Kebijakan fiskal mengacu pada pemanfaatan pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak untuk mempengaruhi kondisi ekonomi negara. Tujuan kebijakan fiskal adalah menstabilkan kondisi ekonomi dengan menyesuaikan regulasi pengeluaran pemerintah dan pajak.
Kebijakan fiskal secara umum terdiri atas dua jenis, yaitu ekspansif dan kontraktif. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, kebijakan ini juga diterapkan dengan tujuan mencegah terjadinya inflasi. Artikel ini akan membahas informasi lebih lengkap tentang kebijakan fiskal negara.
Pemerintah menggunakan tiga instrumen utama ketika memutuskan kebijakan fiskal, yaitu obligasi publik, pajak, dan pengeluaran belanja. Instrumen-instrumen ini nantinya akan dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai beberapa tujuan berikut ini!
Baca Juga: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Contoh Kebijakan Fiskal
Ketimpangan pendapatan dan kekayaan di tengah masyarakat dapat dikurangi dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi kepada orang kaya. Pemerintah juga bisa mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk mencukupi kebutuhan orang miskin.
Kebijakan fiskal dalam hal ini dapat diaplikasikan dengan menyediakan lebih banyak lapangan kerja bagi orang miskin. Harapannya orang miskin bisa memperoleh penghasilan yang lebih besar.
Tujuan kebijakan fiskal yang lain yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah bisa membangun industri berat dan mendasar, seperti peralatan mesin, pupuk, kimia, baja, dan sebagainya.
Kebijakan fiskal juga dapat diterapkan dalam bentuk pembangunan infrastruktur, misalnya bandara, kereta api, kanal, jalan, telekomunikasi, dan listrik. Pembangunan industri dan infrastruktur berat tentu memerlukan investasi berskala besar, yang biasanya melibatkan pihak swasta.
Kebijakan fiskal juga bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. Pemerintah bisa meningkatkan kesempatan kerja dengan beberapa cara, yaitu:
Tujuan kebijakan fiskal lainnya adalah menjaga kestabilan harga dengan mengatur pasokan barang dan jasa. Harga berusaha dipertahankan pada tingkat rendah yang bisa dijangkau oleh semua kalangan. Stabilitas harga juga bisa dikontrol dengan menerapkan kebijakan subsidi.
Neraca pembayaran suatu negara berisi penerimaan dan pembayaran dengan negara lain. Neraca pembayaran dikatakan defisit apabila jumlah pembayaran kepada negara lain lebih tinggi dibandingkan jumlah penerimaan dari negara lain.
Defisit neraca pembayaran sering kali terjadi karena negara lebih banyak melakukan kegiatan impor daripada ekspor. Pemerintah bisa menerapkan kebijakan fiskal dengan meningkatkan pajak impor sekaligus mensubsidi dan memberikan intensif untuk kegiatan ekspor.
Peningkatan potensi SDM bisa dilakukan dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Keputusan ini diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran sehingga setiap individu usia produktif dapat memaksimalkan potensi diri.
Pengangguran jelas merupakan masalah besar bagi semua negara di dunia. Penerapan kebijakan fiskal secara tepat dapat menjadi solusi yang baik untuk masalah ini.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menerapkan sejumlah kebijakan fiskal dengan tujuan meningkatkan potensi SDM. Contohnya seperti program Kartu Indonesia Pintar yang diharapkan dapat memperbaiki mutu individu pada usia produktif agar mampu bersaing di dunia kerja.
Kebijakan fiskal dapat pula diterapkan untuk mempercepat laju investasi. Jika investasi di suatu negara membaik, maka akan membantu peningkatan mutu SDM. Jumlah lapangan pekerjaan pun akan bertambah, pendapatan pajak usaha mengalami kenaikan, dan kondisi ekonomi menjadi lebih stabil.
Kebijakan fiskal biasanya dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Berikut beberapa contoh kasus yang bisa membuat Anda semakin memahami tentang kebijakan fiskal.
Baca Juga: Peran Penting Kebijakan Fiskal beserta Jenis dan Contohnya
Salah satu contoh aplikasi kebijakan fiskal yaitu subsidi BBM oleh pemerintah. Penurunan harga BBM dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam menjalankan usaha mikro agar roda perekonomian terus berputar.
Subsidi yang dilakukan oleh pemerintah dapat pula diterapkan di sektor lain, misalnya kesehatan, pendidikan, dan fasilitas negara. Kebijakan subsidi umumnya menyasar masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
Pemerintah sempat menaikkan dana penanganan Covid-19 sebesar 700 triliun Rupiah beberapa waktu lalu. Kebijakan ini bertujuan untuk memulihkan kondisi ekonomi yang tidak stabil akibat pandemi. Pemerintah bahkan semakin gencar menarik utang guna mendanai defisit anggaran.
Ketika Great Depression terjadi pada tahun 1930-an di Amerika Serikat, jumlah pengangguran mengalami kenaikan drastis mencapai 25%. Jutaan orang mengantri hanya untuk memperoleh makanan. Kesengsaraan ini berlangsung sangat lama seolah-olah tidak ada habisnya.
Presiden Franklin D. Roosevelt akhirnya menerapkan kebijakan fiskal yang ekspansif. Dia meluncurkan New Deal segera setelah menduduki kursi jabatan. Keputusan ini menciptakan program pekerjaan WPA, struktur pemerintahan baru, dan program jaminan sosial sampai sekarang.
Salah satu tujuan dari kebijakan fiskal yang paling utama adalah mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Jika ekonomi tumbuh secara signifikan, maka lapangan kerja akan bertambah sehingga dapat meminimalkan ketimpangan pendapatan di tengah masyarakat.
Sebagai pebisnis sudah sepatutnya turut memahami apa sebenarnya pengertian hingga tujuan kebijakan fiksal agar bisnis bisa berjalan dengan aman dan lancar. Anda juga bisa mulai mencoba menggunakan software akuntansi Beeccounting untuk memudahkan Anda dalam melakukan manajemen bisnis dengan pembukuan keuangan yang lebih praktis, sehingga perhitungan pajak bisa lebih mudah.