Akuntansi Syariah dan konvensional adalah dua pendekatan yang berbeda dalam mencatat, melaporkan, dan mengelola transaksi keuangan. Perbedaan akuntansi syariah dan konvesional mendasar terletak pada landasan filosofisnya.
Di mana akuntansi syariah didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang melarang riba (bunga) dan transaksi yang mengandung unsur-unsur haram, sementara akuntansi konvensional beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip sekuler dan profitabilitas.
Simak deretan perbedaan dan persamaan akuntansi syariah dan konvensional berikut ini:
Pengertian akuntansi konvensional adalah proses pencatatan hingga pembuatan laporan yang cenderung mengadopsi pemikiran ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip seperti individualisme, kepentingan pribadi, dan maksimalisasi profit.
Secara umum, akuntansi konvensional mencakup informasi terkait peristiwa dan transaksi ekonomi, mengukur sumber daya seperti aset dan kewajiban, serta cara untuk mengkomunikasikan data ini melalui laporan keuangan.
Proses akuntansi melibatkan pencatatan, penggabungan, pengolahan, klasifikasi, dan presentasi data transaksi, diikuti dengan pelaporan keuangan yang terkait dengan situasi keuangan perusahaan, bisnis, atau lembaga. Lebih lanjut, akuntansi konvensional didorong oleh dorongan untuk mencapai keuntungan, yang merupakan standar utama dalam konteks perusahaan.
Sedangkan akuntansi syariah adalah sebuah proses pencatatan hingga pembuatan laporan keuangan dengan mengedepankan nilai-nilai islam dengan prinsip syariah. Adapun prinsip syariah sendiri merupakan prinsip hukum islam dalam mengatur kegiatan lembaga keuangan.
Dasar dari prinsip-prinsip syariah mengatur kegiatan bank dan lembaga keuangan sesuai ajaran Al-Qur'an dan Al-Hadis, yang kemudian di jabarkan ulang oleh lembaga yang berwenang.
Secara garis besar praktek akuntansi syariah dan konvensional tidak jauh berbeda. Namun, tetap patuh terhadap larangan riba (bunga) dan prinsip-prinsip etika Islam, serta penerapan instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah, seperti mudharabah dan musharakah.
Akuntansi Syariah juga mengharuskan transparansi, tanggung jawab sosial, dan ketaatan kepada Allah dalam setiap aktivitas keuangan, menjadikan laporan keuangan sebagai alat untuk memastikan bahwa aktivitas ekonomi sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Baca Juga: Memahami Apa Itu Akuntansi Syariah Prinsip Dasar, dan Tujuannya
Berikut perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi konvesional:
Perbedaan akuntansi syariah dan konvesional yang pertama adalah prinsip dasar yang digunakan keduanya, dimana prinsip dasar akuntansi konvensional adalah maksimalisasi keuntungan. Sedangkan akuntansi syariah mengedepankan prinsip-prinsip islam sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.
Selain itu, akuntansi konvensional memberikan kebebasan untuk memilih berdasarkan pertimbangan ekonomi, dan metode pengukuran nilai waktu uang sering menggunakan metode accrual basis, yang mencerminkan praktik keuangan yang umum dalam ekonomi konvensional.
Sedangkan akuntansi syariah mendasarkan operasinya pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam, yang meliputi larangan riba (bunga) dan aspek etika Islam dalam aktivitas keuangan. Instrumen keuangan yang digunakan harus mematuhi prinsip-prinsip syariah, seperti mudharabah dan musharakah, serta harus bebas dari riba atau unsur-unsur haram.
Perbedaan selanjutnya ada pada karakteristik keduanya, dimana akuntansi syariah beroperasi sesuai dengan nilai-nilai akidah dan akhlak Islam. Dimana akuntan memiliki tanggung jawab untuk menyajikan data dengan mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam muamalah.
Mereka sadar akan pertanggungjawaban kepada Allah, sehingga tidak dapat mengabulkan permintaan pemilik modal jika melanggar hukum Allah. Akuntansi syariah mempertimbangkan aspek etika dan moral dalam setiap aspek aktivitas keuangan.
Sementara itu, akuntansi konvensional berdasarkan peraturan dan teori manusia yang memiliki keterbatasan, sehingga konsepnya bersifat lebih fleksibel dan tidak permanen. Akuntansi konvensional menggunakan aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dan tidak memiliki landasan agama seperti akuntansi syariah.
Selanjutnya adalah dari segi tranparansi dan pengungkapan datanya, yang mana akuntansi syariah menekankan komitmen pada prinsip-prinsip syariah dan kewajiban. Hal ini dilakukan untuk mengungkapkan informasi yang mencerminkan aspek etis dan syariah. Sementara akuntansi konvensional lebih cenderung untuk memenuhi tuntutan pemangku kepentingan finansial dan standar regulasi keuangan yang umum.
Pengungkapan dalam akuntansi syariah mencakup informasi tentang bagaimana perusahaan menjalankan aktivitas bisnisnya dengan mematuhi aturan-aturan Islam, serta bagaimana dana diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah.
Sedangkan prioritas utama dalam akuntansi konvensional adalah memenuhi regulasi keuangan yang umum dan menghasilkan laporan keuangan yang memberikan gambaran finansial yang akurat tentang kinerja perusahaan.
Akuntansi Islam mencakup berbagai Instrumen Keuangan seperti bagi hasil (Mudharabah), penitipan (Wadiah), usaha patungan (Musyarakah), pembiayaan biaya plus (Murabahah), sewa (Ijarah), sistem transfer dana internasional (Hawala), Asuransi Syariah (Takaful), dan Obligasi Syariah (Sukuk). Instrumen-instrumen ini digunakan dalam praktik akuntansi syariah.
Sedangkan instrumen akuntansi konvensional adalah mencakup hal seperti saham, obligasi, uang tunai, piutang, dan lainnya. Instrumen keuangan membantu perusahaan dalam mengelola aset dan liabilitas keuangan serta memberikan informasi kepada pemangku kepentingan tentang kinerja keuangan perusahaan.
Modal yang diperlukan untuk menjalankan akuntansi syariah dan konvensional memiliki perbedaan signifikan dalam komposisi dan sifatnya. Dalam akuntansi konvensional, modal dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu modal tetap (aktiva tetap) yang meliputi aset jangka panjang, dan modal yang beredar (aktiva lancar) yang mencakup aset yang dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai.
Sementara dalam akuntansi syariah, modal terdiri dari barang-barang pokok yang dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu harta yang berwujud dalam bentuk uang dan harta yang berwujud dalam bentuk barang.
Tidak hanya perbedaan saja, akuntansi konvensional dan syariah juga memiliki beberapa persamaan, yakni:
Baca Juga: Pengertian Prinsip Ekonomi dan Penjelasannya
Kesimpulannya, akuntansi syariah dan konvensional memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengelola modal dan aset. Dalam akuntansi konvensional, modal dibagi menjadi modal tetap dan modal beredar. Sementara dalam akuntansi syariah, modal terdiri dari barang-barang pokok yang terbagi menjadi harta uang dan harta barang, serta dibedakan antara barang milik dan barang dagang.
Perbedaan ini mencerminkan prinsip-prinsip yang berbeda dalam kedua sistem akuntansi, dengan akuntansi syariah berfokus pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan aset. Sementara akuntansi konvensional lebih terpusat pada aspek keuangan dan likuiditas.