Proses manajemen resiko adalah aspek penting dalam menjaga ketahanan perusahaan di tengah perubahan dan ketidakpastian. Dalam artikel ini, akan dijelaskan manfaat dari menerapkan proses manajemen resiko yang efektif, termasuk mengoptimalkan pengambilan keputusan, pengurangan kerugian, dan penciptaan peluang baru.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang resiko yang dihadapi dan strategi yang tepat untuk mengelolanya,
Manajemen resiko adalah kegiatan melibatkan serangkaian langkah untuk menganalisis, mengidentifikasi, mengevaluasi, mengendalikan, dan mengatasi resiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan.
Dalam konteks ekonomi, manajemen resiko berkaitan dengan pendekatan dan metode dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis. Manajemen resiko meliputi berbagai kegiatan seperti perencanaan, organisasi, kepemimpinan, koordinasi, dan pengawasan program resiko.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan resiko sebagai hasil dari tindakan yang tidak menyenangkan yang dapat menyebabkan kerugian dan bahaya. Ketidakpastian dalam resiko meliputi pengembangan strategi, ancaman, dan mitigasi resiko.
Sedangkan dalam buku Manajemen resiko Perbankan, ISO 31000 menjelaskan jika manajemen resiko adalah sebagai ketidakpastian yang berdampak pada tujuan yang ingin dicapai. resiko berkaitan dengan kerugian yang dapat menyebabkan masalah.
Sederhananya, manajemen resiko adalah proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mengendalikan resiko yang dihadapi oleh suatu organisasi atau perusahaan guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Berikut ini beberapa langkah dalam melakukan proses manajemen masalah sebuah bisnis.
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam melakukan manajemen resiko adalah melakukan identifikasi terhadap peluang atau potensi resiko yang akan dihadapi.
Tahap ini melibatkan mencari dan mendaftar resiko yang terkait dengan tujuan dan aktivitas perusahaan. Identifikasi resiko melibatkan menentukan apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana suatu resiko dapat terjadi.
Hal ini dilakukan untuk menghasilkan daftar lengkap resiko yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan.
Setelah resiko usaha di analisa berikutnya adalah melakukan pengukuran resiko, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkatan dari resiko itu sendiri untuk kemudian dilakukan penyusunan strategi dalam menyelesaikannya.
Cara untuk mengukur resiko bisa dilakukan dengan beberapa metode yang bisa digunakan, yakni:
Pertama ada metode sensitivitas adalah teknik pengukuran dampak pergerakan variabel risiko terhadap eksposur. Sederhana dalam perhitungannya, metode ini umumnya digunakan oleh analis dan manajer perusahaan untuk rencana keputusan, melibatkan variabel seperti suku bunga, nilai tukar, pasar, kredit, dan likuiditas.
Berikutnya adalah metode volatilitas mencerminkan seberapa besar kemungkinan hasil akan bervariasi sekitar ekspektasi. Ini menggunakan ukuran seperti jangkauan dan standar deviasi, dengan perhitungan berdasarkan data historis atau hasil peramalan.
Terakhir adalah metode risiko sisi bawah, atau downside risk, menilai dampak negatif risiko yang mungkin terjadi, tanpa mempertimbangkan potensi dampak positif. Risiko ini fokus pada konsekuensi buruk yang dapat terjadi pada perusahaan.
Berikutnya adalah analisis resiko, pada tahap ini akan melibatkan penilaian terhadap frekuensi dan dampak resiko yang mungkin terjadi. Analisis resiko dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif.
Tujuannya adalah memahami karakteristik resiko dan menentukan tingkat resiko atau signifikansinya. Analisis resiko membantu dalam memprioritaskan penanganan resiko dan memahami tingkat resiko yang dapat diterima.
Dalam hal ini ada beberapa metode yang bisa digunakan, seperti:
Menggunakan checklist, mempertimbangkan sesuai pengalaman dan dokumen, benchmarking, flow charts, brainstorming, analisis sistem, FGD, wawancara, analisis skenario, kajian dokumen, SWOT analisis, Event Tree Analysis, observasi dan survei & kuesioner.
Baca Juga; Memahami Analisis SWOT dalam Bisnis dan Contohnya
Berikutnya adalah melakukan evaluasi resiko, artinya Anda perlu perbandingan antara level resiko yang ditemukan selama analisis resiko dengan kriteria resiko yang telah ditetapkan sebelumnya.
Evaluasi resiko membantu dalam pengambilan keputusan dengan menentukan resiko mana yang memerlukan penanganan lebih lanjut dan bagaimana memprioritaskan penanganan resiko berdasarkan tingkat resiko yang dapat diterima.
Tidak berhenti sampai tahap evaluasi saja, Setelah resiko dievaluasi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan dan menerapkan strategi pengelolaan resiko.
Strategi ini dapat mencakup pilihan seperti menghindari resiko, mentransfer resiko ke pihak lain melalui asuransi atau kontrak, mengurangi resiko dengan mengimplementasikan tindakan pencegahan atau mitigasi, atau menerima resiko dan mengatasi konsekuensinya.
Berikutnya, setelah strategi pengelolaan resiko diterapkan, langkah selanjutnya adalah memantau resiko secara teratur dan melakukan tinjauan berkala terhadap efektivitas strategi tersebut.
Ini melibatkan pemantauan kondisi yang berkaitan dengan resiko, mengidentifikasi perubahan yang mungkin mempengaruhi resiko, dan memperbarui strategi pengelolaan resiko jika diperlukan.
Terakhir, Proses manajemen resiko juga melibatkan komunikasi yang efektif tentang resiko kepada pemangku kepentingan terkait.
Ini termasuk menyampaikan informasi tentang resiko, strategi pengelolaan resiko, dan kemajuan dalam mengurangi atau mengatasi resiko.
Pelaporan resiko yang teratur dan transparan juga penting untuk memastikan pemangku kepentingan memahami resiko yang dihadapi organisasi.
Dalam setiap langkah proses manajemen resiko, penting untuk melibatkan pemangku kepentingan yang relevan, menggunakan pendekatan yang sesuai dengan konteks organisasi, dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi seiring waktu.
Proses manajemen resiko harus menjadi bagian integral dari pengambilan keputusan dan operasional sehari-hari organisasi untuk membantu mengurangi resiko dan mencapai tujuan yang ditetapkan.
Mengutip dari dari binus.ac.id, manajemen resiko dibedakan menjadi beberapa jenis, berikut diantaranya.
Jenis ini berkaitan dengan kegagalan yang terjadi dalam proses internal suatu organisasi, seperti kesalahan sistem, faktor eksternal seperti bencana alam, dan kesalahan manusia. Untuk mengurangi resiko operasional, diperlukan langkah-langkah pencegahan yang melibatkan kapasitas produksi dan layanan.
Selanjutnya adalah manajemen hazard, jenis manajemen yang bertujuan untuk mengatasi resiko kebangkrutan atau kerusakan pada perusahaan. Terdapat tiga jenis bahaya yang perlu diperhatikan, yaitu bahaya umum, bahaya hukum, dan bahaya fisik dan moral.
Contoh penerapan manajemen resiko ini dapat terlihat dalam situasi seperti kecelakaan yang disebabkan oleh kerusakan mesin, kasus korupsi di dalam perusahaan, atau pelayanan yang buruk dari karyawan kepada konsumen.
Berikutnya dalam hal strategi, seperti namanya ini bisa terjadi akibat beberapa faktor, termasuk resiko operasional, penurunan nilai aset, resiko kompetitif, dan resiko franchise. Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan strategis untuk pelaku bisnis sehingga memungkinkan pengembangan kemampuan strategis.
Selanjutnya adalah jenis manajemen resiko yang bertujuan untuk memantau resiko dan melindungi hak laba, aset, entitas bisnis, dan properti. Manajemen ini penting sebagai sumber daya perusahaan dan juga berkaitan dengan nilai tukar mata uang.
Mengutip dari buku Prinsip-Prinsip Manajemen (2003) karya George R. Terry, ada 5 prinsip manajemen resiko, yakni:
Kejelasan tujuan yang berasal dari visi dan misi perusahaan menjadi panduan dalam pengelolaan risiko. Langkah-langkah antisipasi risiko diarahkan untuk menghindari pemborosan dan mencapai tujuan perusahaan secara rasional.
Selanjutnya adalah kesatuan arah/ kompak mencapai tujuan yang sama. Hal ini diperlukan agar kegiatan perusahaan selaras dengan tujuan yang ditetapkan oleh pimpinan.
Setiap karyawan harus menerima instruksi dari atasan mereka dan memiliki tujuan yang sama, menciptakan konsistensi dalam pelaksanaan kegiatan.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, perlu dilakukan pembagian kerja ke dalam kelompok aktivitas. Pendelegasian wewenang juga diperlukan untuk memastikan bahwa setiap unit memiliki tanggung jawab yang jelas.
Dengan harapan perusahaan bisa mencapai hasil akhir sesuai yang diinginkan dengan memberikan tanggung jawab pada bawahan.
Berikutnya adalah koordinasi, koordinasi menjadi kunci dari manajemen manajemen. Dimana melalui koordinasi perusahaan bisa menyelesaikan tugas dengan lebih efektif dan efisien.
Mulai dari mengintegrasikan, mensinkronisasikan, dan menyederhanakan pelaksanaan tugas yang terpisah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Koordinasi ini mencegah tumpang tindih pekerjaan dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Terakhir adalah pengawasan, dengan pengawasan, perusahaan dapat menilai sejauh mana tujuan telah tercapai sesuai dengan rencana.
Pengawasan yang dilakukan pada setiap tahap memungkinkan deteksi penyimpangan dan perlu dilakukan perbaikan untuk menjaga konsistensi dengan tujuan perusahaan.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa manajemen resiko penting dalam bisnis:
Manajemen resiko membantu perusahaan mengidentifikasi resiko yang mungkin mengakibatkan kerugian finansial. Dengan mengelola resiko dengan tepat, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian besar atau bahkan kebangkrutan.
Selanjutnya, manajemen resiko tidak hanya berfokus pada menghindari masalah, tetapi juga membantu perusahaan mengidentifikasi peluang baru.
Dengan menganalisis resiko secara menyeluruh, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengambil peluang bisnis yang berpotensi menguntungkan.
Manfaat manajemen resiko berikutnya adalah memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan strategis yang lebih baik.
Dengan memahami resiko yang terkait dengan setiap keputusan, perusahaan dapat mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengelola resiko tersebut.
Selanjutnya, manajemen ini dapat membantu perusahaan melindungi reputasi mereka. resiko yang tidak dikelola dengan baik, seperti pelanggaran hukum atau skandal, dapat merusak citra perusahaan dan kepercayaan pelanggan.
Dengan mengelola resiko secara efektif, perusahaan dapat menghindari masalah tersebut dan menjaga reputasi yang baik.
Baca Juga: 6 Cara Branding Produk Perkuat Bisnis dengan yang Tepat
Dalam menjalankan bisnis, sudah seharusnya mematuhi berbagai peraturan dan hukum yang berlaku. Manajemen masalah membantu perusahaan memastikan bahwa mereka beroperasi sesuai dengan aturan dan perundangan yang berlaku, sehingga menghindari sanksi hukum dan potensi kerugian yang diakibatkan oleh pelanggaran.
Dengan mengidentifikasi resiko dalam proses operasional, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional. Hal ini dapat mencakup mengurangi waktu tunggu, meminimalkan kesalahan, atau mengidentifikasi area di mana perbaikan proses dapat dilakukan.
Salah satu cara untuk meningkatkan efiensi operasional adalah dengan menggunakan software akuntansi online Beecloud untuk mengelola keuangan bisnis. Mulai dari analisa keungan bisnis dari laporan laba rugi otomatis hingga manajemen keperluan bisnis lainnya.
Yuk, optimalkan efisiensi bisnis Anda dengan Beecloud, software akuntansi online terpercaya. Dengan fitur laporan keuangan otomatis yang lengkap, Anda dapat menganalisis kinerja keuangan dengan mudah, meningkatkan efisiensi kerja, dan membuat keputusan bisnis yang tepat. Menggunakan Beecloud sebagai langkah awal dalam mengelola keuangan bisnis Anda akan membawa efisiensi ke tingkat baru
Kesimpulan, secara keseluruhan, manajemen resiko membantu perusahaan untuk menghadapi ketidakpastian dengan lebih baik. Dengan mengelola resiko secara efektif, perusahaan dapat meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi dan meningkatkan peluang kesuksesan bisnis mereka.