Logo Bee Web

Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur dan Contohnya

Bagaimana siklus akuntansi perusahaan manufaktur? Pada ada perbedaan antara perusahaan jasa, dagang dan manufaktur? Berikut penjelasannya
Penulis: Lutfatul Malihah
Terbit: Friday, 7 February 2025
Diperbarui: Friday, 7 February 2025
Daftar Isi

Istilah siklus akuntansi mungkin sudah tidak asing lagi dikalangan akunting, dimana siklus inilah yang menggambarkan alur bagaimana proses pembukuan keuangan berlangsung. Lantas bagaimana dengan siklus akuntansi perusahaan manufaktur?

Apakah siklusnya sama dengan jenis perusahaan lain? Mengingat dari proses bisnisnya saja sudah berbeda. Dimana, perusahaan manufaktur atau produksi terbilang lebih kompleks, karena proses bisnisnya yang lebih panjang.

Temukan jawaban lengkapnya pada artikel di bawah ini!

Apa itu Siklus Akuntansi?

Apa yang dimaksud dengan siklus akuntansi? Menurut buku Dasar Akuntansi Keuangan (2021) karya Tantik Sumarlin, jika siklus akuntansi adalah proses yang saling berkesinambungan dari satu periode ke periode lainnya, berawal dari pengumpulan data sampai tersedianya laporan keuangan.

Dari penjelasan ini, kita juga bisa menarik kesimpulan jika siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah sebuah proses pembukuan keuangan transaksi yang terjadi pada perusahaan manufaktur dari mulai pengumpulan data sampai jadi laporan keuangan.

Secara umum, ada 10 siklus akuntansi, mulai dari pencatatan transaksi, pembuatan jurnal umum, posting transaksi ke jurnal umum, membuat neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, pembuatan laporan keuangan, jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan dan terakhir adalah jurnal pembalik.

Dengan adanya siklus akuntansi ini perusahaan bisa secara sistematis dalam menyusun laporan keuangan dan memastikan bahwa seluruh transaksi keuangan dicatat dengan akurat dan dianalisis dengan benar.

Perbedaan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur

Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang Dan Manufaktur

Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur (Credit: bee.id)

Apakah ada perbedaan siklus akuntansi dari perusahaan jasa, dagang dan manufaktur? mengingat ketiga bidang usaha ini memiliki proses bisnis yang berbeda. Jawabannya Ada, khususnya dari segi pengelolaan persediaan barang dagangnya.

#Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa tidak menjual barang, sehingga siklus akuntansinya tidak memerlukan pengelolaan persediaan barang dagang, pendapatannya juga berasal dari jasa yang diberikan bukan dari jasa yang dijual. Sehingga, laba ruginya juga lebih sederhana karena hanya ada komponen pendapatan jasa dan beban operasional saja.

#Perusahaan Dagang

Kemudian untuk perusahaan dagang, mereka menjual barang yang mereka beli dari supplier tanpa perlu merubah bentuknya. Sehingga mereka memerlukan stok dan akun persediaan barang dagang yang harus dicatat dalam sistem pembukuan mereka. Pendapatannya juga berasal dari penjualan barang dagang dengan beban utama harga pokok penjualan (HPP)

#Perusahaan Manufaktur

Sedangkan perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengelola bahan baku menjadi barang jadi sebelum dijual, sehingga sistem pencatatannya juga lebih kompleks. Ada 3 jenis persediaan yang harus mereka atur, yakni bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.

Selain itu, perusahaan manufaktur juga memiliki akun harga pokok produksi yang lebih kompleks dibandingkan dengan dua jenis perusahaan sebelumnya. Contohnya seperti perusahaan tekstil, produsen makanan, minuman dan lain sebagainya.

Diluar dari proses bisnisnya yang berbeda dan akun yang dilibatkan juga berbeda, siklus akuntansi perusahaan manufaktur hampir sama dengan siklus akuntansi pada umumnya, yakni dimulai dari pencatatan transaksi dan diakhiri dengan jurnal pembalik

Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Berikut contoh siklus akuntansi perusahaan manufaktur dan penjelasan lengkapnya:

1. Pencatatan Transaksi

Siklus akuntansi perusahaan manufaktur yang pertama adalah pencatatan transaksi, tahapan ini sebenarnya tidak jauh berbeda dari siklus akuntansi perusahaan jasa maupun dagang, yang membedakan hanyalah pada pencatatan biaya produksinya saja.

Mengutip dari buku Akuntansi Perusahaan Manufaktur (2016) karya Reschiwati, biaya produksi yang perlu dicatat diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Biaya Pembelian Bahan Baku

Pertama ada biaya pembelian bahan baku, yakni biaya yang digunakan untuk membeli barang mentah, biaya pembelian bahan baku ini terdiri dari dua komponen, yakni:

  • Bahan baku langsung → bahan yang secara langsung digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian dari produk jadi (misalnya, kayu dalam pembuatan furniture).
  • Bahan baku tidak langsung → bahan yang digunakan dalam produksi tetapi tidak menjadi bagian utama dari produk jadi (misalnya, lem atau pelumas mesin).

Jika perusahaan menggunakan metode perpetual, pembelian bahan baku akan langsung dicatat sebagai persediaan bahan baku.

Sebagai contoh, perusahaan membeli bahan baku secara kredit senilai Rp 5.000.000, maka jurnalnya:

Bahan Baku          Rp5.000.0000
      Utang Usaha                Rp5.000.000

b. Biaya Penggunaan Bahan Baku

Selanjutnya ada biaya penggunaan bahan baku, yakni biaya yang dikeluarkan saat perusahaan mulai mengelola bahan baku mereka.

  • Jika bahan baku yang digunakan adalah bahan baku langsung maka dicatat dalam proses (work in process).
  • Namun Administrasi jika bahan baku tidak langsung yang digunakan dicatat sebagai overhead pabrik (overhead control).

Sebagai contoh, jika perusahaan selama bulan X menggunakan bahan baku langsung senilai Rp5.000.000 dan menggunakan bahan tidak langsung sebesar Rp1.000.0000, maka jurnalnya adalah:

Bahan dalam Proses            Rp5.000.000
Pengendali Overhead Pabrik    Rp1.000.000
         Bahan Baku                       Rp6.000.000

c. Pencatatan Gaji dan Upah

Selanjutnya adalah biaya tenaga kerja, biaya tenaga kerja perusahaan manufaktur dicatat secara terpisah antara yang terlibat langsung dan tidak langsung dengan proses produksi:

  • Tenaga kerja langsung → pekerja yang secara langsung menangani proses produksi (misalnya, tukang kayu dalam pembuatan furniture).
  • Tenaga kerja tidak langsung → pekerja yang mendukung produksi tetapi tidak langsung mengerjakan produk (misalnya, supervisor atau teknisi perawatan mesin).

Misalnya, selama periode bulan X perusahaan mengeluarkan gaji sebesar Rp10.000.000, dengan pembagian, tenaga kerja langsung 50%, tenaga kerja tidak langsung 20%, bagian marketing 15% dan administrasi 5%, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Beban Gaji        Rp10.000.000
      Utang gaji               Rp10.000.0000

Jika dirincikan:

Barang dalam Proses          Rp5.000.000
Pengendali Overhead Pabrik   Rp2.000.000
Beban Gaji Marketing         Rp1.500.000
Beban Gaji Administrasi      Rp500.000
           Beban Gaji                    Rp10.000.000

Jika sudah dibayarkan:

Utang Gaji      Rp10.000.000
      Kas                     Rp10.000.000

d. Pencatatan Overhead Pabrik

Selanjutnya adalah biaya overhead pabrik, yakni seluruh biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Seperti:

  • Penyusutan mesin dan peralatan produksi
  • Listrik dan utilitas pabrik
  • Asuransi pabrik
  • Pemeliharaan dan perbaikan mesin
  • Beban sewa pabrik
  • Bahan habis pakai (seperti pelumas mesin dan alat-alat kecil)

Misalnya perusahaan, membayar seluruh biaya overhead pabriknya sebesar 4.500.000. dengan rincian biaya akumulasi penyusutan aset sebesar Rp1.000.0000. biaya listrik Rp1.500.000, asuransi pabrik Rp2.000.000, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Pengendali Overhead Pabrik              Rp4.500.000
            Akumulasi penyusutan aset              Rp1.000.000
            Biaya listrik dan air                  Rp1.500.000
            Asuransi pabrik                        Rp2.000.000

e. Membebankan Overhead Pabrik Ke Barang Dalam Proses

Selanjutnya, biaya overhead yang sudah dikumpulkan dalam Pengendali Overhead Pabrik kemudian dibebankan ke Barang Dalam Proses. Dari contoh diatas, transaksi yang termasuk dalam pengendali dalam proses adalah sebagai berikut:

  • Bahan baku tidak langsung : Rp1.000.000
  • Tenaga kerja tidak langsung: Rp2.000.000
  • Biaya overhead: Rp4.500.000

Sehingga jurnalnya adalah:

Barang dalam Proses                 Rp7.500.000
        Pengendali Overhead Pabrik              Rp7.500.000

f. Pencatatan Produk Jadi

Setelah proses produksi selesai, barang yang sudah jadi dipindahkan ke akun Persediaan Barang Jadi. Misalnya, dalam proses produksi periode x perusahaan berhasil memproduksi produk jadi senilai Rp21.000.000 setara dengan 210 unit, maka jurnalnya adalah…

Barang Jadi                Rp21.000.000
       Barang dalam Proses              Rp21.000.000

g. Pencatatan Penjualan Barang Jadi

Jika produk yang diproduksi sudah berhasil terjual, maka ada dua hal yang perlu dicatat, yakni penambahan pendapatan penjualan dan pengurangan barang jadi dengan pengajuan hpp,

Contohnya, pada periode bulan x produk berhasil terjual 180 unit, jika margin keuntungan perusahan 20% maka, nilai penjualan Rp36.000.000, dimana 86%nya adalah pembayaran tunai dan 14% sisanya pembayaran kredit. Dengan HPP Rp18.000.000. Maka jurnalnya adalah….

Kas                  Rp30.960.000
Piutang Usaha        Rp5.040.000
      Penjualan                  Rp36.000.000
HPP                  Rp18.000.0000
      Barang Jadi                   Rp18.000.000

2. Jurnal Umum Perusahaan Manufaktur

Tahapan selanjutnya adalah membuat jurnal umum, jurnal umum sendiri merupakan dokumen yang mencatat seluruh transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi, yang memungkinkan penggunanya untuk melacak aliran uang masuk dan keluar.

Sebagai contoh:

Jurnal Umum Perusahaan Manufaktur

Contoh Jurnal Umum Perusahaan Manufaktur (Credit: bee.id)

3. Posting Transaksi Ke Buku Besar

Setelah transaksi dicatat dalam jurnal, langkah selanjutnya adalah memindahkan informasi tersebut ke dalam buku besar. Buku besar berfungsi sebagai tempat untuk merangkum seluruh transaksi yang telah dicatat,

Sehingga memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan. Proses ini dikenal sebagai pemostingan, di mana setiap entri jurnal dipindahkan ke akun-akun yang sesuai dalam buku besar. Bagaimana caranya? Baca artikel di bawah ini!

BACA JUGA: Cara Posting jurnal Umum Ke Buku Besar

4. Neraca Saldo Perusahaan Manufaktur

Setelah pemostingan, disusun neraca saldo untuk memastikan bahwa total saldo debit dan kredit dalam buku besar seimbang. Neraca saldo ini berfungsi sebagai alat untuk memverifikasi keakuratan pencatatan transaksi sebelum dilakukan penyesuaian lebih lanjut.

Penyusunan neraca ini diambil dari saldo akhir tiap akun yang sebelumnya sudah ada di buku besar, dengan prinsip, jika aset bertambah maka di debet, jika berkurang di kredit dan hasil akhirnya juga harus seimbang atau balance.

Seimbang atau tidaknya neraca saldo ini menentukan keakuratan pencatatan transaksi keuangan dalam buku besar. Jika neraca saldo tidak seimbang, itu bisa menjadi indikasi adanya kesalahan dalam pencatatan transaksi. Berikut contoh neraca saldo perusahaan manufaktur:

Neraca Perusahaan Manufaktur

Contoh Neraca Perusahaan Manufaktur (Credit: bee.id)

5. Jurnal Penyesuaian

Pada tahap ini, dilakukan penyesuaian terhadap akun-akun yang memerlukan pembaruan, seperti persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Jurnal penyesuaian ini disusun untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan yang akurat pada akhir periode akuntansi.

Apa saja akun yang perlu disesuaikan? Ada 5 akun yang perlu disesuaikan, yakni:

  • Prepaid expense (beban dibayar di muka)
  • Prepaid revenue (pendapatan diterima di muka)
  • Accrued Expense (beban terutang)
  • Accrued revenue (pendapatan terutang)
  • Depreciation (penyusutan)

6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah transaksi diselesaikan Anda bisa menyusun kembali neraca saldo, neraca saldo ini disebut dengan neraca saldo setelah penyesuaian. Mencatat perubahan yang telah disesuaikan dalam jurnal penyesuaian untuk menyajikan informasi keuangan yang lebih akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

7. Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Dari informasi yang ada di neraca saldo setelah penyesuaian kita bisa mulai menyusun laporan keuangan perusahaan manufaktur. Seperti yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), ada 5 komponen laporan keuangan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

Menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban selama periode akuntansi, sehingga dapat diketahui laba atau rugi yang diperoleh perusahaan.

Laba Rugi

Laba rugi PT Maju Jaya (Credit: bee.id)

b. Laporan Perubahan Modal Perusahaan Manufaktur

Mengungkapkan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode akuntansi, termasuk penambahan modal, penarikan, dan laba atau rugi yang ditahan.

Laporan Perubahan Sederhana

Laporan Perubahan Ekuitas Sederhana (Credit: bee.id)

c. Laporan Posisi Keuangan/ Neraca Perusahaan Manufaktur

Menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi, dengan merinci aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik.

Neraca Perbandingan Untuk Membuat Laporan Arus Kas

Contoh laporan posisi keuangan atau neraca perusahaan manufaktur (Credit: bee.id)

d. Laporan Arus Kas Perusahaan Manufaktur

Menyajikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar selama periode akuntansi, yang penting untuk menilai likuiditas dan solvabilitas perusahaan.

Contoh Laporan Cash Flow Metode Langsung Excel

Contoh Laporan Cash Flow Metode Langsung Excel (Credit: bee.id)

e. Catatan Atas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Memberikan penjelasan tambahan mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan, rincian akun tertentu, dan informasi penting lainnya yang mempengaruhi pemahaman laporan keuangan.

BACA JUGA: Contoh dan Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana UMKM

8. Jurnal Penutup

Setelah laporan keuangan disusun, dilakukan jurnal penutup untuk menutup akun-akun nominal seperti pendapatan dan beban. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan akun-akun tersebut untuk periode akuntansi berikutnya dan memastikan bahwa laba atau rugi ditransfer ke akun modal.

9. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Terakhir adalah membuat neraca saldo setelah penutupan, neraca ini disusun untuk memastikan bahwa semua akun nominal telah ditutup dengan benar dan saldo akun riil (seperti aset, kewajiban, dan ekuitas) sudah sesuai. Sehingga pembukuan bisa dilanjutkan untuk periode berikutnya.

10. Jurnal Pembalik

Kemudian, pada awal periode akuntansi berikutnya, dibuat jurnal pembalik untuk membalikkan efek dari jurnal penyesuaian yang bersifat sementara. Hal ini memudahkan pencatatan transaksi pada periode berikutnya dan menghindari penghitungan ganda.

Catat Biaya Produksi, Penjualan & Laporan Keuangan Langsung Jadi, Pakai Beeaccounting!

Membuat Catatan Pengeluaran Biaya Produksi + Laporan Keuangan Pakai Beeaccounting

Kelola usaha produksi Anda dengan lebih efisien menggunakan software akuntansi manufaktur Beeaccounting, software akuntansi yang memudahkan pencatatan biaya produksi, penjualan, hingga laporan keuangan secara otomatis.

Dengan fitur yang terintegrasi, Anda bisa mencatat seluruh transaksi bisnis dalam satu sistem, mulai dari penghitungan harga pokok produksi, pencatatan penjualan, hingga pembuatan laporan keuangan secara instan.

Beeaccounting memastikan setiap data tercatat akurat dan real-time, sehingga Anda dapat mengambil keputusan bisnis dengan lebih cepat dan tepat. Tidak perlu lagi repot menyusun laporan manual cukup pakai Beeaccounting laporan auto jadi dan rapi, Klik banner di atas dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!

Artikel Populer

Ekuitas: Pengertian, Unsur, Jenis dan Contonya, Lengkap!
Ekuitas adalah istilah populer dan tentunya sudah sangat populer dalam dunia bisnis khususnya untuk masalah pengelolaan keuangan atau akuntansi. Secara
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Download File Excel Laporan Laba Rugi dan Lainnya, GRATIS!
Butuh download file excel laporan keuangan mulai dari laba rugi, neraca, arus kas dan lainnya? Anda bisa mengecek para artikel
Baca Juga
13 Contoh Analisis SWOT Makanan dan Cara Menyusunnya
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) telah menjadi alat yang sangat penting dalam merinci strategi bisnis, salah satunya adalah analisis
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu