Pengujian produk adalah tahap kritis dalam siklus pengembangan produk yang tidak hanya menjamin kualitas, tetapi juga keberhasilan dan keamanan suatu barang atau layanan. Dengan meningkatnya kompleksitas teknologi dan persaingan pasar yang semakin ketat.
Proses ini mencakup serangkaian metode dan uji coba yang dirancang untuk mengidentifikasi potensi masalah, memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas, serta menilai kinerja dan daya tahan produk.
Dari pengujian keamanan hingga pengujian fungsional, semuanya memainkan peran penting dalam menentukan apakah suatu produk layak diperkenalkan ke pasar atau memerlukan penyempurnaan lebih lanjut. Kenali lebih dalam apa yang dimaksud dengan pengujian produk pada artikel berikut ini.
Mengutip dari laman lp2m.uma.ac.id, pengujian produk adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari tahu apa, bagaimana produk dibuat dan seberapa baik kualitas kerjanya.
Dengan kegiatan ini perusahaan dapat memastikan jika produk yang mereka kembangkan/ produksi sudah memenuhi kebutuhan pelanggan. Sehingga di awal proses perencanaan perusahaan sudah harus tahu apa gagasan yang ingin mereka munculkan saat produk digunakan oleh pelanggan.
Selain itu, dari proses pengujian produk ini perusahaan akan lebih memahami bagaimana cara pelanggan dalam menggunakannya, apa yang disukai, apa yang diharapkan, bagaimana reaksinya dan apa kekurangannya.
Yang nantinya menjadi panduan dasar perusahaan dalam menentukan siapa target marketnya, bagaimana metode penjualannya apakah secara online atau offline, dan masih banyak lagi lainnya.
Baca Juga: Strategi Menentukan Target Pasar yang Wajib Anda Ketahui
Apa fungsi penting dari uji coba produk bagi perusahaan, berikut diantaranya:
Metode pengujian produk bisa dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan projek yang dikerjakan dan yang akan diuji. Namun, secara umum ada 6 metode yang biasa digunakan dalam proses pengujiannya, yakni:
Metode pertama adalah pengujian konsep, dalam proses pengujian ini tim penguji mengeksplorasi kelayakan ide/ konsep dari produk dan mengevaluasi apakah produk ini berperforma di pasar atau tidak.
Dalam penerapannya, pengujian ini kerap dilakukan dengan presentasi, survey ke pelanggan atau wireframe untuk produk digital.
Contohnya, perusahaan minuman kemasan meluncurkan produk susu bebas laktosa dengan berbagai varian rasa, maka tim penguji akan melakukan survey kepada pelanggan untuk menentukan bagaimana profitabilitas produk di pasar.
Baru kemudian setelah itu, akan melakukan perencanaan pengembangan produk baru tersebut sesuai dengan hasil dari survei tersebut.
Berikutnya adalah pengujian A/B, yakni pengujian yang dilakukan dengan membuat 2 versi komponen dari produk, kemudian menanyakan kepada pelanggan mana yang mereka pilih. Umumnya, perbedaan dari masing-masing produk berupa ukuran warna, desain, hingga nama produknya.
Contohnya, Sebuah platform e-learning ingin meningkatkan tingkat partisipasi dalam kelas daring. Mereka melakukan pengujian A/B pada dua versi antarmuka pengguna untuk tombol "Partisipasi Kelas".
Versi A menampilkan tombol berwarna biru dengan teks "Bergabung," sementara versi B menampilkan tombol berwarna hijau dengan teks "Gabung Sekarang."
Setelah beberapa minggu, data menunjukkan bahwa versi B memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi, dan platform memutuskan untuk mengimplementasikan versi B untuk meningkatkan keterlibatan pengguna.
Selanjutnya pengujian QA atau Quality Assurance Testing, yakno pengujian yang dilakukan dalam lingkungan yang terpisah. Dimana pengujian fungsionalitas produk dilakukan sebelum melepaskan produk ke publik.
Dimana biasanya penguji akan menguji produk menggunakan skenario berbeda untuk menggambarkan realita pengalaman pengguna nantinya. Seperti, sebuah aplikasi perbankan berencana untuk memperkenalkan fitur pembayaran tagihan otomatis.
Sebelum merilis fitur tersebut, tim QA melakukan pengujian intensif untuk memastikan bahwa transaksi pembayaran dilakukan dengan benar, informasi keuangan pelanggan tetap aman, dan tidak ada bug yang dapat mengakibatkan kegagalan transaksi.
Kemudian ada metode pengujian pengguna, dimana uji coba ini dilakukan ketika tim pengembahan telah selesai membangun produk dan merilisnya ke publik.
Sederhananya, metode uji coba produk ini dilakukan dengan melibatkan pengguna secara langsung dengan mengamati interaksi pelanggan terhadap produk secara langsung.
Contohnya, sebuah aplikasi pemesanan makanan memperkenalkan fitur "Pembayaran Split" yang memungkinkan pengguna berbagi tagihan dengan teman-teman mereka. Setelah rilis, tim produk mengundang sekelompok pengguna untuk sesi pengujian pengguna.
Mereka mengamati bagaimana pengguna berinteraksi dengan fitur baru ini, mendengarkan umpan balik, dan mencatat apakah ada aspek yang membingungkan atau tidak intuitif untuk pengguna.
Berikutnya, pengujian regresi dimana pengujian ini dilakukan ketika pelanggan mulai menggunakan produk.
Selama pengujian regresi, tim melakukan pengujian terhadap fitur-fitur yang ada pada produk untuk menginformasikan keputusan mereka mengenai fitur mana yang akan ditambahkan atau diperbarui.
Contohnya, sebuah aplikasi manajemen proyek telah meluncurkan fitur kolaborasi tim baru. Ketika tim pengembangan merencanakan untuk menambahkan fitur "Notifikasi Pembaruan Proyek,"
Mereka melakukan pengujian regresi pada fitur-fitur eksisting seperti penugasan tugas dan penjadwalan proyek. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pembaruan tidak merusak fungsionalitas yang sudah ada dan bahwa notifikasi baru dapat diintegrasikan dengan baik ke dalam aplikasi.
Metode terakhir adalah pengujian pasar, yakni produk dikenalkan secara langsung kepada sejumlah pelanggan untuk menilai pasar.
Tim produk memiliki kapasitas untuk mendistribusikan produk kepada pelanggan di berbagai lokasi geografis atau menargetkan demografi tertentu untuk pengiriman produk.
Baca Juga: Keuntungan dan Kerugian Segmentasi Pasar Demografis
Seperti dalam contoh berikut ini, sebuah perusahaan game mobile merencanakan peluncuran game baru yang menargetkan penggemar olahraga.
Mereka memilih untuk melakukan pengujian pasar dengan merilis versi beta di beberapa wilayah tertentu. Pengguna di wilayah tersebut dapat memberikan umpan balik langsung melalui aplikasi. Tim produk menggunakan data ini untuk menilai minat dan mendapatkan wawasan sebelum merilis game ke seluruh dunia.
Secara garis besar fase pengujian produk dilakukan melalui 5 Jenis berikut ini, khususnya pada uji coba produk software:
Fase pertama adalah pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi nilai fungsional dari produk, guna memastikan produk telah berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.
Contohnya, suatu aplikasi e-commerce memiliki fitur pemesanan produk, pengujian fungsional akan memastikan bahwa pengguna dapat menambahkan produk ke keranjang, melakukan pembayaran, dan menerima konfirmasi pesanan.
Selanjutnya adalah pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana produk dapat bekerja. Seperti menguji kecepatan produk, respon waktu dan efisiensinya.
Contoh, pengujian kinerja pada aplikasi web dapat mencakup pengujian beban untuk melihat bagaimana aplikasi tersebut menanggapi saat jumlah pengguna bersamaan meningkat.
Berikutnya adalah pengujian keamanan, dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi kerentanan dan resiko keamanan produk. Pengujian ini mencakup perlindungan data, serangan siber, dan aspek lainnya.
Contohnya, uji coba penetrasi dapat digunakan untuk menilai keamanan sistem dengan mencoba mengeksploitasi kelemahan yang mungkin ada dalam aplikasi atau infrastruktur.
Berikutnya adalah pengujian usability, dengan fokus pengujian pada bagaimana pengalaman pengguna dan sejauh mana produk dapat digunakan dengan mudah dan efektif. Melibatkan evaluasi antarmuka pengguna, navigasi, dan kemudahan penggunaan secara umum.
Terakhir adalah pengujian penerimaan pengguna (UAT), yakni aset akhir pengujian yang melibatkan pengguna akhir produk atau pelanggan untuk memastikan bahwa produk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi mereka.
Melansir dalam laman questionpro.com, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam melakukan uji coba produk, Anda bisa mengikuti beberapa tips berikut ini:
Menggunakan berbagai metode uji coba produk membantu memberikan arah yang jelas selama semua tahap pengembangan. Tim dapat menggunakan pengujian konsep untuk melihat seberapa baik ide produk.
Seperti menggunakan pengujian QA untuk memastikan produk berfungsi seperti yang diharapkan, dan pengujian A/B untuk melihat tampilannya. Pendekatan ini membantu tim mendapatkan pandangan menyeluruh tentang kualitas produk dari berbagai aspek.
Sebaiknya memiliki hipotesis sebelum melakukan uji coba produk, namun tidak bijaksana membuat asumsi tentang bagaimana pelanggan akan menggunakan atau merespons produk.
Dengan pikiran yang terbuka, Anda dapat menganalisis informasi dengan obyektif dan membuat keputusan yang benar-benar bermanfaat untuk pelanggan Anda.
Berikutnya anda bisa bermanfaat untuk mencoba produk yang sudah berhasil agar Anda dapat mengetahui apa yang sudah berfungsi dengan baik. Kumpulkan informasi ini melalui pengujian, dan gunakan untuk membuat produk yang lebih baik di masa depan.
Memahami fitur atau aspek yang disukai oleh pengguna pada produk sukses dapat memberikan wawasan berharga untuk pengembangan produk Anda.
Terakhir adalah melakukan survey pasar, survei sendiri adalah cara yang baik untuk mendapatkan umpan balik jujur dan bermanfaat dari pelanggan dan audiens target Anda tentang produk Anda. Ini memungkinkan Anda membuat produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengembangkannya sesuai dengan harapan mereka. Dengan rutin melakukan survei, Anda dapat terus mengumpulkan pandangan pelanggan untuk meningkatkan produk Anda.
Pertimbangan kesehatan keuangan bisnis sangat penting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan keuangan bisnis adalah dengan menggunakan software akuntansi Beeaccounting. Dengan kemampuannya untuk mencatat dan memantau transaksi keuangan secara teratur.
Beeaccounting ini akan membantu bisnis untuk memiliki gambaran yang jelas mengenai arus kas dan keuangan keseluruhan. Selain itu, melalui fitur pengelolaan anggaran dan pencapaian target, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih, memaksimalkan penggunaan sumber daya, dan mengukur pencapaian target secara berkala. Klik banner di bawah ini untuk dapatkan gratis uji coba sekarang juga!
Bisa disimpulkan jika melakukan pengujian produk dapat membantu memastikan bahwa produk yang dikembangkan tidak hanya memenuhi harapan pelanggan, tetapi juga dapat bersaing di pasar. Semoga bermanfaat.