🎉 Akhir Tahun Buanyak Diskon-nyaaa, Disc. upto 25%
Logo Bee Web

Wholesale Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Wholesale adalah istilah penting dalam kegiatan bisnis. Lalu, apa itu wholesale? Apakah sebuah strategi? Ataukah sebatas jenis usaha saja?
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Kategori: ,
Terbit: Sunday, 17 November 2024
Diperbarui: Sunday, 17 November 2024
Daftar Isi

Dalam dunia bisnis, ada banyak sekali istilah-istilah yang terdengar asing, salah satunya adalah wholesale. Anda yang baru dalam dunia bisnis, pasti merasa kebingungan menangkap maksud frasa tersebut. Sebenarnya apa itu wholesale? Apakah istilah itu masuk kategori strategi? Ataukah sekadar merujuk pada jenis usaha saja?

Kalau Anda sempat bertanya demikian, selamat Anda berada di artikel yang tepat. Istilah wholesale ini memang kesannya simpel, seolah hanya bermakna “grosir” ketika di-translate ke dalam bahasa Indonesia. Padahal, lebih dari itu, istilah ini merupakan salah satu elemen kunci dalam ekonomi yang sarat akan pembahasan mendalam.

Namun, Anda tak usah risau dan bingung. Dalam artikel ini, kita akan membahasnya secara lengkap; mulai dari pengertian wholesale, fungsinya pada bisnis, jenis-jenisnya, hingga contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak penjelasannya sampai tuntas!

Apa Itu Wholesale? Wholesale Adalah

Mengutip laman Wikipedia, wholesale adalah istilah yang merujuk pada kegiatan menjual barang atau produk dalam jumlah besar. Penjualan ini bukan kepada konsumen terakhir, melainkan pada pihak lain yang hendak menjualnya kembali. Dalam dunia bisnis, non-konsumen akhir ini adalah mereka yang tidak membeli produk untuk kebutuhan pribadi.

Sementara itu menurut Pratiwi (2024), pengertian wholesale adalah aktivitas ekonomi di mana produk dijual dalam kuantitas besar kepada pengecer. Adapun harga produk atau barang dalam kegiatan wholesale relatif lebih rendah dibandingkan penjualan eceran.

Dalam praktiknya, wholesale biasa dimanfaatkan oleh berbagai sektor industri, seperti fashion, makanan, hingga teknologi. Di sektor fashion, misalnya, grosir memungkinkan produsen menjual produk dalam jumlah besar kepada pengecer, sehingga koleksi baru dapat masuk ke pasar dengan lebih cepat.

Terkait proses distribusinya, ada tiga jenis saluran yang biasa dilakukan produsen ke konsumen akhir. Pertama, penjualan langsung ke konsumen alias tidak melalui perantara. Kedua, penjualan tidak langsung atau lewat pengecer. Ketiga, penjualan lewat wholesalers dan pengecer. Supaya lebih jelas, silakan lihat gambar di bawah ini.

Alur Distribusi dari Produsen, Wholesale, Ke Konsumen

Tiga Jenis Alur Distribusi Barang (Credit: UKM Indonesia)

Fungsi Wholesale

Keberadaan wholesale alias grosir ini tentu saja tidak dibuat hanya untuk perihal istilah saja. Ada beberapa fungsi bagi keberlangsungan bisnis, terutama pada produksi, distribusi, dan penjualan kepada konsumen.

Fungsi Wholesale

5 Fungsi Wholesale bagi Bisnis (Credit: Freepik)

Mengutip laman gramedia, ada 5 fungsi inti wholesale yang harus diketahui pelaku bisnis. Berikut di antaranya:

1. Wholesale Menyediakan Layanan Promosi

Wholesale atau grosir ini bisa dibilang merupakan strategi penjualan. Sebab mereka umumnya mengetahui pasar luas dan berhubungan baik dengan banyak konsumen. Maka, ketika Anda membeli produk atau barang ke grosir, mereka bisa memberitahu Anda terkait target konsumen sekaligus promosi.

2. Wholesale Menyediakan Beragam Produk

Wholesale umumnya bekerja sama dengan banyak produsen. Artinya, mereka memungkinkan pengecer atau pelaku usaha mendapatkan akses ke beragam produk dalam satu tempat. Produk yang tersedia pun lebih variatif, baik dari segi merek, model, maupun kualitas.

3. Wholesale Memangkas Biaya Operasional

Selain menyediakan banyak produk yang beragam, wholesale juga dapat memangkas biaya operasional. Hal itu karena pengecer langsung melakukan pembelian dalam jumlah besar. Efisiensi ini tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga mempercepat alur pasokan, sehingga bisa memastikan stok selalu tersedia di toko.

4. Wholesale Mempermudah Proses Distribusi

Selain menguntungkan bagi pengecer, wholesale juga membantu produsen, dengan cara mendistribusikan produk ke berbagai lokasi. Dengan model ini, produsen tidak perlu repot menangani pengiriman satu per satu ke konsumen akhir, sehingga proses distribusi menjadi lebih terpusat dan terkendali.

5. Wholesale Menanggung Risiko Stok Menumpuk

Fungsi wholesale yang terakhir adalah dapat mengurangi stok produk atau barang yang menumpuk. Pihak wholesale atau grosir umumnya akan bertanggung jawab terhadap produk yang sudah terjual. Misalnya ketika produk hilang karena dicuri, kerusakan barang, hingga produk yang sudah kedaluwarasa.

Perbedaan Wholesaler, Distributor, dan Retailer

Setelah mengetahui pengertian wholesale dan fungsinya, Anda mungkin bertanya-tanya: lantas apa perbedaan wholesaler atau grosir, ditributor, dan retailer alias pengecer?

Pertanyaan tersebut maklum, dan justru penting untuk mengenali lebih jauh batas-batas dari ketiga jenis pelaku bisnis tersebut. Menurut Danielle Lobo (2024), terdapat 5 perbedaan antara wholesaler, distributor, dan retailer. Agar lebih mudah untuk memahami, Anda bisa lihat dan perhatikan tabel berikut ini:

Perbedaan Wholesale, Distributor, dan Retailer

Tabel Perbedaan Wholesale, Distributor, dan Retailer (Credit: Bee.id)

Perbedaan antar ketiga pelaku bisnis tersebut sesungguhnya sangat kentara. Hanya wholesaler dan distributor saja yang terkesan mirip-mirip. Supaya lebih jelas lagi, berikut penjelasan lebih rinci perbedaan antara wholesaler, distributor, dan retailer:

1. Konsumen

Wholesaler adalah pihak yang menjual produk dalam jumlah besar kepada pengecer, yang kemudian akan menjualnya ke konsumen. Untuk distributor bertindak sebagai jembatan antara produsen dan pengecer. Sementara itu, retailer/pengecer memiliki hubungan langsung dengan konsumen, menyediakan berbagai produk yang siap dibeli oleh pelanggan.

2. Marketing

Terkait marketing, wholesaler dan distributor mengandalkan jaringan bisnis yang sudah mereka bangun. Biasanya, distributor dapat bekerja sama dengan wholesaler untuk memanfaatkan koneksi dan promosi. Sebaliknya, retailer harus lebih aktif dalam promosi untuk menarik konsumen langsung.

Baca Juga: Contoh Marketing Campaign yang Berhasil dan Tips Suksesnya

3. Kebijakan Harga

Wholesaler menetapkan harga berdasarkan volume besar, seperti per kotak atau per truk. Distributor menyediakan harga sesuai kebutuhan pelanggan mereka. Sedangkan retailer, menetapkan harga per unit kepada konsumen dengan mempertimbangkan tren pasar dan harga yang disarankan oleh produsen.

4. Inventaris

Distributor dan wholesaler membutuhkan sistem manajemen inventaris yang kompleks untuk mengelola stok dalam jumlah besar untuk memastikan kelancaran distribusi. Sementara retailer, tidak memerlukan sistem yang sekompleks itu, tetapi tetap membutuhkan manajemen dasar untuk POS, pemesanan, dan pelacakan penjualan guna memastikan stok di toko selalu tersedia.

Meski masalah ini memang berpengaruh terhadap kelancaran bisnis, khususnya bagi mereka yang mengelola stok dalam jumlah besar, sebenarnya ada solusi yang dapat mengatasinya. Kalau kebetulan Anda pemilik wholesaler, distributor, atau retailer, Anda bisa mempertimbangkan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud.

Dengan Beecloud, Anda dapat memantau stok, mengelola pesanan, dan memastikan ketersediaan produk dengan lebih efisien. Untuk selengkapnya, silakan klik link banner di bawah, dan segera rasakan kemudahan pengelolaan inventaris yang lebih optimal!

Beecloud Membantu Proses Inventaris Bisnis Wholesale

5. Pemenuhan

Terkait pemenuhan pesanan, wholesaler fokus pada pemecahan pesanan dalam jumlah besar ke pengecer. Adapun distributor bertanggung jawab untuk menjaga aliran produk yang efisien melalui rantai pasokan. Sedang retailer berbeda dengan keduanya, karena fokusnya pada pemenuhan kebutuhan konsumen secara langsung.

6. Pembelian

Wholesaler dan distributor melakukan pembelian dalam jumlah besar pada produsen. Fokus utama mereka adalah efisiensi logistik. Sementara itu, retailer umumnya membeli produk dalam jumlah lebih kecil dan lebih selektif, karena menyesuaikan pembelian mereka dengan tren konsumen.

Jenis-Jenis Wholesale

Jenis-Jenis Bisnis Grosir

Ada Empat Jenis Bisnis Grosir (Credit: Freepik)

Harap diingat, bahwa wholesale tidak hanya satu saja, melainkan ada beberapa jenis. Melansir laman somaiya, ada setidaknya 4 jenis wholesale. Keempat jenis grosir ini mempunyai produk, pasar, dan cara penjualan yang berbeda-beda. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. General Wholesale

Wholesale general adalah pedagang grosir yang produk atau barangnya bermacam-macam, tidak satu saja. Karena itu mereka juga bekerja sama dengan industri untuk memperluas pilihan produk sekaligus pasar.

2. Speciality Wholesale

Wholesale speciality adalah pedagang grosir yang berfokus pada produk khusus di pasar tertentu. Pedagang grosir jenis ini umumnya punya keahlian pengelolaan tertentu terhadap suatu produk. Produk spesifik yang mereka jual seperti tepung bebas gluten, susu nabati, atau rempah-rempah langka.

3. Specific Product Wholesale

Sementara untuk wholesale speciality, memfokuskan diri pada satu atau beberapa produk, dengan satu fokus pada satu lini saja. Misalnya pedagang grosir A fokus pada camilan, maka produk yang dijual pun terkait keripik atau kudapan lainnya, hasil olahan dari berbagai industri atau merek.

4. Drop Ship Wholesale

Berbeda dengan jenis grosir-grosir sebelumnya, wholesale drop ship ini bisa menjual berbagai produk. Hanya saja, mereka mengirim barang atau produk dari pemasok ke konsumen, tetapi tanpa benar-benar menangani barangnya.

Baca Juga: Cara Menjadi Dropshipper dalam 5 Langkah Mudah

Kelebihan dan Kekurangan Usaha Wholesale

Sebagaimana jenis usaha lainnya, dalam menjalankan bisnis wholesale pun punya kelebihan dan kekurangan. Jika Anda dalam waktu dekat berniat memulai bisnis ini, sebaiknya pertimbangkan beberapa kelebihan dan kekurangannya berikut ini:

#Kelebihan

  • Potensi Keuntungan Besar: Bisnis wholesale sesungguhnya sangat berbeda dengan usaha retail. Oleh karenanya, margin keuntungan bisnis bisa lebih tinggi daripada retail. Hal itu karena Anda sebagai wholesaler, langsung membeli produk dari produsen dalam jumlah besar, yang harga per produknya tentu saja lebih murah
  • Hubungan yang Kuat dengan Produsen dan Retail: Sebagai wholesaler, Anda sudah pasti berhubungan dekat dengan produsen dan retail. Hubungan yang baik dengan produsen ini memungkinkan Anda mendapat harga yang lebih kompetitif. Sementara dengan retailer, dapat membantu Anda mendapatkan pesanan secara konsisten.
  • Skala Ekonomi: Menjalankan bisnis wholesale sudah pasti diuntungkan oleh skala ekonomi. Dengan kata lain, semakin besar jumlah barang yang dibeli dari produsen, maka semakin rendah harga per unitnya. Keuntungan skala ekonomi ini tentu tidak akan didapat apabila Anda sebagai pelaku bisnis retail.

#Kekurangan

  • Persaingan yang Ketat: Kendati potensi mendapat keuntungan yang besar, bisnis wholesale juga menghadapi persaingan yang ketat. Untuk tetap kompetitif, Anda mungkin perlu menurunkan margin keuntungan atau menawarkan nilai tambah lainnya, seperti layanan pengiriman cepat atau potongan harga.
  • Risiko Stok: Risiko utama dalam menjalankan bisnis wholesale adalah terkait stok. Hal ini selain karena melakukan pembelian dalam jumlah besar, juga terkendala dalam pengelolaan stok. Jika ada barang sudah kedaluwarsa atau perubahan tren, otomatis produk tersebut mengalami penurunan nilai.
  • Biaya Operasional yang Tinggi: Menjalankan bisnis wholesale memerlukan biaya operasional yang tak sedikit. Mulai dari sewa gudang untuk menyimpan stok, asuransi, hingga pengelolaan inventaris. Apalagi, jika harus menjangkau retailer atau produsen yang jaraknya jauh, biaya transportasi tentu menjadi beban yang signifikan.

Contoh Wholesale dalam Kehidupan Sehari-hari

Supaya pemahaman terkait grosir lebih konkret lagi, berikut beberapa contoh wholesaler yang produknya biasa kita konsumsi atau pakai sehari-hari:

1. Industri Makanan

Industri Makanan

Ilustrasi Bisnis Grosir Makanan (Credit: Freepik)

Dalam industri makanan, distributor biasanya memainkan peran penting sebagai wholesaler. Misalnya, distributor makanan ini membeli produk dari produsen dalam jumlah besar, kemudian mereka menyimpannya di gudang sebelum didistribusikan ke retailer atau restoran yang membutuhkan pasokan rutin.

Namun, karena produk makanan ini rentan terhadap kedaluwarsa, wholesaler harus memastikan rotasi stok yang cepat agar tidak terjadi penumpukan barang. Biasanya, solusi mereka adalah memberikan penawaran diskon untuk mendorong penjualan lebih cepat. Itu sebabnya manajemen inventaris sangat krusial dalam bisnis wholesale.

2. Industri Elektronik

Industri Elektronik

Ilustrasi Usaha Grosir Elektronik (Credit: Freepik)

Wholesaler di indisutri elektronik umumnya memasok barang gadget seperti smartphone, tablet, atau aksesoris elektronik lainnya ke toko-toko elektronik. Keunggulan wholesaler di bidang ini adalah minimnya risiko barang tak layak pakai, sebagaimana halnya di industri makanan.

Meski demikian, salah satu masalah utama yang dihadapi wholesaler di bidang ini adalah keamanan barang agar tidak cacat selama pengiriman. Oleh sebab itu, wholesaler di bidang ini harus bisa memastikan pengemasan produk agar tetap normal, mulai dari produsen, sebelum akhirnya ke retailer.

3. Industri Fashion

Industri Fashion

Ilustrasi Usaha Grosir Fashion (Credit: Freepik)

Di bidang fashion sama halnya seperti industri makanan. Pedagang grosir atau wholesaler umumnya juga berperan sebagai distributor berbagai jenis fashion, seperti pakaian, sepatu, dan aksesoris ke butik ataupun toko pakaian. Selain itu, wholersaler fashion juga kerap mempromosikan merek atau tren pakaian yang sedang populer.

Namun, wholesaler ini tetap tidak lepas dari risiko. Mereka sering kali harus berjibaku untuk menghadapi tren yang cepat berubah. Sebab kalau tidak, barang mereka bisa tidak laku atau out-of-season, lalu merugi karena menumpuk di gudang. Oleh karena itu, wholesaler di industri ini harus jeli dalam memprediksi tren dan mengatur stok agar tetap relevan dengan permintaan pasar.

Itulah tadi pembahasan mengenai wholesale, mulai dari pengertian, jenis, kelebihan & kekurangan, hingga contohnya. Semoga bermanfaat, khususnya untuk Anda yang berniat memulai usaha wholesale.

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu