Revolusi industri adalah bukti jejak yang mendalam dalam evolusi manusia dan transformasi masyarakat secara keseluruhan. Dimulai dengan revolusi industri pertama pada abad ke-18 yang menghadirkan mesin uap dan mekanisasi produksi, lalu diikuti oleh revolusi-revolusi berikutnya.
Dengan ada revolusi ini menjadi tanda jika kehidupan manusia berubah dari yang tradisional ke modern, yang tentu saja sangat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Mulai dari yang paling dasar, mengenai cara komunikasi hingga berproduksi.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revolusi industri adalah perubahan radikal dalam bentuk usaha untuk mencapai produksi dengan menggunakan mesin, baik untuk media penggerak ataupun pemrosesannya.
Selain itu revolusi juga bisa dikatakan sebagai sebuah pergeseran signifikan dalam bidang manufaktur yang menggantikan tenaga kerja tradisional dengan mesin, yang berdampak pada aspek ekonomi, politik, dan sosial-budaya masyarakat.
salah satu aspek yang menandai penerapan revolusi industri adalah adanya adopsi teknologi canggih dalam berbagai sektor ekonomi dan produksi. Contohnya pada awal terjadinya revolusi industri terjadi pada abad ke-18, tepatnya pada tahun 1760-1830.
Yakni ketika sistem perekonomian masyarakat ekonomi eropa yang dulunya berbantung pada sistem ekonomi agraris dan serba tradisional menjadi lebih modern dengan kehadiran mesin yang menggantikan tenaga manusia.
Setelah revolusi Industri pertama ini, dunia mengalami transformasi mendalam dalam berbagai aspek kehidupan. Penggunaan mesin uap dan mekanisasi produksi menggantikan metode tradisional, memicu pertumbuhan ekonomi yang pesat dan urbanisasi. Revolusi ini tidak terjadi sekali saja, namun terjadi beberapa kali seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: Industri Adalah Kunci Ekonomi, Ketahui Jenis dan Contohnya
Berikut timeline sejarah perkembangan revolusi industri dari abad ke-18 hingga saat ini, berdasarkan penjelasan dari laman osf.io:
Pertama adalah revolusi Industri 1.0, berlangsung pada kurun waktu sekitar tahun 1800-1900, merupakan puncak dari perubahan besar dan cepat yang memengaruhi kehidupan manusia.
Inggris lah yang menjadi pelopor revolusi ini, dengan masyarakat yang stabil secara politik dan status sebagai koloni terbesar di dunia. Dimana, sebelumnya kehidupan masyarakat terfokus di pedesaan dengan mata pencaharian utama dari sektor pertanian yang minim pendapatan.
Namun, Revolusi Industri membawa perubahan dramatis dengan meningkatkan lapangan kerja di sektor manufaktur seperti industri tekstil, besi-baja, dan transportasi.
Inovasi mesin pintal mengubah cara produksi tekstil, sementara pengembangan teknologi di sektor pertambangan memurahkan biaya produksi besi dan baja, memberikan dasar kuat untuk perkembangan industri selanjutnya.
Dari revolusi Industri 1.0 tercipta fondasi bagi evolusi selanjutnya, di mana sektor-sektor kunci seperti industri tekstil, besi-baja, dan transportasi menjadi pionir perubahan besar dalam struktur sosial dan ekonomi.
Berikutnya adalah revolusi Industri 2.0, melanjutkan tonggak sejarah revolusi industri sebelumnya, mencakup periode sekitar tahun 1900-1960. Inovasi pada masa ini didorong oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, menghadirkan perkembangan industri yang lebih efektif dan efisien.
Kemajuan besar terlihat dalam pengembangan sumber daya energi baru seperti minyak bumi dan batubara, serta mekanisasi produksi massal dengan jalur perakitan yang lebih efisien. Penemuan motor listrik, produksi massal mobil dan pesawat, serta penggunaan teknologi listrik dan telegraf.
Semuanya menjadi karakteristik penting dari Revolusi Industri 2.0. Dan dari periode ini melahirkan inovasi signifikan yang membentuk fondasi untuk masyarakat modern, memunculkan industri-industri baru dan memberikan landasan bagi perkembangan selanjutnya.
Kemudian dilanjutkan dengan revolusi Industri 3.0, dimulai pada tahun 1960 dan berlanjut hingga tahun 2010, membawa pergeseran besar menuju penerapan teknologi informasi dan elektronik dalam dunia industri.
Sistem otomatisasi berbasis komputer dan robot menggantikan peran operator manusia dalam banyak aspek produksi. Teknologi komputer, akses internet, smartphone, dan pengembangan perangkat lunak menjadi ciri khas era ini.
Revolusi ini menciptakan perubahan fundamental dalam cara produksi, mengarah pada penggunaan otomatisasi yang lebih luas, dan merubah peran tenaga manusia dari operator menjadi ahli dengan kompetensi tinggi.
Nah, selanjutnya adalah revolusi 4.0 yang saat ini kita rasakan, bahkan hampir bergeser ke era revolusi selanjutnya, dengan adanya perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Dalam era Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan konektivitas manusia, data, dan mesin dalam bentuk cyber physical.
Era ini mendorong otomatisasi di semua bidang untuk mencapai produktivitas yang efektif dan efisien. Penerapan kecerdasan buatan, komputerisasi, dan teknologi digital menciptakan perubahan besar dalam industri, membawa konsep otomatisasi yang lebih luas, dan memunculkan peluang baru di berbagai sektor.
Meskipun membawa peluang, Revolusi Industri 4.0 juga membawa tantangan, seperti penggantian pekerjaan oleh sistem otomasi dan robot. Kesiapan dalam menghadapi perubahan dan peningkatan kompetensi di bidang teknologi digital menjadi kunci sukses di era ini.
Terakhir adalah revolusi Industri 5.0, konsep revolusi yang saat ini tengah berkembang dan memasuki fase perdebatan, mewakili evolusi lebih lanjut dari era Revolusi Industri 4.0. Pada dasarnya, revolusi ini menekankan pada peningkatan automasi dan digitalisasi dalam industri dan sektor produksi.
Dalam konteks ini, Revolusi Industri 5.0 menyoroti integrasi antara teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan robotika dengan kemampuan serta inovasi manusia. Dimana fokus utama dari Revolusi Industri 5.0 adalah menciptakan sistem produksi yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan dalam lingkungan industri.
Dengan menggabungkan teknologi dan keahlian manusia, era ini bertujuan untuk mengembangkan solusi yang lebih efisien, fleksibel, berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Berikut ini beberapa faktor yang mendukung terjadinya revolusi industri pertama kali:
Baca Juga: 11 Contoh Produksi Massal, Karakteristik dan Jenisnya
Perubahan bisa dianggap sebagai pisau bermata dua, dapat memberi keuntungan atau melukai penggunakan. Begitu juga perubahan atau revolusi industri ini. Berikut dampak positif dan negatif dari revolusi industri bagi pelaku usaha:
Untuk itu, pelaku usaha bisa menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud, membantu mengatasi permasalahan bisnis di tengah perkembangan teknologi yang berkembang pesat dengan keamanan data yang dijamin terjaga rapat. Klik banner di bawah ini dan lakukan digitalisasi manajemen keuangan sekarang juga!
Berikut beberapa contoh revolusi industri di bidang bisnis yang sering kita gunakan dan temukan sehari-hari:
Industri otomotif mengalami revolusi melalui otomatisasi produksi. Penerapan robotika dan sistem otomatisasi canggih telah meningkatkan efisiensi dalam perakitan kendaraan, mempersingkat waktu produksi, dan mengurangi kesalahan manusia.
Contohnya adalah pabrik-pabrik otomotif yang menggunakan robot untuk melakukan tugas-tugas seperti pengelasan, pemasangan, dan pengujian kualitas.
Revolusi digital telah mengubah cara bisnis melakukan transaksi. Bisnis ritel mengadopsi model e-commerce, memungkinkan konsumen untuk berbelanja secara online.
Contohnya adalah platform e-commerce seperti Amazon, Alibaba, dan Lazada yang menghubungkan produsen dan konsumen secara global tanpa melibatkan ritel fisik.
Blockchain, teknologi yang mendasari mata uang kripto seperti Bitcoin, telah mengubah lanskap bisnis keuangan. Penggunaan teknologi ini memungkinkan transaksi keuangan yang aman dan terdesentralisasi tanpa melibatkan pihak ketiga. Beberapa contoh penerapannya adalah platform pembayaran berbasis blockchain dan kontrak pintar.
Nah, itu dia beberapa penjelasan tentang revolusi industri, contoh dan dampaknya dalam bidang bisnis. Semoga bermanfaat!