Dalam bahasa Indonesia raw material adalah bahan baku, yakni salah satu elemen fundamental dalam proses produksi. Dimana bahan mentah ini dapat menentukan kualitas, nilai, hingga biaya produk akhir.
Mari kita pelajari lebih dalam tentang raw material, mulai dari pengertian, jenis, contoh, rumus dan cara mengelolanya pada artikel di bawah ini!
Mengutip dari jurnal Yusuf Prakoso dan Dolih Gozali (2020), pengertian bahan baku atau raw material adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan produk dimana bahan tersebut merupakan bagian terbesar dari bentuk barang.
contoh raw material ini bisa berupa apa pun, mulai dari hasil alam seperti kayu, logam, atau hasil pertanian seperti biji-bijian, hingga bahan kimia seperti plastik atau zat-zat kimia lainnya.
Bisa dikatakan jika, raw material adalah komponen utama dalam rantai pasokan industri, dan kualitas serta ketersediaannya dapat memengaruhi proses produksi serta kualitas akhir produk.
Raw material dibedakan menjadi dua jenis, yakni direct material dan indirect material.
Bahan baku langsung adalah bahan baku utama yang menjadi komponen utama dalam proses produksi. Contohnya adalah bahan mentah yang langsung digunakan dalam pembuatan produk jadi.
Ketersediaan bahan baku langsung yang memadai sangat penting untuk menjaga kelancaran proses produksi. Karena ini, perusahaan harus memastikan stok bahan baku langsung yang cukup agar produksi tidak terhambat.
Ketika stok bahan baku langsung menipis, perusahaan harus segera melakukan pengadaan untuk memastikan kelancaran proses produksi.
Selanjutnya adalah indirect material atau bahan baku tidak langsung, yakni bahan baku pendukung yang membantu proses produksi, namun perannya tidak secara langsung terlihat pada produk akhir.
Meskipun tidak begitu vital seperti bahan baku langsung, bahan baku tidak langsung tetap memiliki peran penting dalam mendukung proses produksi.
Contohnya adalah bahan-bahan seperti pelumas, peralatan kebersihan pabrik, atau alat perlindungan diri bagi pekerja.
Meskipun tidak secara langsung berkontribusi pada produk akhir, keberadaan bahan baku tidak langsung tetap penting untuk menjaga kelancaran operasional.
Berikut beberapa cara dalam mengelola persediaan bahan baku mentah:
Tahapan pertama dalam mengelola raw material adalah menerapkan sistem MRP. MRP sendiri merupakan sistem perencanaan yang membantu perusahaan menentukan kebutuhan raw material secara akurat.
Sistem ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti:
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, MRP dapat membantu perusahaan memastikan bahwa raw material tersedia pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang tepat, sehingga meminimalisir kekurangan atau kelebihan stok.
Selanjutnya adalah memilih pemasok yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas dan ketersediaan raw material. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pemasok.
Seperti reputasi dan kredibilitas, kemampuan pemasok dalam menyediakan stok barang yang dibutuhkan perusahaan, harga stok bahan baku yang ditawarkan dan dimana lokasi mereka berada.
Hal ini akan menentukan pengelolaan kesediaan barang Anda lebih optimal dan maksimal. Sebab, dalam mengelola stok barang tidak hanya dari faktor internal perusahaan saja, namun juga faktor enteral.
Berikutnya pilih penggunaan sistem persediaan yang tepat untuk membantu perusahaan melacak pergerakan raw material, mulai dari penerimaan hingga pengeluaran. Sistem ini dapat membantu mencegah kekurangan stok, penumpukan stok, dan kerusakan raw material.
Seperti menggunakan beberapa metode berikut ini:
Metode FIFO memastikan bahwa raw material yang pertama kali masuk gudang adalah yang pertama kali digunakan. Hal ini membantu mencegah kerusakan atau kadaluarsa raw material.
Sistem JIT bertujuan untuk meminimalisir persediaan raw material di gudang. Raw material hanya dipesan dan diterima ketika dibutuhkan untuk produksi. Hal ini membantu perusahaan menghemat biaya penyimpanan dan mengurangi risiko kerusakan atau kadaluarsa raw material.
Selanjutnya ada sistem kontrol kualitas memastikan bahwa raw material yang diterima dari pemasok memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini membantu mencegah produk cacat dan kerugian finansial.
Berikutnya adalah menerapkan praktik pengelolaan limbah stok pasca atau pro produksi, hal ini dapat membantu perusahaan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan menerapkan metode daur ulang, pengomposan, atau pembuangan limbah yang aman dan bertanggung jawab.
Bagaimana cara menghitung raw material inventory untuk mengetahui setiap tahapan produksinya? Berikut caranya:
Untuk menghitung keseluruhan bahan baku yang sudah dipakai selama proses produksi bisa menggunakan rumus berikut ini:
Bahan Baku Terpakai = (Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku) - Saldo Akhir Bahan Baku
Selanjutnya hitung biaya produksi pada periode tersebut. Caranya dengan rumus berikut ini:
Total Biaya Produksi = Bahan Baku Dikenakan + Biaya Tenaga Langsung + Biaya Overhead Produksi
Kemudian hitung harga produksinya dengan rumus:
Harga pokok produksi = (Total biaya produksi + saldo awal persediaan dalam proses produksi) - Saldo akhir persediaan barang dalam produksi
Berikut beberapa contoh raw material:
Bahan baku yang berasal langsung dari alam, seperti:
Bahan baku yang diciptakan manusia dari bahan baku lain, seperti:
Untuk mengelola inventaris barang bahan baku perusahaan Anda lebih maksimal dan optimal Anda bisa menggunakan software akuntansi Beeaccounting.
Dengan Beeaccounting Anda bisa membantu Anda melacak pergerakan stok, mengendalikan persediaan, dan meminimalisir resiko kekurangan atau kelebihan stok.
Klik banner di atas dan dapatkan akses seumur hidup dalam sekali beli!