Dalam dunia bisnis dan keuangan, transaksi finansial menjadi elemen penting yang mencerminkan segala aktivitas ekonomi suatu entitas. Baik itu penerimaan pendapatan, pembayaran utang, hingga investasi.
Setiap transaksi memiliki dampak langsung terhadap kondisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, memahami pengertian transaksi finansial, jenis-jenisnya, serta bagaimana mencatatnya dalam pembukuan akuntansi menjadi hal yang krusial bagi pelaku usaha.
Dengan pencatatan yang tepat, bisnis dapat menjaga transparansi keuangan, mengontrol arus kas, dan membuat keputusan strategis yang lebih akurat.
Transaksi finansial atau transaksi keuangan adalah aktivitas perorangan atau perusahaan yang menimbulkan perubahan posisi keuangan, contohnya transaksi keuangan dari kegiatan menjual, membeli, membayar gaji dan lain sebagainya.
Sedangkan secara khusus pengertian transaksi finansial bisnis menurut Wawan Djunaedi (2008) dalam bukunya “Fiqih” transaksi keuangan bisnis adalah kejadian ekonomi dalam sebuah usaha secara langsung yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan sebuah usaha, yang juga merupakan kegiatan dasar dari kegiatan usaha itu sendiri.
Dari ini, kita bisa simpulkan jika pengertian transaksi keuangan adalah transaksi keuangan adalah segala aktivitas yang melibatkan perubahan kondisi finansial suatu individu atau perusahaan akibat adanya transaksi ekonomi.
Dengan kata lain, transaksi keuangan bukan hanya sekedar pencatatan angka, tetapi juga mencerminkan aktivitas ekonomi yang terjadi dalam suatu entitas dan menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan.
BACA JUGA: 7 Tahapan Cara Menyusun Laporan Keuangan Sederhana
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, transaksi keuangan dapat berupa pemasukan dan pengeluaran. Namun, berdasarkan prakteknya transaksi finansial ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan hubungan, pertukaran keuangan, hingga pihak yang terlibat.
Berikut adalah beberapa penjelasan terkait jenis-jenis transaksi keuangan:
Jenis Transaksi Finansial Berdasarkan Pihak yang Terlibat (Credit: bee.id)
Jenis transaksi finansial pertama adalah berdasarkan pihak yang terlibat. Dalam hal ini, transaksi keuangan berdasarkan pihak yang terlibat dibedakan kembali menjadi dua kelompok, yakni internal dan eksternal.
Transaksi internal adalah transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dan tidak melibatkan pihak luar. Meskipun tidak ada perpindahan dana dengan pihak eksternal, transaksi ini tetap berdampak pada kondisi keuangan perusahaan.
Contohnya seperti transaksi dari depresiasi atau penyusutan aset, pemindahan barang antar divisi di perusahaan, pencatatan laba atau rugi ditahan hingga pembuatan cadangan biaya, seperti penyisihan dana untuk pengeluaran di masa depan.
Sedangkan transaksi eksternal adalah transaksi yang melibatkan pihak di luar perusahaan, seperti pelanggan, pemasok, investor, atau lembaga keuangan. Transaksi ini mempengaruhi posisi keuangan perusahaan karena melibatkan pertukaran barang, jasa, atau dana.
Contohnya seperti, penjualan produk atau jasa kepada pelanggan, pembelian bahan baku dari pemasok, pembayaran gaji karyawan, hingga penerimaan pinjaman dari bank.
Jenis Transaksi Finansial Berdasarkan Sistem Transaksi (Credit: bee.id)
Selanjutnya adalah berdasarkan sistem transaksi keuangannya, dimana transaksi ini biasanya dilakukan menjadi 3 jenis, yakni transaksi secara tunai, non-tunai dan kredit. Dengan penjelasan sebagai berikut:
Transaksi tunai adalah transaksi keuangan yang dilakukan dengan pembayaran langsung menggunakan uang fisik atau saldo yang tersedia saat itu juga. Pada transaksi ini, tidak ada utang atau kewajiban di masa depan, karena pembayaran dilakukan secara penuh pada saat transaksi berlangsung.
Sedangkan transaksi non tunai adalah transaksi yang dilakukan tanpa menggunakan uang fisik, melainkan dengan metode pembayaran digital atau elektronik. Dalam transaksi ini, dana tetap ditransfer secara langsung, tetapi menggunakan perantara seperti kartu debit, e-wallet, atau transfer bank.
Kemudian untuk transaksi kredit adalah transaksi di mana pembayaran dilakukan secara bertahap atau ditunda dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, transaksi ini melibatkan perjanjian utang-piutang antara pembeli dan penjual, di mana pembeli memperoleh barang atau jasa terlebih dahulu dan membayarnya kemudian sesuai kesepakatan.
BACA JUGA: Memahami Sistem Pemrosesan Transaksi, Jenis, Contoh dan Karakterisiknya
Berikut adalah 5 tips pencatatan transaksi keuangan usaha agar lebih efisien dan bisa Anda praktekkan untuk usaha Anda:
Tips pertama adalah konsisten dalam pencatatan transaksi keuangan adalah kunci utama dalam menjaga kelancaran arus kas usaha. Pastikan setiap pemasukan dan pengeluaran, sekecil apa pun, selalu dicatat dengan detail dan tepat waktu.
Hindari menunda pencatatan karena bisa mengakibatkan lupa atau terlewatnya transaksi penting. Untuk memudahkan, Anda bisa menentukan waktu khusus setiap hari atau setiap minggu untuk melakukan pencatatan.
Di era digital, pencatatan keuangan manual dengan buku kas atau spreadsheet bisa menjadi kurang praktis dan rentan terhadap human error. Oleh karena itu, menggunakan aplikasi pembukuan keuangan dapat menjadi solusi terbaik untuk mencatat transaksi secara otomatis dan lebih akurat.
Aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud memungkinkan Anda untuk mencatat transaksi secara real-time, membuat laporan keuangan secara instan, serta mengelola arus kas lebih efisien. Dengan fitur otomatisasi, Anda juga bisa mengurangi risiko kesalahan pencatatan dan lebih mudah dalam melacak keuangan usaha. Klik banner di atas untuk informasi di atas!
Tidak hanya itu saja, tips berikutnya adalah memisahkan uang pribadi dan uang usaha. Karena, salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pelaku usaha adalah mencampur uang pribadi dengan uang bisnis.
Hal ini dapat membuat pencatatan keuangan menjadi kacau dan sulit untuk menentukan keuntungan atau kerugian usaha secara akurat. Sebaiknya, buat rekening bank terpisah untuk usaha agar semua transaksi bisnis bisa lebih mudah dilacak.
Selain itu, tentukan gaji atau dana operasional bagi pemilik usaha agar keuangan tetap terkontrol tanpa mengganggu arus kas bisnis.
Tips selanjutnya adalah mengelompokkan transaksi keuangan berdasarkan kategori (misalnya biaya operasional, gaji karyawan, pembelian bahan baku, dan pemasukan dari penjualan) akan memudahkan Anda dalam melakukan analisis keuangan.
Dengan begitu, Anda dapat mengetahui pos pengeluaran terbesar dan mengoptimalkan efisiensi biaya. Pencatatan pengeluaran dan pemasukan ini Anda bisa mengetahui apakah usaha Anda sedang untung maupun rugi, berdasarkan selisih pengeluaran dan pemasukannya.
Terakhir adalah lakukan rekonsiliasi keuangan secara berkala, rekonsiliasi sendiri adalah proses mencocokkan catatan transaksi dengan mutasi rekening bank atau laporan keuangan lainnya.
Dengan melakukan rekonsiliasi secara berkala (misalnya mingguan atau bulanan), Anda bisa memastikan semua transaksi sudah tercatat dengan benar dan tidak ada selisih saldo yang mencurigakan.
Proses ini juga membantu dalam mengidentifikasi potensi kesalahan pencatatan, mendeteksi adanya kebocoran keuangan, serta memastikan arus kas bisnis tetap sehat. Jika menggunakan aplikasi pembukuan, Anda bisa memanfaatkan fitur rekonsiliasi otomatis untuk mempercepat proses pencocokan transaksi dengan data bank.
Berikut adalah beberapa pertanyaan terkait transaksi finansial yang umum digunakan:
Bukti transaksi yang menunjukkan adanya penerimaan uang karena adanya pembayaran disebut bukti penerimaan kas. Contohnya seperti nota kontan, kuitansi, bukti setoran bank dan slip gaji.
Dalam neraca pembayaran ada 3 jenis transaksi yang dicatat, yakni neraca transaksi berjalan, neraca modal dan keuangan dan terakhir adalah pos cadangan devisa. Berikut penjelasan lengkapnya:
Transaksi selanjutnya adalah pos cadangan devisa, yakni mencatat perubahan dalam cadangan devisa yang digunakan oleh bank sentral untuk menstabilkan ekonomi.
Pernyataan terakhir adalah apa itu sistem transaksi keuangan? Sistem transaksi keuangan adalah mekanisme yang mengatur bagaimana suatu transaksi keuangan dilakukan, dicatat, dan diselesaikan.
Mencakup berbagai proses dan teknologi yang digunakan untuk memastikan transaksi berjalan dengan aman, efisien, dan sesuai regulasi. Sistem ini penting dalam dunia bisnis dan ekonomi karena mempengaruhi kelancaran arus keuangan, keamanan transaksi, serta transparansi dalam pencatatan keuangan.