Logo Bee Web

5 Prinsip Ekonomi Islam dan Bedanya dari Ekonomi Konvensional

Menurut M Umar Chapra ada 5 5 dasar prinsip ekonomi islam, yakni Tauhid, Khilafah, 'Adalah, Tazkiyah, dan Al-Falah. Ini penjelasan lengkapnya
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Dipublish Tgl: Saturday, 29 June 2024

Ekonomi Islam hadir sebagai panduan komprehensif bagi umat muslim dalam menjalani kehidupan ekonomi yang sejalan dengan syariat Islam yang dijalankan berdasarkan prinsip ekonomi islam

Berlandaskan nilai-nilai tauhid, keadilan, dan kesejahteraan, prinsip-prinsip Ekonomi Islam menawarkan kerangka kerja yang holistik untuk mencapai kesuksesan duniawi dan kebahagiaan akhirat.

Prinsip-prinsip ini mencangkup berbagai aspek, mulai dari kepemilikan harta, produksi, distribusi, konsumsi, hingga peran pemerintah dalam mengatur ekonomi.

Apa itu Ekonomi Islam?

Akuntansi Dalam Ekonomi Syariah

Ilustrasi muslimah menjelaskan ekonomi syariah (sumber: Freepik)

Ekonomi islam disebut juga dengan ekonomi syariah. Menurut Monzer Kahf dalam Buku Pengatar Ekonomi Islam (2021) karya Azharsyah Ibrahim, dkk. Ekonomi islam adalah bagan dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam arti kajian ekonomi syariah yang tidak dapat berdiri sendiri.

Yang memerlukan penguasaan yang baik terhadap ilmu pendukungnya yang berfungsi sebagai alat analisis. Seperti matematika, statistik, logika dan ushul fiqh.

Sedangkan Menurut Abdullah al-Arabi dalam buku Islamic Economic, menjelaskan jika ekonomi syariah atau ekonomi islam merupakan sekumpulan dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari alquran dan sunah yang menjadi pondasi perekonomian pada setiap lingkungan dan masa.

Dalam hal ini Abdul Manan juga berpendapat dalam Choudhury, M. A. (1986), jika ilmu ekonomi islam bisa menjadi ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi masyarakat yang diilhami dari nilai-nilai islam.

Dari seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan jika, ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariat Islam, yang bersumber dari l-Qur'an, Sunnah Nabi Muhammad SAW, dan ijtihad para ulama.

Baca Juga: Mengenal Ilmu Ekonomi Syariah dan Dasar Hukumnya

Tujuan Ekonomi Islam

Adapun tujuan dari ekonomi Islam adalah sebagai berikut:

  • Bertujuan untuk menciptakan distribusi kekayaan yang adil dan merata. Hal ini dilakukan melalui berbagai mekanisme, seperti zakat, wakaf, dan infak.
  • Hal ini dilakukan melalui berbagai mekanisme, seperti zakat, wakaf, dan infak.
  • Tidak hanya berfokus pada keuntungan materi, tetapi juga pada moralitas dan etika.
  • Diharapkan dapat membawa umat Islam ke arah kemajuan dan keunggulan.
  • Tidak hanya bertujuan untuk kebahagiaan duniawi, tetapi juga untuk kebahagiaan akhirat.

5 Prinsip Ekonomi Islam

5 Prinsip Ekonomi Islam

Prinsip ekonomi islam yang pertama adalah ketuhanan (Credit: Freepik.com)

Menurut M Umar Chapra dalam Abu Bakar, M.M, menjelaskan ada 5 dasar prinsip ekonomi islam, yakni Tauhid (Keesaan Tuhan), Khilafah (Perwakilan Tuhan), 'Adalah (Keadilan), Tazkiyah dan Al-falah.

Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Prinsip Tauhid (Keesaan Tuhan)

Pertama adalah prinsip ketuhanan, prinsip ini menegaskan bahwa dalam ekonomi Islam, hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal) harus sama pentingnya dengan hubungan antar manusia (horizontal).

Semua aktivitas ekonomi harus berlandaskan keadilan sosial yang diajarkan oleh Al-Qur’an, dan bertujuan untuk mencapai kepuasan spiritual serta kesejahteraan masyarakat luas.

Bukan hanya kepuasan materi dan keuntungan pribadi. Ekonomi Islam menjadikan tauhid sebagai landasan utama, dimana segala usaha dianggap sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.

2. Prinsip Khilafah (Perwakilan Tuhan)

Kemudian adalah perwakilan, manusia dianggap sebagai khalifah atau wakil Tuhan di bumi yang diberi tanggung jawab untuk mengelola dan menjaga alam dengan sebaik-baiknya.

Ini berarti manusia harus memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana dan bertanggung jawab, memastikan keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem.

Prinsip ini menekankan bahwa manusia harus menggunakan kemampuan mental, spiritual, dan materi yang diberikan oleh Allah untuk memenuhi misi mereka secara efektif.

3. Prinsip ‘Adalah (Keadilan)

Keadilan merupakan prinsip utama dalam ekonomi Islam yang harus diterapkan dalam semua aspek ekonomi, seperti penentuan harga, kualitas produksi, perlakuan terhadap pekerja, dan kebijakan ekonomi.

Al-Qur’an sendiri menekankan pentingnya menegakkan keadilan dan menghapus segala bentuk diskriminasi. Prinsip ini didasarkan pada hukum alam yang diciptakan dengan keseimbangan dan keadilan, serta ajaran bahwa keadilan adalah dekat dengan takwa kepada Allah.

4. Prinsip Tazkiyah

Prinsip ke 4 adalah takziyah, yang berarti penyucian diri, yang merupakan proses penting dalam pembangunan ekonomi. Hal ini menekankan bahwa sebelum manusia dapat menjadi agen pembangunan yang efektif, mereka harus melalui proses penyucian diri.

Jika proses ini dilaksanakan dengan baik, maka segala bentuk pembangunan dan pengembangan yang dilakukan akan membawa kebaikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan secara keseluruhan.

5. Prinsip Al-Falah

Al-Falah adalah konsep sukses dalam Islam, yang mencakup keberhasilan duniawi dan akhirat. Prinsip ini menekankan bahwa segala pencapaian di dunia harus memberikan kontribusi positif untuk kehidupan di akhirat, selama pencapaian tersebut sesuai dengan petunjuk Allah.

Dalam pandangan Islam, tidak ada pemisahan antara usaha duniawi dan persiapan untuk kehidupan akhirat. Manusia diharapkan menjalankan amanat Allah dengan memakmurkan bumi, bekerja dengan halal, dan memastikan bahwa hasil usahanya membawa manfaat sosial dan spiritual.

Contoh Praktik Ekonomi Islam

Berikut beberapa contoh praktik ekonomi islam:

# Perbankan Syariah

Biasanya, bank syariah tidak mengenakan bunga (riba) pada pinjaman atau simpanan, tetapi menggunakan sistem bagi hasil (profit-sharing) seperti mudharabah (kerjasama bagi hasil) dan musyarakah (kemitraan).

Bank membeli barang yang diinginkan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah dengan margin keuntungan yang disepakati. Pembayaran bisa dilakukan secara angsuran.

# Zakat, Infaq, dan Sedekah

Kemudian, ada zakat, infaq, dan sedekah. Dimana,  setiap Muslim yang mampu diwajibkan mengeluarkan zakat, yakni 2,5% dari harta yang dimiliki selama setahun untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan, seperti fakir miskin, orang yang berhutang, dan lain-lain.

# Praktek Perdagangan Islami

Memastikan bahwa barang yang diperjualbelikan adalah milik penjual dan dalam kondisi baik saat transaksi dilakukan. Dimana, penjual harus jujur tentang kondisi barang dan tidak boleh menyembunyikan cacat atau kekurangan dari pembeli.

Beeaccounting, Software Akuntansi Sekali Bayar Lifetime, Cukup 1x Bayar

Perbedaan Ekonomi Islam dan Konvensional

Berikut adalah lima perbedaan utama antara ekonomi Islam dan ekonomi konvensional:

1. Dasar Filosofis dan Nilai

  • Ekonomi Islam: Berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah yang diambil dari Al-Qur'an dan Hadis. Nilai-nilai seperti keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab sosial sangat ditekankan. Setiap aktivitas ekonomi dianggap sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.
  • Ekonomi Konvensional: Berdasarkan pada teori-teori ekonomi modern yang seringkali berorientasi pada efisiensi, keuntungan maksimal, dan utilitas. Tidak selalu terikat oleh nilai-nilai moral atau etika tertentu, kecuali yang ditetapkan oleh hukum dan regulasi.

Baca Juga: 3 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi, Penggolongan dan Pengaruhnya dalam Bisnis

2. Riba (Bunga)

  • Ekonomi Islam: Melarang segala bentuk riba atau bunga. Transaksi keuangan harus didasarkan pada prinsip bagi hasil (profit-sharing) seperti mudharabah (kerjasama bagi hasil) dan musyarakah (kemitraan).
  • Ekonomi Konvensional: Menggunakan sistem bunga sebagai dasar dalam transaksi keuangan, baik untuk pinjaman maupun simpanan. Bunga dianggap sebagai kompensasi atas penggunaan uang.

3. Spekulasi dan Ketidakpastian (Gharar):

  • Ekonomi Islam: Melarang transaksi yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan spekulasi berlebihan. Transaksi harus jelas dan transparan, dengan informasi yang lengkap mengenai barang atau jasa yang diperdagangkan.
  • Ekonomi Konvensional: Meskipun ada regulasi yang mengatur, spekulasi masih dianggap sebagai bagian dari mekanisme pasar dan sering digunakan untuk mencari keuntungan, terutama di pasar keuangan.

4. Distribusi Kekayaan

  • Ekonomi Islam: Menekankan distribusi kekayaan yang adil melalui instrumen seperti zakat, infaq, sedekah, dan wakaf. Tujuannya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan memastikan kesejahteraan sosial
  • Ekonomi Konvensional: Distribusi kekayaan seringkali diatur oleh mekanisme pasar. Intervensi pemerintah melalui pajak dan kebijakan redistribusi ada, tetapi tujuan utamanya adalah efisiensi ekonomi dan pertumbuhan, bukan keadilan sosial.

5. Kepemilikan dan Penggunaan Harta

  • Ekonomi Islam: Kepemilikan harta dianggap sebagai amanah dari Allah, dan penggunaannya harus sesuai dengan syariah. Ada batasan-batasan dalam penggunaan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat atau haram.
  • Ekonomi Konvensional: Kepemilikan harta adalah hak individu yang diatur oleh hukum. Pemilik harta memiliki kebebasan yang lebih luas dalam penggunaan harta, asalkan tidak melanggar hukum yang berlaku.

Kelima perbedaan ini menunjukkan bagaimana ekonomi Islam dan ekonomi konvensional memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengelola dan mengatur kegiatan ekonomi. Semoga bermanfaat!

Artikel Terkait

Ciri ciri Pasar Oligopoli dan Faktor Penyebab
Ciri ciri pasar oligopoli selalu berkaitan dengan dunia pasar atau bisnis. Oligopoli lebih dikenal sebagai oligopolistik, namun masih banyak orang
Baca Juga
Kontraktor Adalah: Pengertian, Tugas dan Jenisnya, Lengkap!
Kontraktor itu apa? Kontraktor adalah elemen kunci dalam industri konstruksi yang juga disebut dengan pemborong. Mereka berperan penting dalam merencanakan,
Baca Juga
Tips Menghemat Biaya Operasional Perusahaan yang Efektif
Kebanyakan bisnis kecil dan menengah atau startup memiliki biaya operasional yang terbatas. Maka dari itu, tentunya selalu diperlukan cara yang
Baca Juga
EOQ Adalah: Cara Mengurangi Biaya Persediaan hingga 50%!
Apakah Anda pernah bertanya-tanya bagaimana perusahaan bisa mengatur persediaan barangnya dengan begitu efisien sehingga dapat menghemat biaya dan meningkatkan produktivitas?
Baca Juga
10 Contoh Perdagangan Internasional dan Dampaknya
Perdagangan internasional adalah salah satu pilar utama dalam perekonomian global, memfasilitasi pertukaran barang dan jasa antara negara-negara yang berbeda. Contoh
Baca Juga
Memahami Apa Itu Akuntansi Syariah Prinsip Dasar, dan Tujuannya
Tingginya keinginan masyarakat untuk dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman sesuai syariat. Membuat sistem akuntansi syariah semakin populer dan diterapkan
Baca Juga

Artikel Populer

Friday, 18 March 2022
Toko Sembako Adalah: Pengertian dan Tips Bisnis Sembako
Baca Juga
Friday, 9 February 2024
21 Macam Frozen Food Paling Laris dan Tips Suksesnya
Baca Juga
Saturday, 11 March 2023
Maintenance Artinya: Jenis, Proses, serta Manfaat
Baca Juga
Tuesday, 22 February 2022
Inilah Alasan Pentingnya Membuat Anggaran Perusahaan
Baca Juga
Wednesday, 18 October 2023
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Baca Juga
Thursday, 28 December 2023
Komunikasi Pemasaran: Teori, Tujuan, Bauran dan Strateginya
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu