Sistem produksi Just in Time (JIT) telah menjadi landasan bagi efisiensi produksi, dan penerapan konsep ini telah sukses terbukti oleh perusahaan otomotif terkemuka, Toyota. Hingga kini, Toyota tetap setia pada sistem JIT, mencirikan keberhasilan dan kesesuaian metode ini dalam operasionalnya.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami prinsip dasar dari sistem JIT agar dapat diterapkan dengan sukses oleh perusahaan-perusahaan lainnya.
Sistem Just in Time (JIT) adalah cara mengelola produksi di mana bahan baku dan produk jadi hanya diproduksi saat dibutuhkan. Ini berarti perusahaan tidak menimbun persediaan secara besar-besaran, menghemat biaya penyimpanan dan transportasi.
Ide utamanya adalah fokus pada efisiensi dan kualitas dengan mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada produk, berkomitmen pada kualitas, meningkatkan efisiensi melalui perbaikan terus-menerus, dan menyederhanakan aktivitas yang langsung mempengaruhi hasil produk
Fokus utama dari penerapan JIT adalah pada peningkatan Return on Investment (ROI) dengan mengurangi biaya persediaan dan transportasi. Tujuan utama JIT adalah meningkatkan laba dan bersaing lebih baik dengan perusahaan lain, dicapai melalui pengendalian biaya, peningkatan pengiriman, dan peningkatan kualitas.
Dengan sistem JIT, produksi dilakukan sesuai dengan permintaan, menghindari pemborosan, dan menjaga keseimbangan keuangan perusahaan.
Baca Juga: Rumus ROI (Return On Invesment) dan Cara Menghitungnya
Just in Time (JIT) sebagai sistem produksi memiliki beberapa aspek kunci dan tujuan yang perlu diperhatikan untuk penerapannya. Berikut adalah penjelasan mengenai aspek-aspek tersebut:
Melalui pemahaman dan penerapan serangkaian aspek ini, perusahaan dapat mencapai efisiensi operasional, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan kualitas produk, sesuai dengan tujuan strategis sistem produksi Just in Time.
Implementasi sistem manajemen persediaan Just in Time (JIT) memerlukan serangkaian langkah yang terencana dan terkoordinasi. Berikut adalah delapan langkah penting dalam menerapkan JIT pada perusahaan secara efektif:
Tahap awal penerapan Just in Time (JIT) dimulai dengan meninjau aspek krusial dalam manufaktur, seperti desain produk, proses produksi, perencanaan manufaktur, dan struktur personil. Rencana dibuat dengan fokus pada penghilangan pemborosan dan pembangunan sistem yang bersifat fleksibel.
Dalam tahap ini, dilakukan tinjauan terhadap Total Quality Management (TQM) untuk memastikan perbaikan berkelanjutan dalam seluruh proses. Hal ini mencakup peran dan tanggung jawab pekerja, pengendalian kualitas produk, stabilisasi jadwal, serta pemeriksaan terhadap jadwal dan kapasitas mesin.
Memberikan pemahaman kepada tim mengenai metode produksi dan sistem penarikan (withdrawal) dengan menggunakan prinsip Kanban. Selain itu, perusahaan juga meninjau dan mengurangi ukuran produksi (lot size).
Hubungan dengan pemasok menjadi kunci keberhasilan JIT. Perusahaan perlu menetapkan pemasok yang sesuai, bernegosiasi kontrak, membahas waktu tunggu dan pengiriman, serta menentukan matrik dan ukuran penggunaan. Pemahaman mendalam tentang cara optimal memanfaatkan pemasok dalam rantai pasokan juga diperlukan.
Menetapkan kebutuhan inventaris, kebijakan pengendalian, dan mengurangi pergerakan inventaris yang tidak perlu.
Informasi mengenai keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan proses produksi disampaikan kepada tim. Ini dilakukan melalui sesi pelatihan dan pemberdayaan untuk memastikan tim memiliki keterampilan yang sesuai.
Perusahaan mengurangi jumlah komponen dan langkah produksi yang tidak diperlukan dengan cara standarisasi, tinjauan, dan penyempurnaan proses produksi.
Menetapkan dan menerapkan ukuran kinerja serta metrik kualitas, serta melakukan analisis terhadap akar penyebab masalah guna memastikan perbaikan berkelanjutan dalam implementasi JIT.
Menerapkan sistem Just in Time (JIT) membawa sejumlah manfaat yang membuatnya menjadi pilihan menarik bagi berbagai perusahaan besar. Berikut adalah kelebihan-kelebihan yang dapat diperoleh oleh perusahaan yang menggunakan sistem ini:
Berikut adalah beberapa tantangan atau kelemahan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan yang menerapkan sistem JIT:
Baca Juga: Profitabilitas Adalah: Pengertian, Jenis & Cara Menghitungnya
Dalam merangkai fondasi produksi yang efisien dan responsif, penerapan sistem Just in Time (JIT) memiliki peran krusial bagi perusahaan.
Kelebihannya, seperti pengelolaan inventaris yang optimal, pengurangan pemborosan, dan peningkatan kualitas, menjadikannya pilihan yang menarik. Meskipun demikian, kelemahan yang terdapat dalam JIT, seperti ketidaktoleransian terhadap kesalahan dan ketergantungan pada pemasok, menuntut perusahaan untuk mempertimbangkan secara matang sebelum menerapkannya.
Melalui langkah-langkah yang terstruktur, seperti desain yang cermat, manajemen total kualitas, implementasi sistem penarikan, dan pembentukan hubungan yang kuat dengan pemasok, perusahaan dapat mengoptimalkan manfaat JIT sambil mengatasi potensi risiko.
Proses pembangunan tim, penyempurnaan proses, dan evaluasi kinerja menjadi bagian integral dari perjalanan JIT yang sukses. Dengan demikian, pengetahuan mendalam terkait JIT tidak hanya membantu perusahaan meraih keunggulan kompetitif, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan keseimbangan dalam menjalankan operasional produksi.