Sunk cost adalah biaya tertanam, yang merujuk pada biaya yang telah dikeluarkan di masa lampau dan tidak dapat diubah atau ditarik kembali.
Hal ini biasanya akan menjadikan Anda terjebak untuk melanjutkan sesuatu meskipun Anda sudah tahu hal tersebut tidak akan menguntungkan.
Bentuk biaya tertanam ini biasanya berupa uang, waktu, tenaga, atau bahkan kesempatan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini!
Menurut Sondakh dan Pontoh (2015) dalam Handre W.F Wokas dan Lintje Kalangi (2016), pengertian sunk cost adalah biaya yang terjadi dimasa lalu dan tidak dapat diubah baik di masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Dalam konteks bisnis, sunk cost adalah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan uang. Sunk cost ini tidak hanya terbatas pada sumber daya keuangan, tetapi juga dapat berupa upaya atau waktu yang sudah diinvestasikan.
Sunk cost ini juga berbeda dari biaya masa depan yang mungkin dihadapi oleh suatu bisnis, seperti biaya pembelian inventaris atau penetapan harga produk.
Baca Juga: 8 Cara Menentukan Harga Jual Produk Anda
Dan sunk cost sendiri dianggap tidak relevan dalam pengambilan keputusan bisnis karena nilai mereka tidak akan berubah terlepas dari hasil dari suatu keputusan.
Sederhananya, sunk cost adalah uang yang sudah "terlanjur" dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan.
Sunk cost ini bisa diabaikan begitu saja, sebab dalam dunia bisnis, sunk cost dapat memiliki dampak negatif yang signifikan, berikut diantaranya:
Mengutip dari investopedia, sunk cost bisa terjadi karena adanya 4 faktor psikologis yang mempengaruhi, berikut diantaranya:
Manusia cenderung lebih menghindari kerugian daripada mencari keuntungan yang setara. Dimana seorang cenderung enggan mengambil risiko kehilangan (misalnya, mengakhiri proyek yang sudah memiliki sunk cost).
Sebab, mereka takut kehilangan biaya yang sudah mereka kerjakan sebelumnya. Meskipun mereka tahu akan adanya potensi tidak lagi menguntungkan, dan akhirnya akan berakhir terjebak pada sunk cost berkepanjangan
Selanjutnya adalah bias kepatuhan atau commitment bias, menggambarkan seorang yang cenderung untuk tetap berpegang pada rencana atau keputusan awal tanpa mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin telah berubah dalam situasi saat ini.
Dalam dunia bisnis, menghindari pemborosan merupakan hal yang wajar dilakukan, namun harus sesuai perhitungan dan tidak berlebihan. Terlalu menghindari pemborosan juga akan mengakibatkan pemborosan lain yang tidak bisa dihindari, yakni sunk cost.
Contohnya, ketika seseorang merasa bahwa menghentikan suatu proyek yang sudah memiliki sunk cost akan dianggap sebagai pemborosan sumber daya, meskipun sebenarnya dia tahu jika hasilnya belum pasti.
Baca Juga: 6 Sumber Daya Usaha, Pengertian, Kelompok dan Perannya
Faktor psikologis terakhir yang dapat mempengaruhi terjadinya sunk cost adalah adanya keterikatan emosional yang dapat menyebabkan bias yang berpotensi merugikan.
Contohnya, seorang menjalankan proyek selama 10 tahun tanpa hasil yang maksimal, namun seseorang tersebut enggan percaya jika proyek masih bisa berhasil karena ia sudah terikat tanggung jawab lama dengan proyek tersebut.
Lantas bagaimana cara untuk meminimalisir sunk cost pada bisnis, berikut caranya:
Mulailah dengan merumuskan masalah secara spesifik yang perlu diselesaikan. Masalah ini harus menjadi fokus utama pembahasan dan harus mengarahkan semua tindakan. Langkah ini membantu menetapkan apa yang penting dan apa yang seharusnya dianggap sebagai gangguan yang tidak penting.
Saat terlibat emosional dalam keputusan bisnis, seseorang mungkin kehilangan penglihatan terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Alih-alih mengandalkan data, mereka mungkin memiliki pandangan yang tidak realistis tentang keputusan buruk mereka.
Sehingga menjaga kemandirian dalam pengambilan keputusan dalam bisnis ini penting, agar tidak keputusan yang diputuskan tidak bias pada keterikatan emosional yang bisa berdampak buruk bagi bisnis.
Cara selanjutnya dalam meminimalisir sunk cost adalah menggunakan data sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan bisnis. Pilih metode analisis yang sesuai dengan jenis data yang Anda miliki dan tujuan keputusan Anda.
Perencanaan matang sebelum memulai proyek atau investasi sangat penting untuk menghindari terjebaknya dalam sunk cost. Selain itu, melakukan evaluasi secara berkala memungkinkan Anda untuk memantau kinerja proyek dan mengidentifikasi masalah sejak dini.
Tips berikutnya adalah menyusun anggaran bisnis dengan realistis dan menetapkan biaya untuk mengendalikan pengeluaran untuk menghindari penumpukan sunk cost.
Dengan menggunakan sistem pelaporan keuangan yang baik, Anda dapat melacak pengeluaran dengan lebih efisien dan memastikan anggaran tidak terlewati.
Coba gunakan aplikasi pembukuan keuangan online Beecloud, untuk membantu Anda dalam melaporkan keuangan bisnis secara otomatis dan praktis. Uji coba sekarang dengan klik banner di bawah ini!
Melibatkan berbagai perspektif dan pendapat dari anggota tim juga dapat membantu mengidentifikasi kesalahan atau kelemahan dalam rencana atau keputusan yang sudah ada.
Lakukan diskusi yang terbuka dan kolaboratif dapat membuka mata Anda terhadap alternatif yang lebih baik dan mengurangi kemungkinan terjebak dalam sunk cost.
Berikutnya adalah melakukan audit sunk cost secara berkala membantu Anda mengelola biaya secara proaktif dan menghindari kerugian yang lebih besar.
Dengan mengidentifikasi proyek atau investasi yang berpotensi menjadi sunk cost, Anda dapat mengevaluasi dan waspada terhadap potensi terjebak dalam sunk cost.
Baca Juga: Apa Itu Audit? Pengertian, Tujuan, dan Jenisnya Lengkap!
Untuk memudahkan Anda dalam memahami sunk cost, Anda bisa mempelajari pada contoh kasus di bawah ini!
Misalkan Ceria Clothing membuat pakaian wanita. Mereka membayar sewa pabrik sebesar Rp 5.000.000 per bulan, dan mesin telah dibeli seharga Rp 25.000.000. Perusahaan ini memproduksi model dasar pakaian wanita yang biayanya Rp 500.000 dan dijual seharga Rp 700.000. Produsen dapat menjual model dasar dan mendapatkan keuntungan Rp 200.000 per unit. Sebagai alternatif, mereka dapat melanjutkan proses produksi dengan menambah biaya Rp 150.000 dan menjual pakaian wanita model premium seharga Rp 900.000. Untuk membuat keputusan ini, perusahaan membandingkan biaya tambahan Rp 150.000 dengan pendapatan tambahan Rp 200.000 dan memutuskan untuk membuat pakaian wanita dengan bahan premium untuk mendapatkan keuntungan tambahan Rp 50.000. Biaya sewa pabrik dan mesin merupakan sunk cost dan tidak menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan. Jika suatu sunk cost dapat dihapuskan pada suatu titik, maka itu menjadi biaya yang relevan dan harus menjadi bagian dari keputusan bisnis tentang peristiwa masa depan. Misalnya, jika Ceria Clothing sedang mempertimbangkan untuk menutup fasilitas produksi, semua sunk cost yang memiliki tanggal berakhir harus dimasukkan dalam keputusan tersebut. Untuk memutuskan menutup fasilitas, Ceria Clothing mempertimbangkan pendapatan yang akan hilang jika produksi dihentikan serta biaya yang juga dieliminasi. Jika sewa pabrik berakhir dalam enam bulan, biaya sewa tersebut tidak lagi menjadi sunk cost dan harus dimasukkan sebagai biaya yang juga bisa dihapuskan. Jika total biaya lebih besar dari pendapatan, fasilitas harus ditutup.
Dari penjelasan ini bisa disimpulkan jika sunk cost adalah biaya, kesempatan, waktu, hingga usaha yang dikeluarkan di masa lalu dan tidak dapat diubah dimasa yang akan datang.