Property marketing merupakan serangkaian upaya untuk mempromosikan dan memasarkan properti agar dikenal luas dan diminati pasar. Aktivitas ini mencakup berbagai strategi, mulai dari pemasaran konvensional hingga digital.
Dengan tujuan menarik perhatian calon pembeli atau penyewa secara efektif. Berikut penjelasan lengkap terkait apa itu property marketing, manfaatnya, serta strategi-strategi yang bisa diterapkan di era serba digital seperti sekarang.
Property marketing adalah serangkaian strategi dan aktivitas yang dilakukan untuk mempromosikan, memasarkan, dan menjual atau menyewakan properti (Credit: bee.id)
Property marketing adalah serangkaian strategi dan aktivitas yang dilakukan untuk mempromosikan, memasarkan, dan menjual atau menyewakan properti, baik berupa rumah tinggal, apartemen, ruko, tanah, maupun properti komersial lainnya.
Dengan adanya kegiatan marketing ini, bisnis properti bisa menjangkau lebih banyak calon pembeli, membangun citra positif, serta meningkatkan peluang terjadinya transaksi penjualan atau penyewaan properti.
Strategi pemasaran yang tepat akan membantu sebuah properti tampil menonjol di tengah persaingan pasar yang ketat, sekaligus memberikan informasi yang jelas dan menarik bagi konsumen.
Hal ini membuat proses penjualan menjadi lebih efisien dan menguntungkan, baik bagi agen maupun pemilik properti.
BACA JUGA: Software Akuntansi untuk usaha Developer Property
Berikut adalah beberapa strategi properti marketing yang bisa Anda terapkan pada bisnis Anda:
Pertama-tama, Anda perlu memikat calon pembeli atau penyewa dengan visual yang menarik. Foto properti yang terang, jelas, dan menggambarkan sudut terbaik dari properti akan meningkatkan minat secara signifikan. Jika memungkinkan, buatlah video tur virtual atau drone shot untuk menampilkan keseluruhan area properti.
Di era digital seperti sekarang, kehadiran online sangat menentukan. Pastikan Anda memiliki website properti yang mobile-friendly, lengkap dengan informasi, galeri foto, dan fitur pencarian.
Selain itu, aktiflah di media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok, karena banyak calon pembeli milenial dan Gen Z mencari properti dari sana.
Banyak orang datang ke website properti atau melihat listing Anda tapi tidak langsung mengambil keputusan. Nah, Anda bisa "mengikuti" mereka lewat iklan retargeting di Google Display Network atau Meta Ads.
Misalnya, melihat rumah di Bintaro di situs Anda, lalu iklan rumah tersebut muncul lagi saat mereka buka YouTube atau Instagram. Ini membuat mereka terus teringat, dan peluang closing jadi lebih besar.
Banyak pebisnis properti belum optimalkan Google Maps. Padahal, listing properti (misalnya kantor pemasaran) yang muncul di hasil pencarian lokal bisa mendatangkan leads organik.
Caranya bagaimana? Anda bisa melakukan hal berikut ini:
Strategi ini menggabungkan unsur permainan dalam kampanye promosi properti. Misalnya, “Kuis Tebak Harga” di Instagram Story, Spin the wheel saat pameran properti (hadiah diskon, voucher, dll).
Gamifikasi menciptakan interaksi, meningkatkan engagement, dan memperpanjang waktu calon pembeli berinteraksi dengan brand Anda.
Tips terakhir, adalah memisahkan uang untuk kepentingan marketing. Sering kali pelaku bisnis properti, terutama pengembang skala kecil hingga meneng. Menggabungkan dana pemasaran dengan anggaran operasional proyek. Padahal, ini bisa membuat arus kas cepat “bocor” tanpa disadari, dan strategi marketing pun jadi tidak maksimal.
Anda bisa buat akun khusus dalam pembukuan Anda yang khusus untuk property marketing budget. Idealnya, alokasikan 5%–10% dari total nilai proyek hanya untuk pemasaran.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud atau sejenisnya untuk memantau pengeluaran marketing secara real-time. Jadi Anda tahu, berapa besar dana terserap untuk iklan Google dibandingkan media sosial dan mana yang lebih menguntungkan, hingga laporan keuangan.
Klik banner di bawah ini untuk mendapatkan gratis uji coba sekarang juga!
Dalam dunia properti, seorang marketing bukan sekadar "jualan rumah". Dibutuhkan keterampilan yang lengkap, dari teknis hingga soft skill. Berikut beberapa skill penting yang wajib dimiliki:
Proses jual beli properti melibatkan nominal besar. Maka dari itu, marketing properti harus punya kemampuan negosiasi yang tajam, supaya bisa menjadi jembatan antara kepentingan pembeli dan penjual tanpa mengorbankan salah satu pihak.
Seorang marketer wajib paham betul soal tipe properti yang dijual: mulai dari spesifikasi bangunan, kelebihan lokasi, hingga status legalitas dan proses KPR. Pengetahuan ini akan meningkatkan kepercayaan pembeli.
Di zaman sekarang, marketing properti harus melek digital, dari cara membuat konten di Instagram, menjalankan iklan di Facebook Ads atau Google Ads, hingga teknik SEO dasar. Properti yang bagus tanpa pemasaran online bisa kalah saing.
Tidak semua calon pembeli langsung yakin sejak awal. Marketing yang handal tahu cara membangun kepercayaan, mendengarkan kebutuhan klien, dan menjawab dengan solusi yang tepat sasaran.
Pemasar properti yang cerdas tahu cara membaca tren pasar, seperti harga tanah di suatu wilayah, daya beli masyarakat, hingga tipe properti yang paling dicari. Ini penting untuk menentukan strategi penjualan yang tepat.
BACA JUGA: Analisis Pasar: Tujuan, Metode, Faktor, Caranya dan Contoh
Jawabannya: tidak semua bisnis perlu strategi property marketing, tapi... semua bisnis yang bergerak di bidang properti (baik langsung maupun tidak langsung) wajib memanfaatkannya.
Berikut siapa saja yang butuh strategi property marketing:
Namun, jika bisnis Anda tidak menjual, menyewakan, atau mengelola properti secara langsung, maka strategi property marketing bisa dibilang tidak terlalu relevan.