Pengembangan produk adalah kunci sukses dari keberlanjutan dan kesuksesan sebuah perusahaan. Dimana keinginan pengembangan ini dilakukan untuk terus memenuhi tuntutan konsumen yang semakin kompleks.
Proses pengembangan ini bukan hanya sekedar menciptakan barang atau layanan baru, tetapi juga melibatkan penelitian pasar mendalam, inovasi teknologi, dan responsibilitas terhadap keberlanjutan. Bagaimana strateginya, tahapan dan contohnya? Berikut penjelasan lengkapnya!
Dalam bukunya, Philip Kotler dan Kevin Lane Keller menjelaskan jika pengembangan produk adalah strategi pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau produk yang dimodifikasi ke segmen pasar sekarang.
Kemudian menurut Henry Simamora (2000), pengembangan produk adalah proses pencarian ide untuk produk dan mengkonversikannya ke dalam tambahan lini produk yang berhasil secara penjualan.
Bisa dikatakan, pengembangan produk adalah suatu proses strategis yang melibatkan inovasi, riset, dan perencanaan untuk menciptakan atau meningkatkan produk dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen, mengikuti tren pasar, dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Baca Juga: Competitive Advantage: Cara Meningkatkan Daya Saing Bisnis
Menurut Kotler dan Keller (2008) ada dua tujuan utama dalam pengembangan produk, yaki:
Salah satu tujuan utama pengembangan produk adalah untuk secara proaktif merespons perubahan kebutuhan dan tuntutan pasar yang baru. Dengan menawarkan produk yang lebih baru dan inovatif dari sebelumnya, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka tetap relevan di mata konsumen.
Kedua adalah bertujuan untuk mempertahankan daya saing terhadap produk sejenis yang sudah ada di pasaran. Dengan menawarkan produk yang memberikan jenis kepuasan baru atau melalui revisi terhadap produk yang sudah ada.
Upaya ini bukan hanya untuk menjaga posisi di pasar, tetapi juga untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat membuat produk mereka lebih diinginkan dan berbeda dari pesaing.
Menurut Kotler (2008) ada 4 jenis strategi pengembagan produk, yakni:
Strategi ini dilakukan dengan pengembangan produk dengan memperbaiki atau meningkatkan produk yang sudah ada.
Dengan memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang sudah tersedia, perusahaan dapat menciptakan inovasi baru dan meningkatkan kualitas produk tanpa risiko besar.
Perbaikan tersebut dapat mencakup fitur baru, efisiensi produksi, atau peningkatan dalam aspek lainnya yang membuat produk lebih baik daripada versi sebelumnya.
Selanjutnya adalah memperluas lini produk, strategi ini mencakup penambahan item pada lini produk yang sudah ada atau bahkan pengenalan produk baru.
Dengan cara ini, perusahaan dapat memperluas jangkauan produk mereka dan menyediakan variasi yang lebih luas kepada konsumen.
Penambahan produk dapat dilakukan untuk mencakup segmen pasar yang berbeda atau memenuhi kebutuhan yang berkembang di pasar yang sudah ada.
Selanjutnya adalah melibatkan penambahan variasi pada produk yang sudah ada, dengan tujuan memperluas segmen pasar dan melayani konsumen yang memiliki selera berbeda. Dengan menghadirkan variasi produk, perusahaan dapat memberikan opsi yang lebih banyak kepada konsumen dan meningkatkan daya tarik produk di pasar.
Kemudian, memodifikasi strategi kompetitor, namun bukan berarti menirunya 100%. Perusahaan dapat mengadopsi strategi ini dengan meniru atau memodifikasi strategi kompetitor yang dianggap menguntungkan.
Contohnya, dapat melibatkan adaptasi terhadap penetapan harga atau strategi pemasaran yang telah terbukti berhasil oleh pesaing.
Strategi ini melibatkan pengembangan produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang sudah ada sebelumnya. Meskipun memerlukan investasi besar, penambahan lini produk dapat membuka peluang baru dan memasuki pasar yang belum dieksplorasi sebelumnya, memberikan keunggulan kompetitif jangka panjang.
Menurut Ulrich-Epping ada 6 fase dalam proses pengembangan produk, berikut diantaanya:
Fase perencanaan produk merupakan fondasi dari seluruh proses pengembangan, sering disebut sebagai "zero fase" karena terjadi sebelum persetujuan proyek dan peluncuran pengembangan produk.
Pada tahap ini, identifikasi kebutuhan pasar dan peluang pasar dilakukan secara menyeluruh. Rencana awal dibuat untuk menetapkan landasan bagi perjalanan pengembangan produk yang efektif.
Proses ini bertujuan untuk menyusun dasar perencanaan sebelum memasuki tahap pengembangan konsep.
Berikutnya adalah proses pengembangan konsep fokus pada identifikasi kebutuhan pasar target, menghasilkan alternatif konsep produk, dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap konsep-konsep tersebut.
Dalam tahap ini, satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan lebih lanjut, dan percobaan dilakukan untuk memvalidasi keberlanjutan dan daya terima konsep-konsep tersebut.
Tahapan ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang akan dikembangkan memiliki dasar yang kuat dan sesuai dengan kebutuhan pasar yang diidentifikasi.
Baca Juga: Strategi Menentukan Target Pasar yang Wajib Anda Ketahui
Kemudian dilanjutkan dengan fase perancangan tingkat sistem, tahapan ini berfokus pada definisi arsitektur produk secara menyeluruh. Ini mencakup pemetaan struktur produk menjadi subsistem-subsistem dan komponen-komponen.
Pada tahap ini, dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan dan integrasi antar bagian-bagian produk. Proses ini menentukan kerangka kerja umum produk sebelum memasuki tahap perancangan detail.
Selanjutnya adalah perancangan detail, dimana proses ini dilakukan merinci spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi komponen unik pada produk.
Selain itu, identifikasi komponen standar yang dibeli dari pemasok juga dilakukan. Fase ini mempersiapkan detail teknis yang diperlukan untuk memulai produksi.
Perancangan ini mencakup aspek-aspek detail yang esensial agar produk dapat dibuat sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan.
Kemudian dilanjutkan fase pengujian atau perbaikan, produk dikonstruksi dalam berbagai versi untuk dievaluasi. Pengujian dilakukan untuk menilai kualitas dan kinerja produk.
Hasil evaluasi digunakan untuk melakukan perbaikan yang diperlukan. Proses ini memastikan bahwa produk telah melewati serangkaian uji kualitas dan dapat memenuhi standar yang ditetapkan sebelum masuk ke fase produksi awal.
Terakhir adalah fase produksi awal melibatkan pembuatan produk menggunakan sistem produksi sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah melatih tenaga kerja dalam menangani permasalahan produksi yang mungkin muncul.
Proses transisi dari produksi awal menuju produksi sesungguhnya dilakukan secara bertahap. Pada titik tertentu selama fase ini, produk diluncurkan dan disiapkan untuk didistribusikan ke pasar.
Fase ini menandai akhir dari rangkaian tahapan pengembangan produk dan awal dari kehadiran produk di pasar.
Berikut adalah contoh pengembangan produk, dalam hal ini kita akan mencontohkan denan kasus pengembangan produk sepatu lari ramah lingkungan, yang dilakukan oleh perusahaan B, berikut rinciannya:
Berikut ini beberapa tantangan dalam proses pengambangan produk:
Untuk itu sebagai pelaku usaha perlu memahami dengan baik bagaimana kondisi pasar dan memahami bagaimana cara manajemen bisnisnya dengan baik, mulai dari mengontrol stok bahannya agar tidak berlebihan atau kurang hingga laporan keuangan. Dan semua itu kini bisa Anda kelola dengan mudah menggunakan software manufaktur Beeaccounting, klik banner di bawah ini untuk informasi selengkapnya!