Struktur modal adalah pondasi utama yang menopang kelangsungan dan pertumbuhan suatu perusahaan. Dalam dunia bisnis, struktur modal mencerminkan cara perusahaan membiayai aktivitasnya, baik melalui pinjaman maupun modal sendiri.
Keputusan mengenai proporsi antara utang dan ekuitas memiliki dampak signifikan terhadap risiko dan pengembalian investasi perusahaan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang struktur modal menjadi krusial.
Khususnya bagi manajer keuangan dan pemangku kepentingan lainnya, karena dapat mempengaruhi daya saing, stabilitas, dan kemampuan perusahaan untuk mengatasi tantangan ekonomi.
Struktur modal dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari pendanaan hutang jangka panjang dan ekuitas yang membentuk sisi kanan neraca perusahaan. Dalam konteks ini, struktur modal terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pendanaan jangka pendek, pendanaan jangka panjang, dan ekuitas.
Baca Juga: Kenali Pengertian, Jenis, dan Berbagai Unsur Ekuitas
Pendanaan ini dapat diperoleh dari pihak eksternal perusahaan, dan hutang jangka panjang, seperti hutang hipotek dan obligasi, menjadi instrumen utama untuk membiayai investasi modal perusahaan.
Hutang hipotek dijamin oleh aset perusahaan, seperti tanah dan bangunan, sementara obligasi melibatkan pembayaran kupon sebagai bunga kepada pemegang obligasi. Selain itu, saham yang terdiri dari saham biasa dan saham preferen.
Struktur modal perusahaan dapat berubah seiring waktu sesuai dengan kondisi perusahaan dan perubahan lingkungan bisnis, dengan manajemen bertanggung jawab mengelola proporsi antara hutang dan ekuitas untuk mengoptimalkan kesehatan finansial perusahaan.
Dua rasio utama yang digunakan untuk mengukur komposisi struktur modal adalah total debt ratio dan debt to equity ratio.
Menurut Buku Kinerja Keuangan dalam Pendekatan Modal Intelektual Kapital dan Struktur Modal oleh Cepi Pahlevi, ada 4 teori pendekatan yang penerapan struktur modal:
Teori Modigliani dan Miller, yang diperkenalkan pada tahun 1958, menyatakan bahwa struktur modal suatu perusahaan tidak memiliki relevansi terhadap biaya modal.
Dengan kata lain, menurut teori ini, keputusan perusahaan untuk menggunakan lebih banyak utang atau ekuitas tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan.
Fokus utama teori ini adalah pada nilai perusahaan dan biaya modal yang menjadi faktor kunci bagi para investor di masa mendatang. Dengan rinci bahwa investor seharusnya tidak dapat memperoleh keuntungan dari tindakan perusahaan terkait struktur modalnya.
Kemudian, ada Teori Pecking Order, yang dikemukakan oleh Donaldson pada tahun 1984, mengusulkan bahwa perusahaan cenderung mengikuti "urutan kebutuhan" dalam memilih sumber pendanaan.
Dalam hal ini, perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pendanaan internal, seperti aset likuiditas atau laba ditahan, sebagai pilihan pertama sebelum mempertimbangkan pendanaan eksternal.
Dengan pendekatan ini, teori pecking order mencerminkan kecenderungan perusahaan untuk menghindari biaya transaksi dan ketidakpastian yang terkait dengan pencarian dana eksternal, memberikan prioritas pada sumber pendanaan internal yang lebih mudah diakses.
Teori Trade-off mengusulkan bahwa perusahaan menjalani proses pengambilan keputusan yang mempertimbangkan keseimbangan antara beban bunga pajak yang dapat dikurangkan dengan menggunakan utang dan biaya modal tambahan yang timbul dari utang tersebut.
Dalam situasi di mana perusahaan menghadapi kekurangan pendanaan untuk mendukung operasionalnya, keputusan struktur modal dapat dipengaruhi oleh usaha untuk mencapai titik optimal antara manfaat pajak dan biaya tambahan dari utang, sehingga menghasilkan trade-off yang diinginkan.
Terakhir adalah teori Agency oleh Jansen dan Meckling (1976) mengidentifikasi konflik kepentingan antara pemangku kepentingan, terutama manajer perusahaan sebagai agen, dan pemegang saham sebagai prinsipal.
Konflik ini dapat timbul karena perbedaan perilaku atau keputusan antara manajer dan pemegang saham, dan dapat berdampak negatif pada tingkat risiko perusahaan.
Teori ini menyoroti pentingnya struktur modal dalam mengelola hubungan agen-prinsipal untuk meminimalkan konflik dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan dapat bervariasi, dan beberapa ahli telah mengidentifikasi berbagai aspek yang dapat memainkan peran penting dalam pembentukan keputusan struktur modal. Berikut diantaranya:
Tingkat bunga merupakan faktor yang signifikan dalam pengambilan keputusan struktur modal. Perusahaan akan mempertimbangkan tingkat bunga yang berlaku untuk utang, karena hal ini akan mempengaruhi biaya pinjaman mereka.
Keputusan untuk menggunakan hutang mungkin dipengaruhi oleh apakah tingkat bunga saat itu rendah atau tinggi.
Faktor berikutnya adalah tingkat profitabilitas perusahaan, yang mana perusahaan yang lebih profitable mungkin lebih mampu menggunakan modal sendiri atau mengakses pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah, sehingga mempengaruhi pilihan antara utang dan ekuitas.
Baca Juga: Profitabilitas Adalah: Pengertian, Jenis & Cara Menghitungnya
Berikutnya adalah Stabilitas pendapatan perusahaan dapat mempengaruhi keputusan terkait struktur modal. Perusahaan dengan pendapatan yang stabil mungkin lebih cenderung menggunakan hutang karena mereka dapat lebih mudah memprediksi dan membayar kembali pinjaman mereka.
Selanjutnya adalah keadaan pasar, baik pasar modal maupun pasar keuangan secara umum, dapat memainkan peran penting dalam menentukan struktur modal. Ketersediaan dana di pasar dan kondisi suku bunga dapat mempengaruhi keputusan perusahaan terkait sumber pendanaan.
Faktor kontrol kepemilikan, seperti yang disebutkan oleh Farah Margaretha, juga dapat mempengaruhi struktur modal. Pemilik yang memiliki kendali yang lebih besar atas perusahaan mungkin lebih cenderung memilih struktur modal yang sesuai dengan preferensi dan kebijakan mereka.
Berikut contoh struktur modal perusahaan manufaktur:
Dengan rinciannya:
Dengan rinciannya:
Struktur modal ini dirancang untuk mencapai keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan kas sehari-hari, pendanaan proyek-proyek investasi jangka panjang, dan menjaga fleksibilitas keuangan perusahaan.
Pantau keseimbangan keuanan dimana saja dan kapan jasa dengan menggunakan software akuntansi online Beecloud, dari mulai laporan laba rugi, arus kas, catatan hutang/piutang dan masih banyak lagi lainnya. Cek banner di bawah ini dan dapatkan akses gartis uji coba khusus pengguna pertama!