Pembelian bersih merupakan total biaya semua pembelian yang dilakukan oleh bisnis selama periode tertentu, rumus pembelian bersih bisa dihitung setelah dikurangi retur pembelian, potongan, dan diskon.
Dengan kata lain, pembelian bersih adalah biaya dari jumlah keseluruhan pembelian yang harus dibayarkan perusahaan di luar potongan lainnya yang tak ada sangkut pautnya dengan produk itu sendiri.
Jika perusahaan memahami berapa jumlah pembelian bersihnya dalam satu periode maka, perusahaan dapat mengelola persediaan, mengontrol biaya, dan meningkatkan profitabilitas. Dalam artikel ini kita akan membahas lebih dalam mulai dari pengertian, rumus, cara hitung hingga contohnya, lengkap!
Menurut Samryn (2012) Pembelian bersih adalah seluruh total pembelian barang dagang yang akan dijual kepada pelanggan, pembelian bersih ini juga merupakan salah satu komponen dalam harga pokok penjualan (HPP).
Dalam hal ini bisa disimpulkan jika pembelian bersih merupakan seluruh biaya pembelian yang dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu, setelah dikurangi retur pembelian, potongan harga dan diskon.
Kenapa pembelian bersih harus dihitung? Karena, dengan mengetahui pembelian bersih ini perusahaan dapat:
Baca Juga: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan / COGS
Untuk menghitung pembelian bersih, Anda bisa menggunakan rumus:
Rumus Pembelian Bersih = (Pembelian Kotor + Ongkir) - (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)
Keterangan:
Berdasarkan rumus diatas, maka untuk menghitung pembelian bersih bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Langkah pertama adalah menghitung jumlah pembelian kotor selama satu periode yang sudah ditentukan, semisal 1 bulan, 1 semester, atau 1 tahun.
Pembelian kotor sendiri adalah seluruh total biaya pembelian yang dilakukan oleh perusahaan selama satu periode, informasi pembelian kotor ini bisa Anda temukan pada faktur pembelian atau laporan pembelian pada pembukuan keuangan.
Setelah itu, tentukan juga berapa ongkos kirimnya. Secara pengertian, ongkos kirim adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengantarkan barang yang dibeli dari pemasok ke tempat usaha. Informasi ongkir ini juga bisa ditemukan dalam faktur pembelian.
Baca Juga: 13 Contoh Nota Pembelian dan Cara Membuatnya
Setelah jumlah pembelian kotor dan ongkos kirim ditemukan, maka selanjutnya adalah menjumlahkan ongkos kirim dengan pembelian kotor.
Hasil dari perhitungan ongkos kirim dan pembelian kotor ini kita sebut X untuk memudahkan proses perhitungan selanjutnya. Jika dirasa ongkos kirim ini tidak ada maka dapat diisi 0 atau dikosongkan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah retur pembelian dan potongan pembelian. Retur pembelian adalah nilai barang yang dikembalikan oleh pelanggan kepada perusahaan karena cacat, rusak, atau tidak sesuai dengan pesanan.
Kemudian potongan pembelian, jumlah potongan harga yang diberikan oleh pemasok kepada perusahaan, seperti diskon kuantitas, diskon tunai, dan potongan perdagangan.
Informasi mengenai kedua hal ini bisa Anda temukan pada faktur pembelian atau di nota retur pembelian.
Setelah mengetahui jumlah retur pembelian dan potongan pembelian, langkah selanjutnya adalah menjumlahkannya. Hasil dari penjumlahan retur pembelian dengan potongan pembelian kita sebut sebagai Y, untuk menyederhanakan proses perhitungan selanjutnya.
Terakhir adalah mengurangi hasil X (pembelian kotor + ongkos kirim) dengan Y (Retur pembelian + potongan pembelian) dari rumus pembelian bersih yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni:
Pembelian Bersih = (Pembelian Kotor + Ongkos Kirim) - (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)
Berikut beberapa contoh soal perhitungan pembelian bersih:
Misalkan sebuah perusahaan AYEE membeli barang senilai Rp10.000.000 secara tunai dan mengeluarkan ongkos kirim senilai Rp500.000. Kemudian, perusahaan menerima retur pembelian senilai Rp1.000.000 dan potongan pembelian senilai Rp500.000. Hitunglah pembelian bersih perusahaan tersebut!
- Diketahui:
Penyelesaian:
Rumus Pembelian Bersih = (Pembelian Kotor + Ongkos Kirim) - (Retur Pembelian + Potongan Pembelian) Pembelian Bersih = (10.000.000 + 500.000) - (1.000.000 + 500.000) = 9.500.000 - 500.000 = 9.000.000
Maka, bisa disimpulkan jika pembelian bersih perusahaan AYEE pada periode X senilai Rp9.000.000.
PT BEE Jaya merupakan perusahaan yang memproduksi dan menjual kaos. Pada bulan Feb 2024 mereka memiliki data sebagai berikut:
Pertanyaannya:
Penyelesaiannya:
- Menghitung Total Pembelian Bersih
Rumus Pembelian Bersih = (Pembelian Kotor + Ongkos Kirim) - (Retur Pembelian + Potongan Pembelian) = (2.500.000 + 500.000) - (500.000 + 250.000) = 3.000.000 - 750.000 Pembelian Bersih = 2.250.000
- Menghitung HPP
Rumus HPP yang digunakan adalah HPP = (Persediaan Awal + Pembelian Bersih) – Persediaan Akhir.
HPP = (Persediaan Awal + Pembelian Bersih) – Persediaan Akhir HPP = (1.000.000 + 2.250.000) - 750.000 = 3.225.000 - 750.000 = Rp2.475.000
Maka bisa disimpulkan jika pembelian bersih PT BEE jaya senilai Rp2.250.000 dan HPP senilai Rp2.475.000
Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) secara mudah, otomatis, dan akurat kini bukan lagi hal yang sulit dengan hadirnya software akuntansi Beeaccounting. Sebagai software akuntansi life time yang menawarkan kemudahan dalam melakukan perhitungan HPP dengan cepat dan tepat dengan sekali beli.
Dengan fitur-fitur yang lengkap dan user-friendly, Beeaccounting memungkinkan Anda untuk mencatat dan mengelola data persediaan, pembelian, serta biaya produksi secara real-time.
Hal ini membantu bisnis Anda mendapatkan hasil perhitungan HPP yang lebih akurat tanpa kesalahan manual, sehingga Anda bisa fokus pada pengambilan keputusan strategis untuk meningkatkan profitabilitas.
Mau coba dulu? Klik banner di atas sekarang juga!