Teori Akuntansi menjadi landasan utama bagi para akuntan dalam menjalankan pekerjaannya. Tanpa teori ini, mungkin para akuntan akan kebingungan dan kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya dalam membuat informasi keuangan dengan baik.
Teori Dasar Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu kerangka konseptual yang digunakan untuk mengatur pengumpulan, pengukuran, dan pelaporan informasi keuangan sebuah organisasi.
Dalam artikel ini, Anda akan memahami secara mendalam tentang sejarah, konsep, jenis, tujuan, elemen, dan perkembangannya.
Teori Akuntansi adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk memandu akuntan dalam mengumpulkan, mengukur, dan melaporkan informasi keuangan suatu organisasi.
Teori ini membantu akuntan dalam membuat keputusan dan memilih strategi yang tepat berdasarkan informasi keuangan yang ada.
Teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan standar akuntansi yang dapat diakui secara internasional.
Dalam Teori ini, terdapat beberapa konsep penting seperti konservatisme, kehati-hatian, kesesuaian, keterbandingan, dan keterandalan.
Konsep-konsep tersebut membantu akuntan dalam memproses informasi keuangan dan melaporkannya dengan cara yang sesuai dan dapat dipercaya.
Sejarah Akuntansi dapat ditelusuri dari zaman Romawi kuno, dimana praktik akuntansi telah digunakan untuk melacak aset militer dan memberikan laporan keuangan kepada raja.
Kemudian pada abad ke-15, munculnya sistem ganda, yaitu sistem yang mengelompokkan semua transaksi menjadi dua kelompok yaitu debit dan kredit. Hal ini mempermudah proses pencatatan dan menyusun laporan keuangan.
Pada tahun 1930-an, munculnya Teori Akuntansi Modern yang dipelopori oleh sejumlah akademisi di Amerika Serikat. Teori ini lebih menekankan pada aspek analitis dan kritis dalam proses pengumpulan dan pelaporan informasi keuangan.
Selanjutnya, di tahun 1960-an, munculnya Teori Akuntansi Kontemporer yang mengembangkan konsep sistem informasi akuntansi, yang menekankan pada peran teknologi informasi dalam pengumpulan dan pelaporan informasi keuangan.
Konsep akuntansi didasarkan pada 4 konsep dasar yang memandu manajemen bisnis dalam menentukan pedoman penting.
Konsep pertama adalah konsep aktual yang menekankan pentingnya mencatat pendapatan dan liabilitas secara lengkap saat transaksi terjadi.
Sebagai contoh, jika seorang pedagang memesan dan menerima barang senilai satu juta rupiah namun belum membayar, maka ia harus mencatat kewajiban tersebut. Demikian pula, distributor atau pemasok harus mencatat penjualan barang.
Konsep kedua adalah konsep konsistensi yang menuntut penggunaan metode akuntansi yang konsisten dalam perusahaan.
Sebagai contoh, jika seorang akuntan memilih untuk menggunakan metode double-entry accounting pada bulan tertentu, maka ia harus konsisten menggunakan metode tersebut hingga akhir periode.
Konsep ketiga adalah konsep kelangsungan yang mengasumsikan bahwa bisnis beroperasi dengan layak dan akan terus berjalan.
Namun, jika akuntan menyadari bahwa bisnis tidak akan berjalan baik di masa depan, ia harus mencantumkan alasan yang tepat dalam laporan keuangan. Jika akuntan tidak memiliki cukup bukti untuk pendapat ini, ia harus memberikan "disclaimer" dalam laporannya.
Konsep keempat adalah konsep kehati-hatian yang menekankan pentingnya memperhitungkan liabilitas dan kerugian meskipun peluang terjadinya kecil.
Dengan demikian, bisnis dapat mengantisipasi kerugian yang mungkin terjadi di masa depan.
Baca Juga: Perilaku Konsumen, Definisi, Teori, Faktor, Hingga Contohnya
Akuntansi merupakan ilmu yang mempelajari cara mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi.
Dalam praktiknya, akuntansi didasarkan pada sejumlah teori yang berbeda. Setiap teori memiliki pendekatan dan perspektif yang berbeda dalam mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi.
Berikut ini, kita akan membahas beberapa jenis teori dasar akuntansi yang penting untuk dipahami.
Teori Positif Akuntansi berfokus pada pengukuran dan pelaporan informasi keuangan secara objektif. Teori ini menganggap bahwa akuntansi harus didasarkan pada fakta dan bukti yang dapat diverifikasi secara empiris.
Hal ini membuat Teori Positif Akuntansi lebih mengutamakan aspek teknis dari akuntansi. Namun, Teori Positif Akuntansi juga memiliki kelemahan.
Teori ini seringkali mengabaikan aspek kualitatif dalam pengambilan keputusan, seperti nilai-nilai etis dan normatif. Akuntansi yang hanya berdasarkan pada fakta dan bukti saja, tanpa mempertimbangkan aspek kualitatif, dapat menimbulkan konflik moral dan etis.
Teori Normatif Akuntansi berfokus pada pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang ideal dan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etis.
Teori ini beranggapan bahwa akuntansi harus mencerminkan nilai-nilai yang diakui secara universal, seperti keadilan, kejujuran, dan integritas.
Dalam Teori Normatif Akuntansi, prinsip-prinsip akuntansi ditemukan melalui deduksi logis dari nilai-nilai moral dan etis yang ada.
Teori ini lebih menekankan pada pengambilan keputusan yang benar secara moral, sehingga menghindari terjadinya konflik moral dan etis dalam praktik akuntansi.
Teori Semantik Akuntansi berfokus pada pengaruh bahasa dan komunikasi dalam pengumpulan dan pelaporan informasi keuangan.
Teori ini beranggapan bahwa bahasa dan komunikasi yang digunakan dalam akuntansi dapat mempengaruhi cara orang memandang dan menafsirkan informasi keuangan.
Teori Semantik Akuntansi menekankan pentingnya bahasa dan komunikasi yang jelas dan mudah dipahami dalam menyajikan informasi keuangan.
Teori ini juga mempertimbangkan konteks budaya dan sosial dari pengguna informasi keuangan dalam menentukan bahasa dan komunikasi yang tepat.
Teori Pragmatik Akuntansi berfokus pada penggunaan informasi keuangan dalam pengambilan keputusan yang praktis dan efektif.
Teori ini menganggap bahwa akuntansi harus membantu organisasi mencapai tujuan mereka dengan memfasilitasi pengambilan keputusan yang cerdas dan efisien.
Dalam Teori Pragmatik Akuntansi, pengambilan keputusan didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut, dan pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi.
Akuntansi dianggap sebagai alat yang berguna dalam membantu organisasi mengevaluasi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan dan menghadapi tantangan dari lingkungan eksternal.
Akuntansi memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui aktivitasnya dan akuntansi digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan teori dasar akuntansi adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Begini Teori Perilaku Konsumen, Pebisnis Wajib Tahu!
Ada beberapa elemen penting dalam teori dasar akuntansi, yaitu relevansi, kegunaan, reliabilitas, dan konsistensi.
Relevansi penting untuk memastikan setiap keterangan dalam akuntansi sesuai dan relevan dengan seluruh aspek di dalamnya.
Kegunaan memastikan bahwa akuntansi bermanfaat untuk membuat laporan keuangan yang tepat dan kredibel serta membantu menghasilkan keputusan dan strategi potensial untuk menghasilkan keuntungan maksimal.
Reliabilitas menunjukkan bahwa akuntansi dapat diandalkan dan sesuai dengan standar prinsip akuntansi yang berlaku pada umumnya.
Sedangkan konsistensi penting agar data dan informasi akuntansi lengkap, akurat, dan konsisten dengan pengukuran yang digunakan pada periode yang berbeda.
Akuntansi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan modern yang membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, akuntansi terus berkembang dan mengalami modifikasi, dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan berperan dalam merevisi teori dasar akuntansi secara terus-menerus untuk mengikuti perubahan zaman.
Certified Professional Accountants (CPA) membantu perusahaan-perusahaan besar untuk menyesuaikan diri dengan standar dan modifikasi dalam sistem akuntansi.
Seiring dengan berkembangnya industri akuntansi pada akhir abad ke-20, banyak kantor akuntan besar yang memperluas layanan mereka ke luar fungsi audit tradisional.
Di Indonesia, praktik akuntansi telah ada sejak zaman VOC pada 1642. Pada masa pendudukan Jepang, Departemen Keuangan menyelenggarakan pendidikan akuntansi di Jakarta, dan pada 23 Desember 1957, Profesor Soemardjo mendirikan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
Di Indonesia, perkembangan akuntansi semakin pesat terutama setelah presiden meresmikan kegiatan pasar modal pada 10 Agustus 1977. Pada bulan Januari 1977, Menteri Keuangan Indonesia juga mengeluarkan surat keputusan mengenai jasa akuntan.
Perkembangan teknologi turut mempengaruhi perkembangan akuntansi. Dalam era digital seperti sekarang, software akuntansi menjadi salah satu alat yang sangat membantu akuntan dalam melaksanakan tugasnya.
Salah satu software akuntansi yang banyak digunakan adalah Beecloud. Beecloud adalah software akuntansi yang dapat membantu akuntan dalam memanajemen keuangan dan membuat laporan keuangan dengan mudah dan cepat.
Software ini menyediakan fitur-fitur yang lengkap seperti pencatatan transaksi, pengaturan anggaran, pembuatan laporan keuangan, dan masih banyak lagi.
Manfaat menggunakan Beeaccounting adalah efisiensi waktu dan tenaga dalam mengelola keuangan perusahaan. Selain itu, software ini juga dapat membantu akuntan dalam meminimalisir kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Dengan begitu, akuntan dapat lebih fokus dalam melakukan analisis dan memberikan saran yang lebih tepat untuk perusahaan.