Keunggulan komparatif adalah konsep ekonomi yang mengacu pada kemampuan suatu negara atau entitas untuk menghasilkan barang atau jasa dengan biaya oportunis yang lebih rendah dibandingkan dengan negara atau entitas lainnya.
Dalam konteks globalisasi dan perdagangan internasional, keunggulan ini menjadi pendorong utama pertukaran barang dan jasa antar negara.
Konsep ini menekankan pada efisiensi sumber daya dan spesialisasi, kenali lebih dalam apa yang dimaksud dengan keunggulan komparatif dan prakteknya dalam bisnis.
Menurut laman investopedia.com, pengertian keunggulan komparatif adalah kemampuan suatu perekonomian untuk memproduksi barang atau jasa dengan biaya peluang lebih rendah dibandingkan dengan mitra dagangnya.
Dalam konteks perdagangan internasional, konsep ini menyoroti produk atau sektor yang dapat diproduksi oleh suatu negara dengan lebih murah atau mudah dibandingkan negara lain. Biaya peluang, atau potensi manfaat yang hilang, menjadi kunci dalam memahami keunggulan ini.
Suatu perusahaan memiliki keunggulan ini jika biaya peluangnya lebih rendah dibandingkan perusahaan lain dalam memproduksi barang atau jasa tertentu.
Dengan kata lain, keunggulan ini terjadi ketika suatu pihak memilih opsi terbaik dalam trade-off antara keuntungan dan kerugian, menghasilkan keuntungan terbesar secara keseluruhan.
Meskipun demikian, penerapan teori ini ternyata juga berpotensi mengakibatkan eksploitasi dan penipisan sumber daya negara.
Berdasarkan informasi dari Jurnal Keunggulan Komparatif-Kompetitif dan Strategi Kemitraan, teori keunggulan komparatif dikemukakan oleh David Ricardo yang juga dikenal dengan The Law of Comparative Advantage dalam bukunya On the Principles of Political Economy and Taxation.
Teori ini muncul sebagai tanggapan pandangan merkantilisme yang berkembang pada abad ke-16 hingga ke-17, terutama di Inggris yang saat itu sedang aktif dalam kolonialisasi. Pada periode tersebut, merkantilisme mendukung ide bahwa perdagangan internasional harus dilakukan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin kekayaan bagi negara, terutama melalui kolonisasi dan eksploitasi sumber daya alam di daerah seberang laut.
Hal ini berlawanan dengan prinsipnya, menurut Ricardo, suatu negara seharusnya fokus pada kegiatan ekonomi di industri-industri yang memiliki keunggulan komparatif internasional. Berbeda dengan keunggulan absolut, keunggulan ini memungkinkan suatu negara untuk tetap melakukan perdagangan meskipun mengalami kerugian absolut dalam beberapa komoditi.
Negara dapat memproduksi dan mengekspor barang atau jasa yang memiliki kerugian absolut lebih kecil, sementara mengimpor komoditi dengan kerugian absolut yang lebih besar. Dengan melakukan spesialisasi produksi pada barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi, suatu bangsa, menurut teorinya dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya.
Perbedaan utama antara keunggulan mutlak dan komparatif adalah dari cara mengukur keunggulan ekonomi sebuah negara. Keunggulan absolut mengacu pada keunggulan yang tidak dapat dipertentangkan dari suatu negara atau bisnis untuk memproduksi suatu barang lebih baik, lebih cepat, dan dengan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya.
Sebaliknya, keunggulan komparatif mempertimbangkan biaya peluang yang terlibat ketika memilih untuk memproduksi berbagai jenis barang dengan sumber daya terbatas. Ini tidak hanya berfokus pada satu produk, melainkan melihat keseluruhan produksi yang dapat dilakukan oleh suatu negara atau bisnis.
Dalam praktiknya, keunggulan absolut dapat dilihat dalam efisiensi produksi satu jenis barang tertentu, sedangkan komparatif mencakup gambaran yang lebih luas tentang produksi barang dan jasa secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan biaya peluang untuk berbagai opsi produksi.
Berikut adalah 5 contoh keunggulan komparatif:
Contoh keunggulan komparatif berikutnya adalah dalam perdagangan internasional, dimana Negara A mungkin memiliki keunggulan dalam produksi produk pertanian, sementara Negara B memiliki keunggulan dalam teknologi tinggi.
Dengan melakukan perdagangan internasional, keduanya dapat memanfaatkan keunggulan ini masing-masing dan bertukar barang atau jasa yang lebih efisien.
Baca Juga: Manfaat Perdagangan Internasional serta Pengertian dan Jenisnya
Berikutnya adalah dalam spesialisasi dan diversifikasi ekonomi, contohnya ketika Suatu negara dapat memiliki keunggulan komparatif dalam sektor teknologi informasi, sementara negara lain mungkin memiliki keunggulan dalam industri pertanian.
Dengan mengadopsi spesialisasi, negara-negara tersebut dapat meningkatkan efisiensi produksi dan meningkatkan perdagangan internasional.
Berikutnya dalam strategi bisnis, ketika sebuah perusahaan mungkin memiliki keunggulan dalam mengembangkan teknologi canggih.
Sementara perusahaan lain mungkin unggul dalam produksi barang konsumen. Dengan fokus pada keunggulan komparatif, setiap perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing di pasar global.
Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang signifikan dalam sektor pertanian, terutama pada komoditas seperti kelapa sawit, kopi, dan karet. Iklim tropis dan tanah subur di Indonesia menciptakan kondisi ideal untuk pertumbuhan tanaman tersebut.
Keunggulan ini memungkinkan Indonesia untuk menjadi salah satu produsen terkemuka dunia dalam sektor pertanian, memenuhi permintaan global akan produk-produk tersebut.
Selain itu, Indonesia juga memiliki keunggulan dalam sektor pariwisata dengan keindahan alam, warisan budaya, dan keanekaragaman hayati yang menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Dengan memanfaatkan keunggulan ini, Indonesia dapat terus meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian global melalui ekspor produk pertanian dan industri pariwisata.
Amerika Serikat dan China keduanya memiliki keunggulan komparatif dalam sektor e-commerce dan perdagangan online. Perusahaan seperti Amazon di Amerika Serikat dan Alibaba di China menjadi pemimpin dalam perdagangan online global.
Kedua negara memanfaatkan teknologi digital untuk menghubungkan produsen dan konsumen secara efisien. Dimana mereka saling mendukung pertumbuhan ekonomi mereka melalui platform e-commerce yang besar dan inovatif.
Berikut beberapa manfaat dan fungsinya dalam bisnis:
Mengutip dari grandmedia.com, ada 5 kritik dalam teori ini, berikut diantaranya:
Diasumsikan dalam konteks dua produk atau dua negara, yang jauh dari realitas perdagangan internasional yang melibatkan banyak negara dan beragam produk.
Kritik mengemukakan bahwa model ini terlalu sederhana dan idealistik, tidak mempertimbangkan kompleksitas dan diversifikasi dalam hubungan perdagangan internasional.
Baca Juga: Diversifikasi: Pengertian, fungsi, Jenis dan Strateginya
Asumsi dalam teori keunggulan ini menyatakan bahwa biaya transportasi dapat diabaikan dinilai tidak realistis. Perdagangan antar negara selalu melibatkan biaya transportasi, yang dapat mempengaruhi harga jual dan mengubah perhitungan komparatif jika diperhitungkan.
Kritik menyoroti bahwa teori ini terlalu memfokuskan pada tenaga kerja sebagai satu-satunya faktor produksi yang relevan. Faktor produksi lainnya seperti modal, kewirausahaan, dan sumber daya alam tidak diperhitungkan secara memadai dalam model ini. Dimana teori ini mengabaikan kompleksitas sebenarnya dalam kegiatan produksi.
Adanya asumsi bahwa tenaga kerja bersifat mobile dan dapat beralih dengan mudah antar sektor atau negara dinilai tidak selaras dengan kenyataan. Imobilitas tenaga kerja, khususnya dalam keadaan dimana pekerja memerlukan waktu untuk menemukan pekerjaan yang baru saat berpindah industri, tidak sepenuhnya diperhitungkan.
Selain itu, dalam era globalisasi, mobilitas global pekerja dapat mempengaruhi dinamika pasar tenaga kerja secara signifikan.
Kritik selanjutnya menyoroti bahwa model keunggulan komparatif tidak memperhitungkan dampak teknologi pada perbedaan produktivitas tenaga kerja. Perkembangan teknologi dan perbedaan dalam kualitas modal barang tidak diperhitungkan dalam model, sehingga mengabaikan faktor-faktor ini yang sebenarnya dapat mempengaruhi keunggulan suatu negara.