Logo Bee Web

Pengertian Sistem Konsinyasi dan Contoh Pencatatan Akuntansinya

Sistem konsinyasi adalah suatu perjanjian dimana pihak yang memiliki barang menitipkan kepada pihak tertentu dengan memberikan komisi.
Penulis: Rininta Oktaviana
Kategori: ,
Dipublish Tgl: Wednesday, 12 October 2022

Salah satu perjanjian tak bernama yang populer di dunia kerjasama dan bisnis adalah perjanjian konsinyasi atau biasa disebut perjanjian bagi hasil titip-jual. Pada dasarnya sistem konsinyasi tidak diatur secara khusus dalam PSAK namun masih mempunyai hubungan dengan PSAK no. 23/2017, mengenai bentuk dan isi perjanjian sistem konsinyasi diserahkan kepada kesepakatan pihak yang melakukan perjanjian tersebut.

Apa yang Dimaksud dengan Sistem Konsinyasi?

Sistem Konsinyasi Adalah

Ilustrasi Mengecek Ketersediaan Barang (Sumber: Freepik.com)

Sistem konsinyasi adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menitipkan kepada pihak tertentu untuk dijual dengan memberikan komisi tertentu. 

Pemilik barang atau pihak yang menitipkan dinamakan pengamanat (consignor), sedangkan pihak yang diberi titipan dinamakan komisioner atau pedagang komisi (consignee). Hak milik barang, tetap masih berada pada pemilik barang sampai barang tersebut terjual.

Berikut pengertian sistem konsinyasi menurut para ahli:

  • Dewi Ratnaningsih (2015)

Konsinyasi adalah penitipan barang oleh pemilik ke pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang diatur dalam perjanjian.

  • Widayat (1993)

Penjualan konsinyasi adalah pengiriman atau penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual hak milik tetap berada pada pemilik sampai barang tersebut terjual.

  • Darsono (2014)

Konsinyasi dapat diartikan sebagai penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian. 

4 Karakteristik Penjualan Menggunakan Sistem Konsinyasi

Penjualan konsinyasi memiliki beberapa dengan penjualan reguler. Menurut Hadori Yunus ada 4 karakteristik yang merupakan perbedaan perlakuan akuntansi antara transaksi penjualan konsinyasi dan penjualan reguler.

  • Karena hak milik atas barang masih berada pada pengamanat, maka barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat. Barang konsinyasi tidak boleh diperhitungkan sebagai persediaan oleh pihak komisioner (consignee). 
  • Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner sampai dengan saat barang dapat dijual kepada pihak ketiga.
  • Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai saat komisioner berhasil menjualnya kepada pihak ketiga, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian di antara kedua belah pihak yang bersangkutan. 
  • Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya. Oleh sebab itu administrasi yang tertib harus dilakukan sampai berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. 

Ada beberapa ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang menekankan sifat hubungan kerjasama antara kedua pihak. Ketentuan yang diatur dalam perjanjian itu biasanya meliputi : 

  • Komisi penjualan
  • Syarat-syarat pembayaran dan penyerahan barang
  • Pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang tidak dapat ditagih
  • Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh komisioner dalam rangka penerimaan,
  • Penyimpangan dan penjualan barang
  • Penyelesaian kepada pengamanat dan bentuk serta jangka waktu (periode) laporan-laporan yang harus disajikan kepada pihak pengamanat. 

Selain ketentuan-ketentuan yang diatur secara spesifik di dalam perjanjian, hubungan kerjasama di dalam transaksi konsinyasi juga berlaku ketentuan-ketentuan umum yang diatur oleh Undang-undang (hukum) yang berlaku di dalam dunia perdagangan.

Apa Kelebihan Berjualan dengan Sistem Konsinyasi?

Kelebihan Berjualan Dengan Sistem Konsinyasi

Ilustrasi Mencatat Stok (Sumber: Freepik.com)

Ada beberapa alasan mengapa komisioner (consignee) menerima perjanjian konsinyasi, di antaranya:

  • Komisioner terhindar dari resiko gagal saat memasarkan barang-barang tersebut dan tidak ada keharusan untuk jual rugi apabila target tidak tercapai.
  • Terhindar dari resiko rusaknya barang dan adanya fluktuasi harga
  • Mendapat komisi dari penjualan tanpa mengeluarkan modal kerja sebab sudah ada barang-barang konsinyasi yang dititipkan oleh pengamanat (consignor).

Sedangkan dari sisi pengamanat/consignor alasan memilih sistem konsinyasi adalah:

  • Daerah pemasaran semakin luas sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan meningkatkan penjualan.
  • Harga jual dan syarat penjualan dapat dikendalikan.
  • Barang lebih terjamin untuk kembali.
  • Menghemat biaya pemasaran, seperti sewa tempat, gaji karyawan, dll.

Metode Pencatatan Sistem Konsinyasi

Dalam prinsipnya pendapatan pada konsinyasi diakui saat penjualan terhadap barang-barang konsinyasi dilakukan oleh komisioner kepada pihak ketiga. Jika pengamanat membutuhkan laporan penjualan atas penjualan barang-barang konsinyasi, maka pencatatannya harus diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler.

1. Pencatatan Akuntansi oleh Penitip Barang (Consignor)

Pencatatan Akuntansi Oleh Consignor

Ilustrasi Penitip Barang atau Consignor (Sumber: Freepik.com)

Akuntansi untuk penitip barang dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode ini akan menghasilkan laba rugi yang sama. Pencatatan menurut masing-masing metode adalah sebagai berikut:

# Metode Terpisah

Disebut metode terpisah karena dalam pencatatannya dilakukan pemisahan atas laba-rugi yang didapat dari penjualan biasa maupun konsinyasi. Untuk memisahkan laba-rugi tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi juga harus dipisah. 

Rekening yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya adalah rekening “barang konsinyasi”. Rekening ini akan didebitkan dengan biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan dikreditkan dengan pendapatannya.

Pendebitan dan pengkreditan terhadap rekening “barang konsinyasi” adalah pendebitan terdiri atas:

  • HPP atas barang konsinyasi yang dikirim.
  • Biaya pengiriman barang-barang konsinyasi.
  • Tanggungan pengamanat terkait dengan biaya yang dikeluarkan komisioner seperti fee atau komisi, biaya perakitan, dan lainnya.

Jika rekening barang konsinyasi bersaldo di kredit, maka terjadi laba saat pengkreditan hasil penjualan barang konsinyasi. Namun sebaliknya jika bersaldo disebelah debet, hal ini menunjukkan terjadi rugi. 

Jika belum terjual, elemen persediaan untuk barang konsinyasi harus dipisahkan dengan persediaan yang berada di gudang saat menyusun laporan periode tertentu agar tidak terjadi kerancuan. 

Pada umumnya pencatatan yang dibuat pengamanat hanya mencakup 4 transaksi, yaitu:

  • Pengiriman barang konsinyasi
  • Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi 
  • Menerima laporan pertanggung jawaban dari komisioner
  • Menerima pembayaran dari komisioner

# Contoh Pencatatan dengan Metode Terpisah oleh Penitip Barang (Consignor)

Contoh Metode Terpisah Consignor

# Metode Tidak Terpisah

Dinamakan metode tidak terpisah karena adanya laba atau rugi baik atas penjualan reguler atau konsinyasi tidak dibedakan atau dipisahkan. Sehingga saat terjadi pengiriman barang kepada komisioner tidak dilakukan penjurnalan, namun dicatat dalam memo. Sehingga timbulnya biaya dan pendapatan konsinyasi akan digabung dengan penjualan biasa.

Pada umumnya jurnal yang dibuat oleh pengamanat dalam metode tidak terpisah ini hanya mencakup 3 transaksi, yaitu:

  • Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
  • Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
  • Menerima pembayaran dari komisioner

#Contoh Pencatatan dengan Metode Tidak Terpisah oleh Penitip Barang (Consignor)

Contoh Metode Tidak Terpisah Consignor

Baca Juga: Software Akuntansi untuk Segala Kebutuhan Bisnis

2. Pencatatan Akuntansi oleh Penjual Konsinyasi (Consignee)

Pencatatan Akuntansi Oleh Consignee

Ilustrasi Penjual Konsinyasi atau Consignee (Sumber: Freepik.com)

Sama dengan cara pencatatan pihak pengamanat, pencatatan oleh penerima amanat bisa dilakukan dengan metode terpisah dan tidak terpisah dengan penjualan biasa. Pencatatan menurut masing-masing metode adalah sebagai berikut:

1. Metode Terpisah

Disebut sebagai metode terpisah karena dalam pencatatannya dilakukan pemisahan atas laba rugi yang didapat dari penjualan biasa maupun konsinyasi. Pemisahan ini juga berlaku untuk pendapatan dan biaya yang dikeluarkan terhadap penjualan konsinyasi. 

Bagian akuntansi akan menggunakan rekening “barang komisi” untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya terkait yang kemudian akan didebatkan dengan biaya dan pendapatan yang berhubungan.

Adapun hal yang dicatat oleh komisioner mencakup : 

  • Biaya angkut atau perakitan yang dikeluarkan
  • Saat barang komisi terjual
  • Pelaporan yang dikirim ke pengamanat
  • Membayar barang komisi ke pengamanat

Contoh Pencatatan dengan Metode Terpisah oleh Penjual Konsinyasi (Consignee)

Contoh Metode Terpisah Consignee

2. Metode Tidak Terpisah

Dinamakan metode tidak terpisah dikarenakan baik penjualan secara konsinyasi atau biasa pencatatannya tidak dipisahkan sehingga timbulnya laba atau rugi penjualan reguler atau konsinyasi dijadikan satu. Sehingga baik penjualan konsinyasi atau penjualan biasa pencatatannya sama saja.

Komisioner sebaiknya mencatat transaksi terkait:

  • Biaya yang dikeluarkan (perakitan, pengiriman)
  • Penjualan atas barang konsinyasi
  • Mengirim uang hasil penjualan kepada pengamanat

Contoh Pencatatan dengan Metode Tidak Terpisah oleh Penjual Konsinyasi (Consignee)

Contoh Metode Tidak Terpisah Consignee

Baca Juga: Cek 4 Keuntungan Pakai Software Faktur Penjualan

Kesimpulan

Sistem konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana pihak yang memiliki barang (konsinyor) menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu (konsinyi/komisioner) untuk dijualkan dengan memberikan komisi

Konsinyasi terbagi menjadi 2 yaitu Konsinyasi In dan Out.

  • Konsinyasi Out (Konsinyasi Keluar) adalah dimana kita sebagai pihak pemberi barang kepada komisioner untuk dijual kembali
  • Konsinyasi In (Konsinyasi Masuk) adalah dimana kita sebagai pihak penerima barang dari konsinyor untuk kita jual kembali.

Sistem konsinyasi bermodal kepercayaan yang tinggi antara penitip barang (consignor) dengan penjual konsinyasi (consignee) atau komisioner oleh karena itu diperlukan sistem akuntansi pencatatan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk membantu Anda dalam pencatatan akuntansi konsinyasi, Beeaccounting kini telah memiliki plugin konsinyasi yang dapat disesuaikan dengan usaha Anda. Apa kegunaan plugin konsinyasi?

Kegunaan plugin konsinyasi Beeaccounting untuk pihak yang memiliki barang:

  • Untuk mengetahui dan mencatat barang apa saja yang sudah kita titipkan ke customer
  • Mengetahui laporan barang apa saja yang terjual
  • Pencatatan pengembalian barang jika ada yang tidak laku

Kegunaan plugin konsinyasi Beeaccounting untuk pihak penjual barang konsinyasi:

  • Untuk mengetahui barang apa saja yang dititipkan kepada kita
  • Untuk analisis stock terjual dan tidak

Coba gratis Beeaccounting sekarang! Klik banner di bawah ini untuk info selengkapnya!

Bisnis Konsinyasi 05

Artikel Terkait

3 Metode Penyusutan, Contoh dan Cara Menghitungnya
Metode penyusutan aset tetap biasa digunakan sebagai proses dalam menghitung depresiasi nilai aset dari waktu ke waktu. Ini dapat membantu
Baca Juga
Mengenal KAP (Kantor Akuntan Publik) Secara Lengkap
KAP (Kantor Akuntan Publik) adalah sebuah lembaga bisnis yang bergerak di bidang keuangan dan akuntansi. KAP didirikan dengan tujuan untuk
Baca Juga
Manfaat Software Akuntansi yang Wajib Anda Tahu
Manfaat software akuntansi bagi perusahaan sudah tidak perlu kita pertanyakan lagi. Bagaimana sistem ini bekerja terbukti dapat menyajikan kemudahan dan
Baca Juga
Cara Membuat SIUP Online 2022
SIUP merupakan  sebuah perpanjangan dari Surat Izin Usaha Perdagangan. Buat yang hendak membangun bisnis terutama di bidang perdagangan, maka harus
Baca Juga
Kurva Penawaran: Perbedaannya dengan Kurva Permintaan
Istilah kurva penawaran dan kurva permintaan memang sangat identik dengan kegiatan bisnis. Kedua jenis kurva ini adalah bagian dari ilmu
Baca Juga
Ebitda Adalah, Komponen, Rumus, Manfaat, dan Ebitda Margin
Ebitda adalah istilah dalam akuntansi yang menunjukkan aktivitas dan arus kas perusahaan. Merupakan pendapatan sebelum dikurangi bunga, amortisasi, pajak, dan
Baca Juga

Artikel Populer

Pengertian Perpetual Adalah, Jenis, Keuntungan, dan Kelemahan
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Mengenal Siklus Hidup Produk, Tahapan, Contoh dan Strateginya
Menurut Levitt melalui artikel berjudul "Exploit the Product Life Cycle" pada tahun 1965 menjelaskan jika  konsep Siklus Hidup Produk  atau
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu