Cara menghitung laba kotor atau pendapatan kotor memang kini menjadi salah satu hal yang paling penting untuk dipahami pengusaha. Setelah Anda sudah berhasil memahami bagaimana perhitungan ini dibuat, maka nantinya akan bisa lebih teratur memeriksa margin keuntungan perusahaan.
Selain itu, dengan menghitung laba kotor juga akan dapat memberi Anda berbagai macam informasi berharga yang diperlukan. Hal ini tentunya untuk bisa mengetahui bidang bisnis mana saja yang saat ini paling menguntungkan.
Perhitungan laba kotor saat ini diartikan sebagai laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Dimana nantinya akan dikurangkan dari beberapa biaya yang berhubungan dengan pembuatan maupun penjualan produknya.
Selain itu, laba kotor ini nantinya berkaitan dengan biaya penyediaan jasa. Pendapatan kotor akan langsung dicatat secara rinci di dalam laporan suatu perusahaan.
Untuk cara menghitung laba kotor, nantinya harga pokok penjualan akan dikurangkan dari pendapatan yang nantinya diperoleh dari adanya penjualan barang maupun jasa. Jadi semua informasi yang diperlukan untuk perhitungan ini juga sudah tersedia di laporan perusahaan.
Biasanya, saat Anda ingin menghitung laba kotor, maka harus mempertimbangkan berbagai macam biaya variabel. Jadi beberapa biaya variabel ini sebenarnya sangat bervariasi tergantung dari tingkat produksinya.
Sementara itu, jika Anda sudah memahami bagaimana laba kotor tersebut dihitung, maka akan sangat berguna dalam proses akuntansi. Perhitungan dari laba kotor ini sebenarnya juga memiliki hubungan khusus terhadap harga penjualan.
Jadi dengan kata lain, semua data yang akan dihasilkan dalam perhitungan margin penjualan juga dapat mencerminkan efisiensi dari manajemen perusahaan.
Apabila Anda sudah mengetahui bagaimana laba kotor perusahaan tersebut dihitung, hal ini juga dapat digunakan untuk mengalokasikan tenaga kerja.
Baca Juga: Laba Adalah Keuntungan, Apa Bedanya dengan Profit?
Rumus dari laba kotor ini sebenarnya tidak hanya mencakup sebagian dari biaya variabel yang terlibat dalam produksi. Namun, untuk rumus laba kotor yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini:
Laba Kotor = Pendapatan - Harga Pokok Penjualan (CPG)
Apabila Anda hanya melihat satu rumus saja, maka akan langsung bingung. Untuk penjelasan yang jauh lebih detail, bisa langsung melihat contoh perhitungan laba kotor berikut:
Suatu hari ada seorang pedagang yang akan membuat sepatu. Lalu pedagang ini akan menjual sepasang sepatu seharga Rp 250.000,00. Selama proses pembuatan sepatu tersebut, ternyata perusahaan akan membebankan atau membayar Rp 100.000,00.
Oleh karena itu, penghasilan bruto perusahaan ini hanyalah sebesar Rp 150.000,00. Jadi laporan laba kotor saat ini akan dijelaskan sebagai berikut:
Laba Kotor = Rp250.000,00 - Rp100.000,00 = Rp150.000,00.
Sementara itu, untuk perhitungan gross profit margin yaitu “(laba kotor/penjualan) x 100%”. Perhitungan laba kotor selanjutnya sudah ada di bawah ini:
Gross Margin = (Laba Kotor / Penjualan Perusahaan) x 100 D44 = (Rp 150.000,00 / Rp 250.000,00) x 100 D44 = 60%.
Jadi dapat dikatakan bahwa setiap kali perusahaan ini menjual, maka biaya produksi berkurang. Perhitungan dari laba kotor saat ini juga dapat menunjukkan seberapa sukses suatu bisnis dalam menghasilkan uang.
Selain itu, cara menghitung laba kotor ini juga sebenarnya dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menekan biaya. Pengeluaran perusahaan yang jauh lebih tinggi, dapat dikatakan sebagai pembiayaan kantor perusahaan.
Hal ini tentunya tidak termasuk dalam perhitungan akhir. Namun sebaliknya, biaya ini juga terkadang akan langsung dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai bentuk biaya penjualan, umum, serta administrasi.
Sementara itu, untuk gaji beberapa karyawan juga akan dimasukkan dalam perhitungan dengan pendapatan kotor, contohnya saja di bidang akuntansi, TI, pemasaran, serta pemasaran. Selain itu, untuk margin kotor sendiri juga mencakup beberapa biaya.
Misalnya saja seperti biaya sewa, utilitas, maupun perlengkapan dari kantor perusahaan yang sebenarnya tidak dapat digunakan secara langsung.
Jadi dengan kata lain, tetap tidak semua biaya pemasaran diperhitungkan, apalagi saat menggunakan cara menghitung laba kotor.
Baca Juga: Cara Menghitung Untung Jualan Dengan Tepat dan Cepat
Kini memang sudah ada beberapa faktor yang sangat berperan ketika menghitung laba kotor. Faktor-faktor berikut inilah yang dapat mempengaruhi cara menghitung laba kotor, antara lain:
Faktor pertama yang saat ini sangat mempengaruhi perhitungan laba kotor yaitu harga jual produk. Seperti yang telah diketahui, ketika harga produk tersebut telah dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi, maka nantinya keuntungan atau pendapatan juga akan semakin tinggi.
Sementara itu di sisi yang lain, perbedaan dari harga jual pada periode tertentu juga akan langsung menentukan tingkat pendapatan kotor. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa pendapatan kotor dari setiap perusahaan atau bisnis selalu tampak berbeda. Bahkan, tanpa disadari, hal ini jugalah yang dapat menyebabkan harga jual barang atau jasa semakin berfluktuasi.
Dengan demikian, nantinya laba penjualan atau laba kotor perusahaan juga akan ikut mengalami perubahan. Jadi tidak dapat dipungkirin bahwa laba kotor ini turut andil dalam suatu perusahaan.
Faktor lain yang saat ini juga mempengaruhi perhitungan dari pendapatan kotor yaitu jumlah barang, produk maupun jasa. Hal ini berarti semakin banyak produk yang nantinya akan dijual oleh perusahaan, maka juga semakin banyak pendapatan.
Dimana pendapatan ini juga akan dihasilkan oleh bisnis maupun perusahaan yang lebih potensial. Namun, sebaliknya apabila saat ini jumlah barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tidak terlalu tampak besar.
Maka kemungkinan besar nantinya perusahaan juga akan langsung memperoleh laba kotor yang jauh relatif kecil. Jadi pada intinya perhitungan besar kecilnya pendapatan kotor yang ada di dalam perusahaan juga akan dipengaruhi oleh volume produksi produk tersebut.
Faktor perhitungan laba kotor yang selanjutnya dan harus ada yaitu harga pokok penjualan atau HPP. Perlu Anda ketahui saat ini harga pokok penjualan ini termasuk ke dalam produk yang masih relatif stabil, dan solid.
Bahkan, dapat dikatakan lebih seimbang dan tinggi jika dibandingkan dengan beberapa periode yang sebelumnya. Beda halnya ketika harga pokok penjualan (CGS) ini terus mengalami peningkatan.
Hal ini karena harga jual setiap produk tidak akan berubah bahkan tetap sama. Dalam hal ini, tentunya laba perusahaan yang berhasil diraih juga akan semakin berkurang jumlahnya.
Jadi bisa dikatakan bahwa laba ini sebenarnya memang sangat berpengaruh terhadap suatu perusahaan. Jika tidak ada laba di perusahaan maka akan merugi dan tidak dapat beroperasi dengan baik.
Selain itu, untuk mempermudah pengusaha dalam menghitung laba kotor dan membuat laporan keuangan secara instan, tersedia software akuntansi Beecloud. Beecloud adalah software akuntansi yang menyediakan fitur-fitur lengkap untuk mengelola keuangan perusahaan, termasuk perhitungan laba kotor.
Dengan menggunakan Beecloud, pengusaha dapat mengautomatisasi perhitungan laba kotor berdasarkan data penjualan dan harga pokok penjualan yang tercatat dalam sistem.
Jika dilihat dari penjelasan yang ada di atas tentunya laba ini juga dikenal sebagai keuntungan dari perusahaan. Sementara itu, untuk laba kotor sendiri berkaitan dengan keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan namun sudah termasuk gaji yang dibayarkan oleh karyawan.
Bagi Anda yang masih tidak tahu tentang cara menghitung laba kotor bisa langsung ikuti langkah yang ada di atas. Namun, jika kamu tidak tahu cara menghitungnya bisa tanyakan kepada orang yang sudah ahli.