Piutang dagang adalah bagian integral dari aktivitas bisnis di berbagai sektor ekonomi. Sebagai manifestasi dari transaksi jual beli, piutang dagang ini mencerminkan kepercayaan antara penjual dan pembeli dalam menjalankan operasionalnya.
Dalam konteks ini, piutang dagang menjadi instrumen finansial yang menciptakan aliran kas serta membangun hubungan yang berkelanjutan antara pelaku bisnis.
Meskipun memiliki peran penting dalam menggerakkan roda perekonomian, pengelolaan piutang dagang juga perlu diperhatikan. Oleh sebab itu, memerlukan strategi yang cermat untuk menghindari potensi risiko likuiditas dan memastikan kelancaran operasional perusahaan.
Dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar 2 karya Slamet Sugiri (2009), piutang dagang adalah tagihan kepada pelanggan yang memiliki sifat terbuka, dapat diartikan jika tagihan ini tidak dilengkapi dengan instrumen kredit.
Karena piutang dagang berasal dari penjualan barang/ jasa yang dilakukan secara kredit dalam operasional usaha normal. Piutang dagang juga termasuk dalam aset lancar, karena biasanya proses pembayarannya dijanjikan akan dilunasi dalam waktu tertentu..
Berikut ini beberapa penjelasan para ahli terkait apa itu piutang dagang:
Piutang dagang menurut Soemarso (2014) adalah salah satu kebiasaan sebuah bisnis kepada para pelanggannya ketika melakukan penjualan. Kelonggaran yang dimaksud ini adalah memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk membayar secara bertahap terhadap apa yang mereka beli.
Kemudian menurut Hery (2015), piutang dagang adalah istilah yang mengarah pada sejumlah tagihan yang diterima oleh perusahaan yang umumnya dalam bentuk kas dari pihak lain.
Baik yang disebabkan oleh penyerahan produk secara kredit piutang sebagai aset lancar (dalam jangka pendek) atau tidak lancar (dalam jangka panjang).
Sedangkan menurut Mardiasmo (2016), piutang dagang adalah jumlah uang yang terhutang kepada bisnis untuk produk atau layanan yang dijual secara kredit.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan jika, piutang dagang adalah tagihan kepada pelanggan yang dijanjikan akan dibayar dalam waktu tertentu dan tergolong sebagai aset lancar perusahaan.
Baca Juga: Mengenal Aset Lancar, Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Piutang dagang dibedakan menjadi beberapa jenis, berikut diantaranya:
Jenis piutang dagang secara umum dibedakan menjadi dua kelompok, yakni piutang usaha dan piutang wesel. Berikut pengertiannya menurut Slamet Sugiri (2009):
Piutang usaha, atau yang lebih dikenal sebagai piutang dagang, adalah tagihan yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pihak lain atau perusahaan lain.
Karakteristik utama dari piutang usaha adalah sifatnya yang terbuka, yang berarti tagihan ini tidak disertai dengan instrumen kredit formal. Piutang usaha berasal dari penjualan dalam operasi usaha normal dan menciptakan hubungan kredit antara penjual dan pembeli.
Sedangkan, piutang wesel merupakan janji tertulis yang dibuat oleh pihak debitor kepada pihak kreditor untuk membayar sejumlah uang pada waktu yang telah ditentukan.
Dengan jangka waktu minimal 60 hari, piutang wesel menciptakan bentuk utang yang lebih terstruktur dan membutuhkan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
Berikutnya berdasarkan jangka waktunya, yang dikelompokkan menjadi 2 jenis, yakni:
Pengertian piutang jangka pendek adalah klaim atau tagihan yang diharapkan akan diselesaikan atau dibayar dalam waktu singkat, biasanya dalam satu tahun fiskal. Contohnya, pembayaran kredit dalam waktu singkat, piutang pajak yang akan diselesaikan dalam tahun berjalan, dan lain-lain.
Sedangkan piutang jangka panjang merujuk pada tagihan atau klaim yang diharapkan akan diselesaikan atau dibayar dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Seperti pinjaman jangka panjang, wesel jangka panjang, atau piutang lain yang memiliki siklus pengumpulan yang lebih lambat.
Kemudian piutang dagang berdasarkan sifatnya, yakni
Piutang lancar merujuk pada tagihan atau klaim yang diharapkan akan segera direalisasikan atau dicairkan menjadi kas dalam periode waktu yang relatif singkat, biasanya dalam satu tahun fiskal.
Kemudian untuk piutang dagang tidak lancar merujuk pada tagihan atau klaim yang diharapkan akan memerlukan waktu lebih dari satu tahun untuk direalisasikan atau dicairkan menjadi kas.
Untuk memudahkan pemahaman mengenai apa itu piutang dagang, Bee akan memberikan gambaran sederhana contoh kasus dan cara menghitungnya:
Sebuah perusahaan menjual barang dengan total penjualan kredit sebesar Rp 500.000.000. Dari total penjualan tersebut, perusahaan menerima pembayaran tunai sebesar Rp 200.000.000. Maka, berapa jumlah piutang dagang yang dimiliki perusahaan?
Untuk mengetahui berapa jumlah total piutang dagang yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mengikuti beberapa langkah berikut ini:
Langkah pertama adalah menjumlahkan penjualan kredit adalah total penjualan barang atau jasa yang dilakukan dengan memberikan fasilitas kredit kepada pelanggan.
Dalam contoh ini, jumlah penjualan kredit adalah Rp 500.000.000.
Kemudian, jumlah total kas yang diterima dari penjualan kredit. Dalam contoh ini, jumlah kas yang diterima adalah Rp 200.000.000.
Lalu, hitung jumlah piutang dagang menggunakan rumus berikut ini:
Rumus piutang dagang = Jumlah penjualan kredit - Jumlah kas yang diterima dari penjualan kredit Piutang Dagang = Rp 500.000.000 - Rp 200.000.000 = Rp 300.000.000
Jadi, berdasarkan contoh kasus ini, jumlah piutang dagang yang dimiliki perusahaan dalam rupiah sebesar Rp 300.000.000. Ini mencerminkan nilai tagihan yang masih harus diterima dari pelanggan atas penjualan kredit yang belum diselesaikan secara tunai.
Baca Juga: 5 Perbedaan Hutang dan Piutang dalam Keuangan Bisnis
Mencatat saldo piutang dagang dalam buku besar merupakan langkah penting dalam mencerminkan posisi keuangan perusahaan. Berikut ini selengkapnya:
Langkah pertama adalah tentukan akun yang sesuai untuk mencatat saldo piutang dagang.
Kemudian, mencatat penjualan kredit (penjualan yang belum dibayar) akan meningkatkan saldo piutang dagang. Oleh karena itu, pencatatan akan dilakukan dalam bentuk debet.
Selanjutnya tentukan tanggal transaksi, yaitu tanggal penjualan atau transaksi kredit terjadi.
Kemudian catat nominal piutang dagang sesuai dengan nilai penjualan kredit atau tagihan yang belum dibayar.
Jika ada pembayaran yang diterima, pencatatan pembayaran piutang dagang dilakukan melalui akun kas dengan mencatat nominal yang diterima.
Berikut ini beberapa tips dalam manajemen piutang dagang:
Pertama, tentukan syarat-syarat kredit yang jelas untuk pelanggan, termasuk batas kredit, syarat pembayaran, dan konsekuensi atas pembayaran terlambat. Kebijakan ini membantu menghindari ambiguitas dan mengelola ekspektasi antara perusahaan dan pelanggan.
Sebelum memberikan kredit kepada pelanggan, lakukan analisis kredit untuk menilai kemampuan dan keandalan pembayaran mereka. Pertimbangkan riwayat kredit, kondisi keuangan, dan sektor industri pelanggan untuk mengurangi risiko piutang yang tidak tertagih.
Kemudian, tetapkan jadwal penagihan yang terstruktur untuk mengingatkan staf keuangan kapan harus melakukan penagihan kepada pelanggan. Ini membantu menghindari lupa dan memastikan tindakan penagihan dilakukan secara teratur.
Kemudian lakukan penagihan secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kirimkan pemberitahuan tagihan kepada pelanggan tepat waktu dan pastikan tim penagihan siap memberikan dukungan dan menjawab pertanyaan pelanggan.
Pastikan untuk selalu menyiapkan cadangan untuk piutang yang tidak tertagih. Tetapkan persentase tertentu dari piutang sebagai cadangan untuk menanggapi kemungkinan kredit macet atau tunggakan pembayaran. Ini membantu melindungi perusahaan dari potensi kerugian.
Tips terakhir adalah menggunakan software akuntansi Beeaccounting untuk membantu mengelola dan memantau piutang dagang dengan lebih efisien.
Software akuntansi dapat memberikan laporan keuangan yang akurat, mendeteksi pembayaran terlambat, dan menyederhanakan proses penagihan. Tertarik? Dapatkan gratis uji coba sekarang juga dengan klik banner di bawah ini!
Dengan menerapkan tips sederhana manajemen piutang dagang ini, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dalam mengelola piutang, mengurangi risiko kredit macet, dan memperkuat arus kas. Semoga bermanfaat.