Dalam dunia bisnis atau akuntansi, salah satu istilah yang tak bisa luput dari pembahasan adalah PSAK. Meski konsep satu ini terkesan sederhana, namun terkadang masih membuat bingung banyak orang. Bahkan bisa jadi ada yang masih kurang paham terkait urgensi dari istilah tersebut.
Jika Anda seorang akuntan atau pebisnis, memahami PSAK ini amat penting, ia bukan sekadar formalitas akuntansi belaka. Tapi, mengapa ia penting? Pertama, laporan keuangan bisa berantakan jika tanpa pemahaman PSAK. Kedua, ia dapat mencegah Anda dari risiko kesalahan audit.
Sebenarnya masih banyak lagi fungsi daripada PSAK, termasuk juga elemen lainnya. Seperti soal apa saja jenisnya, dan daftar keberlakuannya di Indonesia. Kalau Anda penasaran, mari ikut Bee membahasnya secara lengkap melalui artikel ini.
Seperti biasa, sebelum ke pembahasan yang lebih mendalam, lebih baiknya kita pahami dulu terkait pengertiannya. Jadi, sebenarnya apa itu PSAK?
Sebagaimana frasanya, PSAK adalah singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Merangkum buku berjudul “Penyajian Laporan Keuangan: Prakarsa Pengungkapan” karya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), PSAK adalah pedoman yang ditetapkan untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan di Indonesia.
Standar ini mencakup berbagai aspek, seperti pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan transaksi keuangan. Adapun tujuannya adalah untuk membantu perusahaan atau perorangan, dalam membuat laporan keuangan yang akurat, transparan, serta dapat dibandingkan antara periode maupun antar entitas.
Dengan demikian, kita bisa menyepakati bersama bahwa, PSAK adalah asas yang memuat standar akuntansi, agar perusahaan atau profesi terkait dapat membuat laporan keuangan secara lebih kredibel dan akuntabel.
Perlu diketahui juga, SAK ETAP yang selama ini berlaku untuk entitas kecil dan menengah digantikan oleh SAK Entitas Privat (SAK EP), yang akan berlaku secara mandatory pada Januari 2025. Perubahan ini bertujuan untuk menyesuaikan standar akuntansi dengan kebutuhan pelaporan keuangan entitas privat yang lebih relevan.
Pada paragraf pembuka tadi sempat kita singgung terkait fungsinya. Yaitu bahwa PSAK berfungsi sebagai kompas penyusunan laporan keuangan, dan mencegah terjadinya kesalahan audit. Lantas, apakah itu saja? Tentu saja tidak. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:
Fungsi pertama tentu saja sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan. yang sesuai dengan standar akuntansi berlaku umum. Standar yang dimaksud ini mencakup pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi keuangan secara sistematis.
Standar akuntansi ini selain sebagai pedoman, juga sudah menjadi semacam undang-undang terkait akuntansi. Itu sebabnya perusahaan atau entitas lain dibuatnya agar patuh pada regulasi. Kepatuhan ini sangat penting bagi perusahaan yang terdaftar di bursa efek atau berhubungan dengan otoritas keuangan.
Fungsi kedua adalah mendorong agar setiap entitas menyajikan laporan keuangan secara jujur dan transparan. Transparansi ini bukan hanya bermanfaat untuk pihak eksternal, tetapi juga pemangku kepentingan dalam memahami kinerja dan posisi keuangan perusahaan secara akurat.
Yang ketiga, yakni memungkinkan laporan keuangan antar periode dan antar entitas dapat dibandingkan dengan mudah. Keterbandingan ini tentunya penting, apalagi bagi investor dan kreditur, untuk menganalisis kinerja perusahaan dan memberikan keputusan lebih lanjut.
Standar akuntansi yang diadopsi dari IFRS mempermudah integrasi laporan keuangan dengan standar internasional. Hal ini penting bagi entitas yang beroperasi secara global atau berencana menarik investor asing.
Hingga saat ini, PSAK memiliki lima jenis yang berlaku di Indonesia. Pihak yang menerbitkan jenis-jenisnya ini merupakan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Merangkum laman PPAK.co.id dan gramedia.com, Berikut penjelasan kelima jenis standar akuntansi tersebut:
Jenis standar akuntansi ini merupakan standar akuntansi yang disusun berdasarkan International Financial Reporting Standards (IFRS). Jenis ini berguna untuk memastikan kompatibilitas global. Standar ini diperuntukkan perusahaan besar dan entitas publik yang terdaftar di bursa efek, agar laporan keuangan mereka dapat diakui secara internasional.
Baca Juga: IFRS Adalah: Standar Akuntansi yang Bikin Investor Tertarik
SAK EP (Entitas Privat) adalah standar akuntansi baru yang menggantikan SAK ETAP mulai Januari 2025. Standar ini lebih sederhana daripada SAK Umum berbasis IFRS, dengan fokus pada kebutuhan entitas privat yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
Dibandingkan SAK ETAP, SAK EP memperkenalkan sejumlah perubahan signifikan. Melansir laman resmi web.iaiglobal.or.id, perubahan ini mencakup banyak hal. Misalnya pengukuran properti investasi dan aset biologis dengan nilai wajar, pengenalan konsep penghasilan komprehensif lain, serta penyusunan laporan keuangan konsolidasian.
Selain itu, SAK EP juga mengatur lebih rinci tentang kombinasi bisnis, goodwill, aset, liabilitas keuangan, serta menyederhanakan opsi kebijakan akuntansi untuk entitas privat.
Baca Juga: Standar Akuntansi ETAP, Manfaat, Prinsip, dan Contohnya
Jenis ketiga ini adalah standar akuntansi yang berlaku untuk entitas atau transaksi keuangan berbasis prinsip syariah. Aspak yang masuk dalam jenis standar ini antara lain pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi seperti bagi hasil, mudharabah, dan murabahah.
SAP adalah singkatan dari Standar Akuntansi Pemerintah. Seperti namanya, ia digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi pemerintah di Indonesia, baik pusat maupun daerah. Standar ini memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara yang bersumber dari APBN atau APBD.
Yang terakhir SAK EMKM, yaitu standar akuntansi khusus untuk entitas mikro, kecil, dan menengah. Standar jenis ini lebih ringkas dan hanya mencakup laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, serta catatan sederhana.
Harap tahu, standar akuntansi di Indonesia ini selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan dunia dan kebijakan IFRS. Untuk sekarang, standar pada PSAK yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:
Harap tahu, standar pada PSAK di Indonesia ini selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan dunia dan kebijakan IFRS. Untuk sekarang, standar pada PSAK yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:
Mengatur struktur, komponen, dan persyaratan minimal dalam penyajian laporan keuangan. Standar ini memastikan laporan keuangan transparan, relevan, dan dapat dibandingkan antara periode maupun antar entitas.
Membahas terkait penyajian arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Tujuannya adalah memberikan informasi tentang sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu. Hal ini membantu pemangku kepentingan menilai likuiditas serta kemampuan entitas dalam menghasilkan arus kas.
Memberikan penyajian laporan keuangan entitas induk secara tersendiri, terlepas dari laporan konsolidasian. Standar ini relevan bagi perusahaan yang memiliki investasi pada anak perusahaan atau entitas asosiasi.
Menetapkan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan properti yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan sewa atau apresiasi nilai. Properti investasi dicatat berdasarkan model biaya atau nilai wajar.
Mengatur pengakuan, pengukuran, penyusutan, dan pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan. Aset tetap diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan. Hal ini memastikan aset tetap dicatat sesuai nilai ekonomisnya dan disusutkan secara sistematis.
Memberlakukan akuntansi untuk pengakuan dan pengukuran kontrak asuransi jiwa. Standar ini memastikan bahwa pendapatan premi dan kewajiban klaim dicatat secara tepat. Dengan demikian, laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa dapat mencerminkan kewajibannya secara akurat.
Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan kini dan pajak tangguhan. Pajak kini mencerminkan kewajiban pajak yang harus dibayar periode berjalan, sedangkan pajak tangguhan berkaitan dengan perbedaan temporer.
Memberikan pengakuan, pengukuran, dan pengklasifikasian instrumen keuangan, sesuai IFRS 9. Standar ini mencakup perlakuan terhadap aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen derivatif.
Mengatur pengakuan pendapatan berdasarkan kewajiban kinerja dalam kontrak dengan pelanggan. Pendapatan diakui ketika entitas memenuhi kewajiban tersebut dan pelanggan memperoleh manfaat.
Memperlakukan akuntansi untuk transaksi sewa baik dari sisi penyewa maupun pihak yang menyewakan. Penyewa wajib mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa dalam laporan keuangan. Standar ini memberikan transparansi atas kewajiban sewa jangka panjang yang sebelumnya sering tidak diungkapkan.
Untuk rincian lebih ringkasnya, silakan perhatikan tabel di bawah ini:
Demikian pembahasan tentang PSAK, serta kaitannya dengan proses penyusunan laporan keuangan. Sekali lagi, standar akuntansi ini penting, apalagi jika Anda pebisnis. Sebab ia bukan hanya dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, melainkan juga membantu perusahaan beradaptasi dengan praktik akuntansi global.
Namun, menyusun laporan keuangan sesuai PSAK ini sering kali memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Sehingga efisiensi pun diperlukan, agar tidak menghambat produktivitas bisnis. Sebagai solusinya, Anda bisa mempertimbangkan aplikasi pembukuan keuangan bernama Beecloud.
Beecloud adalah aplikasi pembukuan keuangan berbasis cloud yang bisa membantu Anda menyusun laporan keuangan dengan cepat dan akurat. Dengan fitur-fitur canggih seperti otomatisasi laporan, pencatatan transaksi real-time, dan akses kapan saja di mana saja, Anda Beecloud memastikan proses akuntansi bisnis Anda lebih efisien.
Info selengkapnya, silakan klik banner di bawah ini, dan temukan bagaimana Beecloud dapat menjadi solusi terbaik untuk bisnis Anda!