Peran manajemen persediaan barang dagang dalam konteks bisnis tidak bisa diabaikan. Persediaan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya penyimpanan, dan memberikan keunggulan kompetitif.
Khususnya ketika persediaan barang mengalami ketidakpastian dan fluktuasi permintaan, dengan manajemen yang baik maka perusahaan akan lebih mudah dalam melakukan perencanaan persediaan dengan cermat untuk menghadapi tantangan pasar.
Pelajari lebih dalam mengenai apa itu persediaan barang dagang, fungsi, hingga contohnya pada artikel di bawah ini
Secara pengertian persediaan barang dagang adalah kumpulan barang yang dibeli oleh ‘perusahaan dagang’ untuk tujuan dijual kembali kepada pembeli tanpa mengalami perubahan bentuk.
Berbeda dengan perusahaan manufaktur yang melakukan pemrosesan untuk menciptakan produk baru, ‘perusahaan dagang’ ini fokus pada penjualan kembali barang dagang yang dibeli dari pemasok atau supplier.
Dengan demikian, persediaan ini mencakup barang-barang yang siap dijual sesuai dengan kondisi yang diterima dari pemasok. Beberapa perusahaan mungkin memiliki persediaan barang dagang yang beragam.
Sehingga memerlukan pengelompokkan barang untuk mempermudah pencarian baik secara fisik maupun dalam hal pengelolaan data. Ada 3 faktor yang mempengaruhi persediaan barang, yakni volume penjualan, jangka waktu proses produksi, dan daya tahan, berikut penjelasan lengkapnya:
Oleh karena itu, setiap usaha dagang wajib memiliki manajemen yang efektif untuk memastikan ketersediaan yang tepat, mencegah kerugian akibat barang kadaluarsa atau usang, serta menjamin kelancaran proses penjualan dan kepuasan pelanggan.
Baca Juga: 6 Jenis Laporan Keuangan Perusahaan Dagang dan Contohnya
Berikut alasan kenapa persediaan barang penting dalam bisnis:
Persediaan barang dikelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan jenis usaha dagangnya, yakni:
Jenis ini mengarah pada semua produk yang dibeli langsung dari produsen atau pemasok. Di dalam konteks ini, perusahaan dagang tidak terlibat dalam proses produksi atau transformasi barang.
Sebaliknya, mereka bertindak sebagai perantara yang membeli barang dari sumbernya dan menjualnya kepada konsumen akhir. Persediaan ini mencakup berbagai jenis barang, mulai dari barang konsumen hingga barang industri.
Tergantung pada fokus dan jenis usaha perusahaan dagang tersebut. Proses manajemen persediaan pada perusahaan dagang lebih terfokus pada optimalisasi stok dan efisiensi distribusi.
Kedua adalah jenis persediaan barang dagang untuk perusahaan manufaktur, berbanding balik dari perusahaan dagang saja, untuk perusahaan manufaktur melibatkan tahapan yang lebih kompleks, karena perusahaan ini terlibat dalam proses produksi.
Jenis persediaan dalam perusahaan manufaktur dibagi kembali menjadi tiga kategori utama:
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan dalam melakukan pengelolaan persediaan. Berikut diantaranya:
Strategi pertama adalah Batch Stock, yangdi dimana pembelian atau produksi bahan dan barang dalam jumlah besar dibandingkan dengan kebutuhan langsung.
Keuntungan dari metode ini adalah dapat menentukan diskon harga dari pembelian massal dan penghematan biaya pengiriman. Namun, penting untuk memastikan bahwa persediaan yang dibeli dalam batch dapat tetap terjual dengan cepat untuk menghindari risiko penyusutan atau kerusakan barang.
Kedua adakah stok fluktuasi, dimana persediaan yang diantisipasi untuk mengatasi fluktuasi permintaan konsumen yang sulit diprediksi. Jika permintaan tiba-tiba meningkat, memiliki persediaan yang cukup dapat mencegah kehilangan penjualan.
Dalam hal ini, pemahaman yang baik tentang tren pasar dan analisis data historis dapat membantu dalam menentukan tingkat persediaan yang diperlukan.
Berikutnya adalah stok antisipasi, strategi yang melibatkan persediaan yang disiapkan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diprediksi, berdasarkan pola musiman yang terjadi selama satu tahun.
Dengan memahami pola musiman, perusahaan dapat mengatur persediaan dengan lebih efektif, mengurangi risiko kekurangan stok selama periode puncak permintaan.
Terakhir adalah dengan menggunakan metode konsinyasi, di mana vendor atau pemasok memiliki dan mengelola inventaris, sementara penjual hanya membayar untuk barang yang terjual.
Strategi ini dapat memberikan solusi win-win dengan mengurangi biaya untuk kedua belah pihak. Bagi penjual, ini mengurangi risiko penumpukan stok yang tidak terjual, sementara pemasok memiliki tanggung jawab untuk mengelola persediaan dengan efisien.
Dalam mengimplementasikan strategi-strategi di atas, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti analisis pasar, kebutuhan pelanggan, dan efisiensi operasional untuk mencapai pengelolaan persediaan yang optimal.
Berikut adalah beberapa contoh persediaan barang dagang dan penjelasan kasusnya:
Perusahaan dagang ABC fokus pada penjualan langsung produk konsumen elektronik. Berikut adalah contoh kasus dan penjelasan mengenai persediaan barang dagang:
Dimana ada bulan Januari, ABC membeli beberapa produk elektronik dengan berbagai jenis dan kuantitas untuk dijual kembali. Berikut tabel rinciannya:
Penjelasan:
Perusahaan manufaktur XYZ fokus pada produksi dan penjualan sepatu olahraga. Berikut adalah contoh kasus dan penjelasan mengenai persediaan barang dalam perusahaan manufaktur:
Dimana PT Sukses Selalu menggunakan strategi persediaan untuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi selama musim liburan.
Penjelasan:
Dalam kedua kasus ini, manajemen persediaan yang efisien adalah kunci untuk meminimalkan risiko kekurangan stok dan memaksimalkan profitabilitas perusahaan. Selain itu, untuk mengontrol stok Anda juga bisa menggunakan software akuntansi online Beecloud. Klik banner di bawah ini untuk informasi selengkapnya!