Sistem ekonomi liberal adalah sebagai suatu paradigma ekonomi yang telah menjadi landasan bagi banyak negara dalam mengembangkan kebijakan ekonominya. Mendasarkan prinsipnya pada kebebasan individu dan pasar yang tidak terbatas, menekankan pentingnya peran swasta dalam mengatur produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.
Dalam konteks ekonomi liberal, pemerintah diharapkan terlibat sebatas dalam menegakkan hukum, menjaga kestabilan makroekonomi, dan memfasilitasi kondisi yang mendukung persaingan bebas.
Apa pengaruh sistem ekonomi ini bagi para pelaku usaha, karakteristik, contoh, kekurangan dan kelebihan. Mari kita bahas lebih lanjut pada artikel di bawah ini.
Sistem ekonomi liberal adalah model ekonomi yang fokus pada kebebasan ekonomi, kepemilikan swasta dan peran minimal pemerintah dalam mengatur regulasi ekonomi.
Dimana tujuan utama dari kegiatan ekonomi sistem liberal fokus untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dan sangat menjunjung tinggi hak milik pribadi. Sedangkan dari segi pemerintah berperan sebagai pemberi dan penyedia fasilitas umum.
Ekonomi liberal ini pertama kali di dikenal pada abad ke-18 oleh filsuf ekonomi Adam Smith, yang kemudian mulai ditetapkan secara luas pada abad ke-19 setelah munculnya revolusi industri di Inggris.
Ekonomi liberal ini didasarkan pada penjelasan dalam bukunya yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation yang berbunyi:
''Perekonomian akan berjalan dengan baik jika pengaturannya diserahkan kepada mekanisme pasar atau mekanisme harga, yang juga disebut dengan teori The Invisible Hands".
Contoh negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, beberapa negara Eropa, seperti Prancis, Kanada Denmark, Finlandia, Jerman, Hongkong, Myanmar, Kamboja, dll.
Baca Juga: Sistem Ekonomi Pasar: Pengertian, Kelebihan dan Contoh
Mengutip dari laman academia.edu, ekonomi liberal memiliki beberapa karakteristik, yakni:
Berikut beberapa contoh penerapan ekonomi liberal di beberapa negara:
Amerika Serikat adalah salah satu contoh utama ekonomi liberal. Dengan fokus pada kebebasan individu dan pasar yang tidak terbatas.
AS memberikan ruang yang besar bagi perusahaan swasta untuk beroperasi tanpa intervensi yang berlebihan dari pemerintah. Prinsip-prinsip persaingan bebas dan mobilitas modal sangat ditekankan.
Selanjutnya, Britania Raya juga mengadopsi ekonomi liberal yang menekankan kebebasan pasar dan peran yang lebih kecil bagi pemerintah dalam mengatur ekonomi. Pendekatan ini memberikan insentif pada inovasi, investasi swasta, dan efisiensi ekonomi.
Contoh berikutnya adalah Singapura, meskipun memiliki elemen pemerintahan yang kuat, juga menunjukkan ciri-ciri ekonomi liberal. Dengan memberikan kebebasan yang besar pada perusahaan untuk beroperasi, Singapura telah berhasil menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi.
Berikut ini beberapa keuntungan dari penerapan ekonomi liberal:
Sistem ekonomi liberal dikenal dengan adanya persaingan pasar yang cukup ketat, sehingga pelaku usaha akan berbondong-bondong untuk membuat produknya berkualitas agar dilirik oleh pembeli dan berhasil bersaing di pasar.
Selain produk yang berkualitas, pelaku usaha sudah dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk baru, menciptakan nilai tambah, meningkatkan efisiensi produksi, dan juga menemukan cara-cara baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Selanjutnya, dalam sistem ekonomi ini, produksi barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar. Perusahaan cenderung memproduksi barang berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Karena mereka harus bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar, perusahaan lebih cenderung untuk merespons perubahan dalam selera dan preferensi konsumen.
Baca Juga: Pangsa Pasar adalah: Jenis, Rumus, hingga Contoh
Dalam ekonomi liberal, dorongan untuk mencapai efisiensi produksi sangat tinggi. Persaingan yang ketat mendorong perusahaan untuk mencari cara-cara yang lebih efisien dalam menghasilkan barang dan jasa.
Hal ini tidak hanya mencakup peningkatan teknologi produksi, tetapi juga manajemen yang lebih efektif dari sumber daya yang tersedia. Sistem ini dapat membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan produktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Selain kelebihan, ekonomi liberal juga memiliki beberapa kekurangan, yakni:
Salah satu kelemahan dari sistem ekonomi liberal adalah timbulkan kesenjangan ekonomi, dimana semakin kaya seorang dalam negara penganut sistem ini maka akan semakin kaya juga dan sebaliknya.
Khusus produk yang sudah terkenal. Hal ini menyebabkan penjualan semakin terpusat dan pedagang baru akan sulit untuk berberkembang.
Sistem ini berorientasi pada keuntungan, yang menyebabkan para produsen bersaing untuk mendapatkan konsumen dengan cara apa pun yang diperlukan. Hal ini dapat mengakibatkan persaingan yang tidak sehat, dengan pemilik bisnis menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan keuntungan mereka.
Ketika ada permintaan yang tinggi untuk produk tertentu, beberapa produsen dapat secara bersamaan memproduksinya dalam skala besar, yang mengakibatkan potensi eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, jika penerapan sistem ekonomi ini akan menimbulkan menimbulkan penjualan terpusat yang semakin mempersempit peluang untuk pedagang baru untuk ikut bersaing.
Selain itu, produk yang ditawarkan oleh para pedagang baru ini kurang berkualitas dan tidak menawarkan keuntungan apa pun. Oleh karena itu, kemungkinan besar produk mereka tidak akan sukses di pasar.
Berikut beberapa pertanyaan umum mengenai ekonomi liberal:
Sistem ekonomi liberal pertama kali dikenalkan oleh Adam Smith pada abad ke 18, melalui bukunya yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation, yang kemudian mulai dipraktekkan secara kuas pada abad ke-19.
Umumnya, negara penganut ekonomi liberal cenderung sering mengalami krisis ekonomi karena perputaran ekonomi mereka yang terpusat.
Sistem ini menjadikan yang kaya akan menjadi semakin kaya dan yang miskin akan semakin bisnis. Karena, produsen tahu apa yang harus mereka produksi dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Dilansir dari laman staffnew.uny.ac.id, ekonomi liberal pertama kali diterapkan di Indonesia pada tahun 1870 sampai tahun 1900. Sistem ini juga yang menjadi sistem ekonomi pertama yang digunakan dalam sejarah kolonial Indonesia.
Ada beberapa dampak pelaksanaan sistem ekonomi liberal bagi Indonesia, salah satunya adalah krisis perkebunan karena merosotnya harga kopi pada tahun 1885.
Kemudian disusul dengan anjloknya harga gula. Hal ini disebabkan karena Eropa yang mulai memproduksi gula mandiri dari hasil perkebunan.
Mengutip dari laman SMAN 13 Semarang, menjelaskan jika ada dua faktor dasar yang melatarbelakangi penerapan ekonomi liberal di Indonesia. Pertama, adanya desakan penghapusan sistem tanam paksa dan kedua adalah desakan pengusaha swasta.
Nah, itu dia beberapa informasi yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat.