Dalam ilmu ekonomi, istilah BEP atau Break Even Point ini pasti sering dijumpai. Istilah ini sering ditemukan ketika membahas mengenai kondisi yang terjadi pada perusahaan. Maka dari itu, pengetahuan mengenai rumus BEP sangat penting dalam bisnis.
Bahkan tidak jarang, indikator dari perhitungan ini menjadi salah satu pertimbangan investor sebelum menanamkan modal dalam suatu perusahaan. Namun bagi pemula yang masih belum berpengalaman, memahami bisnis dan keuangan yang terkait dengan BEP ini mungkin menjadi sebuah kendala.
Walaupun demikian, tentu selalu ada cara yang bisa dilakukan untuk mempelajari hal ini. Berikut merupakan sedikit penjelasan mengenai BEP yang bisa menjadi pengetahuan, sehingga pemahaman akan hal tersebut semakin bertambah.
BEP merupakan titik impas hasil dari modal yang dikeluarkan dan hasil pendapatan, sehingga tidak mengalami keuntungan atau kerugian.
Total dari kerugian dan keuntungan yang dihasilkan dalam posisi 0 atau tepat pada titik Break Even Point, bisa diartikan bahwa pada kondisi tersebut perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Jadi Break Even Point merupakan kegiatan operasional perusahaan yang menggunakan biaya tetap atau fixed cost dan total volume penjualan, hanya cukup digunakan untuk menutup biaya variabel dan tetap yang dikeluarkan.
Apabila perusahaan mengalami kerugian, maka hal ini terjadi karena hasil dari penjualan hanya bisa menutup biaya variabel yang dikeluarkan, serta hanya sebagian biaya tetap.
Hal ini juga berlaku sebaliknya, apabila perusahaan mendapatkan keuntungan atau profit, maka hasil dari penjualan yang didapatkan melebihi total biaya tetap dan variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Metode perhitungan saham dengan menggunakan rumus BEP ini, bisa menjadi pertimbangan investor untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli saham. Jadi investor bisa menentukan waktu yang tepat untuk menjual (put) dan kapan harus membeli (call).
Hal-hal yang perlu diketahui sebelum melakukan perhitungan BEP yaitu mengenai komponen penting yang terdapat di dalamnya. Berikut ini merupakan komponen-komponen penting BEP.
Biaya tetap atau fixed cost yaitu jenis biaya dimana jumlahnya akan selalu tetap walaupun terjadi perubahan pada volume penjualannya, atau terdapat beberapa kebijakan penjualan yang juga berubah.
Contoh dari biaya tetap yaitu biaya untuk sewa bangunan, premi asuransi bisnis, pajak usaha, dan lain sebagainya.
Komponen BEP selanjutnya yaitu ada biaya variabel atau variable cost, yaitu jenis pengeluaran perusahaan yang jumlahnya tidak tetap, atau bisa mengalami perubahan seiring dengan berubahnya jumlah pada volume produk yang dijual perusahaan.
Namun perubahan ini juga perlu diperhitungkan dengan baik dan cermat oleh perusahaan. Contoh biaya variabel yaitu ada biaya untuk pengadaan bahan baku, upah karyawan, dan lain sebagainya.
Semua pendapatan yang didapatkan, diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa pada suatu perusahaan dalam periode tertentu
Jumlah dari pendapatan ini masih belum dikurangi dengan berbagai jenis biaya lainnya yang digunakan perusahaan.
Profit yaitu jenis laba yang hasilnya sudah dikurangi dengan biaya variabel dan tetap. Profit ini merupakan jenis keuntungan yang ingin diraih oleh sebuah perusahaan.
Untuk menghitung nilai BEP maka dibutuhkan komponen ini yang dijadikan sebagai patokan, untuk menunjukan hasil yang seimbang antara total pendapatan dan total pengeluaran.
Untuk menghitung profit dalam bisnis seringkali memerlukan perhitungan yang kompleks dan menyita banyak waktu. Namun, dengan menggunakan software akuntansi yang dilengkapi dengan laporan laba rugi, perhitungan profit bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.
Software akuntansi seperti ini akan membantu Anda mengumpulkan dan menyajikan data keuangan yang diperlukan secara otomatis, sehingga Anda bisa mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat berdasarkan informasi yang akurat. Selain itu, penggunaan software akuntansi juga bisa meminimalisir kesalahan perhitungan dan memudahkan proses audit keuangan.
Dengan begitu, Anda bisa fokus pada pengembangan bisnis tanpa perlu khawatir dengan masalah keuangan yang rumit.
Komponen dalam BEP terakhir yang tidak boleh dilupakan yaitu ada harga jual produk di pasaran. Harga jual yang akan dihitung nantinya yaitu menggunakan harga jual per unit.
Komponen ini dibutuhkan sebagai bahan untuk menghitung estimasi dari keuntungan yang diperoleh, dihadapkan dengan total dari revenue.
Rumus perhitungan BEP ini terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu ada rupiah dan unit. Rumus BEP produksi sendiri sama dengan BEP rupiah. Nah, rumus perhitungannya yaitu sebagai berikut:
Rumus perhitungan nilai BEP unit yaitu sebagai berikut:
BEP = FC : (P - VC)
Selanjutnya rumus untuk menghitung nilai BEP rupiah yaitu:
BEP = FC : (1 - (VC : S))
Keterangan:
BEP = Break Even Point
P = Price per unit (harga barang satuan)
FC = Fixed cost (biaya tetap)
VC = Variable cost (biaya variabel)
S = Sales volume (volume penjualan)
Agar pemahaman mengenai BEP ini bisa lebih mudah untuk dipahami, berikut ini merupakan contoh dan cara untuk menghitung nilai BEP dalam bisnis.
Terdapat sebuah perusahaan yang bernama “Makmur Gemilang”, mempunyai data-data mengenai rencana produksi serta berbagai biaya untuk menjalankan bisnis, yaitu sebagai berikut:
Biaya tetap yang dikeluarkan dalam sebulan yaitu sebagainya Rp140 juta, dengan rincian:
Biaya variabel per unit yang dikeluarkan perusahaan yaitu sebesar Rp75.000, dengan rincian:
Harga jual produk per unit yaitu Rp95.000
Setelah mengetahui mengenai berbagai rincian data dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan “Usaha Gemilang”, maka nilai dari tingkat BEP baik itu dalam unit ataupun rupiah yaitu:
BEP (Break Even Point) rupiah = Biaya tetap / (kontribusi margin/unit harga/unit)
BEP rupiah = Rp140.000.000 / {(Rp95.000-Rp75.000)/Rp95.000}
BEP rupiah = Rp140.000.000 / (Rp20.000/Rp95.000)
BEP rupiah = Rp140.000.000 / 0.2105
BEP rupiah = Rp665.083.135
Hasil dari rumus BEP harga rupiah diperoleh hasil yaitu Rp665.083.135
BEP (Break Even Point) unit = Biaya tetap / (harga/unit-biaya variabel/unit)
BEP unit = Rp140.000.000 / (Rp95.000-Rp75.000)
BEP unit = Rp140.000.000 / Rp20.000
BEP unit = 7000
Jadi, hasil dari penggunaan rumus menghitung BEP ini diperoleh nilai BEP unit sebesar 7.000.
BEP mempunyai peranan yang penting bagi para pelaku bisnis. Karena dari hasil perhitungan BEP ini maka bisa dilakukan proses evaluasi, serta pengambilan keputusan yang tepat terkait dengan kegiatan operasional usaha bisnis yang dijalankan.
Adapun untuk fungsi dari Break Even Point (BEP) pada bisnis secara mendetail yaitu sebagai berikut:
Mengetahui dan memahami rumus BEP dengan baik merupakan hal yang penting dalam bisnis. Nilai ini juga bisa menjadi indikator bagi para investor, untuk membuat keputusan dalam menanamkan modal pada sebuah perusahaan.