Pernah mendengar istilah performance appraisal? Istilah yang sering digunakan untuk penilaian kinerja karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Hal ini biasanya kerap digunakan seorang HR dalam memantau seberapa jauh perkembangan karyawannya.
Seberapa penting proses penilaian ini? Apa saja metode yang bisa digunakan? Simak selengkapnya pada artikel di bawah ini
Istilah performance appraisal berasal dari bahasa Inggris yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti penilaian kinerja karyawan. Ada beberapa istilah yang sangat berbeda seperti penilaian kinerja, penghargaan karyawan, atau penilaian kinerja.
Penilaian ini merupakan bagian dari pengembangan karir yang mencakup tinjauan rutin terhadap kinerja karyawan dalam organisasi. Dalam praktiknya proses ini dilakukan secara berkala, bisa tahunan, enam bulan sekali, hingga empat bulan sekali.
Dengan adanya penilaian karyawan maupun perusahaan bisa melakukan upgrade dan evaluasi pengembangan diri mereka. Pendapat ini selaras dengan apa yang disampaikan Investopedia.
Jika evaluasi dapat digunakan untuk memberikan umpan balik atas pekerjaan karyawan, menentukan besaran kenaikan gaji dan bonus, serta faktor keputusan pemutusan hubungan kerja.
Baca Juga: KPI Singkatan dari Apa? Penjelasan Lengkap dan Manfaatnya
Menerapkan evaluasi dengan performance appraisal bermanfaat bagi kedua belah pihak baik dari sisi karyawan maupun perusahaan, berikut penjelasannya
Berikut deretan fungsi penilaian bagi perusahaan:
Berikut ini manfaat adanya penilaian bagi karyawan:
Berikut ini jenis-jenis performance appraisal:
Jenis metode ini dilakukan dengan mendorong karyawan untuk menilai kinerja mereka sendiri atas pekerjaan yang telah mereka lakukan dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati dan ditentukan sebelumnya.
Dalam prakteknya, seorang karyawan perlu melakukan evaluasi dengan menilai pencapaian atau kegagalan dan mendorong manajemen diri.
Metode ini juga digunakan untuk mempersiapkan karyawan saat mendiskusikan poin-poin penilaian dengan atasannya. Selain itu, juga bisa digunakan secara bersamaan dengan metode evaluasi lainnya, namun tidak dapat menggantikan evaluasi kinerja karyawan oleh atasan.
Selanjutnya adalah penilaian Tradisional, proses penilaian tradisional dilakukan dengan atasan melaksanakan diskusi dengan karyawan dalam pertemuan tatap muka untuk membahas kinerja periode kinerja sebelumnya. Jangka waktu penggunaan biasanya satu tahun.
Diskusi yang dibahas juga didasarkan pada pengamatan terhadap kemampuan karyawan dan kinerja tugas berdasarkan deskripsi pekerjaan. Kemudian, kinerja akan dinilai dan hasilnya disesuaikan dengan persentase kenaikan gaji.
Metode berikutnya ada feedback 360 derajat, dalam proses penilaian kinerja mengacu pada umpan balik dari atasan, kolega, pelanggan eksternal, dan karyawan itu sendiri terhadap kinerja karyawan.
Feedback 360 derajat dalam proses evaluasi personel mengacu pada umpan balik tentang kinerja karyawan dari supervisor, rekan kerja, pelanggan eksternal, dan karyawan itu sendiri.
Selanjutnya adalah employe – Initiated feedback, dimana karyawan bisa meminta peninjauan dari masing-masing manajer, cara ini dirasa mampu meningkatkan sikap manajemen diri pada karyawan.
Baca Juga: Kepanjangan KPI Adalah: Macam-macam KPI dalam Perusahaan
Dalam proses performance appraisal ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan, berikut diantaranya:
Proses penilaian kinerja dimulai dengan menetapkan standar kinerja. Manajer harus mengidentifikasi prestasi, keterampilan atau output yang akan dinilai. Kriteria kinerja ini harus dimasukkan dalam analisis pekerjaan dan deskripsi pekerjaan. Standar kinerja juga harus jelas dan objektif sehingga dapat dipahami dan terukur.
Standar tidak boleh dinyatakan dalam istilah yang tidak jelas seperti "dikerjakan dengan baik" atau "pekerjaan berkualitas baik". Karena standar yang tidak jelas ini tidak dapat dengan jelas mendefinisikan standar kinerja.
Setelah proses pertama dilakukan, langkah berikutnya adalah mensosialisasi standar yang sudah ditentukan sebelumnya kepada karyawan, sehingga karyawan tersebut mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
Dengan mengkomunikasikan standar ini juga karyawan bisa memberikan pendapatnya dan menyesuaikan kembali realita apa yang mereka kerjakan dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga standar yang ditetapkan bisa lebih relevan dan tidak berlebihan.
Kenapa perlu dikomunikasikan, sebab kurangnya komunikasi dapat mempersulit tinjauan kinerja. Komunikasi harus dua arah, artinya manajemen harus mendapatkan umpan balik dari karyawan tentang standar kinerja yang ditetapkan untuk mereka.
Selanjutnya adalah mulai pelaksanaan kerja dan penilaian kinerja, metode penilaian ini bisa dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Adapun caranya, perusahaan bisa melakukan beberapa metode seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Seperti dengan menggunakan Self Appraisal, penilaian tradisional, feedback 360 derajat dan beberapa metode lainnya. Pastikan proses pengukuran kerja ini dilakukan secara profesional agar tidak merugikan salah satu pihak.
Pada tahap ini, kinerja sebenarnya atau actual performance dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Perbandingan ini akan mengungkapkan penyimpangan antara kinerja aktual dan standar kinerja.
Tahapan ini adalah satu tugas yang paling menantang yang harus dihadapi manajer, dimana mereka harus memberikan penilaian yang akurat kepada karyawan yang terlibat untuk menerima hasil penilaian.
Membahas penilaian ini memungkinkan karyawan untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka dan dampaknya terhadap kinerja masa depan. Bergantung pada penilaian yang diberikan, dampaknya mungkin positif atau negatif.
Langkah terakhir dalam performance appraisal adalah proses evaluasi, dimana karyawan perlu melakukan tindakan korektif (perbaikan) jika diperlukan. Jika standar kinerja menyimpang dari kinerja aktual karyawan, dan kedua belah pihak telah berkomunikasi dengan baik, maka baik perusahaan maupun karyawan harus mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerjanya.
Kesimpulan
Penilaian kinerja merupakan cara rutin bagi perusahaan untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Melalui evaluasi kinerja ini, perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan lebih tepat sasaran. Penilaian kinerja harus memiliki nilai acuan, dan pelaksanaannya juga harus menjaga objektivitas.
Dalam melakukan evaluasi karyawan, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah penilaian kinerja keuangan perusahaan. Dalam hal ini, penggunaan software pembukuan seperti Beecloud dapat menjadi solusi yang efektif dan efisien.
Beecloud adalah software pembukuan yang dirancang untuk memudahkan proses pembukuan dan menghasilkan laporan keuangan secara akurat dan real-time. Dengan Beecloud, perusahaan dapat memantau arus kas, mengontrol pengeluaran, dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan bisnis yang tepat.
Selain itu, penggunaan Beecloud juga dapat membantu perusahaan dalam menghindari kesalahan pembukuan yang dapat berdampak buruk pada kinerja keuangan. Dengan fitur-fitur yang user-friendly dan dukungan tim teknis yang handal, Beecloud dapat menjadi solusi pembukuan yang tepat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja keuangan perusahaan.