Sebagai pebisnis, memahami kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek adalah satu hal yang tak boleh diabaikan. Ini wajib, apalagi ketika ingin mengambil keputusan strategis. Untuk mengetahui kemampuan itu, ada satu metrik keuangan yang bisa membantu, yakni yang disebut dengan quick ratio.
Namun harap diingat, bahwa quick ratio ini berbeda dengan current ratio. Quick ratio lebih fokus pada aset likuid, seperti kas dan piutang, yang bisa langsung digunakan tanpa menjual persediaan. Sedang current ratio, mencakup seluruh aset lancar, termasuk persediaan dan pembayaran di muka,
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut tentang quick ratio, artikel ini akan membantu Anda dalam memahami mulai dari rumus, cara, hingga contoh perhitungannya.
Seperti biasa, sebelum membahasnya lebih dalam, kita harus sepakati pengertiannya terlebih dahulu. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, quick ratio ini tidak bisa kita mengerti dengan jelas. Sebab, maknanya memang hanya sekadar “rasio cepat”.
Namun, kalau menurut Kasmir dalam Gina Septiana (2018), quick ratio adalah alat untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar, tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Lalu, kenapa nilai persediaan tidak dihitung?
Karena dalam quick ratio, konteksnya adalah ketika perusahaan ingin melunasi utang dengan cepat. Sedangkan nilai persediaan, melansir repository PKN STAN, merupakan aset yang paling sulit untuk dikonversi menjadi uang tunai. Itulah kenapa aset atau aktiva lancar diperhitungkan.
Dengan demikian, maka kita dapat menyepakati bersama, bahwa quick ratio adalah instrumen yang dapat membantu perusahaan mengetahui kemampuannya menggunakan aset lancar yang likuid untuk melunasi utang. Apa yang dimaksud aset lancar likuid ini meliputi: kas, piutang, atau saham.
BACA JUGA: Mengenal Aset Lancar, Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Di awal paragraf tadi, sempat kita singgung bahwa quick ratio ini berbeda dengan current ratio. Kini, mari kita bahas lebih lanjut perbedaan keduanya dari beberapa aspek. Silakan perhatikan tabel di bawah ini untuk ringkasannya.
Jika masih kurang jelas, simak penjelasan deskriptif berikut ini:
Baca Juga: Rumus Current Ratio, Contoh dan Cara Menghitungnya
Berdasarkan penjelasan tersebut, artinya kita bisa memahami dengan jelas kalau semakin tinggi rasio cepat suatu perusahaan, maka semakin mungkin pula aset lancar likuid dapat menutupi utang perusahaan.
Namun yang jadi pertanyaan adalah, berapa quick ratio yang baik?
Mengutip Girardin (2023), quick ratio yang baik adalah rasio di atas 1, atau 1:1 dari perbandingan kewajiban lancar dan aset likuid. Angka itu berarti menunjukkan perusahaan memiliki aset likuid yang setara, bahkan lebih dari cukup untuk melunasi kewajiban jangka pendek.
Sebaliknya, jika quick ratio di bawah 1, besar kemungkinan keuangan perusahaan dalam kondisi darurat. Namun, rasio semacam itu tidak selalu bertanda bahaya. Dalam beberapa kasus, perusahaan bisa saja memiliki hubungan baik dengan kreditur, sehingga kewajiban jangka pendek masih bisa dikelola.
Jika ratio lebih dari 1, artinya Jika quick ratio lebih dari 1, artinya perusahaan memiliki aset lancar yang cukup (di luar persediaan) untuk memenuhi kewajiban lancar atau utang jangka pendeknya.
Pada intinya, quick ratio yang ideal itu bergantung pada kesetaraan nilai aset likuid dan kewajiban lancar. Jika perusahaan mampu mengkompromikan dengan kreditur, rendahnya rasio mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi jika tidak, tentu perlu pengelolaan aset likuid dengan lebih maksimal.
Dalam definisi quick ratio yang telah kita bahas, diketahui bahwa fungsi perhitungan rasio ini adalah menilai kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aset likuid.
Namun, dalam dunia akuntansi, fungsinya tidak hanya itu. Lebih rinci lagi, Anda bisa menyimak penjelasannya di bawah ini:
Pertama, quick ratio memberikan gambaran yang jelas tentang aktiva lancar perusahaan, Atau dengan kata lain, seberapa cepat perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek. Karenanya, ketika perusahaan terdesak untuk membayar utang jatuh tempo, rasio ini bisa membantunya.
Yang kedua, rasio ini dapat berfungsi sebagai indikator kesehatan keuangan perusahaan. Nilai quick ratio yang lebih tinggi dari 1 menunjukkan perusahaan memiliki lebih banyak aset likuid dibandingkan kewajiban jangka pendeknya. Itu artinya, perusahaan memiliki kondisi finansial yang sehat.
Kemudian, rasio ini juga membantu manajemen dan investor dalam pengambilan keputusan terkait investasi dan pengelolaan kas. Dengan informasi ini, perusahaan dapat merencanakan; kira-kira kapan harus meningkatkan atau mengurangi utang.
Quick ratio memungkinkan perbandingan langsung dengan rasio keuangan lainnya seperti current ratio. Hal ini membantu dalam analisis lebih mendalam mengenai posisi likuiditas perusahaan dibandingkan dengan standar industri atau dengan waktu sebelumnya.
Terakhir, bagi investor dan kreditur, quick ratio adalah alat penting untuk menilai risiko investasi atau pinjaman. Mereka menggunakannya untuk menentukan apakah perusahaan mampu memenuhi kewajibannya tanpa bergantung pada penjualan persediaan, yang mungkin tidak selalu dapat diandalkan.
Untuk menghitung quick ratio, rumusnya sederhana saja. Anda hanya perlu mengetahui tiga komponen utama di dalamnya, yakni: aset lancar, persediaan, dan kewajiban lancar. Jika ketiga data komponen itu sudah diketahui, maka Anda langsung bisa menghitungnya dengan rumus berikut ini:
Quick Ratio = (Aset Lancar - Persediaan)/ Kewajiban Lancar
Keterangan:
Dari sini, Anda tentu sudah penasaran, lalu bagaimana cara menghitung quick ratio?
Setidaknya, ada enam langkah yang bisa Anda lakukan. Enam langkah ini cukup mudah untuk diikuti, asalkan Anda punya sejumlah perangkat atau laporan keuangan yang memadai.
Langkah pertama untuk menghitung quick ratio adalah menggunakan laporan keuangan yang lengkap sebagai referensi. Laporan keuangan ini bisa saja dalam bentuk neraca, yang membantu Anda menemukan data aset lancar, persediaan, dan kewajiban lancar.
Namun, jika laporan keuangan Anda tidak terorganisasi dengan baik, proses ini bisa memakan waktu. Untuk mengatasinya, Bee merekomendasikan software akuntansi Beeaccounting sebagai solusinya. Sebab dengan Beeaccounting, Anda dapat menyusun laporan keuangan secara otomatis, cepat, dan akurat.
Selain itu, Beeaccounting memungkinkan Anda melihat detail aset, persediaan, dan kewajiban dalam satu platform. Bahkan lebih dari itu, Beeaccounting juga bisa membantu Anda menyusun dokumen akuntansi dengan mudah, sesuai dengan standar akuntansi keuangan (SAK).
Jika Anda mau tahu info lebih lengkapnya, atau malah ingin langsung mencobanya secara gratis, langsung saja klik banner di bawah ini sekarang juga!
Langkah yang kedua, Cari tahu jumlah aset lancar perusahaan Anda, seperti kas, piutang, dan investasi jangka pendek. Pastikan nilai ini sudah akurat dan tidak mencampur komponen lain, seperti persediaan atau aset tetap.
Selanjutnya, periksa nilai persediaan dari laporan keuangan Anda. Persediaan adalah barang atau bahan baku yang dimiliki perusahaan, tetapi dalam perhitungan rasio cepat, nilai ini tidak diperhitungkan karena tidak likuid.
Anda juga perlu mengecek total kewajiban lancar, yaitu utang atau liabilitas perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Contohnya termasuk utang usaha, pinjaman jangka pendek, dan biaya yang masih harus dibayar.
Jika Anda ingin tahu bagaimana menghitung kewajiban lancar ini, Anda bisa membaca artikelnya terlebih dahulu dengan mengklik link di bawah ini 👇
Baca Juga: Current Liabilities Adalah: Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya
Setelah semua data tersedia, gunakan rumus berikut untuk menghitung quick ratio:
Quick Ratio = Aset Lancar - Persediaan : Kewajiban Lancar
Langkah terakhir interpretasikan hasil hitungannya. Jika rasio cepar lebih dari 1:1, perusahaan Anda dianggap memiliki kemampuan likuiditas yang baik. Sebaliknya, jika kurang dari 1:1, maka perlu adanya evaluasi strategi likuiditas, untuk menghindari risiko keuangan.
Oh ya, jangan lupa, rasio yang terlalu tinggi juga tidak selalu baik. Ia bisa saja menandakan kelebihan aset likuid yang kurang dimanfaatkan.
Supaya lebih konkret dan mudah untuk Anda terapkan, berikut Bee kasih contoh perhitungan quick ratio:
Contoh Kasus Perusahaan ABC Retail:
Diketahui, perusahaan ABC retail ini merupakan bisnis yang bergerak di bidang penjualan pakaian. Pada akhir tahun, perusahaan ini menyusun laporan keuangan untuk menilai kesehatan finansialnya, khususnya kemampuan melunasi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan barang dagangan.
Manajemen perusahaan mencatat bahwa aset lancar terdiri dari kas, piutang usaha, dan persediaan barang dagangan. Sementara itu, kewajiban lancar mencakup utang usaha dan kewajiban jangka pendek lainnya.
Data-data ini diperoleh setelah perusahaan merekap transaksi sepanjang tahun dengan bantuan sistem Beeaccounting, yang mempermudah proses pelaporan keuangan secara otomatis.
Langkah pertama adalah menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Karena perusahaan ABC retail ini menggunakan Beeaccounting, maka ia dapat dengan mudah mengakses data seperti total aset lancar, persediaan, dan kewajiban lancar tanpa perlu menghitungnya secara manual.
Langkah kedua mengidentifikasi dan menghitung aset lancar. Sebelumnya, diketahui bahwa aset lancar perusahaan ABC ini mencakup kas dan piutang usaha. Dalam laporan keuangannya, diketahui total aset lancarnya adalah sebesar Rp350 juta, terdiri dari:
Maka, diketahui jika aset lancar perusahaan tersebur adalah Rp350 juta
Selanjutnya, perusahaan ABC mengidentifikasi dan menghitung nilai persediaannya. Diketahui, persediaan barang dagangan milik perusahaan ABC ini mencakup berbagai jenis pakaian yang tersedia untuk dijual, termasuk:
TOTAL = Rp150 juta
Kemudian, untuk kewajiban lancar perusahaan ABC, diketahui mencakup utang usaha dan pembayaran jangka pendek lainnya. Berdasarkan laporan keuangan ABC, kewajiban lancar sebesar Rp300 juta diperoleh dari:
TOTAL = Rp300 juta
Setelah semua data terkumpul, barulah perusahaan ABC menghitung dengan rumus quick ratio sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Sebelum menghitung, petakan dulu nilai aset lancar, persediaan, dan kewajiban lancar agar lebih mudah.
Diketahui:
Setelah itu, barulah dihitung dengan rumus quick ratio:
Quick Ratio = (Aset Lancar − Persediaan)/ Kewajiban Lancar
= (Rp350 juta - Rp150 juta)/ Rp300 juta
= Rp200 juta/300 juta = 0,67
Artinya, quick rasio perusahaan tersebut adalah o,6. Yang artinya, perusahaan memiliki Rp0,67 dalam aset likuid untuk setiap Rp1 kewajiban lancar. Ini menunjukkan bahwa perusahaan masih belum sepenuhnya mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya hanya dengan aset likuid tanpa menjual persediaan.
BACA JUGA: Cara Menghitung Rasio Likuiditas pada Laporan Keuangan
Selain rumus, cara hitung, dan contohnya, Bee melihat kebanyakan orang punya beberapa pertanyaan terkait rasio ini. Nah, barangkali Anda juga termasuk salah satunya, berikut Bee pilih pertanyaannya, lengkap dengan jawabannya:
Pertanyaan ini sebenarnya sudah sempat kita singgung di awal pembahasan. Tapi tak apa, mari kita ulas secara lengkap.
Jasi, jika quick ratio sebuah perusahaan di bawah 1, artinya perusahaan tersebut tidak memiliki cukup aset likuid (seperti kas dan piutang) untuk melunasi seluruh kewajiban lancarnya tanpa harus menjual persediaan.
Kendati demikian ini bisa menunjukkan masalah likuiditas, hal ini tidak selalu menjadi indikasi kebangkrutan. Perusahaan dengan rasio cepat di bawah 1 mungkin memiliki kondisi khusus, seperti perjanjian kredit yang fleksibel dengan pemberi pinjaman atau siklus kas yang lebih panjang.
Namun, perusahaan tetap saja perlu hati-hati, karena ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dapat memengaruhi reputasi dan kelangsungan bisnis.
Pernah terbesit pertanyaan Ini? Jadi begini. Jika quick ratio terlalu tinggi, misalnya lebih dari 1, ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan memiliki terlalu banyak aset likuid, seperti kas yang tidak terpakai.
Meskipun ini tentu saja menunjukkan keamanan finansial, manajemen perusahaan bisa saja kurang baik karena tidak memanfaatkan dana tersebut secara optimal. Maka, jelas bahwa meski rasio tinggi yang tinggi dapat menunjukkan stabilitas, perusahaan perlu mengevaluasi apakah dana tersebut sudah dikelola dengan cara yang efisien.
Itulah tadi pembahasan terkait quick ratio, lengkap dengan rumus, cara , dan contoh perhitungannya. Semoga ini bermanfaat, terutama bagi Anda pebisnis yang masih memiliki kewajiban lancar, namun ingin mengambil keputusan strategis.