Ilmu dalam ekonomi akuntansi sangat bervariasi, salah satunya adalah rekonsiliasi bank. Teori ini termasuk dasar ilmu yang harus dikuasai oleh petugas yang bertanggung jawab akan tata kelola keuangan perusahaan. Tidak semua perusahaan benar-benar menguasai pembukuan dan proses rekonsiliasi bank dengan baik.
Dalam dunia usaha dan teori akuntansi terdapat istilah yang dinamakan dengan rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank adalah metode pencocokan data keuangan yang tercatat oleh perusahaan dan data keuangan yang terdapat di bank.
Pada kenyataannya di lapangan, terdapat banyak kasus laporan keuangan oleh perusahaan yang disajikan tidak akurat atau tidak selaras dengan data keuangan yang dicatat oleh bank. Maka dari itu, rekonsiliasi bank memiliki peran yang krusial untuk mencegah terjadinya penggelapan catatan keuangan.
Selain itu, untuk mendapatkan informasi mengenai penerimaan ataupun pengeluaran yang belum tercatat oleh perusahaan. Proses ini mempunyai peranan yang sangat penting, baik dalam perusahaan maupun lembaga.
Terdapat beberapa komponen yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi syarat laporan rekonsiliasi bank, sebagaimana berikut:
Deposit in transit adalah proses ketika uang tunai atau cek yang telah diterima dan dibukukan oleh perusahaan ternyata belum dicatat oleh pihak bank yang ditunjuk oleh perusahaan. Apabila kasus ini terjadi, maka uang yang ditransfer oleh pihak eksternal menuju rekening kas perusahaan tidak akan tercatat oleh pihak bank. Maka dari itu, kasus ini terdaftar dalam unsur rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank.
Pada intinya, setoran dalam proses ini terjadi ketika data keuangan yang dimaksud mengalami keterlambatan sampai ke bank yang bersangkutan. Kejadian itu menyebabkan data keuangan itu tidak bisa dicatat dalam pembukuan pada hari tersebut.
Deposit in transit juga berlaku jika perusahaan mengirimkan dana, namun masih mengalami kendala dengan status tertunda dari pihak bank.
Outstanding Check adalah momen ketika cek yang telah dibukukan oleh sebuah perusahaan masih belum dicairkan. Secara sederhana, apabila proses pencairan belum diselesaikan maka riwayat pencairan cek tidak akan muncul pada laporan keuangan bank.
Cek kosong adalah cek yang tidak memenuhi syarat untuk diterima oleh bank dikarenakan saldo yang tersimpan di dalam rekening perusahaan tidak mencukupi.
Semisal hal ini terjadi, maka bank yang bersangkutan akan tetap menerbitkan nota debit dengan jumlah ketidakjujuran atau dishonored. Jika perusahaan berniat untuk mencairkan cek ini, maka perusahaan wajib mengeluarkan dana atau biaya administrasi untuk memproses transaksi ini.
Tujuan utama dari rekonsiliasi bank adalah memastikan antara laporan bank dengan laporan kondisi keuangan apakah berbeda atau selaras. Selain itu, rekonsiliasi bank dibuat dengan tujuan untuk merapikan pencatatan perbankan suatu perusahaan pada periode tertentu.
Setidaknya, proses rekonsiliasi dapat dijadikan sebagai monitoring atau pengawasan atas seluruh pemasukan (income) maupun pengeluaran (cost), baik secara tunai maupun non tunai.
Selain itu, proses ini memiliki sasaran untuk memeriksa apakah setiap pencatatan sudah teliti atau belum. Dimana setiap pencatatan yang dimaksud adalah yang dibukukan pada riwayat transaksi dan saldo rekening kas suatu perusahaan.
Hal ini bermanfaat juga untuk perusahaan bilamana terdapat pencatatan dana terlewat atau belum tercatat di pembukuan keuangan oleh perusahaan, maka pencatatan milik pihak bank dapat melengkapi catatan riwayat transaksi milik perusahaan.
Jurnal penyesuaian rekonsiliasi bank membuka kemungkinan untuk kedua belah pihak dapat mengetahui dengan pasti nominal dari transaksi pemasukan ataupun pengeluaran yang terjadi secara nyata.
Terdapat langkah-langkah tertentu dalam pembuatan rekonsiliasi bank. Dimana pembuatan rekonsiliasi bank dapat dilakukan secara manual, berikut caranya:
Langkah pertama dalam pembuatan rekonsiliasi bank adakah dengan membandingkan rekening bank dengan saldo kas perusahaan. Dimana perbandungan saldo ini dilakukan dengan menganalisis rekening koran pada bank yang diperoleh pada setiap bulan.
Rekening koran akan diperoleh ketika perusahaan membuka cek giro pada bank dan terbit pada akhir bulan. Isi dari rekening koran adalah riwayat berbagai macam transaksi, seperti cek, saldo kas perusahaan, setoran, biaya layanan, dan lain sebagainya.
Setelah mendapatkan rekening koran, maka akan dilakukan perbandingan dengan pencatatan kas perusahaan. Tujuan dilakukan perbandingan ini adalah untuk memastikan apakah terdapat perbedaan atau sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Pada umumnya yang menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan adalah dari pihak bank. Akan tetapi, bisa saja kesalahan juga dilakukan dari pihak bank dengan kesalahan yang sama.
Setelah dilakukan perbandingan maka langkah selanjutnya adalah melakukan pencatatan transaksi secara otomatis dan digital. Dimana pencatatan yang dilakukan ini didasarkan pada rekening koran.
Seluruh transaksi yang terdapat pada rekening koran dicatat pada pembukuan kas dengan bab yang berbeda. Jika ditemukan perbedaan yang cukup signifikan maka harus segera ditindaklanjuti.
Penyelarasan catatan keuangan yang ada di perusahaan dengan yang ada di bank cukup sulit untuk dilakukan. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, misalnya adanya cek edaran, terlambatnta pembukuan laporan setoran, dan lain sebagainya.
Seharunya hal tersebut masih berada pada proses pencatatan, bukan tidak dicatat. Oleh sebab itu dalam langkah pembuatan rekonsiliasi bank dibutuhkan penelusuran mengenai hal tersebut.
Dimana penelusuran ini dilakukan oleh pihak perusahaan terkait dengan berkomunikasi pada pihak yang berkaitan. Umumnya akan diperoleh hal yang menyebabkan perbedaan antara catatan dari perusahaan dengan bank.
Hasil perhitungan serta seluruh prosesnya dicatat kembali dalam sebuah lembar kerja. Hasil perhitungan harus memiliki nominal yang mempu menjelaskan tentang selisih yang terjadi. Dengan demikian terdapat fakta yang dijadikan sebagai bukti mengenai perselisihan tersebut.
Rekonsiliasi bank dapat dikatakan selesai jika pada tahap ini berhasil dilakukan. Akan tetapi, jika masih adalah selisih yang mencurigakan maka harus dilakukan perhitungan ulang.
Tahpan yang terakhir dalam pembuatan rekonsiliasi bank adalah dengan melakukan penelusuran lanjutan serta pengecekan ulang. Hal ini difokuskan pada data-data yang dirasa mencurigakan.
Contohnya jika terdapat selisih nominal hanya sebesar Rp 200.000 kemungkinan ada kesalahan saat menginputkan data. Akan tetapi, jika selisihnya sangat besar maka kemungkinan ada transaksi yang belum tercatat.
Dalam hal ini maka harus dilakukan penelusuran uang apakah ada transaksi yang terlewatkan. Pengecakan ulang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisir kesalahan. Kesalahan yang sering terjadi dalam pencatatan adalah terlewatnya suatu transaksi dan kesalahan ketika menginputkan.
Umumnya proses ini akan memakan waktu tetapi memiliki peranan yang cukup penting untuk dilakukan. Seringkali perusahaan tidak melakukan pengecekan ulang sehingga pembukuan keuangan menjadi tidak tepat.
Baca Juga: Cara Penggunaan Rekonsiliasi Bank Bee Accounting
Dalam suatu perusahaan rekonsiliasi bank mempunyai peranan yang cukup penting untuk mengatur keuangan. Dengan adanya rekonsiliasi bank dapat diketahui transaksi yang belum tercatat.
Rekonsiliasi bank adalah fitur yang berfungsi sebagai tempat mem-verifikasi jumlah saldo yang diterima atau dikeluarkan antara dari rekening koran bank dan total saldo dari segala transaksi yang menggunakan akun bank yang telah kita atur fungsi menu rekonsiliasi banknya.
Anda bisa dengan mudah melakukan rekonsiliasi dengan software akuntansi Beeaccounting. Ingin menggunakan Beeaccounting untuk kelola keuangan usaha Anda? Coba gratis sekarang! Klik gambar di bawah ini untuk info selengkapnya.