Jika Anda seorang pebisnis, satu hal yang selalu dibutuhkan untuk mendirikan usaha adalah modal. Ini pasti, bisnis tanpa modal, ibarat minuman tanpa gelas. Bahkan karena saking krusialnya, seorang ekonom asal Amerika, Modligiani dan Miller, sempat mencetuskan teori yang kini akrab disebut sebagai struktur modal.
Teori struktur modal ini punya segudang fungsi, salah satunya adalah mengatur proporsi antara keuangan dan ekuitas tetap terjaga. Jadi, jika Anda sebagai pengusaha pernah, misalnya, bingung apakah perlu menambah utang untuk ekspansi atau cukup menggunakan laba ditahan, teori ini bisa menolong Anda.
Tentu masih banyak lagi fungsi lain dari teori struktur modal ini. Kalau Anda penasaran, mari ikut Bee membahasnya mulai dari elemen paling dasar, hingga pada cara perhitungannya.
Sebelum lebih mendalam ke teorinya, kita perlu tahu dulu apa itu yang disebut sebagai struktur modal. Mari kita bedah maknanya dari kata per kata.
Menurut KBBI, struktur berarti susunan atau kerangka yang menjadi dasar pembentukan sesuatu. Sementara itu, modal adalah sejumlah uang atau barang yang digunakan sebagai alat untuk menjalankan usaha.
Dalam konteks bisnis, uang atau barang ini bisa dari milik sendiri atau meminjam. Dengan demikian, maka pengertian struktur modal ini bisa kita mengerti sebagai susunan pendanaan yang terdiri dari utang dan ekuitas perusahaan.
Memahami struktur modal tentu tak bisa sekadar dari KBBI saja. Supaya lebih lengkap dan kredibel, kita simak juga pengertian struktur modal menurut para ahli dikutip dari Repository STEI.
Menurut Sinta (2020), struktur modal merupakan pembiayaan aset jangka panjang yang terdiri atas kewajiban tetap, saham preferen, dan modal pemegang saham. Struktur modal juga dapat diartikan sebagai perbandingan antara utang jangka panjang dan modal sendiri.
Tak jauh beda dengan sebelumnya, menurut Sartono (2010) dan Ramadhan (2021), struktur modal adalah keseimbangan jumlah utang jangka pendek permanen, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa.
Begitu juga menurut Sjahrial (2014) dan hasri (2021), struktur modal adalah perimbangan penggunaan modal pinjaman, yang meliputi utang jangka pendek permanen dan utang jangka panjang, dengan modal sendiri yang terdiri atas saham preferen dan saham biasa.
Dari ketiga pengertian ahli tersebut, dapat kita simpulkan bahwa semuanya sepakat kalau struktur modal merupakan perimbangan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Perimbangan di sini bertujuan untuk membiayai aset perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Di awal paragraf tadi, sempat disinggung bahwa struktur modal memiliki segudang fungsi. Salah satunya yaitu mengatur agar proporsi antara keuangan dan ekuitas tetap terjaga.
Namun, dalam kajian ekonomi & bisnis, fungsinya tidak hanya itu. Mengutip laman resmi sampoernauniversity.ac.id dan finance.detik.com, berikut di antara penjelasannya:
Pertama, struktur modal membantu perusahaan mengoptimalkan pengembalian dengan meningkatkan laba saham. Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh pengembalian optimal melalui pengelolaan keuangan yang efektif.
Struktur modal memungkinkan perusahaan untuk melakukan ekspansi utang secara dinamis sesuai dengan strategi dan kondisi bisnis. Hal ini memberi perusahaan keleluasaan dalam menentukan langkah pendanaan yang tepat.
Fungsi struktur modal selanjutnya adalah untuk membantu perusahaan menghindari beban pembayaran bunga yang tidak terencana. Sehingga, likuiditas perusahaan dipastikan akan tetap stabil dan terjaga.
Dengan struktur modal yang baik, perusahaan lebih mudah menarik perhatian investor. Sebab biasanya, investor cenderung memilih menanamkan modal pada perusahaan yang memiliki pengelolaan modal yang terstruktur dan terpercaya.
Fungsi yang kelima sebagaimana sempat kita singgung, struktur modal dapat mengatur proporsi antara utang dan ekuitas dalam perusahaan agar tetap terjaga. Ini penting untuk menghindari krisis keuangan yang dapat menyebabkan kerugian bahkan kebangkrutan.
Setelah memahami konsepnya, sekarang mari kita pahami teorinya. Merangkum artikel ilmiah berjudul “Struktur Modal dalam Perusahaan” karya Ilahi, Jannah, dan Arifin (2021), teori struktur modal adalah instrumen yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan pembelanjaan jangka panjang.
Konkretnya, teori ini menjelaskan bagaimana keputusan pembelanjaan jangka panjang perusahaan memengaruhi nilai pasar, biaya modal, dan harga saham perusahaan.
Sehingga dengan teori ini, perusahaan diharapkan dapat menentukan kombinasi ideal antara utang dan modal sendiri untuk memaksimalkan nilai perusahaan, sekaligus mengurangi biaya modal keseluruhan.
Dalam mengimplementasikan teori struktur modal, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan. Berikut penjelasannya:
Pendekatan ini menyatakan bahwa struktur modal tidak memengaruhi nilai perusahaan atau biaya modal keseluruhan. Nilai perusahaan dianggap hanya bergantung pada kemampuan menghasilkan pendapatan operasional yang stabil.
Pendekatan ini berpendapat bahwa semakin besar proporsi utang dalam struktur modal, maka semakin rendah biaya modal keseluruhan. Hal ini karena bunga utang dapat mengurangi pajak, sehingga meningkatkan laba bersih perusahaan.
Pendekatan tradisional menggabungkan konsep NOI dan Net Income, menyebut bahwa ada tingkat optimal dalam penggunaan utang. Pada tingkat ini, kombinasi utang dan modal sendiri dapat memaksimalkan nilai perusahaan sebelum risiko meningkat secara signifikan.
Pendekatan yang terakhir ini menyatakan bahwa dalam pasar yang sempurna, struktur modal tidak memengaruhi nilai perusahaan. Namun, jika ada pajak atau biaya kebangkrutan, kombinasi utang dan ekuitas dapat memengaruhi biaya modal dan nilai perusahaan.
Dari keempat pendekatan tersebut, terdapat beberapa asumsi untuk menyederhanakan serta menyempurnakan permasalahan. Penjelasannya sebagai berikut:
Teori ini mengasumsikan bahwa perusahaan tidak dikenakan pajak, sehingga keuntungan operasional sepenuhnya dapat dimanfaatkan. Hal ini bertujuan menyederhanakan analisis pengaruh utang terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan diasumsikan memiliki pendapatan yang stabil dari waktu ke waktu, tanpa fluktuasi signifikan. Asumsi ini membantu analisis untuk lebih fokus pada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Semua aktivitas keuangan, seperti pinjaman atau penerbitan saham, diasumsikan bebas dari biaya tambahan. Dengan demikian, teori ini tidak mempertimbangkan pengaruh biaya administrasi atau broker dalam pengambilan keputusan.
Asumsi ini menganggap bahwa seluruh laba perusahaan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Hal ini menekankan bahwa perusahaan tidak menahan laba untuk kebutuhan internal.
Asumsi selanjutnya, risiko bisnis perusahaan diasumsikan tetap dan dapat diukur dengan konsisten. Artinya, tidak ada perubahan mendadak dalam faktor eksternal yang memengaruhi operasi perusahaan.
Meski demikian, berdasarkan penelitian yang dilakukan Nurrohim (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, yakni profitabilitas, fixed asset ratio, kontrol kepemilikan, dan struktur aktiva.
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi, tentu cenderung lebih mengandalkan modal sendiri daripada utang. Ini sudah umum, sederhanya, siapa yang mau meminjam ketika uang sudah banyak.
Fixed asset ratio alias rasio aset tetap gambaran tentang sejauh mana aset perusahaan dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman. Nah, semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar pula potensi perusahaan mengakses utang jangka panjang.
Pemilik perusahaan sering kali mempertimbangkan struktur modal untuk menjaga kendali atas perusahaan. Mereka cenderung menghindari pendanaan eksternal seperti penerbitan saham baru yang dapat mengurangi proporsi kepemilikannya.
Komposisi aktiva atau aset perusahaan, seperti aset tetap dan aset lancar, itu memengaruhi pilihan sumber pendanaan. Perusahaan dengan struktur aktiva yang dominan pada aset tetap, jelas lebih cenderung menggunakan utang jangka panjang, sedangkan aset lancar lebih cocok untuk pendanaan jangka pendek.
Baca Juga: Pengertian Aktiva Tetap, Jenis, Contoh dan Metode Penyusutan
Dari sini, Anda mungkin sudah terbesit pertanyaan, lalu struktur modal diukur dengan apa saja?
Dalam penelitian yang dilakukan Inayah (2022), dengan judul artikel “Analisis Struktur Modal, Profitabilitas dan Stabilitas Keuangan terhadap Nilai Perusahaan”, terdapat tiga indikator struktur modal yang berpengaruh pada nilai perusahaan, yaitu:
Leverage mencerminkan penggunaan dana dari utang jangka panjang yang menimbulkan beban tetap, seperti bunga. Nilai leverage dihitung menggunakan rasio utang jangka panjang terhadap total aset, yang mencerminkan seberapa besar aset perusahaan didanai oleh utang.
Indikator ini menunjukkan perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri perusahaan. DER digunakan untuk menilai kira-kira sejauh mana perusahaan mengandalkan utang dalam pembiayaan operasional dan strategisnya.
Baca Juga: DER adalah Rasio Hutang Terhadap Modal, Ini Penjelasannya
Indikator ini menunjukkan aset perusahaan yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan utang. Semakin besar aset yang dapat dijadikan jaminan, semakin besar kemampuan perusahaan dalam mengakses pembiayaan eksternal.
Jika Anda adalah investor saham, mengetahui struktur pasar modal di Indonesia sangat penting. Dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1985, struktur pasar modal ini diatur, di mana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan pada kegiatan pasar modal sehari-hari.
Adapun struktur pasar modal mencakup beberapa elemen, berikut di antaranya:
Pertama adalah OJK. Lembaga independen ini mengatur dan mengawasi pasar modal di Indonesia. Tugas utamanya meliputi perlindungan investor, pengawasan aktivitas pasar modal, serta memastikan transparansi dan keadilan dalam transaksi pasar modal.
BEI merupakan tempat resmi untuk memperdagangkan efek, seperti saham dan obligasi di Indonesia. Bursa ini bertugas menyediakan sarana perdagangan yang terorganisasi, agar dapat memastikan kelancaran transaksi dan meningkatkan likuiditas pasar modal.
KPEI bertanggung jawab atas proses kliring (baca: pemindahan uang antar rekening) dan penjaminan transaksi efek. Dengan adanya KPEI, risiko gagal bayar dalam proses penyelesaian transaksi dapat diminimalkan, sehingga meningkatkan kepercayaan investor.
KSEI adalah lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan dan penyelesaian efek secara terpusat. Tugas daripada KSEI adalah memastikan keamanan data kepemilikan efek dan mendukung efisiensi proses transaksi di pasar modal.
Berikutnya perusahaan efek, yakni lembaga yang berperan sebagai perantara dan fasilitator utama dalam aktivitas pasar modal. Mereka membantu emiten dalam menerbitkan efek serta mendukung investor dalam transaksi efek melalui layanan profesional. Rincian tugas utamanya sebagai berikut:
Lembaga penunjang merupakan entitas yang mendukung keberlangsungan dan keamanan transaksi di pasar modal. Mereka ini memastikan bahwa proses administrasi, pengelolaan aset, dan kepentingan investor berjalan sesuai peraturan. Adapun lini tugasnya adalah:
Selain itu ada profesi penunjang, yaitu kelompok profesional yang menyediakan layanan khusus untuk mendukung aktivitas pasar modal. Peran mereka melibatkan aspek teknis, hukum, dan keuangan yang memastikan transparansi, akuntabilitas, dan legalitas dalam transaksi pasar modal. Nama profesi mereka ada di bawah ini:
Seperti namanya, pemodal adalah pihak yang berinvestasi di pasar modal, baik individu maupun institusi. Mereka berasal dari kalangan domestik atau asing, untuk berkontribusi pada likuiditas pasar dan mendukung pembiayaan perusahaan.
Yang terakhir ada emiten, pihak yang menerbitkan efek, seperti saham atau obligasi untuk mendapatkan dana dari investor. Mereka bisa berupa perusahaan publik yang mencatatkan saham di bursa atau reksadana yang menawarkan instrumen investasi kepada masyarakat.
Berikut adalah contoh struktur modal perusahaan manufaktur yang terdiri dari tiga komponen utama: utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal saham.
Sebagai contoh, misalnya, perusahaan XYZ memerlukan biaya operasional harian, seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji karyawan, dan pemeliharaan mesin. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan itu, perusahaan XYZ akhirnya meminjam dana dari pihak eksternal sebesar Rp10 Miliar.
Selain itu, perusahaan XYZ juga mempunyai utang jangka panjang, yang tercatat sebesar Rp25 Miliar. Jumlah utang itu diketahui untuk dua keperluan, yaitu:
Sementara pada saat yang sama, selama ini perusahaan XYZ juga memiliki modal saham sebesar Rp20 Miliar. Jumlah saham itu diketahui berasal dari setoran pemegang saham, yang terdiri dari dua jenis saham:
Setelah mendapatkan angka-angka untuk masing-masing komponen, sebagai contoh untuk mengukur keseimbangan struktur modal, kita pakai saja rumus struktur modal yang biasa digunakan, yaitu Debt to Equity Ratio (DER), atau rasio antara total utang dan total ekuitas perusahaan. Adapun rumus DER sebagai berikut:
DER = Total Utang : Total Ekuitas x 100%
Berdasar rumus tersebut, kita perlu tahu dulu jumlah total utang dan total ekuitas perusahaan. Dari angka-angka yang sebelumnya kita ulas, maka perhitungannya adalah:
Total Utang: Utang Jangka Pendek + Utang Jangka Panjang = Rp10 Miliar + Rp25 Miliar = Rp35 Miliar
Total Ekuitas: Modal Saham Biasa + Modal Saham Preferen = Rp15 Miliar + Rp5 Miliar = Rp25 Miliar
Nah, jika sudah diketahui jumlah total utang dan total ekuitasnya, barulah kemudian kita bisa mengukur keseimbangan struktur modal menggunakan rumus dept to equity ratio tadi. Perhitungannya sebagai berikut:
DER = Rp35 Miliar : Rp20 Miliar x 100% = 1,75
Berdasarkan hitung-hitungan dengan rumus DER di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan XYZ memiliki DER sebesar 1,75. Ini berarti, untuk setiap Rp 1 modal sendiri, perusahaan memiliki Rp 1,75 utang. Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan XYZ lebih banyak mengandalkan utang daripada modal sendiri dalam membiayai operasionalnya.
Dengan demikian, perusahaan XYZ perlu menyeimbangkan komponen struktur modalnya, baik utang maupun ekuitas. Tujuannya tentu saja supaya meminimalkan, bahkan mengantisipasi risiko kebangkrutan.
Jika usaha Anda sekarang sedang mengalami masalah pengelolaan keuangan, entah itu data keuangan yang kompleks, atau pengelolaannya masih dilakukan secara manual, mulai sekarang Anda bisa mempertimbangkan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud sebagai solusinya.
Beecloud menawarkan fitur lengkap untuk mencatat pemasukan, pengeluaran, hingga laporan keuangan. Tak hanya itu, Beecloud juga memudahkan pemantauan di mana saja dan kapan saja, mulai dari laporan laba rugi, arus kas, catatan hutang/piutang dan masih banyak lagi lainnya.
Ingin tahu lebih lanjut atau langsung mencobanya secara gratis? Silakan klik banner di bawah ini sekarang juga!