🚀 MOVE ON ke Bee, Nikmati Diskon 20% Sekarang!
Logo Bee Web

Mau Investasi Sukses? Pahami Rumus Payback Period Berikut!

Rumus payback period adalah metode yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu investasi. Simak contoh dan cara menghitungnya berikut ini
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Dipublish Tgl: Friday, 24 November 2023

Rumus payback period adalah sebagai salah satu metode evaluasi yang penting dalam dunia keuangan dan investasi, memberikan gambaran yang signifikan bagi pelaku usaha maupun investor.

Investasi adalah bagian penting dalam dunia bisnis, tetapi bagaimana kita bisa mengukur sejauh mana investasi tersebut menguntungkan? Salah satu alat yang sering digunakan untuk menjawab pertanyaan ini adalah "Payback Period" atau Periode Pengembalian Modal.

Payback period adalah konsep yang memungkinkan kita untuk menentukan dalam berapa lama investasi kita akan kembali modal yang telah dikeluarkan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara mendalam apa itu Payback Period dan bagaimana cara menghitungnya untuk mengukur profitabilitas investasi Anda.

Apa itu Payback Period?

Contoh Invetasi

Ilustrasi grafik diagram investasi (Credit: Freepik.com)

Payback period merupakan sebuah metode evaluasi investasi yang menunjukkan jangka waktu di mana suatu perusahaan atau investor harus mampu mengembalikan nilai investasi awal yang telah dikeluarkan.

Pendekatan ini umumnya dipilih oleh pelaku usaha dan investor karena menjadi indikator krusial dalam proses pengambilan keputusan terkait investasi, baik dalam aspek finansial maupun pada proyek tertentu.

Proses perhitungan Payback Period memegang peranan penting dalam menentukan keputusan investasi. Meskipun demikian, bagi investasi dengan periode pengembalian yang panjang, metode ini sering kurang diminati oleh sebagian pelaku usaha atau investor.

Hal ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan dalam memberikan gambaran yang komprehensif terhadap nilai jangka panjang dari suatu investasi.

Baca Juga: Mengenal Investasi Jangka Panjang Kunci Bisnis Berkelanjutan

Perbedaan Metode Payback Period dengan Metode NPV

Ketika kita berbicara tentang evaluasi investasi, seringkali muncul dua metode yang cukup penting: Payback Period dan Net Present Value (NPV).

Kedua metode ini, meskipun memiliki tujuan yang serupa dalam membantu kita membuat keputusan investasi, memiliki pendekatan yang berbeda.

Payback period adalah metode yang digunakan untuk menentukan periode waktu di mana kita akan mampu mengembalikan modal awal yang telah diinvestasikan. Pendekatan ini fokus pada periode pengembalian modal itu sendiri.

Sementara itu, NPV adalah metode yang lebih berorientasi pada nilai, di mana kita melihat selisih antara nilai penerimaan dari investasi dengan nilai investasi itu sendiri, dengan mempertimbangkan faktor waktu dan nilai uang dari masa depan.

Kesimpulannya, perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa Payback Period lebih fokus pada waktu pengembalian modal, sedangkan NPV memberikan gambaran lebih komprehensif tentang nilai investasi dalam konteks waktu dan tingkat pengembalian.

Rumus Payback Period dan Cara Menghitungnya

Rumus payback period merupakan sebuah instrumen sederhana namun bermanfaat untuk menentukan jangka waktu yang dibutuhkan agar suatu investasi mencapai titik impas (break-even). Rumus ini dapat disusun sebagai berikut:

Payback Period = Investasi / Arus Kas

Formula ini membagi nilai investasi awal dengan aliran kas bersih yang diperoleh dari investasi tersebut setiap tahun. Dalam penggunaannya, asumsi utamanya adalah bahwa jumlah kas yang diterima setiap tahun tetap konstan.

Namun, dalam situasi tertentu, aliran kas yang diterima tidak selalu stabil. Apabila terjadi variasi pada aliran kas dari tahun ke tahun, rumus Payback Period dapat dimodifikasi menjadi bentuk berikut:

Payback Period = n + (a – b) / c x 1 tahun

Dalam rumus yang disajikan di atas:

  • n mewakili syarat periode pengembalian modal investasi.
  • a adalah jumlah total aliran kas pada tahun terakhir (n).
  • b merupakan aliran kas pada tahun berikutnya setelah tahun total aliran kas tercapai (n + 1).
  • c adalah selisih antara aliran kas pada tahun terakhir (n) dan aliran kas pada tahun berikutnya (n + 1).

Penjelasan ini mencerminkan cara untuk mengadaptasi rumus Payback Period ketika terdapat variasi aliran kas dari tahun ke tahun, memungkinkan evaluasi yang lebih akurat terhadap periode pengembalian investasi.

Indikator Payback Period dalam Evaluasi Proyek Investasi

Payback period menjadi indikator penting dalam mengevaluasi proyek investasi. Jika periode pengembalian modal lebih singkat dari perkiraan, perusahaan akan mengalami cash injection yang menguntungkan.

Sebaliknya, ketika periode pengembalian melebihi batas waktu yang telah ditetapkan, ini menandakan bahwa proyek tersebut mungkin tidak cocok untuk investasi atau memerlukan suntikan dana tambahan.

Dalam situasi di mana perusahaan memiliki banyak proyek yang menjadi opsi, memilih proyek dengan payback period yang paling cepat menjadi hal yang bijaksana.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kembali modal lebih cepat, mempercepat aliran kas, dan mengurangi risiko investasi yang terlalu panjang.

Contoh Kasus Payback Period

Payback Period adalah

Ilustrasi kasur perhitungan rumus payback period (Credit: Freepik.com)

Penghitungan Payback Period tergantung pada pembagian nilai investasi dengan aliran kas bersih yang diterima setiap tahun. Rumusnya sebagai berikut:

Payback Period = Nilai Investasi / Arus Kas Bersih Per Tahun

Rumus ini berdasarkan asumsi bahwa arus kas bersih konstan setiap periode. Mari kita pelajari contoh perhitungan Payback Period.

#Contoh I

Sebagai contoh, PT. XYZ mempertimbangkan proyek investasi dengan total dana sebesar Rp. 800 juta, dengan harapan aliran kas masuk sebesar Rp. 100 juta per tahun. Berapa lama proyek tersebut akan mencapai titik impas?

Diketahui:

  • Nilai Investasi = Rp. 800 juta
  • Arus Kas Bersih Tahunan = Rp. 100 juta

Rumus: Payback Period = Nilai Investasi / Arus Kas Bersih Per Tahun

Hasil: Payback Period = Rp. 800.000.000,- / Rp. 100.000.000,- = 8 Tahun

Dengan demikian, proyek investasi senilai Rp. 800 juta diharapkan mencapai titik impas atau pengembalian nilai investasinya dalam jangka waktu 8 tahun.

# Contoh Kasus II

Perusahaan STU melakukan investasi sebesar Rp 7 juta, dengan syarat pengembalian investasi dalam waktu 2 tahun 5 bulan. Selain itu, aliran kas pada tiga periode pertama masing-masing adalah Rp 2,5 juta, Rp 3 juta, dan Rp 4 juta. Bagaimana menghitung Payback Period dalam situasi ini?

Langkah pertama adalah membangun aliran kas kumulatifnya. Misalnya, pada Periode 1: Rp 2.500.000, Periode 2: Rp 2.500.000 + Rp 3.000.000 = Rp 6.500.000, Periode 3: Rp 6.500.000 + Rp 4.000.000 = Rp 10.500.000.

Dari situ, kita dapat mengidentifikasi nilai-nilai berikut:

  • Nilai investasi awal (a) adalah Rp 7.000.000.
  • Total kumulatif pada periode kedua (b) adalah Rp 6.500.000.
  • Total kumulatif pada periode n+1 (c) adalah Rp 10.500.000, sehingga n+1 = periode ke 2+1 = 3.

Kemudian, kita dapat menggunakan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya untuk menghitung Payback Period:

PP = 2 + (Rp 7.000.000 - Rp 6.500.000) / (Rp 10.500.000 - Rp 6.500.000) x 1 tahun.

Hasilnya adalah:

PP = 2 + (Rp 500.000) / (Rp 4.000.000) x 1 tahun.

Menghasilkan:

PP = 2 + 0,125 x 1 tahun.

Akhirnya, Payback Period adalah 2 tahun 1 bulan 15 hari. Dengan hasil ini, Perusahaan STU dapat mengevaluasi bahwa investasi ini masih memungkinkan untuk dikembalikan dalam jangka waktu yang wajar.

#Contoh III

Dalam sebuah skenario investasi, PT. LMN mengusulkan proyek investasi senilai Rp 700.000.000 dengan umur ekonomis proyek selama 5 tahun. Syarat periode pengembaliannya adalah 2 tahun, dengan arus kas per tahunnya sebagai berikut: Tahun 1 sebesar Rp 400.000.000, Tahun 2 sebesar Rp 300.000.000, Tahun 3 sebesar Rp 250.000.000, Tahun 4 sebesar Rp 200.000.000, dan Tahun 5 sebesar Rp 150.000.000.

Dalam situasi ini, terdapat variasi pada arus kas tiap tahunnya. Oleh karena itu, perhitungan Payback Period dapat dijabarkan sebagai berikut:

  • Tahun 1: Rp 400.000.000
  • Tahun 2: Rp 300.000.000, sehingga total sampai Tahun 2 adalah Rp 700.000.000
  • Tahun 3: Rp 250.000.000, menjadikan total hingga Tahun 3 sebesar Rp 950.000.000
  • Tahun 4: Rp 200.000.000, mengakibatkan total hingga Tahun 4 sejumlah Rp 1.150.000.000
  • Tahun 5: Rp 150.000.000, total menjadi Rp 1.300.000.000

Rumus Payback Period yang digunakan dalam kasus ini adalah:

PP = n + ((a - b) / (c - b)) x 1 tahun

= 2 + ((Rp 700.000.000 - Rp 700.000.000) / (Rp 950.000.000 - Rp 700.000.000)) x 1 tahun

= 2 + 0,5 tahun

= 2,5 tahun

Dari contoh perhitungan Payback Period, diketahui bahwa periode pengembalian modal adalah 2,5 tahun atau setara dengan 2 tahun 6 bulan. Ini menunjukkan bahwa analisis keputusan investasi tidak hanya terfokus pada Payback Period, tetapi merupakan salah satu dari beberapa faktor yang diperhitungkan.

Beecloud Terintegrasi Laporan Akuntansi Langsung Jadi

Perbandingan Kelebihan dan Kelemahan

Metode Payback Period telah menjadi favorit di kalangan profesional keuangan karena sering kali menawarkan keuntungan tertentu.

Namun, setiap metode memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan secara cermat. Sehingga, wajar jika ahli keuangan dan perusahaan tidak sepenuhnya mengandalkan metode ini untuk membuat keputusan investasi mereka.

#Keunggulan Payback Period

1. Mengukur Waktu Pengembalian Modal

Metode ini memberikan perkiraan yang jelas tentang berapa lama diperlukan untuk mengembalikan modal investasi pada suatu proyek. Dengan demikian, perusahaan dapat memperkirakan durasi proyek yang diperlukan untuk menutup modal yang diinvestasikan.

2. Pemilihan Proyek yang Tepat

Dalam lingkungan bisnis yang memiliki beberapa proyek, Payback Period memungkinkan perbandingan antara proyek-proyek tersebut, membantu dalam memilih proyek mana yang mampu mengembalikan modal lebih cepat.

3. Simpel dan Mudah

Pendekatan ini menggunakan formula sederhana dan jelas yang dapat diterapkan oleh perusahaan dari berbagai ukuran dan industri, membantu dalam menentukan periode pengembalian investasi.

4. Pertimbangan Risiko

Memperhitungkan periode pengembalian yang singkat dapat membantu meminimalkan risiko kerugian perusahaan. Semakin pendek periode pengembalian, semakin kecil risiko yang dapat terjadi.

#Kelemahan Payback Period:

1. Mengabaikan Nilai Waktu Uang

Metode ini kurang memperhitungkan konsep nilai waktu dari uang. Ini berarti tidak mempertimbangkan nilai uang seiring waktu dan potensi pengembalian tambahan jika uang diinvestasikan kembali.

2. Tidak Memperhitungkan Arus Kas Masa Depan

Metode ini hanya fokus pada arus kas hingga modal awal terpulihkan, mengabaikan arus kas di masa depan yang bisa jadi menguntungkan.

3. Tidak Realistis dalam Skenario Bisnis

Sederhananya metode ini sering kali tidak mempertimbangkan skenario bisnis normal. Investasi modal cenderung memerlukan investasi lanjutan dan seringkali memiliki arus kas yang tidak stabil di masa depan.

4. Mengabaikan Profitabilitas

Periode pengembalian yang singkat tidak menjamin profitabilitas. Arus kas bisa terhenti setelah periode pengembalian, mengurangi profitabilitas proyek tersebut.

Dengan mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan Payback Period, perusahaan dan ahli keuangan dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi yang lebih informatif dan terarah.

Kesimpulan

Dalam mengevaluasi proyek investasi, Payback period adalah salah satu dari beberapa metode yang memberikan pandangan tentang periode pengembalian modal. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap metode evaluasi memiliki kelebihan dan kelemahan.

Dalam konteks Payback Period, sementara kemampuannya untuk memberikan gambaran tentang periode pengembalian modal sangat berguna, metode ini tidak mempertimbangkan nilai waktu uang yang bisa mempengaruhi keputusan investasi jangka panjang.

Oleh karena itu, disarankan untuk tidak hanya bergantung pada satu metode evaluasi saja. Sebaiknya, gabungkan Payback Period dengan metode evaluasi lainnya seperti Net Present Value (NPV) atau Internal Rate of Return (IRR) untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang keuntungan, risiko, dan nilai jangka panjang dari investasi yang dipertimbangkan.

Baca Juga: Cara Menghitung IRR: Mengungkap Acuan Keuntungan Investasi

Dengan pendekatan yang holistik ini, Anda akan dapat membuat keputusan investasi yang lebih berimbang dan informatif.

Artikel Terkait

Crowdfunding Adalah: Jenis, Cara Kerja dan Manfaatnya
Anda tentu pernah mendengar tentang crowdfunding, bukan? Mungkin istilah ini terdengar baru bagi beberapa orang, namun konsepnya telah muncul sejak
Baca Juga
Syarat dan Cara Urus Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK)
Pengembangan usaha mikro dan kecil (UMK) telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di banyak negara. Di tengah semangat untuk mendorong
Baca Juga
Usaha Perseorangan: Ciri-Ciri, Contoh & Cara Mendirikannya
Dalam dunia bisnis, keberagaman bentuk usaha menawarkan pelbagai opsi bagi para pengusaha yang ingin memulai perjalanan kewirausahaan mereka. Usaha perseorangan
Baca Juga
Contoh Bukti Kas Keluar, Pengertian dan Fungsinya
Bukti kas keluar adalah catatan pengeluaran sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan. Bukti ini memiliki peran yang penting dalam pencatatan transaksi
Baca Juga
Konsep Ekonomi Kreatif dan Perannya Bagi Bisnis UMKM
Penerapan ekonomi kreatif telah menjadi pusat perhatian di berbagai negara. Konsep ekonomi kreatif adalah sebuah paradigma baru yang menggabungkan elemen
Baca Juga
Komponen Sistem Pembayaran: Tujuan, Jenis dan Contohnya
Dalam dunia modern ini, kita sering mendengar istilah komponen sistem pembayaran ketika berbicara tentang transaksi keuangan. Tetapi, pernahkah Anda pernah
Baca Juga

Artikel Populer

Pengertian Perpetual Adalah, Jenis, Keuntungan, dan Kelemahan
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Mengenal Siklus Hidup Produk, Tahapan, Contoh dan Strateginya
Menurut Levitt melalui artikel berjudul "Exploit the Product Life Cycle" pada tahun 1965 menjelaskan jika  konsep Siklus Hidup Produk  atau
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu