Prinsip ekonomi adalah sebuah hal yang menjadi lumrah dan umum diterapkan pada kegiatan ekonomi. Baik dalam bisnis maupun kehidupan sehari-hari, sebagai upaya mendapatkan hasil optimal pada pengelolaan keuangan.
Contoh sederhananya penukaran uang, proses transaksi jual beli dan masih banyak lagi. Bagaimana penjelasan tentang prinsip ekonomi, dan apa saja jenis dan fungsinya? Yuk baca selengkapnya di bawah ini.
Pengertian dari prinsip ekonomi adalah serangkaian panduan yang diterapkan dalam kegiatan ekonomi sebagai acuan dalam memperoleh perbandingan rasional antara usaha dan hasil dari kegiatan ekonomi.
Dalam hal ini ada 2 hal penting yang harus diperhatikan dalam prinsip ekonomi adalah nilai pengorbanan dan hasil yang didapatkan.
Yang mana dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi orang pasti akan ingin memperoleh hasil maksimal dengan usaha minimal.
Prinsip ini secara tidak langsung menjelaskan jika di dunia ini tidak ada yang benar-benar gratis dan membutuhkan timbal balik yang sepadan. Baik barang ataupun jasa.
Penerapannya prinsip ini bisa dilakukan dalam hampir setiap kegiatan ekonomi, seperti produksi, konsumsi sampai distribusi. Sehingga jika ingin membangun sebuah bisnis, setidaknya mereka harus tahu bagaimana prinsip dari ekonomi itu sendiri.
Baca juga: Pengusaha Pemula Wajib Tahu Inilah Konsep dan Prinsip Akuntansi Dasar
Mengutip buku Principles of Economics (1989) karya Gregory Mankiw, seorang ahli mikro dan dosen Universitas Harvard, menyatakan ada 10 prinsip ekonomi, diantaranya:
Trade-off/ tukar tambah melibatkan pertukaran satu manfaat dengan manfaat lainnya, seperti hasil yang lebih baik dengan mengorbankan sesuatu yang lain. Ini adalah sebab-akibat dari melakukan pertukaran.
Dalam prinsip ekonomi pertama ini, ditegaskan jika tidak ada yang bisa diakses secara gratis di dunia ini, karena hampir semua kegiatan, barang, atau jasa yang didapatkan selalu tersimpan konsekuensi yang harus dibayar.
Seperti adanya diskon pada sebuah produk maka bayarannya adalah konsumen yang banyak dan masih banyak lagi.
Sudah menjadi hal umum jika manusia selalu memperimbangkan biaya dan manfaat ketika akan memutuskan untuk membeli sebuah barang/ produk.
Biaya yang dipertimbangkan tidak hanya uang namun juga peluang dan kesempatan. Istilah ini disebut dengan Opportunity Cost/ Biaya Peluang. yang artinya seorang harus merelakan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang baru.
Contoh sederhananya, seorang memutuskan untuk membeli produk brand limited addition. Dimana ketika ie membeli maka ia harus mengeluarkan uang lebih karena harganya yang mahal. Namun, jika ia tidak membeli maka kesempatan untuk mendapatkan produk tersebut sangat minim terjadi.
Selanjutnya adalah berfikir rasional, karena setiap orang yang berpikir rasional maka ia akan mendapatkan peluang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan daripada sebaliknya.
Sebab, orang yang berpikir rasional cenderung akan lebih sadar dan mampu membaca setiap peluang dari kesempatan yang ia dapatkan. Mereka bisa dengan optimal memutuskan dan membandingkan apa saja keuntungan yang didapatkan dari biaya yang telah dikeluarkan.
Contohnya, ketika seorang siswa akan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Sebagai seorang yang rasional, tentunya ia tidak akan sibuk bermain saja.
Namun, terus belajar dan mengevaluasi diri demi hasil yang optimal dan maksimal di kesempatan ujiannya yang akan datang.
Berdasarkan persiapannya ini maka peluang untuk diterima di perguruan tinggi lebih besar dibandingkan dengan seorang yang hanya bermain tanpa belajar.
Sama dengan konsep yang dibahas sebelumnya, tingkah manusia yang membandingkan manfaat dan biaya yang dikeluarkan sudah menjadi hal umum. Karena hal tersebut sudah menjadi reaksi yang wajar dan biasa dilakukan.
Begitu pula dengan perubahan reaksi seseorang ketika terjadi perubahan manfaat dan biaya yang tidak sama dari sebelumnya.
Contohnya saja, ketika sedang mendapatkan kenaikan gaji maka ia akan lebih produktif daripada biasanya, begitu pula sebaliknya. Artinya orang tersebut telah bereaksi terhadap insentif yang terjadi.
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pasti mengharapkan keuntungan ketika melakukannya. Baik aktivitas pribadi maupun aktivitas kerja sama.
Contohnya pada aktivitas ekspor dan impor antara negara Indonesia dan Korea Selatan. Indonesia sebagai pengekspor kopi dengan data tahun 2021 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 384.51 ribu ton sedangkan Korea Selatan dengan produk besi dan bajanya.
Maka, Indonesia mendapatkan keuntungan dari ekspor kopi ke ke Korea selatan sedangkan Korea Selatan bisa menjadi pemasok besi dan baja di Indonesia. Keduanya saling menguntungkan dengan produk unggulan masing-masing.
Dalam dunia ekonomi, pasar menjadi tempat transaksi dan pertemuan dari perilaku konsumen dan produsen yang nantinya bisa mempengaruhi kebijakan yang berlaku di wilayah tersebut.
Pasar menjadi wilayah tempat komunikasi, tawar menawar yang nantinya akan menciptakan sebuah pasar harga.
Produsen sebagai penghasil barang akan memutuskan jenis produk apa yang akan dihasilkan. Serta apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksinya mulai dari bahan baku hingga siapa yang akan dikerjakan.
Dari kebutuhan inilah konsumen bisa mendapatkan pekerjaan, upah dan nantinya akan menciptakan daya beli dari upah yang dihasilkan tersebut. Hingga terbentuklah pasar dari adanya interaksi dari kedua belah pihak ini.
Untuk menghindari adanya kecurangan juga menjaga kondisi perekonomian pasar, pemerintah perlu turun dan ikut campur langsung dalam kegiatan pasar.
Dimana peran pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan peraturan yang bisa dijadikan sebagai bentuk dukungan dan pemerataan ekonomi pasar.
Contoh peran pemerintah dalam pasar ialah mengambil alih sebuah bisnis yang berperan penting dalam perekonomian ketika mengalami kebangkrutan.
Agar produk dari perusahaan tersebut bisa berjalan lancar dan tidak mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat dalam jangka panjang.
Selanjutnya adalah menyesuaikan standar hidup dengan produktivitas, karena standar hidup pasti akan disesuaikan dengan seberapa besar produktivitas orang tersebut.
Contohnya saja, pendapatan rata-rata negara akan menunjukkan seberapa baik kualitas hidup penduduknya. Sederhananya, sebuah negara yang mayoritas penduduknya berpenghasilan tinggi maka penduduk negara tersebut mayoritas pula menikmati hidup dengan kualitas yang baik. Dan sebaliknya.
Sebuah negara yang sebagian besar masyarakatnya berpenghasilan tinggi maka masyarakatnya memiliki produktivitas yang tinggi pula. Baik dari segi ekonomi, pendidikan kesehatan sampai teknologi yang tinggi.
Sebagai orang awal kadang terlintas pikiran "kenapa negara tidak mencetak uang yang banyak sekalian? toh uangnya dicetak sendiri". Hal ini karena semakin besar uang yang beredar maka semakin tinggi pula harga pasarnya.
Hal ini juga disebut dengan inflasi, yang artinya kenaikan tingkat harga di sebuah perekonomian negara yang disebabkan karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak,
Sebab itulah, pemerintah tidak bisa seenaknya mencetak yang negaranya. Contoh kasus inflasi yang terjadi di negara Zimbabwe pada tahun 2008 yang mencapai total kenaikan sebesar 231 juta persen.
Yang menjadikan harga telur saja bisa sampai gebokkan uang nominal terbesar mereka dan kasus kemiskinan juga semakin parah.
Selanjutnya adalah dua masalah besar ekonomi negara, yakni inflasi dan pengangguran yang tidak bisa dikendalikan dengan mudah. Jika dibiarkan maka akan memberikan efek buruk jangka panjang bagi kehidupan.
kedua hal ini saling berhubungan namun juga berlawanan. Jika pemerintah berusaha meredam inflasi maka jumlah pengangguran akan tinggi dan sebaliknya.
Baca juga: 10 Prinsip Akuntansi untuk Membuat Laporan Keuangan
Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama muslim terbanyak di dunia, hal ini juga mempengaruhi prinsip ekonomi yang diterapkan. Salah satunya adalah prinsip ekonomi syariah.
Prinsip ini merupakan kaidah-kaidah perekonomian yang dibangun berdasarkan al-Quran dan hadist, lalu diterapkan pada setia[ transaksi muamalat/ kerja sama dan keadilan.
Mengutip buku Buku Pengayaan Pembelajaran Ekonomi Syariah Untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X yang disusun oleh beberapa ahli ternama dan diterbitkan Bank Indonesia pada tahun 2020. Ada 6 prinsip dasar ekonomi syariah, berikut diantaranya:
Prinsip pertama pada ekonomi syariah adalah pengendalian harta perseorangan/ individu, agar terus mengalir secara produktif. Sebab harta individu tidak boleh menetap dan menumpuk begitu saja tanpa andil dalam aktivitas perekonomian.
Artinya, harta individu ini harus terus mengalir pada aktivitas di sektor riil, seperti bentuk zakat, infak, sedekah dan sejenisnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga aliran kegiatan perekonomian agar terus bergulir dan mengalir.
Prinsip kedua ini adalah distribusi pendapatan inklusif, artinya setiap kesempatan dan pendapatan yang didistribusikan dapat menjamin inklusivitas perekonomian bagi seluruh kalangan masyarakat.
Harta yang wajib didistribusikan adalah total pendapatan yang sudah melebihi nisabnya. Untuk pendistribusian harta ini dikelompokkan menjadi 8 kategori mustahik (berhak menerima), diantaranya:
Prinsip ekonomi syariah berikutnya adalah menjunjung tinggi keadilan dan menekan hasil dan resiko yang terjadi pada setiap transaksi ekonomi yang ditetapkan.
Selain itu, ekonomi syariah juga membekaskan untuk memilih tujuan dan rekan dagang asalkan sesuai dengan prinsip syariah. Dimana pasar sebagai tempat pertukaran, proses penawaran yang tidak memiliki batasan area dagang.
Dilengkapi dengan kontrak transaksi dan kewenangan pihak bersangkutan (pemerintah dan hukum) dalam menjaga kepatuhan aturan yang sudah ditetapkan.
Prinsip ekonomi syariah selanjutnya adalah menekankan jika setiap transaksi keuangan harus dilandasi oleh transaksi pada sektor riil.
Sebab, dalam pandangan islam setiap aktivitas ekonomi selalu didorong untuk perkembangan sektor riil, meliputi pertanian, perdagangan, industri maupun jasa.
Sebaliknya, prinsip syariah tidak mentolerir aktivitas ekonomi non riil, seperti sistem bank riba, perdagangan uang dan sejenisnya.
Selanjutnya adalah setiap transaksi muamalat yang menggunakan prinsip syariah wajib mematuhi peraturan dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam syariat islam yang sudah praktekan langsung oleh Rasulullah dan telah dijelaskan dalam al-Quran.
Terakhir adalah, prinsip ekonomi syariah mendorong seorang yang memiliki harta berlebih untuk turut berpartisipasi dalam membangun kepentingan bersama. Seperti sedekah, wakaf dan sejenisnya.
Ada beberapa tanda dan ciri-ciri yang bisa diidentifikasi kepada seorang yang telah menerapkan prinsip ekonomi dalam hidupnya, diantaranya:
Berikut deretan manfaat menerapkan prinsip ekonom bagi bisnis:
Hal pertama yang akan didapatkan ketika menerapkan prinsip ekonomi adalah bisnis akan mendapatkan hasil yang optimal dengan memperoleh keuntungan maksimal.
Selanjutnya adalah pelaku bisnis bisa melakukan analisa secara rasional dengan pertimbangan matang dalam menjalankan bisnis, sehingga bisa mencegah dan meminimalisir adanya kerugian.
Berikutnya adalah pebisnis bisa bekerja dengan efektif dan efisien dengan keputusan matang yang telah mereka tetapkan sebelumnya. Mulai dengan mengatur keuangan dengan mudah sehingga bisa melakukan pengelolaan proses produksi dan transaksi dengan lancar.
Salah satu cara yang bisa menunjang kinerja bisnis efektif dan efisien adalah pebisnis melek dengan teknologi, sehingga mereka tidak ragu memanfaatkan software pembantu untuk mengatur pengelolaan usaha mereka.
Software yang bisa digunakan dalam mengatur dan mengelola usaha adalah software akuntansi online Beecloud, dimana fiturnya bisa membantu mengelola keuangan, stok hingga laporan akuntansi.
Bisa dicek dimana saja dan kapan saja secara real time, pebisnis tidak perlu jauh-jauh mampir ke gudang/ ke perusahaan untuk mengetahui kondisi bisnis mereka.
Bagaimana mudah bukan? Segera berlanggan dan jalani bisnis santai bebas jalan-jalan tanpa harus terikat dengan pekerjaan. Anda pengguna pertama akan mendapatkan gratis trial dan pelayanan after sales memuaskan.
Selanjutnya adalah meningkatkan kemakmuran, dimana baik pebisnis dan karyawannya sama-sama dapat meningkatkan kemakmuran kehidupan mereka, dengan bekerja secara adil dan mudah dikontrol.
Dengan mendapatkan beberapa manfaat diatas sudah pasti bisnis akan mudah untuk berkembang lebih baik dan lebih besar seiring berjalannya waktu.
Kesimpulannya, prinsip ekonomi adalah sebuah upaya untuk mendapatkan keuntungan maksimal dengan meminimalisir usaha, dengan tujuan memakmurkan kehidupan bersama.