Harga pokok penjualan atau HPP adalah salah satu komponen yang ada dalam perusahaan dagang maupun manufaktur. Namun, di perusahaan manufaktur lebih dikenal sebagai harga pokok produksi. Namun, dalam dunia manufaktur, istilah ini sering disebut dengan HPP produksi. Perhitungannya dapat dilakukan menggunakan rumus HPP yang telah ditentukan.
HPP ini nantinya dapat berfungsi sebagai patokan untuk menghitung laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, HPP perusahaan manufaktur ini memiliki peran yang sangat penting dalam operasional perusahaan sehingga setiap pelaku usaha harus mengetahui tentang seluk beluknya.
Pada perusahaan dagang HPP adalah singkatan dari harga pokok penjualan yang juga disebut dengan hpp penjualan, jika pada perusahaan manufaktur hpp ini bisa diartikan sebagai harga pokok produksi atau hpp produksi.
Menurut Mulyadi (2012) Harga pokok produksi adalah jumlah biaya yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia, harga pokok produksi adalah harga pokok barang yang diproduksi meliputi seluruh biaya bahan langsung pakai, upah dan biaya tidak langsung lainnya, dengan memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam pengolahan.
Dari dua penjelasan di atas, harga pokok produksi bisa disimpulkan sebagai seluruh biaya produksi total yang dikeluarkan perusahaan untuk merubah bahan baku menjadi produk siap jual. Dengan demikian, perusahaan juga bisa merencanakan anggaran biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, sehingga dapat mengendalikan pengeluaran dan memastikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Perencanaan ini juga memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan harga jual yang sesuai, menjaga profitabilitas, dan meningkatkan daya saing produk di pasar. Setelah diketahui harga pokok produksinya, perusahaan dapat menghitung harga pokok penjualannya untuk menentukan harga jual produk yang akan memberikan laba yang diinginkan oleh perusahaan.
Baca Juga: Simak Cara Mudah Menghitung HPP Perusahaan Dagang
Baik harga pokok penjualan maupun harga pokok produksi, tujuan akhir keduanya adalah untuk menentukan harga jual. Meskipun demikian, keduanya berbeda dari segi jenis biaya yang diperhitungkan, karena masing-masing jenis perusahaan memiliki proses bisnis yang berbeda, berikut penjelasannya:
Pada perusahaan dagang harga pokok penjualan mengacu pada biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan yang akan dijual kembali tanpa proses produksi tambahan. HPP ini hanya memperhitungkan biaya pembelian, termasuk harga beli barang, biaya transportasi, dan biaya terkait lainnya hingga barang siap dijual. Perhitungan harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rumus HPP Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian Bersih − Persediaan Akhir
Dengan kata lain, HPP pada perusahaan dagang hanya mencakup biaya untuk memperoleh barang dagangan.
Sementara itu, harga pokok produksi di perusahaan manufaktur mencakup seluruh biaya yang diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Biaya ini lebih kompleks, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead dan lain sebagainya.
Baru setelah mengetahui biaya pokok produksinya, perusahaan perusahaan menambahkannya ke persediaan awal dan menguranginya dengan persediaan akhir untuk mendapatkan harga jualnya. Pada intinya, perusahaan manufaktur perlu menghitung biaya pokok produksinya terlebih dahulu, sebelum menghitung harga pokok penjualannya.
Karena hasil dari perhitungan harga pokok produksi dapat digunakan untuk berbagai kepentingan bisnis, diantaranya sebagai berikut:
Hpp produksi dapat digunakan sebagai dasar penentuan harga jual produk perusahaan manufaktur, dimana harga jual ini sudah mempertimbangkan semua biaya produksi dan menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Tanpa perhitungan ini, perusahaan berisiko menetapkan harga yang terlalu rendah (tidak menutupi biaya sehingga tidak mendapatkan keuntungan) atau terlalu tinggi (mengurangi daya saing di pasar).
Selanjutnya, perhitungan harga pokok produksi juga dapat digunakan untuk membantu perusahaan mengevaluasi efisiensi operasionalnya. Jika biaya produksi meningkat tanpa peningkatan kualitas atau kuantitas produk, ini bisa menjadi indikasi inefisiensi dalam penggunaan bahan baku, tenaga kerja, atau overhead.
Terakhir, dengan menghitung HPP produksi, Anda bisa merencanakan keuangan bisnis Anda khususnya untuk anggaran dan pengendalian biaya, dimana hpp ini memberikan gambaran jelas tentang pengeluaran yang diperlukan untuk proses produksi. Dengan data inilah, perusahaan dapat merencanakan anggaran lebih akurat dan mengendalikan biaya yang mungkin membengkak, seperti biaya bahan baku atau overhead yang tidak terduga.
Dikutip dari buku Akuntansi Biaya (2016) karya Riwayadi dalam Anggreani dan Adnyana (2020), dalam menghitung HPP produksi, ada 3 komponen yang ada didalamnya, yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Komponen pertama hpp produksi adalah bahan baku, bahan baku ini mencakup semua biaya bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang dibagi menjadi dua jenis:
Sedangkan biaya yang tidak termasuk ke dalam HPP adalah seluruh biaya non operasional seperti bunga modal belanja, biaya penjualan, biaya administrasi, potongan penjualan atau pengurangan harga, Retur pembelian, retur penjualan, biaya pengemasan, sewa kantor, dan lain sebagainya.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang bekerja langsung dalam proses pembuatan barang jadi. Pembayaran upah tenaga kerja langsung biasanya dihitung berdasarkan unit produk yang dihasilkan atau berdasarkan jam kerja, misalnya upah Rp50.000 per unit atau Rp5.000 per jam.
Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam produksi tetapi menerima upah bulanan atau harian tidak dapat dianggap sebagai tenaga kerja langsung karena upahnya tidak bisa ditelusuri langsung ke produk yang dihasilkan.
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Hal ini merupakan biaya tidak langsung yang diperlukan untuk mendukung proses produksi, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung ke produk.
Contoh biaya overhead pabrik adalah penyusutan bangunan pabrik, biaya asuransi pabrik, dan bahan bakar pabrik. Biaya ini sering kali sulit untuk diatribusikan secara akurat ke barang jadi, sehingga dihitung sebagai biaya tidak langsung dalam keseluruhan proses produksi.
Baca Juga: Pengertian dan Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik
Berdasarkan komponenya di atas, Anda dapat menghitung HPP produksi dengan rumus sebagai berikut:
Untuk cara sederhana, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus HPP Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
Jika Anda ingin menghitung HPP produksi secara lebih akurat dan kompleks melibatkan persediaan, Anda bisa menggunakan rumus hpp sebagai berikut:
Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + Persediaan Awal Barang dalam Proses Produksi – Persediaan Akhir Barang dalam Proses Produksi.
Secara garis besar, Anda bisa memilih rumus mana yang akan Anda gunakan. Rumus yang lebih sederhana dan fokus pada biaya langsung pembuatan satu produk. Sedangkan rumus Hpp kedua lebih lengkap dan memperhitungkan semua biaya produksi, termasuk produk yang belum selesai.
Sedangkan untuk menghitung harga jualnya salah satunya, Anda bisa menggunakan metode full costing, dengan rumus sebagai berikut:
Harga jual = Total Biaya + (Persentase Laba x Tot. Biaya)
Keterangan:
Bagaimana cara menghitung HPP produksi perusahaan manufaktur? Berikut adalah ....
Langkah pertama yang perusahaan harus lakukan untuk menghitung HPP adalah menghitung biaya bahan baku yang digunakan selama periode produksi. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Tot. Biaya Bahan Produksi: (Persediaan Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku) - Persediaan Akhir Bahan Baku
Setelah itu, mulai hitung biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada pekerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. Jumlahkan semua gaji atau upah pekerja produksi selama periode yang berjalan.
Kemudian hitung biaya overhead pabrik, biaya ini mencakup biaya tidak langsung yang terkait dengan produksi, diantaranya sebagai berikut:
Kemudian, jumlahkan seluruh total biaya overhead yang dikeluarkan perusahaan selama proses produksi, yang nantinya akan dimasukkan ke dalam rumus HPP produksi.
Setelah mendapatkan biaya bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, total biaya produksi dihitung dengan menjumlahkan ketiga komponen tersebut:
Persediaan barang dalam proses awal adalah nilai barang yang masih dalam tahap produksi pada awal periode. Tambahkan nilai ini ke total biaya produksi.
Persediaan barang dalam proses akhir adalah nilai barang yang masih dalam tahap produksi pada akhir periode. Kurangi nilai ini dari total biaya produksi untuk mendapatkan HPP produksi akhir.
Setelah semua komponen nya diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menghitung harga pokok produksi dengan memasukkan setiap komponennya ke dalam rumus, dalam hal ini kita menggunakan rumus kedua yang melibatkan persediaan barang.
Agar lebih memahami cara menghitung HPP di atas, Anda bisa memperhatikan contoh perhitungan hpp di bawah ini lengkap dengan perhitungan harga jualnya dengan metode full cost:
Misalnya saja, sebagai contoh perusahaan manufaktur PT ABC, melakukan produksi suatu produk dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Baku Langsung:
b. Biaya Overhead Pabrik:
c. Persediaan Barang dalam Proses Awal: Rp 15.000.000
d. Persediaan Barang dalam Proses Akhir: Rp 5.000.000
e. Persentase Laba yang Diinginkan: 20% dari total biaya
Maka berapa Hpp produksi dan harga jualnya?
a. Menghitung Biaya Bahan Baku
Tot.Biaya Bahan Baku = (Persediaan Bahan Baku Awal + Pembelian Bahan Baku) − Persediaan Bahan Baku Akhir
Sesuai dengan rumus di atas, maka:
Tot. Biaya Bahan Baku = (20.000.000 + 50.000.000) − 10.000.000 = 70.000.000 - 10.000.000 = 60.000.000
Maka PT ABC diketahui mengeluarkan uang senilai 60.000.000 untuk bahan baku.
b. Menghitung Total Biaya Produksi
Total Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik = 60.000.000 + 30.000.000 + 12.000.000 = 102.000.000
c. Menghitung HPP Produksi
Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung HPP PT ABC adalah:
Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + Persediaan Awal Barang dalam Proses Produksi – Persediaan Akhir Barang dalam Proses Produksi. = (102.000.000 + 15.000.000) - 5.000.000 = 117.000.000 - 5.000.000 = 112.000.000
d. Menghitung Harga Jual Metode Full Cost
Untuk menghitung harga jual, kita akan menggunakan rumus:
Harga Jual produk = Total Biaya + (Persentase Laba × Total Biaya)
Persentase laba yang diinginkan adalah 20% dari total biaya produksi (HPP)
Harga Jual = 112.000.000 + (20% × 112.000.000) = 112.000.000 + 22.400.000 = 134.400.000
Maka untuk produk PT ABC dapat dijual dengan harga 134.400.000
Gunakan software akuntansi Beeaccounting! Dengan fitur canggihnya, Beeaccounting memungkinkan Anda untuk menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) secara otomatis dan akurat, tanpa perlu menghitung manual. Anda hanya perlu memasukkan data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik, lalu biarkan aplikasi menghitung total biaya produksi dan HPP dengan cepat.
Software ini juga membantu Anda memantau stok barang, bahan baku dan biaya terkait lainnya, lengkap dengan laporan akuntansi perusahaan akurat, mulai dari proses menyusun laporan laba rugi, neraca dan lainnya yang pastinya bantu optimalkan keuangan bisnis Anda hingga mengurangi risiko kesalahan perhitungan.
Klik banner di atas dan dapatkan uji coba gratis sekarang juga!***