tersebut.
Jika perusahaan ingin meningkatkan value chain pada produknya, maka strategi yang dapat ditempuh terdiri dari:
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi apa saja yang termasuk dalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Pemilahan jenis aktivitas tersebut tentu saja juga harus mempertimbangkan jenis usaha atau produk yang ditawarkan kepada konsumen.
Setelah melakukan pengelompokan aktivitas utama dan aktivitas pendukung, fokus pada yang primer tanpa mengabaikan kegiatan support atau pendukung.
Setelah melakukan pengelompokan pada aktivitas rantai nilai, selanjutnya perusahaan juga harus menentukan berapa besarnya nilai dan biaya yang dibutuhkan pada setiap komponen. Biaya tersebut diperlukan untuk mendukung setiap aktivitas yang dilakukan.
Anda bisa menghitung secara manual biaya-biaya yang perlu dihitung. Atau jika Anda menginginkan cara yang lebih mudah dan menghemat waktu serta tenaga, Anda bisa memanfaatkan bantuan teknologi yaitu software akuntansi.
Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Beecloud supaya lebih mudah dalam menghitung biaya tetap maupun biaya tidak tetap. Bahkan untuk laporan keuangan yang Anda butuhkan akan langsung tersaji tanpa Anda harus membuatnya secara manual yang membutuhkan banyak waktu serta tenaga.
Banyak biaya tidak langsung yang perlu dicatat dalam pengeluaran biaya produksi. Hal apapun mulai dari pabrik, gudang penyimpanan, listrik, transportasi, dll. Libatkan juga segala hal yang turut menunjang selesainya proses produksi.
Jika hal tersebut sering kali Anda lewatkan, ada baiknya Anda mulai menggunakan Software Akuntansi untuk pencatatan biaya produksi. Selain itu menggunakan Software Akuntansi Beecloud juga memudahkan dalam membuat laporan biaya produksi dan laporan keuangan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tempat atau lokasi menjadi faktor penting dari sukses tidaknya bisnis. Tempat memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam meningkatkan jumlah penjualan, yang menghasilkan keuntungan atau profit bagi perusahaan.
Mencari dan menentukan tempat yang tepat supaya penjualan bertambah dan keuntungan meningkat tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Anda harus mempertimbangkan jenis produk yang dijual dan siapa saja yang menjadi segmen pasarnya.
Pada intinya, value chain merupakan sebuah konsep yang diterapkan dalam suatu bisnis untuk meningkatkan daya saing. Produk Anda dapat memenangkan persaingan dengan kompetitor karena menawarkan nilai tambah yang mungkin tidak dimiliki oleh produk kompetitor.