Dalam dunia bisnis, teknik penjualan yang digunakan sangatlah penting. Salah satu teknik yang sedang populer saat ini adalah teknik soft selling.
Teknik ini berbeda dengan teknik penjualan tradisional yang lebih agresif dan menekan. Soft selling lebih menekankan pada pendekatan yang lebih santai dan persuasif.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu soft selling, hingga keuntungan dari menggunakan teknik inj dalam bisnis.
Istilah soft selling adalah penjualan halus jika diartikan dalam bahasa Indonesia, teknik ini dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.
Dimana dalam teknik penjualan ini, penjual tidak hanya fokus pada penjualan produk atau jasa, tetapi juga pada membangun hubungan yang baik dengan pelanggan.
Dengan cara ini, pelanggan akan merasa lebih nyaman dan percaya pada penjual. Hal ini dapat membantu meningkatkan loyalitas pelanggan dan memperpanjang masa hidup pelanggan.
Selain itu, teknik soft selling juga dapat membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan. Dalam teknik ini, penjual tidak hanya fokus pada keuntungan yang akan didapatkan, tetapi juga pada kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Sebab, customer akan merasa jika penjual benar-benar peduli dengan kebutuhan mereka dan bukan hanya mencari keuntungan semata. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan dan membuat mereka lebih mudah untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Baca Juga: Personal Selling Adalah: Tahapan, Strategi, Contoh Lengkap
Selain penjelasan di atas, berikut ini rincikan keuntungan dalam menggunakan teknik penjualan halus atau tidak langsung:
Pada praktiknya, teknik soft selling adalah promosi atau penjualan secara halus, yang artinya pembeli tidak langsung ditodong untuk membeli produk yang sedang ditawarkan. Sehingga, mereka akan lebih merasa nyaman dan berpotensi untuk meningkatkan loyalitas dan memperpanjang masa langganan seorang pelanggan.
Berikutnya adalah meningkatkan reputasi bisnis, Kenapa Bisa? Dalam teknik ini, penjual tidak hanya fokus pada penjualan produk atau jasa, tetapi juga pada memberikan pengalaman yang baik kepada pelanggan.
Dengan menggunakan cara ini juga biasanya, pelanggan akan merasa bahwa bisnis tersebut peduli dengan kebutuhan mereka dan memberikan pelayanan yang baik. Hal ini dapat membantu meningkatkan reputasi bisnis dan membuatnya lebih mudah untuk menarik pelanggan baru.
Keuntungan kedua adalah pebisnis bisa lebih mudah dipercaya oleh calon customer. Sebab, mereka merasa apa yang Anda sampaikan bukan hanya tentang bagaimana produk ini akan terjual namun juga memperhatikan kebutuhan mereka secara seksama.
Selanjutnya, teknik soft selling juga dapat membantu meningkatkan penjualan. Dalam teknik ini, penjual tidak hanya fokus pada penjualan produk atau jasa, tetapi juga pada memberikan nilai tambah kepada pelanggan.
Dengan cara ini, pelanggan akan merasa bahwa mereka mendapatkan lebih dari yang mereka bayar. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepuasan pelanggan dan membuat mereka lebih cenderung untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Jika penjualan meningkat apa yang akan diharapkan? Yups, keuntungan yang juga meningkat. Dengan menggunakan teknik penjualan soft sell dapat membantu meningkatkan keuntungan bisnis.
Dimana teknik ini, penjual tidak hanya fokus pada penjualan produk atau jasa, tetapi juga pada membangun hubungan yang baik dengan pelanggan.
Relasi antara penjual dan pembeli juga akan terbangun dengan lebih baik karena perasaan nyaman yang dirasakan juga kepercayaan pada bisnis tersebut.
Hal ini dapat membantu meningkatkan loyalitas pelanggan dan membuat mereka lebih cenderung untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan penjualan yang lebih banyak, bisnis dapat meningkatkan keuntungan bisnis.
Ada 4 hal mendasar yang membedakan teknik penjualan soft selling dan hard selling ini, berikut diantaranya:
Perbedaan pertama ada pada periode atau jangka waktu penjualannya, soft selling berfokus pada penjualan jangka panjang. Oleh karena itu, teknik ini menggunakan pendekatan langkah demi langkah agar konsumen lebih mengenal produk dan citra merek.
Dalam hal ini, tenaga penjualan atau brand berusaha memahami dan memahami kebutuhan pelanggan. Sehingga mereka dapat merekomendasikan produk yang cocok dan dapat menjawab pertanyaan konsumen
Sedangkan pada teknik hard selling, praktek penjualan dilakukan dengan lebih berfokus pada penjualan jangka pendek. Hard selling lebih berfokus pada produk daripada konsumen.
Oleh karena itu, strategi ini kurang memperhatikan pelanggan. Setelah berhasil menjual suatu produk, suatu brand atau tenaga penjualan langsung mencari pelanggan baru.
Selanjutnya adalah tujuan dari cara membangun relasi, Soft selling mendekati konsumen dengan bahasa persuasif yang membuat mereka ingin belajar tentang merek dan produk. Sembari mendekatkan diri dengan konsumen dan membangun citra yang baik, soft selling juga dilakukan.
Kemudian pada teknik hard selling lebih fokus pada bagaimana cara membuat produk terjual, namun juga tidak mengabaikan cara untuk menarik ketertarikan konsumen. Yang membedakannya hanyalah jangka waktu yang dicapai, dimana jangka waktu hard selling lebih penting dibandingkan dengan soft sell.
Selanjutnya adalah strategi promosi yang digunakan, Bentuk soft selling biasanya lebih halus, seperti memberikan informasi berharga kepada konsumen, kemudian secara perlahan memperkenalkan produknya sebagai solusi yang tepat untuk kebutuhan konsumen.
Selain itu, pemberian sampel produk secara gratis juga dapat digunakan sebagai cara untuk memperkenalkan produk kepada konsumen sekaligus menjelaskannya secara lebih detail sehingga membuat konsumen lebih familiar dan tertarik untuk mempelajari lebih lanjut. Contoh soft sell seperti dengan membuat konten marketing yang menarik dan sejenisnya.
Sementara itu, hard selling biasanya menggunakan diskon atau potongan harga untuk membuat konsumen lebih impulsif dalam membeli produk. Termasuk, Flash sale dimana hal ini akan membuat konsumen merasa perlu segera membeli produk karena "spesial" itu berbatas waktu.
Menjual produk dengan tulisan “limited edition” atau stok terbatas juga bisa menarik minat masyarakat yang takut ketinggalan untuk membeli produk.
Baca Juga: 7 Tips Terapkan Promosi Buy One Get One Agar Tidak Rugi!
Hal yang membedakan selanjutnya adalah dari bidang industri. Contohnya, industri yang cocok menggunakan teknik soft sell adalah bisnis konsultan, manufaktur, perusahaan arsitek, dan sejenisnya. Sedangkan untuk hard sell biasanya cocok untuk bisnis yang identik dengan asuransi, penjualan mobil, toko retail, telemarketing dan sejenisnya.
Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika akan menerapkan teknik soft sell:
Pada poin terakhir ini penting untuk dilakukan, dimana jika anggaran promosi sesuai penjualan bisnis juga akan semakin optimal. Untuk melakukan penganggaran ini Anda perlu mengamati keuangan bisnis dari laporan keuangan.
Anda bisa menggunakan software akuntansi online untuk membantu Anda mencatat, mengawasi dan mengontrol keungan bisnis. Dari mulai laporan keuangan otomastis, mengontrol laporan stok, dan masih banyak lagi lainnya. Kulik informasi selengkapnya pada banner di bawah ini:
Dalam kesimpulan, teknik soft selling adalah teknik penjualan yang sangat efektif dalam bisnis. Dengan pendekatan yang lebih santai dan persuasif, teknik ini dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.
Seperti, meningkatkan kepercayaan pelanggan, meningkatkan penjualan, meningkatkan reputasi bisnis, dan meningkatkan keuntungan bisnis. Oleh karena itu, jika Anda ingin meningkatkan bisnis Anda, cobalah untuk menggunakan teknik soft selling dalam penjualan Anda.