Perceptual map atau peta persepsi dalam bisnis biasa digunakan untuk memahami bagaimana konsumen melihat dan membandingkan berbagai produk atau merek dalam suatu kategori. Dengan menggunakan peta persepsi, perusahaan dapat melihat posisi mereka di pasar dibandingkan dengan pesaing berdasarkan berbagai faktor, seperti harga, kualitas, fitur, atau nilai merek.
Alat ini sangat berguna dalam strategi pemasaran, karena membantu perusahaan mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan yang mereka miliki di mata konsumen serta menemukan peluang untuk diferensiasi.
Menurut Gower, dkk (2010) dalam Oktaviani dan Supriono (2017) Perpetual mapping adalah teknik yang digunakan untuk mematahkan persepsi konsumen. Teknik ini juga sering digunakan dalam pemasaran untuk mempelajari hubungan antara dua atribut atau lebih secara visual.
Teknik ini juga bisa diterapkan untuk mengetahui persepsi konsumen mengenai apakah sudah tersampaikan dengan baik atau belum manfaat yang diberikan oleh sebuah perusahaan, dengan menggunakan value proposition sebagai tolak ukurnya.
Sederhananya, perceptual mapping adalah proses visualisasi yang menggambarkan bagaimana konsumen memandang suatu produk atau merek dalam hubungannya dengan pesaingnya. Peta ini membantu dalam memetakan persepsi konsumen berdasarkan atribut tertentu, misalnya harga, kualitas, atau keunikan, dengan tujuan memahami posisi produk atau merek di pasar.
Dengan adanya analisis perceptual map ini, bisnis dapat dengan mudah mengetahui posisi mereka di antara pesaing, sehingga mampu mengevaluasi strategi pemasaran yang tepat. Analisis ini juga membantu bisnis dalam mengidentifikasi celah atau peluang di pasar, misalnya dengan menemukan segmen yang kurang dimanfaatkan oleh pesaing atau memahami atribut yang paling dihargai konsumen.
Pemetaan ini pada akhirnya akan menjadi alat penting untuk mengarahkan upaya diferensiasi produk, mengasah penargetan pasar, dan merancang strategi promosi yang lebih efektif dan relevan bagi konsumen.
Secara garis besar, fungsi atau tujuan dari perceptual mapping pada bisnis adalah sebagai media yang digunakan untuk menampilkan gambaran bagaimana persepsi konsumen terhadap sebuah produk.
Namun, jika dijabarkan lagi ada banyak fungsi lainnya yang bisa didapatkan pebisnis ketika melakukan analisis dengan teknik ini, diantaranya sebagai berikut:
Fungsi pertama analisis perceptual map adalah dapat membantu perusahaan untuk mengetahui posisi produk atau merek mereka dibandingkan dengan pesaing. Mengapa perceptual map berfungsi untuk positioning?
Karena perceptual map menggabungkan persepsi konsumen terhadap atribut spesifik produk (seperti harga dan kualitas), perusahaan dapat melihat dengan jelas dimana produk mereka berada di antara kompetitor. Hal ini membuat positioning lebih terarah dan memungkinkan untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada data konsumen.
Baca Juga: 7 Contoh Positioning Produk Brand Ternama dan Strateginya
Berikutnya adalah dapat digunakan untuk mengenali kebutuhan konsumen. Dimana dengan teknik perceptual mapping ini, perusahaan dapat mengidentifikasi atribut atau karakteristik produk yang paling penting bagi konsumen, seperti harga, kualitas, fitur unik, atau keunggulan tertentu.
Dengan memahami preferensi ini, perusahaan dapat menyesuaikan produk atau layanan mereka agar lebih relevan dan menarik bagi target pasar. Proses ini juga membantu mengungkapkan jika ada perubahan dalam kebutuhan atau keinginan konsumen yang dapat memengaruhi permintaan produk di pasar.
Selanjutnya, perceptual map juga bisa digunakan untuk membantu perusahaan dalam mengidentifikasi peluang atau celah pasar yang belum terisi, lebih tepatnya masih kosong atau belum dijamah oleh kompetitor.
Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil langkah untuk mengembangkan produk baru atau menyesuaikan produk yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan di ceruk pasar ini, menciptakan keunggulan kompetitif.
Selain membantu perusahaan memahami posisi mereka, perceptual map juga berguna untuk melihat area dimana produk mereka dapat berdiri berbeda dari kompetitor.
Misalnya, jika perusahaan melihat bahwa produk mereka dianggap serupa dengan pesaing, mereka bisa merancang strategi diferensiasi yang jelas, seperti memperkenalkan inovasi baru, meningkatkan kualitas, atau menurunkan harga agar dapat menarik konsumen.
Terakhir, perpetual mapping juga berfungsi untuk mendukung perumusan strategi pemasaran yang lebih terarah dengan data konkret tentang persepsi konsumen.
Misalnya, jika peta menunjukkan bahwa produk berada di segmen harga tinggi namun berkualitas premium, strategi pemasaran dapat diarahkan pada konsumen yang menghargai kualitas. Data ini juga membantu dalam memilih media promosi, menentukan penawaran, dan menyusun pesan pemasaran yang sesuai dengan posisi produk di benak konsumen.
Dengan serangkaian fungsinya, teori perceptual mapping dalam bisnis bisa diterapkan pada 3 bidang berikut ini:
Dalam pemasaran, perceptual map digunakan untuk memahami bagaimana konsumen memandang produk dan membandingkannya dengan produk pesaing. Perceptual map berperan penting karena persepsi pelanggan adalah salah satu indikator utama keberhasilan produk di pasar.
Tim pemasaran dapat mengandalkan data dari survei pelanggan yang mencakup persepsi mereka terhadap produk, apakah terkait kualitas, harga, fitur, atau atribut lain. Data ini membantu memahami produk mana yang dianggap terbaik oleh pelanggan dan mengidentifikasi persepsi yang perlu diperbaiki atau diperkuat.
Selain itu, perceptual map membantu tim pemasaran dalam memahami bagaimana konsumen terlibat dengan produk secara online, termasuk jenis informasi atau konten yang paling menarik bagi pelanggan, yang bisa menjadi dasar untuk kampanye pemasaran lebih lanjut.
Kemudian pada tim penjualan/ sales, teknik ini bisa digunakan untuk memahami prioritas konsumen terkait atribut produk yang paling penting bagi mereka, seperti harga atau fitur tertentu. Dengan melakukan analisis pada perceptual map, tim penjualan dapat menyusun strategi yang lebih efektif berdasarkan wawasan dari preferensi pelanggan.
Misalnya, jika melalui perceptual map ditemukan bahwa pelanggan cenderung lebih memilih harga yang kompetitif atau fitur khusus, tim penjualan dapat menekankan aspek-aspek tersebut dalam presentasi produk atau panggilan penjualan.
Hal ini akan sangat membantu tim penjualan untuk memberikan pendekatan penjualan yang lebih terfokus dan tepat sasaran, serta meningkatkan peluang untuk mencapai kesepakatan.
Sedangkan pada manajemen produk, perpetual mapping berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi celah di pasar, yaitu segmen yang belum terisi oleh produk yang ada. Dengan memetakan persepsi pelanggan terhadap fitur-fitur produk dan membandingkannya dengan produk pesaing, manajer produk dapat menemukan ruang kosong untuk inovasi atau pengembangan produk baru.
Selain itu, perceptual map juga dapat digunakan untuk menilai fitur-fitur yang kurang diminati atau berkinerja buruk, sehingga dapat memprioritaskan perubahan yang relevan. Dengan mengetahui fitur yang diinginkan oleh konsumen. Manajer produk dapat merencanakan pengembangan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar, meningkatkan nilai produk di mata pelanggan.
Dari segi bentuknya, perceptual maps dibedakan menjadi dua jenis, yakni dua dimensi dan multidimensi, berikut penjelasannya:
Perceptual map dua dimensi adalah grafik sederhana yang digunakan untuk menampilkan persepsi konsumen terhadap dua atribut utama. Pada peta ini, sumbu X dan Y mewakili dua variabel utama, dan titik-titik di peta menunjukkan posisi setiap produk berdasarkan persepsi konsumen terhadap kedua variabel tersebut. Peta ini membantu perusahaan melihat perbandingan produk mereka dengan produk pesaing secara cepat dan mudah.
Sedangkan perceptual map multidimensi cenderung lebih kompleks karena mencakup lebih dari dua atribut atau variabel. Dengan teknik analisis statistik seperti Multidimensional Scaling (MDS). Peta ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang persepsi konsumen terhadap produk di berbagai aspek sekaligus.
Hasilnya bisa berbentuk grafik 3D atau tabel yang lebih kompleks, yang membantu perusahaan memahami bagaimana produk mereka bersaing dalam berbagai atribut sekaligus.
Berikut beberapa cara dan tahapan dalam membuat perceptual map:
Langkah pertama adalah melakukan riset pasar untuk memahami persepsi konsumen terhadap produk Anda dan produk pesaing di pasar yang sama. Riset ini bisa dilakukan melalui survei, kelompok diskusi (focus group), atau wawancara langsung.
Dengan riset pasar ini Anda akan mendapatkan data langsung dari konsumen tentang atribut atau faktor penting yang mereka pertimbangkan saat membeli produk, seperti harga, kualitas, fitur, atau layanan pelanggan.
Kemudian, lanjutkan dengan memilih parameter berdasarkan data yang dihasilkan dari riset pasar. Pilih dua atau lebih parameter utama yang akan digunakan untuk membuat perceptual map. Parameter ini harus relevan dengan persepsi pelanggan dan tujuan bisnis Anda.
Langkah berikutnya adalah menentukan produk atau merek pesaing yang akan dimasukkan ke dalam perceptual map. Identifikasi merek-merek pesaing yang memiliki target pasar atau produk yang mirip dengan Anda.
Biasanya, dibutuhkan setidaknya tujuh hingga sepuluh merek pesaing untuk mendapatkan gambaran pasar yang lengkap. Penelitian sekunder, seperti laporan pasar, dan survei pelanggan bisa membantu Anda mengenali merek-merek yang konsumen anggap sebagai alternatif.
Setelah parameter dan pesaing ditentukan, buatlah perceptual map dengan memetakan masing-masing merek atau produk berdasarkan skor yang didapat dari riset. Anda bisa membuatnya dalam bentuk dua dimensi atau multidimensi, tergantung dengan berapa jumlah atribut yang akan Anda analisis.
Setelah peta selesai, lakukan analisis untuk memahami posisi produk Anda di pasar. Bandingkan posisi produk Anda dengan pesaing untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan relatif.
Analisis ini membantu menentukan apakah perlu ada perubahan strategi pemasaran atau inovasi produk. Selain itu, perceptual map ini sebaiknya diperbarui secara berkala, karena perubahan pasar atau peluncuran produk baru dapat mempengaruhi posisi merek di mata konsumen.
Berikut adalah beberapa contoh perceptual map dalam bisnis:
Anda bisa langsung membuat perceptual map langsung, tinggal download template perceptual map di bawah ini!
Memaksimalkan bisnis dengan berlangganan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud sekarang juga. Dengan Beecloud. Dengan Beecloud, pencatatan keuangan bisnis Anda menjadi lebih mudah, praktis, dan akurat. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur unggulan seperti otomatisasi laporan keuangan, manajemen stok, integrasi multi-cabang, serta analisis penjualan yang lengkap.
Semua data tersimpan secara aman dan dapat diakses kapan saja, di mana saja, sehingga Anda bisa fokus mengembangkan bisnis tanpa khawatir soal pembukuan. Dengan Beecloud, kelola keuangan bisnis Anda secara profesional dan pastikan bisnis Anda selalu siap menghadapi peluang baru.
Klik banner di bawah ini dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!