🚀 Promo SYAWAL: Diskon 12% + Plugin Gratis, Cuma 15–24 April, Buruan!
Logo Bee Web

Ini Dia Rincian Biaya Produksi dan Cara Menghitungnya

Optimasi pengeluaran dan kebutuhan rincian biaya produksi untuk mengoptimalkan pendapatan bisnis Anda dengan tips berikut ini
Penulis:
Rizal Arisona
Kategori: ,
Terbit: Tuesday, 3 September 2019
Diperbarui: Tuesday, 15 April 2025
Daftar Isi

Dalam menjalankan bisnis, menentukan harga jual produk bukan sekadar menambahkan margin keuntungan. Ada proses penting yang harus dilalui sebelumnya, yaitu memahami dan menghitung rincian biaya produksi.

Karena, setiap produk yang dihasilkan membawa serangkaian biaya yang harus diperhitungkan secara detail agar usaha bisa berjalan secara efisien dan berkelanjutan. Mulai dari biaya bahan baku, upah tenaga kerja, hingga biaya tidak langsung seperti listrik dan penyusutan alat produksi.

Tanpa pemahaman yang baik terhadap komponen biaya ini, bisnis bisa kesulitan dalam menjaga profitabilitas, apalagi saat menghadapi persaingan harga di pasar. Nah, pelajari rincian biaya produksi dan cara hitungnya pada artikel berikut ini!

Apa itu Biaya Produksi

Pengertian biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa, mulai dari proses awal hingga siap dipasarkan. Biaya ini mencakup semua pengeluaran yang terlibat dalam proses produksi,

Baik yang terlihat secara langsung seperti pembelian bahan baku, maupun yang tidak langsung seperti biaya listrik pabrik atau penyusutan mesin. Dalam dunia bisnis, memahami biaya produksi sangatlah penting.

Karena, sinilah pelaku usaha bisa menentukan harga jual yang tepat, menghitung keuntungan, hingga menyusun strategi efisiensi operasional. Semakin detail pemahaman terhadap komponen biaya produksi, semakin besar peluang bisnis untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan.

Kenapa Biaya Produksi Harus Dirinci dan Dihitung?

Merinci dan menghitung biaya proses produksi bukanlah sekadar rutinitas pencatatan keuangan, melainkan langkah strategis yang berdampak langsung pada kesehatan bisnis, apa saja itu?

  • Anda bisa menentukan harga jual yang sesuai, tidak terlalu mahal sehingga ditolak pasar, dan tidak terlalu murah hingga menggerus keuntungan.
  • Mengendalikan pengeluaran produksi, dengan cara melihat bagian mana dari proses produksi yang paling banyak menyerap dana. Dari situ, Anda bisa mulai mencari cara untuk efisiensi.
  • Membuat proyeksi arus kas jadi lebih akurat. Anda tahu kapan harus membeli bahan, membayar upah, dan kapan akan menerima pendapatan dari penjualan.
  • Membantu proses pengambilan keputusan, apakah sebaiknya produksi ditingkatkan, mesin baru dibeli, atau sistem kerja diubah? Dan seterusnya.
  • Bisnis yang mengetahui secara detail biaya produksinya akan lebih siap bersaing, karena bisa menekan harga tanpa mengorbankan kualitas, sekaligus menjaga margin keuntungan tetap stabil.

Apa yang Termasuk Rincian Biaya Produksi?

Laporan Harga Pokok Produksi

Laporan Harga Pokok Produksi (Credit: bee.id)

Seperti perngertian yang dijelaskan, biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi.

Biaya ini meliputi berbagai elemen, baik yang langsung terlihat dalam proses produksi maupun yang mendukung secara tidak langsung. apa saja yang mencakup rincian biaya ini? Berikut diantaranya:

1. Biaya Bahan Baku Langsung

Rincian biaya pertama ada biaya bahan baku langsung, yakni biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk.

Bahan baku ini menjadi bagian dari barang jadi dan jumlah penggunaannya bisa diukur secara langsung dalam tiap unit produksi.

Contohnya, untuk perusahaan mebel adalah kayu, paku, triplek dan sejenisnya. Pada intinya, biaya ini digunakan untuk membeli bahan baku langsung yang dapat dalam produk akhir, diukur dan biasanya mengalami proses pengelolaan fisik.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Selanjutnya ada biaya tenaga kerja langsung, yakni biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk gaji karyawan atau pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi.

Tenaga kerja langsung ini memberikan kontribusi nyata terhadap terciptanya produk akhir. Contohnya, tukang kayu pada perusahaan mebel, penjahit pada perusahaan garmen dan lainnya.

3. Biaya Overhead Pabrik

Terakhir ada biaya overhead pabrik, yakni semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Biaya ini sering disebut juga sebagai biaya tidak langsung, karena tidak bisa ditelusuri langsung ke produk tertentu. Biasanya biaya ini juga tidak bisa dilacak langsung ke produk dan umumnya berdasarkan volume produksi.

Adapun yang termasuk dalam komponen biaya overhead pabrik diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Biaya bahan pembantu, contohnya: Paku, lem, oli mesin, amplas. Walau dipakai dalam proses produksi, jumlahnya kecil dan sulit diukur per unit produk.
  • Biaya penyusutan aset produksi, contohnya: Mesin, kendaraan operasional, hingga peralatan produksi mengalami penurunan nilai dari waktu ke waktu.
  • Biaya listrik dan utilitas pabrik, contohnya: Listrik untuk mesin, air untuk proses pembersihan bahan, atau gas untuk proses pengeringan.
  • Gaji karyawan tidak langsung , termasuk supervisor produksi, teknisi mesin, quality control, dan petugas kebersihan di area produksi.
  • Biaya sewa pabrik, jika perusahaan tidak memiliki pabrik sendiri, maka biaya sewa juga masuk dalam komponen BOP.

Jenis-Jenis Biaya Produksi

Jika dibedah berdasarkan jenisnya, biaya produksi dibedakan menjadi 4 jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah jenis biaya yang besarannya tidak berubah, meskipun jumlah produksi naik atau turun. Total biaya ini akan tetap harus dibayarkan oleh perusahaan, baik dalam kondisi produksi tinggi maupun saat tidak ada produksi sama sekali.

Fixed cost ini tidak dipengaruhi oleh volume produksi, bersifat jangka panjang aau periodik, dan harus dibayar untuk menjaga operasional usaha.

Apa saja contoh biaya tetap? Mulai dari sewa gedung atau pabrik, biaya pegawai, biaya asuransi, penyusutan atau depresiasi mesin dan sejenisnya.

3. Biaya Variabel (Variable Cost)

Berbeda dari biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah tergantung jumlah produksi berlangsung. Artinya, semakin tinggi volume produksi, makin besar pula biaya variabel yang dikeluarkan.

Karena biaya variabel ini bersifat proporsional terhadap volume produksi, berubah sesuai jumlah barang, dan dapat dikelola lebih fleksibel berdasarkan kebutuhan produksi.

Contoh biaya variabel ada biaya bahan baku, upah atau gaji tenaga kerja borongan atau biaya tenaga kerja harian, biaya listrik mesin produksi dan sejenisnya.

3. Biaya Rata-Rata (Average Cost)

Biaya rata-rata adalah biaya produksi per unit, yang dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan atau kuantitas produk. Konsep ini sangat penting untuk menentukan harga jual produk.

Untuk menghitung average cost ini, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

Biaya Rata-Rata = Total Biaya Produksi/ Jumlah Unit Produksi

Contohnya, jika total biaya produksi sebesar Rp10.000.000 untuk menghasilkan 1.000 unit produk, maka biaya rata-ratanya adalah Rp10.000 per unit.

Biaya ini biasanya digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan, harga jual produk, hingga mengukur efisiensi produksi dari waktu ke waktu.

4. Biaya Marginal (Marginal Cost)

Biaya marginal adalah tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tambahan. Ini sangat penting untuk pengambilan keputusan dalam peningkatan kapasitas produksi.

Untuk menghitung biaya marjinal ini, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

Biaya Marginal = Perubahan Total Biaya / Perubahan Jumlah Produksi

Misalnya, jika produksi awal 100 unit membutuhkan biaya Rp5.000.000, dan untuk membuat 101 unit biayanya menjadi Rp5.050.000, maka biaya marginal-nya adalah Rp50.000.

Salah satu tujuan dari perhitungan biaya marginal ini adalah untuk menilai apakah penambahan produksi yang dilakukan menguntungkan atau tidak, sehingga dapat menghindari over produksi yang tidak efisien.

5. Biaya Total (Total Cost)

Terakhir ada biaya total, yakni akumulasi seluruh biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel, dalam periode tertentu. Ini menunjukkan jumlah dana keseluruhan yang dibutuhkan untuk menjalankan produksi.

Untuk menghitungnya Anda bisa menggunakan rumus berikut:

Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel

Misalnya, jika biaya tetap Rp10.000.000 dan biaya variabel Rp5.000.000, maka biaya totalnya adalah Rp15.000.000.

Dengan menghitung biaya tetap ini, perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah laba atau rugi keuangan perusahaan secara keseluruhan, menganalisis apakah semua pendapatan menutupi semua biaya, hingga efektivitas strategi produksinya.

Oleh karena itu, pemahaman terhadap jenis-jenis biaya produksi sangat penting agar setiap barang atau jasa yang diproduksi dapat memberikan kontribusi positif terhadap kondisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu.

BACA JUGA: Jenis-Jenis Biaya dan Penjelasannya dalam Akuntansi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Produksi

Apa saja sih yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya  biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi barang? Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Harga Barang (Harga Produk yang Dijual)

Harga barang atau produk yang akan dijual oleh produsen merupakan faktor penting dalam menentukan biaya produksi. Mengapa demikian? Karena harga berkaitan erat dengan jumlah output yang ditawarkan oleh produsen.

Dalam teori ekonomi, dikenal hukum penawaran, yang menyatakan bahwa ketika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Produsen akan terdorong untuk memproduksi lebih banyak barang saat harga jual tinggi, karena mereka melihat peluang untuk mendapatkan laba yang lebih besar.

Namun, untuk meningkatkan jumlah barang yang diproduksi, tentu dibutuhkan biaya tambahan, baik dari sisi bahan baku, tenaga kerja, maupun operasional lainnya. Di sinilah kenaikan biaya produksi menjadi hal yang tak terelakkan.

Jadi, ketika harga barang meningkat, produsen cenderung akan:

  • Menambah kapasitas produksi,
  • Menginvestasikan lebih banyak sumber daya,
  • Dan pada akhirnya mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat.

2. Teknologi Produksi

Faktor berikutnya yang turut mempengaruhi biaya produksi adalah teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Setelah menentukan jenis barang yang akan diproduksi, produsen harus memilih metode produksi. Apakah akan menggunakan teknologi padat karya atau padat modal.

  • Produksi padat karya mengandalkan lebih banyak tenaga manusia. Metode ini biasanya digunakan bila biaya tenaga kerja cukup rendah, sehingga lebih efisien secara finansial. Contoh: industri kerajinan tangan atau konveksi rumahan.
  • Produksi padat modal sebaliknya, menggunakan lebih banyak mesin dan peralatan modern. Metode ini dipilih ketika produsen ingin mengejar efisiensi waktu dan kuantitas hasil produksi, meskipun biaya awal (seperti pembelian mesin) cukup besar.

Pemilihan metode ini akan sangat berpengaruh pada struktur biaya:

  • Teknologi canggih dapat menurunkan biaya jangka panjang, tetapi memerlukan investasi awal yang besar.
  • Sedangkan teknologi sederhana mungkin lebih murah di awal, tetapi bisa menyebabkan inefisiensi dalam skala produksi besar.

Dengan kata lain, semakin maju teknologi yang digunakan, semakin besar potensi efisiensi biaya, tetapi juga semakin besar investasi awal yang diperlukan dalam biaya produksi.

3. Harga Input Produksi

Input produksi merupakan semua sumber daya yang digunakan untuk memproduksi barang, seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin, tanah, dan modal lainnya. Harga dari masing-masing input ini sangat menentukan total biaya produksi yang harus dikeluarkan.

Sebagai contoh:

  • Jika upah tenaga kerja naik, maka biaya produksi juga ikut naik, terutama pada industri padat karya.
  • Jika harga bahan baku meningkat, maka produsen akan membutuhkan dana lebih besar untuk mempertahankan volume produksi yang sama.
  • Jika biaya sewa lahan atau gedung produksi naik, maka pos pengeluaran tetap dalam biaya produksi juga akan membengkak.

Misalnya, mengurangi jumlah tenaga kerja dan menggantinya dengan mesin, atau mencari bahan baku alternatif yang lebih murah namun tetap berkualitas. Keputusan-keputusan seperti ini akan berdampak langsung pada struktur dan besarnya biaya produksi.

BACA JUGA: 3 Aspek Manajemen Produksi, Fungsi dan Prosesnya

Cara Menghitung Rincian Biaya Produksi

Berikut adalah beberapa tahapan untuk menghitung biaya produksi perusahaan secara umum:

1. Menghitung Biaya Bahan Baku Langsung

Tahap pertama adalah menghitung semua bahan baku utama yang secara langsung digunakan dalam proses produksi. Ini termasuk bahan-bahan yang bisa diidentifikasi secara langsung menjadi bagian dari produk akhir.

Contoh: Untuk membuat 1 unit meja, Anda membutuhkan 5 papan kayu @Rp20.000 = Rp100.000.

Jika perusahaan membuat 100 meja, maka biaya bahan baku langsung = 100 x Rp100.000 = Rp10.000.000

Anda juga perlu memperhitungkan biaya pembelian bahan baku, seperti ongkos angkut atau penyimpanan, selama masih berkaitan langsung dengan bahan baku utama.

2. Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tahapan ini mencakup upah yang dibayarkan kepada pekerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. Misalnya tukang las, tukang jahit, atau teknisi mesin.

Rumus Umum:

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Jumlah jam kerja x Tarif per jam

Contoh: Jika 2 pekerja masing-masing bekerja 8 jam sehari selama 5 hari dengan tarif Rp25.000/jam, maka:

Tarif Tenaga Kerja = 2 x 8 x 5 x Rp25.000
                   = Rp2.000.000

3. Menghitung Biaya Overhead Pabrik

Biaya ini adalah biaya tidak langsung yang mendukung proses produksi, tapi tidak bisa ditelusuri langsung ke produk tertentu. Misalnya, biaya listrik dan air pabrik, penyusutan mesin produksi, gaji supervisor produksi dan biaya perawatan mesin

Untuk menghitungnya, perusahaan biasanya menggunakan pendekatan tertentu, seperti:

Berdasarkan persentase dari tenaga kerja langsung, berdasarkan jam mesin, atau menggunakan rata-rata biaya overhead sebelumnya

Contoh kasus:

Jika perusahaan menetapkan biaya overhead sebesar 30% dari biaya tenaga kerja langsung (Rp2.000.000), maka:

Biaya Overhead = 30% x Rp2.000.000
               = Rp 600.000

4. Menjumlahkan Semua Komponen Biaya

Setelah tiga elemen utama dihitung (bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik), maka Anda bisa menjumlahkan semuanya untuk mendapatkan total biaya produksi.

Dengan rumus:

Total Biaya Produksi = Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung + Overhead Pabrik

Contoh Kasus Sederhana:

  • Bahan baku langsung: Rp10.000.000
  • Tenaga kerja langsung: Rp2.000.000
  • Overhead pabrik: Rp600.000

Maka perhitungan biaya produksi perusahaan tersebut adalah:

Total Biaya Produksi = Rp10.000.000 + Rp2.000.000 + Rp600.000
                     = Rp12.600.000

5. Menghitung Biaya Produksi Per Unit

Untuk mendapatkan biaya produksi per unit, Anda hanya perlu membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang diproduksi.

Dengan Rumus:

Biaya Produksi per Unit = Total Biaya Produksi / Jumlah Unit Jika total biaya produksi adalah Rp12.600.000 dan Anda memproduksi 100 unit meja, maka biaya produksi per unitnya adalah:

Biaya per unit = Rp12.600.000 / 100
               = Rp126.000 per unit

Dengan menghitung rincian biaya produksi secara tepat, perusahaan tidak hanya bisa menentukan harga jual dengan lebih akurat, tapi juga bisa mengendalikan efisiensi produksi dan meraih keuntungan yang optimal.

Pakai Beeaccounting! Hitung Rincian Produksi Otomatis Harga Jual

Beeaccounting, Software Akuntansi Untuk Pabrik Manufaktur Akurat Hitung Hpp Dan Profit

Pakai software manufaktur Beeaccounting sekarang juga dan rasakan kemudahan dalam menghitung rincian biaya produksi secara otomatis hingga menentukan harga jual produk dengan lebih akurat! Dengan fitur produksi yang terintegrasi, Anda tidak perlu lagi repot mencatat manual bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead, semua tersusun rapi dan otomatis dalam satu sistem.

Beeaccounting juga membantu Anda menetapkan harga jual yang menguntungkan berdasarkan data real-time, sehingga keputusan bisnis bisa diambil lebih cepat dan tepat. Cocok banget untuk pabrik, UMKM, maupun industri manufaktur yang ingin prosesnya lebih efisien! Klik banner di atas untuk mendapatkan akses gratis uji coba sekarang juga!

Artikel Populer

Feedback Artinya: Jenis, Fungsi, beserta Cara Mendapatkannya
Suatu istilah yang dipakai masyarakat untuk menilai aktivitas seseorang ialah umpan balik atau feedback artinya dalam bahasa Indonesia ialah umpan
Baca Juga
13 Contoh Nota Pembelian dan Cara Membuatnya Lengkap
Sedang membuka bisnis baru dan butuh contoh nota pembelian sebagai bukti transaksi dengan konsumen nanti, Anda bisa membuat sendiri dari
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Sistem Ekonomi Campuran: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh
Sistem ekonomi campuran adalah suatu sistem yang menggabungkan aspek pemerintahan dan swasta dalam mengelola perekonomian suatu negara. Dalam sistem ini,
Baca Juga
11 Peluang Bisnis Properti yang Menguntungkan di Indonesia
Apakah Anda pernah bermimpi tentang memiliki bisnis yang tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga membuka pintu menuju dunia investasi
Baca Juga
Customer Service Software Akuntansi & Kasir Bee
Jam Operasional: senin - jumat jam 09.00 - 16.00 wib

Siap Mengubah Cara Anda Mengelola Bisnis

Sejak 2010, Bee telah berdedikasi untuk membantu Pengusaha di seluruh Indonesia dalam mengatasi tantangan laporan akuntansi dan keuangan. Kami siap mendukung kesuksesan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menghubungi kami.
Logo Bee Web
Bee.id adalah brand dari PT BITS Miliartha, perusahaan penyedia software akuntansi terbaik dan aplikasi pembukuan usaha untuk membantu pemilik bisnis dan akuntan mengelola keuangan secara lebih cepat, mudah, dan akurat. Sebagai solusi akuntansi UMKM yang telah digunakan ribuan pengguna di seluruh Indonesia, Bee siap bantu bisnis Anda berkembang lebih efisien. Coba sekarang! Gratis Trial atau jadwalkan Demo Gratis bersama Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu