Profit margin, menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan finansial suatu perusahaan. Hal ini menggambarkan persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk atau jasa setelah mengurangkan semua biaya produksi dan operasional.
Dimana profit ini memberikan gambaran mendalam tentang efisiensi operasional dan daya saing suatu entitas bisnis. Dalam konteks ini, memahami dan mengoptimalkan profit margin tidak hanya menguntungkan perusahaan itu sendiri.
Tetapi juga menggambarkan kemampuan adaptasi terhadap dinamika pasar yang selalu berubah, serta kemampuan untuk mencapai keberlanjutan dan pertumbuhan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.
Menurut Brigham dan Houston (2013: 107), profit margin adalah rasio yang mengukur besarnya laba bersih perusahaan dibandingkan dengan penjualannya.
Kemudian menurut Hanafi dan Halim (2012: 81), profit margin merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Sedangkan menurut Kasmir (2012: 60), profit margin adalah keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Dari penjelasan tiga ahli ini, bisa disimpulkan jika profit margin adalah sebuah indikator keuangan yang mengukur profitabilitas suatu perusahaan.
Dimana degan memahami dan mengetahui bagaimana margin perusahaan bisa mengukur dan memonitor kesehatan dan pertumbuhan bisnis. Sehingga, perusahaan akan lebih mudah dalam menentukan strategi bisnis dimasa yang akan datang.
Baca Juga: Margin adalah, Jenis, Contoh dan Cara Menghitungnya
Selain untuk mengukur dan menganalisis kesehatan pertumbuhan bisnis, ada beberapa fungsi lain dari memahami profit margin bisnis, yakni:
Menurut Bambang Riyanto (2001), ada dua faktor yang mempengaruhi besar kecilnya margin pada setiap transaksi pembelian, yakni:
Margin dapat diperbesar dengan menambah biaya usaha (operating expenses) sampai pada tingkat tertentu untuk mencapai tambahan penjualan yang sebesar-besarnya.
Ini dapat dicapai dengan memperbesar volume penjualan unit pada tingkat harga penjualan tertentu atau dengan menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas penjualan dalam unit tertentu.
Artinya, peningkatan penjualan harus lebih besar daripada peningkatan biaya usaha untuk memperbesar margin.
Berikutnya, dapat diperbesar dengan mengurangi pendapatan dari penjualan sampai pada tingkat tertentu, tetapi diusahakan adanya pengurangan biaya usaha yang sebesar-besarnya.
Meskipun jumlah penjualan selama periode tertentu berkurang, pengurangan biaya usaha yang lebih signifikan akan menyebabkan margin menjadi lebih besar. Dengan kata lain, mengurangi biaya usaha relative lebih besar dibandingkan dengan penurunan pendapatan dari penjualan.
Ada 3 jenis profit margin yang umum digunakan dalam mengukur keuntungan bisnis, yakni:
Jenis marhin ini digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktivitas operasional, dalam hal ini bisa dihitung menggunakan rumus berikut ini:
Gross profit margin = (Laba kotor / Pendapatan) * 100%
Dengan catatan, semakin tinggi margin maka menandakan keunggulan kompetitif dalam pengelolaan biaya produksi, sementara yang rendah dapat menunjukkan tantangan dalam menghasilkan laba yang memadai dari aktivitas operasional.
Berikutnya, operating Profit Margin mencerminkan persentase laba yang diperoleh dari operasional inti setelah dikurangi biaya operasional, berikut tumus yang bisa digunakan:
Operating profit margin = (Laba operasi / Pendapatan) * 100%
Jika hasil perhitungan margin tinggi, maka bisa dikatakan jika perusahaan semakin efektif dalam mengelola biaya operasional dan menghasilkan keuntungan dari pendapatan operasionalnya.
Sebaliknya, margin yang rendah menunjukkan kesulitan dalam menghasilkan laba cukup atau ketidakseimbangan antara pendapatan dan biaya
Terakhir, Net Profit Margin adalah rasio keuangan yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari pendapatan total. Dengan rumus:
Net profit margin = (Laba bersih / Pendapatan) * 100
Hampir sama dengan yang lainnya, jika semakin tinggi Margin, maka semakin efektif pula perusahaan dalam mengelola biaya dan menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dari pendapatan.
Sedangkan margin yang rendah dapat mengindikasikan tantangan dalam menghasilkan laba bersih atau tekanan biaya yang tinggi.
Misalkan sebuah perusahaan pakaian, XYZ Apparel, memiliki pendapatan kotor (revenue) sebesar 500 juta rupiah dalam satu tahun. Untuk menghasilkan produknya, biaya produksi atau harga pokok penjualan (HPP) mencapai 300 juta rupiah.
Dengan menggunakan rumus profit margin, kita bisa menghitungnya sebagai berikut:
Gross profit margin = (Laba kotor / Pendapatan) * 100%
= ((500 juta - 300 juta) / 500 juta) x 100%.
= 40%
Maka bisa disimpulkan jika Gross Profit Margin menunjukkan bahwa perusahaan ini mampu mengelola biaya produksi dengan efisien, dan 40% dari pendapatannya menjadi keuntungan bersih setelah dikurangi biaya produksi.
Tingginya margin dapat menggambarkan keunggulan kompetitif dalam manajemen biaya produksi, yang dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya.
Berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan profit margin bisnis Anda:
Pertama, peningkatan harga jual produk atau jasa dapat langsung berkontribusi pada peningkatan margin. Namun, perubahan ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan pangsa pasar atau mengurangi daya saing.
Dimana dalam melakukan peningkatan harga, Anda harus menyesuaikan dengan nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan.
Baca Juga: 8 Cara Menentukan Harga Jual Produk Anda
Berikutnya Mengidentifikasi dan mengurangi biaya produksi merupakan strategi penting dalam meningkatkan margin. Perusahaan dapat mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dalam rantai pasokan, bernegosiasi dengan pemasok untuk harga yang lebih baik, atau mempertimbangkan alternatif bahan baku yang lebih ekonomis.
Ketiga, melakukan peningkatan efisiensi operasional dapat membantu mengurangi biaya operasional secara keseluruhan, yang dapat berdampak positif pada margin.
Fokus pada proses bisnis yang efisien, pengelolaan stok yang baik, dan optimalisasi operasional secara keseluruhan dapat memberikan kontribusi signifikan.
Selanjutnya, lakukan diversifikasi produk atau jasa, memperluas pasar target, atau mengeksplorasi segmen pasar yang belum dimanfaatkan dapat menjadi cara untuk meningkatkan pendapatan. Peningkatan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan biaya dapat mendukung kenaikannya.
Terakhir, lakukan otomatisasi perhitungan keuangan dengan menggunakan software akuntansi online Beecloud yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam manajemen keuangan.
Dengan memanfaatkan software akuntansi untuk mengelola keuangan, HPP produk hingga proses analisa secara real time dan otomatis akan sangat memungkinkan perusahaan untuk menghemat waktu, mengurangi kesalahan manusia, dan lebih fokus pada strategi keuangan yang dapat meningkatkan profit margin. Klik banner di atas ini untuk informasi selengkapnya!