Logo Bee Web

Rumus ROA (Return on Assets), Contoh dan Cara Menghitungnya

Setelah membaca ini, Anda akan tahu mengapa ROA itu penting dalam bisnis, termasuk rumus dan tahapan-tahapan praktis untuk menghitungnya.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Kategori: ,
Terbit: Thursday, 26 December 2024
Diperbarui: Monday, 30 December 2024
Daftar Isi

Sebagai pengusaha, pernahkah Anda merasa bisnis sudah berjalan dengan baik, tapi profitnya tetap jalan di tempat? Jika iya, bisa jadi hal itu karena aset perusahaan Anda tidak terkelola dengan baik. Untuk memastikannya mudah saja, Anda bisa menghitungnya dahulu melalui rumus ROA.

Dalam dunia bisnis, rumus ROA adalah elemen penting ketika ingin melihat signifikansi aset terhadap profit. Konkretnya, kalau bisnis Anda ingin profit secara maksimal, tapi dengan modal seminimal mungkin, maka rumus ROA inilah salah satu komponen yang dapat membantu Anda dalam menyusun strategi bisnis tertentu.

Namun, menggunakan rumus ROA sebagai alat bantu tentu tak bisa sembarangan. Ada standarisasi persennya, rumusnya, hingga beberapa tahapan dalam menghitungnya. Jika penasaran ingin tahu lebih lanjut tentang ROA, mari ikut Bee membahasnya di bawah ini.

Apa Itu ROA? ROA Adalah …

Menghitung Nilai Aset Perusahaan

Ilustrasi Pebisnis Menghitung Nilai Aset (Credit: Freepik)

Apa itu ROA? Secara etimologis, ROA adalah singkatan daripada return on assets. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, maka pengertiannya adalah sesederhana “pengembalian aset”. 

Namun, oleh beberapa ahli, pengertiannya tentu tidak sebatas itu. Seperti menurut Kasmir dalam Lafau, Zalogo, dan Harita (2021), ROA adalah rasio yang menggambarkan hasil (return) atas jumlah aktiva (aset) yang diinvestasikan oleh perusahaan. 

Tak jauh beda dengan sebelumnya, menurut Sugiono (2019), ROA adalah tingkat pengembalian aset perusahaan setelah dikurangi pajak. Hasil perhitungan ROA ini pada akhirnya dijadikan dasar untuk melihat kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva.   

Dari kedua pengertian ahli tersebut, maka dapat kita pahami bahwa ROA merupakan alat untuk melihat seberapa efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan asetnya. Mudahnya, semakin besar ROA-nya, maka semakin baik pengelolaan asetnya. Begitu juga sebaliknya.

Perbedaan ROA dan ROE

Kendati pengertian ROA ini cukup sederhana, namun kebanyakan orang kadang masih bingung, terutama ketika membedakannya dengan istilah ROE. Kedua rasio itu memang terkesan sama, tapi tentu saja memiliki sejumlah perbedaan yang cukup kentara. 

Maka, supaya Anda ke depan tidak lagi salah paham, mari simak perbedaan antara ROA dan ROE melalui tabel dan penjelasan di bawah ini:

Ada 5 Aspek yang Membedakan ROA dan ROE

Tabel Perbedaan ROA dan ROE (Credit: Bee.id)

1. Definisi

  • ROA (Return on Assets): Mengukur seberapa efisien aset perusahaan digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Sebagai indikator dari kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam memanfaatkan semua aset yang tersedia.
  • ROE (Return on Equity): Mengukur seberapa besar laba bersih yang dihasilkan dari modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Ini lebih spesifik menunjukkan keuntungan yang diterima pemilik modal.

2. Fokus

  • ROA: Berfokus pada efisiensi aset perusahaan, dengan menilai bagaimana aset-aset yang ada dapat mendukung operasional dan menghasilkan laba. Ini menjadi tolok ukur bagi manajemen dalam mengevaluasi kinerja keseluruhan.
  • ROE: Lebih mengutamakan sudut pandang investor atau pemegang saham untuk melihat hasil investasi mereka. Fokus spesifiknya pada modal yang dimiliki pemegang saham atau investor.

3. Sumber Daya

  • ROA: Menggunakan total aset perusahaan, termasuk yang didanai oleh ekuitas maupun utang. Pada intinya, rumus ini mencakup keseluruhan sumber daya yang digunakan untuk operasional perusahaan.
  • ROE: Hanya mempertimbangkan ekuitas, yaitu modal yang disediakan oleh pemegang saham. ROE tidak memasukkan utang dalam perhitungannya, sehingga lebih relevan untuk menilai imbal hasil murni dari investasi pemilik modal.

4. Pengaruh Utang

  • ROA: Dipengaruhi langsung oleh utang, karena aset yang digunakan dalam perhitungan termasuk yang berasal dari pinjaman. Itu sebabnya semakin besar proporsi utang, maka semakin kecil nilai ROA-nya.
  • ROE: Tidak dipengaruhi langsung oleh utang, karena lebih fokus pada pengembalian modal pemilik saham/investor. Namun, jika tingkat utang lebih dominan daripada laba perusahaan, tentu sedikit-banyak memengaruhi ekuitas yang dimiliki pemodal.

5. Tujuan Analisis

  • ROA: Untuk memberikan pandangan menyeluruh tentang efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan laba. ROA juga membantu manajemen dalam mengidentifikasi area operasional yang perlu dioptimalkan.
  • ROE: Ditujukan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diterima pemegang saham atas modal yang mereka investasikan. Analisis ini relevan bagi investor untuk mengevaluasi apakah perusahaan cukup menguntungkan dan layak untuk investasi lebih lanjut.

Baca Juga: ROE adalah Return on Equity, Begini Fungsinya Untuk Bisnis

ROA Digunakan untuk Apa?

Pada pembahasan sebelumnya, sempat kita singgung bahwa ROA digunakan untuk mengukur seberapa efisien aset perusahaan digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Namun, apakah hanya itu saja? 

Tentu saja tidak. Merangkum skripsi berjudul “Analisis Modal Kerja dalam Meningkatkan Return on Assets (ROA) Perusahaan pada PT. Garuda Madju Cipta”, karya Bagus Ari Gundatara (2017), ada setidaknya fungsi di antaranya:

4 Fungsi Menghitung ROA (return On Assets)

Terdapat 4 Fungsi ROA bagi Bisnis (Credit: Bee.id)

1. Mengukur Efisiensi Penggunaan Aset Perusahaan

ROA membantu perusahaan mengevaluasi seberapa efektif aset-asetnya digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan seberapa besar kontribusi total aset terhadap pendapatan, sehingga perusahaan dapat mengidentifikasi aset yang kurang produktif untuk dioptimalkan.

2. Menilai Kinerja Operasional Secara Menyeluruh

Sebagai rasio yang mencakup semua sumber daya perusahaan, ROA memberikan gambaran kinerja perusahaan secara keseluruhan. Ini berarti memungkinkan manajemen untuk melihat efisiensi operasional dan mengevaluasi keputusan strategis berdasarkan pengembalian aset.

3. Membandingkan Performa dengan Perusahaan Lain

Data dari perhitungan ROA ini dapat dijadikan perbandingan efisiensi antar perusahaan dalam industri yang sama. Dengan melihat rasio ini, manajemen dan investor dapat menilai kira-kira di mana posisi kompetitif perusahaan dibandingkan dengan pesaing.

4. Dasar untuk Perencanaan Strategi Bisnis

Selain sebagai data perbandingan, hasil perhitungan ROA juga dapat menjadi dasar perusahaan dalam merencanakan strategi bisnis. Pihak manajemen dapat menggunakan ROA untuk mengidentifikasi area mana yang membutuhkan perbaikan, seperti pengelolaan modal kerja atau pengoptimalan aset.

Kelebihan dan Kekurangan ROA

Meski demikian, sebagai alat ukur kinerja manajemen perusahaan, ROA juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Merangkum pendapat Munawir dalam skripsi Bagus Ari Gundantara (2017), berikut Bee rangkum dalam tabel terkait kelebihan dan kekurangannya:

Kelebihan dan Kekurangan Rumus Pengembalian atas Aset

Kelebihan dan Kekurangan Return On Assets (Credit: Bee.id)

Jika rangkuman tabel di atas dirasa masih kurang jelas, silakan simak penjelasan deskriptifnya di bawah ini:

#Kelebihan

1. Pengukuran yang Komprehensif

Sebagai alat ukur, hasil perhitungan ROA cukup komprehensif; mencerminkan keseluruhan kinerja perusahaan dengan melibatkan semua elemen yang memengaruhi laporan keuangan. Ini berarti membantu perusahaan untuk menilai efisiensi penggunaan asetnya secara holistik.​

2. Mudah Dipahami dan Dihitung

Penggunaan ROA sangat mudah, karena memiliki formula yang sederhana, sekaligus hasil perhitungan yang mudah dimengerti oleh berbagai pihak, baik manajemen, investor, maupun pemegang saham. Hal ini tentu  menjadikannya alat yang efektif untuk evaluasi kinerja

3. Fleksibilitas Aplikasi

Sebagai indikator profitabilitas, ROA dapat diterapkan pada berbagai unit organisasi atau divisi perusahaan, yang bertanggung jawab atas profitabilitas, termasuk divisi atau produk tertentu​.

#Kekurangan

1. Dipengaruhi Metode Akuntansi

Hasil perhitungan nilai ROA dapat bervariasi karena tergantung pada metode depresiasi aktiva tetap (kepemilikan sumber daya perusahaan) yang digunakan. Maka, dalam perhitungannya, hasil yang didapatkan bisa saja tidak konsisten antarperusahaan.

2. Rentan terhadap Inflasi

Selain itu, ketika dalam kondisi inflasi, ROA juga dapat memberikan hasil yang tidak akurat karena penyesuaian harga aset yang tidak selalu sejalan dengan perubahan harga jual. Ini berarti penggunaan ROA tidak bisa sembarangan; harus memperhatikan kondisi ekonomi negara. 

3. Cenderung Sulit untuk Perbandingan Perusahaan

Kekurangan yang terakhir, yaitu perbedaan praktik akuntansi antarperusahaan. Perbedaan ini dapat membuat ROA cukup sulit digunakan untuk membandingkan efisiensi secara langsung, terutama dalam industri yang sama.

Berapa Persen ROA yang Baik?

Selain perbedaan antara ROA dan ROE, ada satu hal lagi yang biasa dijadikan pertanyaan banyak orang. Yaitu berapa persen ROA yang baik itu?

Mengutip laman resmi forbes.com, ROA yang biasanya dianggap baik adalah sebesar 5% atau lebih. Besaran persen tersebut sudah bisa menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menggunakan asetnya dengan sangat efisien untuk menghasilkan laba. 

Meski demikian, interpretasi atas angka ROA ini sebaiknya juga mempertimbangkan konteks industri dan sektor di mana perusahaan beroperasi. Kenapa? Karena setiap industri memiliki karakteristik dan dinamika yang unik. Entah itu struktur asetnya, model bisnisnya, atau siklus industrinya. 

Sebagai contoh, misalnya, sebuah perusahaan manufaktur yang memiliki aset besar mungkin mencatat ROA sebesar 6%. Di sisi lain, perusahaan berbasis layanan digital, seperti platform pendidikan online, mungkin memiliki ROA sebesar 15%. 

Nah, jika hanya melihat angka ROA tanpa memperhatikan konteks, Anda jelas menyimpulkan bahwa platform digital tersebut lebih efisien dan merupakan investasi yang lebih baik. Padahal, perbandingan semacam itu menyesatkan karena kedua jenis bisnis tersebut beroperasi dalam konteks yang sangat berbeda.

Pada intinya, ketika melihat angka ROA dalam upaya perbandingan, penting untuk melihat faktor-faktor pengaruhnya, termasuk juga jenis bisnisnya.

Faktor yang Mempengaruhi Return on Assets (ROA)

Lantas, apa saja faktor yang mempengaruhi return on assets alias ROA ini? Mengutip laman resmi Repository UNY, faktor pengaruh ROA selain “jenis bisnis” ada beberapa. Di antaranya sebagai berikut: 

1. Rasio Likuiditas

Pertama ada rasio likuiditas, atau kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Misalnya seperti current ratio atau acid test ratio. Jika likuiditas sehat, operasional perusahaan tentu akan terjaga, yang itu kemudian juga mendukung kinerja dari ROA.

2. Rasio Manajemen Aset

Selanjutnya adalah rasio manajemen aset atau penggunaan aset seefisien mungkin. Rasio ini memiliki beberapa komponen, salah satunya fixed assets turnover. atau kemampuan perusahaan memanfaatkan aset tetap untuk menghasilkan penjualan. Jika komponen itu berkinerja baik, maka ia secara langsung akan berkontribusi pada profitabilitas perusahaan.

3. Rasio Manajemen Utang (Debt Management Ratio)

Selain manajemen aset, manajemen utang juga punya pengaruh. Ini pula memiliki beberapa komponen, seperti times nterest earned (TIE), yaitu upaya mengukur seberapa besar laba operasi dapat menurun sampai perusahaan tidak dapat memenuhi beban bunga tahunan. Semakin tinggi TIE, maka semakin berpengaruh buruk pada ROA.

4. Peputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Berikutnya adalah inventory turnover atau efisiensi perputaran persediaan. Faktor ini menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola bahan baku hingga barang jadi. Jika inventory turnover cepat, biaya penyimpanan akan menurun, dan pada akhirnya berpengaruh baik pada ROA.  

Baca Juga: Cara Menghitung Inventory Turnover , Rumus dan Contohnya

5. Jangka Waktu Penagihan Piutang (Days Sales Outstanding)

Faktor yang terakhir yaitu days sales outstanding, alias usaha mengukur waktu rata-rata dari penagihan piutang. Asumsinya, jika semakin cepat piutang dilunasi, maka semakin rendah pula dana tertahan. Itu berarti memungkinkan aset digunakan lebih produktif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan ROA.

Rumus ROA

Setelah mengetahui faktor-faktor pengaruhnya, kini waktunya kita memahami rumus ROA. Untuk menghitungnya mudah saja, masih mengutip Repository UNY, yaitu dengan cara membagi laba bersih dengan total aset/aktiva. 

Dari situ, maka sebelum menghitung ROA, Anda perlu tahu terlebih dahulu nilai dari laba bersih dan total aset perusahaan. Jika sudah, maka rumus ROA adalah sebagai berikut: 

Rumus ROA (return On Assets)

Rumus Return on Assets (Credit: Bee.id)

Keterangan:

  • Laba Bersih: Merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi semua biaya, termasuk biaya operasional, bunga, dan pajak. Angka ini mencerminkan hasil akhir dari kinerja keuangan perusahaan.
  • Total Aset: Merupakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan, baik berupa aset tetap (tanah, bangunan, mesin) maupun aset lancar (kas, piutang, persediaan). Total aset ini mencerminkan sumber daya yang digunakan untuk mendukung operasional perusahaan.

Cara Menghitung ROA

Sesudah mengetahui rumus, Anda tentu pengin tahu bagaimana cara menghitung ROA. Untuk menghitungnya sama tetap mudah; ada tiga langkah yang bisa Anda ikuti. Berikut di antaranya:

3 Tahap Menghitung ROA

Cara Menghitung Return on Assets (Credit: Bee.id)

1. Siapkan Data Laba Bersih

Langkah pertama dalam menghitung ROA adalah mengetahui besaran laba bersih perusahaan. Laba bersih adalah keuntungan akhir yang diperoleh setelah semua pengeluaran, seperti biaya operasional, bunga, dan pajak, telah dikurangkan dari total pendapatan. 

Biasanya, Anda bisa mengetahui data ini di dalam laporan laba rugi perusahaan. Pastikan Anda menggunakan angka laba bersih dari periode keuangan yang sama dengan data total aset yang akan digunakan, agar hasil perhitungan konsisten dan akurat.

2. Tentukan Rata-Rata Total Aset

Selanjutnya, Anda perlu menghitung rata-rata total aset perusahaan selama periode tersebut. Total aset mencakup semua sumber daya perusahaan, baik berupa aset tetap seperti gedung dan mesin, maupun aset lancar seperti kas dan piutang. 

Untuk mengetahui rata-rata total aset, caranya dengan menjumlahkan nilai total aset di awal periode dan di akhir periode, lalu membaginya dengan dua. Atau biasanya, data ini dapat Anda peroleh dari laporan posisi keuangan atau neraca perusahaan.

3. Hitung ROA dengan Membagi Laba Bersih dengan Total Aset Rata-Rata

Setelah data laba bersih dan rata-rata total aset siap, gunakan rumus ROA yang sebelumnya sudah kita ulas. Lalu jika Anda ingin mengetahui hasilnya dalam bentuk persentase, maka setelah pembagian, kalikan dengan 100. 

Contoh Perhitungan ROA

Supaya lebih konkret lagi, mari simak penjelasan Bee terkait contoh kasus perhitungan ROA perusahaan XYZ: 

1. Perusahaan XYZ Menyiapkan Data Laba Bersih

Pada akhir tahun 2024, perusahaan XYZ mencatatkan laba bersih sebesar Rp700 juta. Angka ini dihasilkan dari pendapatan total sebesar Rp10 miliar, setelah dikurangi semua biaya operasional, bunga pinjaman, dan pajak. Data laba bersih ini diperoleh dari laporan laba rugi yang telah diaudit dan mencerminkan kinerja keuangan selama satu tahun penuh.

2. Perusahaan XYZ Menentukan Rata-Rata Total Aset

Setelah itu menentukan rata-rata total aset. Berdasarkan laporan posisi keuangan, perusahaan XYZ memiliki total aset sebesar Rp6 miliar di awal tahun 2023. Selama tahun berjalan, perusahaan melakukan pembelian aset tambahan, sehingga total aset di akhir tahun meningkat menjadi Rp6,5 miliar. 

Dengan demikian, rata-rata total aset perusahaan selama periode tersebut adalah Rp6,25 miliar. Data ini dihitung untuk memberikan gambaran akurat mengenai aset yang digunakan perusahaan selama tahun 2023.

3. Perhitungan ROA Perusahaan XYZ

Setelah data laba bersih dan rata-rata total aset siap, hitung ROA perusahaan XYZ menggunakan rumus berikut:

Rumus:

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Perhitungan:

Agar lebih lengkap juga, contoh perhitungan ini Bee kalikan 100 untuk mengetahui nilai persentasenya.

ROA = 700.000.000 : 6.250.000.000 X 100% 

    = 11,2%

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa perusahaan XYZ mampu menghasilkan laba sebesar 11,2% dari total aset yang dimilikinya. Dengan angka ini pula, perusahaan bisa dibilang tergolong cukup efisien dalam memanfaatkan asetnya.

Kesimpulan

Di atas merupakan pembahasan lengkap terkait rumus ROA (Return on Assets). Jika diringkas, rumus ROA ini bukan hanya untuk mengevaluasi efisiensi penggunaan aset, tetapi juga untuk membantu perusahaan dalam membuat keputusan strategis. Cara mengetahuinya pun mudah, rumus dan tahapan menghitungnya tadi bisa Anda tiru, menyesuaikan data dari perusahaan Anda. 

Namun, menghitung ROA dan melakukan analisis keuangan lainnya terkadang memakan waktu jika dilakukan secara manual. Ini masalah kebanyakan pebisnis. Jika Anda termasuk salah satunya, sekarang waktunya Anda menyelesaikan masalah tersebut, dengan mempertimbangkan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud. Apa itu Beecloud?

Beecloud adalah aplikasi pembukuan keuangan berbasis cloud, yang dirancang untuk mempermudah pencatatan, pengelolaan, hingga analisis data keuangan perusahaan Anda. Fitur-fitur di dalamnya pun canggih; bisa membantu Anda menyusun laporan laba rugi dan neraca hanya dengan beberapa klik, sehingga Anda bisa menghitung ROA dengan cepat dan akurat.

Kalau Anda penasaran info lebih lengkapnya, atau langsung ingin mencobanya gratis, silakan klik banner di bawah ini!

Mudah Hitung Laba Rugi Pakai Beecloud

Artikel Populer

Contoh Laporan Keuangan Usaha Jasa Lengkap
Setiap perusahaan atau usaha apapun pasti memiliki laporan keuangan, termasuk untuk jenis laporan keuangan perusahaan jasa. Karena laporan ini bisa
Baca Juga
Download File Excel Laporan Laba Rugi Gratis
Membahas tentang pembukuan di dalam usaha kecil tentu sangat penting. Selain menjadi media untuk mengatur keuangan usaha Anda juga bisa
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Contoh Laporan Perubahan Ekuitas (Modal) dan Cara Membuatnya
Laporan perubahan ekuitas (modal) adalah salah satu komponen penting dalam laporan keuangan yang memberikan gambaran jelas tentang perubahan jumlah modal
Baca Juga
Panduan Lengkap Jurnal Akuntansi untuk Pemula dan Profesional
Jurnal akuntansi adalah salah satu instrumen vital dalam proses pencatatan dan pelaporan keuangan suatu entitas bisnis. Melalui jurnal ini, transaksi
Baca Juga
Cara Membuat Pembukuan Keuangan Sederhana Usaha Kecil
Pembukuan keuangan sederhana dibutuhkan oleh pengusaha untuk melihat progres bisnisnya melalui rekapan aktivitas keuangan di dalam perusahaan. Apakah keuntungan meningkat
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu