Logo Bee Web

Risiko Likuiditas Adalah: Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Waspada risiko likuiditas! Yuk, Kenali dan pelajari cara atasi masalah keuangan pada bisnis kita. Pelajari langkah-langkahnya di artikel ini.
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Dipublish Tgl: Monday, 13 November 2023

Risiko likuiditas adalah potensi ketidakmampuan suatu perusahaan atau individu untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek karena tidak dapat mengonversi asetnya menjadi uang tunai. Risiko ini mencerminkan sejauh mana suatu perusahaan atau lembaga keuangan mampu memenuhi kewajiban finansialnya dengan lancar tanpa mengalami kesulitan.

Dalam dunia keuangan yang dinamis, risiko likuiditas dapat timbul dari berbagai sumber, termasuk fluktuasi pasar, penarikan dana besar-besaran, atau bahkan ketidakmampuan menjual aset dengan cepat. Dengan memahami dan mengelola risiko likuiditas menjadi esensial.

Sebab, ketidakmampuan mengatasi tantangan likuiditas dapat mengakibatkan konsekuensi serius, bahkan dapat membahayakan kelangsungan operasional suatu entitas keuangan. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang risiko likuiditas menjadi penting dalam upaya menjaga kesehatan keuangan dan keberlanjutan entitas keuangan.

Apa itu Risiko Likuiditas?

Likuiditas

Likuiditas adalah faktor kritis yang dapat memengaruhi kelangsungan dan stabilitas suatu entitas keuangan

Risiko likuiditas adalah kemampuan suatu entitas (baik perusahaan, lembaga keuangan, atau individu) untuk memenuhi kewajiban keuangannya dengan uang tunai atau aset yang dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai.

Ini berarti risiko likuiditas muncul ketika entitas tersebut tidak memiliki cukup dana tunai yang tersedia untuk membayar kewajiban finansialnya tepat waktu.

Dalam konteks bisnis, risiko likuiditas mencakup situasi di mana sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi pembayaran utangnya yang jatuh tempo atau memenuhi kebutuhan kasnya dalam situasi yang mendesak, seperti kebutuhan modal untuk operasional sehari-hari atau keadaan darurat.

Baca Juga: Likuiditas Adalah: Pengertian, Jenis dan Cara Menghitungnya

5 Kesalahan Manajemen Risiko Likuiditas

Penyebab risiko likuiditas bisa beragam dan seringkali perusahaan mengabaikan beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada risiko tersebut. Berikut adalah lima penyebab risiko likuiditas yang sering diabaikan perusahaan:

1. Bergantung pada Pendanaan

Bergantung pada sumber pendanaan yang terbatas dapat menjadi risiko. Misalnya, jika perusahaan terlalu bergantung pada pinjaman jangka pendek atau bergantung pada satu sumber pendanaan saja, maka jika sumber tersebut tiba-tiba tidak tersedia, perusahaan bisa menghadapi masalah likuiditas.

2. Kebijakan Persediaan yang Tidak Tepat

Persediaan yang terlalu besar bisa mengikis likuiditas karena modal terperangkap dalam stok yang tidak berputar cepat. Sebaliknya, persediaan yang terlalu kecil juga dapat menjadi masalah jika perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Kebijakan persediaan yang tidak tepat sering diabaikan dalam analisis likuiditas.

3. Tidak Memperhitungkan Keterlambatan Pembayaran

Perusahaan sering kali tidak mengantisipasi atau mengabaikan keterlambatan dalam pembayaran dari pelanggan atau mitra bisnis. Ini bisa menjadi masalah serius jika perusahaan telah mengandalkan penerimaan tersebut untuk mengelola aliran kasnya.

4. Tidak Mempertimbangkan Risiko Valuta Asing atau Kreditur

Perusahaan yang memiliki keterpaparan terhadap utang dalam mata uang asing atau ketergantungan pada kreditur tertentu dapat mengalami risiko likuiditas jika nilai tukar atau kondisi kreditur berubah secara tiba-tiba.

5. Kurangnya Perencanaan Cadangan atau Kontinjensi

Banyak perusahaan mengabaikan pentingnya memiliki cadangan kas yang cukup sebagai perlindungan terhadap situasi darurat atau ketidakpastian ekonomi. Kekurangan cadangan kas dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang signifikan saat menghadapi tekanan likuiditas.

Contoh Risiko Likuiditas yang Wajib Anda Kenali

Risiko Likuiditas

Salah satu contoh risiko likuiditas yang sering muncul adalah penurunan nilai aset (Credit: Freepik.com)

Risiko likuiditas mengacu pada kesulitan dalam mengonversi aset menjadi uang tunai atau mendapatkan akses ke sumber dana yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban keuangan. Berikut adalah beberapa contoh risiko likuiditas:

1. Risiko Kreditur Meningkatkan Persyaratan Pembayaran

Misalnya, sebuah perusahaan yang tergantung pada kreditur tertentu untuk membiayai operasionalnya tiba-tiba menghadapi kenaikan suku bunga yang signifikan. Hal ini bisa menyebabkan biaya pinjaman yang lebih tinggi, sehingga perusahaan perlu membayar lebih banyak, yang mungkin melebihi kemampuan kas perusahaan.

2. Penurunan Nilai Aset

Ketika nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan turun tajam atau likuiditas pasar menurun, menjual aset tersebut untuk mendapatkan uang tunai menjadi sulit. Misalnya, penurunan harga saham secara tiba-tiba dapat menyulitkan perusahaan untuk menjual saham mereka tanpa mengalami kerugian besar.

3. Keterlambatan Pembayaran dari Pelanggan

Jika pelanggan membayar tagihan terlambat atau terjadi penurunan dalam pembayaran yang diterima, perusahaan dapat menghadapi kesulitan likuiditas karena terbatasnya aliran kas yang diperlukan untuk menjalankan operasional sehari-hari.

4. Overtrading atau Pertumbuhan yang Terlalu Cepat

Misalnya, jika perusahaan tumbuh terlalu cepat dan mengeluarkan banyak uang untuk ekspansi, sementara pendapatan belum meningkat sejalan, maka bisa terjadi masalah likuiditas karena kekurangan kas.

5. Ketergantungan pada Pendanaan Jangka Pendek

Jika perusahaan terlalu bergantung pada pinjaman jangka pendek, dan kemudian tidak mampu membayar kembali pinjaman tersebut ketika jatuh tempo, maka risiko likuiditas akan muncul.

Dampak Risiko Likuiditas

Dampak dari risiko likuiditas, yang mana adalah situasi di mana suatu entitas menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, dapat menimbulkan konsekuensi serius yang mencakup:

1. Kerugian Finansial

Risiko likuiditas yang tinggi dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi suatu entitas. Kondisi di mana perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar utang-utangnya dapat menyebabkan keterlambatan pembayaran atau bahkan kegagalan dalam membayar utang yang jatuh tempo.

Akibatnya, entitas tersebut mungkin harus menghadapi denda atau bunga tambahan yang dikenakan karena keterlambatan pembayaran, yang pada akhirnya akan membebani keuangan perusahaan.

2. Kerugian Reputasi

Kegagalan dalam memenuhi kewajiban keuangan, terutama yang terkait dengan pembayaran utang, dapat merusak reputasi entitas di mata pemangku kepentingan, seperti investor, kreditur, pelanggan, dan pasar umum.

Kegagalan dalam membayar utang secara tepat waktu dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan merusak citra perusahaan, yang dapat sulit untuk dipulihkan.

3. Kerugian Operasional

Risiko likuiditas yang tinggi dapat mengganggu operasional perusahaan. Ketika entitas kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangan secara tepat waktu, hal ini bisa mengganggu arus kas yang diperlukan untuk operasional sehari-hari.

Misalnya, entitas mungkin terpaksa menghentikan proyek atau aktivitas bisnis tertentu karena kekurangan dana, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pertumbuhan atau keberlangsungan bisnis.

Baca Juga: Cara Menghitung Rasio Likuiditas, Pengertian dan Manfaatnya

Cara Mencegah Risiko Likuiditas pada Bisnis

Budget adalah

Salah satu cara untuk mencegah sealigus mengatasi resiko likuiditas adalah dengan menyusun anggaran keuangan yang tepat (Credit: Freepik.com)

Risiko likuiditas adalah masalah yang bisa terjadi dalam bisnis jika Anda tidak memiliki cukup uang tunai (kas) yang tersedia untuk membayar tagihan atau kewajiban keuangan ketika dibutuhkan. Jika risiko ini tidak dikelola dengan baik, bisnis Anda bisa menghadapi kesulitan keuangan serius dan bahkan berisiko bangkrut.

Ada beberapa cara untuk mengatasi risiko likuiditas sebelum keadaan menjadi buruk, diantaranya:

1. Rencanakan Keuangan dengan Baik

Buatlah rencana keuangan yang matang. Perkirakan dengan cermat berapa banyak uang yang diperlukan untuk menjalankan bisnis dan pastikan pendapatan cukup untuk menutupi biaya-biaya tersebut. Rencana keuangan yang baik bisa membantu mengantisipasi kebutuhan dana di masa depan.

2. Kelola Arus Kas dengan Bijak

Perhatikan dengan cermat masuk dan keluar uang di perusahaan Anda. Pastikan arus kas masuk lebih besar dari arus kas keluar. Jika ada keterlambatan pembayaran dari pelanggan atau klien, jangan biarkan hal ini berlarut-larut.

3. Diversifikasi Sumber Pendanaan

Jangan terlalu bergantung pada satu sumber pendanaan saja. Cobalah mencari cara untuk mendapatkan pendanaan dari beberapa sumber yang berbeda, seperti pinjaman dari bank, pembiayaan dari investor, atau pendapatan dari penjualan produk atau layanan.

4. Atur Persediaan dan Piutang dengan Bijak

Persediaan yang terlalu besar atau piutang yang tidak tertagih bisa mengikis likuiditas. Pastikan persediaan disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan upayakan untuk mengelola piutang dengan efisien.

5. Siapkan Cadangan Dana Darurat

Selalu sediakan cadangan dana atau tabungan yang dapat digunakan untuk situasi darurat. Ini akan membantu Anda jika terjadi keadaan tak terduga yang membutuhkan uang tunai.

6. Pantau Kondisi Keuangan Secara Rutin

Lakukan pemantauan secara berkala terhadap kondisi keuangan perusahaan. Jangan biarkan perubahan atau permasalahan keuangan berkembang tanpa perhatian.

Kesimpulan

Penting untuk diingat bahwa manajemen likuiditas yang baik merupakan aspek kunci dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan.

Dengan pemahaman yang baik tentang risiko likuiditas, perencanaan yang matang, dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, bisnis dapat meminimalkan risiko keuangan yang dapat membahayakan kelangsungan operasional.

Dengan kesadaran yang terus menerus, pengelolaan likuiditas yang bijaksana akan membantu perusahaan bertahan dalam menghadapi tantangan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan.

Saran: Teruslah memantau arus kas, diversifikasi sumber pendanaan, dan perbarui secara berkala perencanaan keuangan untuk menjaga kesehatan keuangan bisnis. Jangan ragu untuk mendapatkan saran dari ahli keuangan atau konsultan untuk membantu memastikan manajemen likuiditas yang optimal.

Artikel Terkait

Cost Control Adalah: Pengertian, Fungsi, Faktor dan 3 Elemennya
Pengendalian biaya atau cost control adalah salah satu kunci utama dalam meraih keuntungan dalam menjalankan sebuah bisnis. Secara pengertian cost
Baca Juga
Apa yang Dimaksud dengan Forecast Penjualan dan Tujuan?
Anda mungkin pernah mendengar istilah "Forecast Penjualan" sebelumnya, tetapi apa arti sebenarnya? Dan mengapa hal ini sangat penting? Forecast artinya
Baca Juga
Pengertian Break Even Point (BEP) dan Metode Perhitungannya
Pengertian break even point baik itu di unit produksi atau nilai rupiah dalam bisnis, dan bagaimana metode perhitungan yang digunakan
Baca Juga
4 Aplikasi Pencatatan Keuangan Praktis untuk Bisnis
Ketika menjalankan sebuah usaha, tentu memerlukan aplikasi pencatatan keuangan yang dapat membantu mencatat transaksi bisnis kita. Dengan aplikasi tersebut, kita
Baca Juga
Cara Membaca Laporan Keuangan Perusahaan yang Baik
Laporan keuangan bagaikan jendela yang membuka pandangan kita terhadap kesehatan finansial suatu perusahaan. Oleh sebab itu, wajib hukumnya pelaku usaha
Baca Juga
Laporan Keuangan Perusahaan Jasa, Jenis, Perbedaan dan Karakteristik
Pembuatan laporan keuangan perusahaan jasa yang tepat sangat berpengaruh pada usaha. Terlebih fungsi dari laporan satu ini memang sangat krusial,
Baca Juga

Artikel Populer

Pengertian Perpetual Adalah, Jenis, Keuntungan, dan Kelemahan
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Lingkungan Bisnis: Pengertian, Ciri, Faktor & Contohnya
Apa itu lingkungan bisnis? Lingkungan bisnis adalah seluruh faktor yang mempengaruhi operasi dan keberhasilan usaha, baik faktor internal maupun eksternal.
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu