Banyak orang belum mengetahui pengertian piutang secara umum. Di dalam dunia bisnis masalah piutang adalah salah satu aktivitas yang akan terjadi ketika perusahaan tersebut menjual jasa maupun karang terhadap konsumen, sedangkan konsumen tersebut tidak langsung membayar.
Bagi suatu perusahaan, piutang dagang tersebut bisa dikatakan bagaikan pisau bermata dua. Hal tersebut dikarenakan pada satu sisi perusahaan dapat melakukan penjualan jasa atau produknya sehingga keuntungan bisa didapatkan.
Sedangkan di sisi lainnya, saat melakukan penjualan yang dilakukan perusahaan tersebut, maka awalnya para konsumen akan telat untuk melakukan pembayaran sehingga perusahaan gagal untuk melakukan penagihan piutang dari konsumen. Simak selengkapnya pada artikel berikut ini:
Piutang bisa diartikan sebagai salah satu unsur dari berbagai aktiva lancar neraca perusahaan yang bisa ditimbulkan karena penjualan satu jasa maupun barang, atau bisa juga pemberian kredit terhadap debitur. Pada umumnya mereka akan melakukan pembayaran dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari.
Sehingga bisa dikatakan jika pengertan piutang adalah suatu tuntutan yang diperlihatkan kepada pihak lain dalam bentuk jasa maupun uang dan juga barang yang sudah dijual secara kredit. Sedangkan pengertian piutang dalam dunia akuntansi jauh lebih sempit yaitu dengan menunjukkan tuntutan yang diperlihatkan kepada pihak luar yang nantinya berharap bisa diselesaikan yakni menerima sejumlah uang pada perusahaan.
Pada umumnya piutang tersebut akan muncul karena beberapa hal yaitu adanya transaksi penjualan jasa maupun barang dari suatu perusahaan kepada konsumen. Yang mana dalam proses pembayaran dilakukan oleh pihak bersangkutan setelah tanggal transaksi yang disepakati.
Mengingat bahwa piutang juga merupakan salah satu harta yang keberadaannya cukup penting. Dengan demikian perusahaan harus melakukan prosedur yang sewajarnya beserta dengan tata cara yang bisa memberikan kepuasan kepada debitur. Dengan demikian suatu prosedur yang baik perlu disusun demi kemajuan perusahaan itu sendiri.
Baca Juga: Piutang Adalah Utang yang Seperti Apa? Ini Penjelasannya
Pada umumnya, piutang dikelompokkan menjadi 3 jenis yakni:
Jenis pertama ada piutang usaha, yakni piutang yang muncul sebagai akibat dari penjualan dengan skema kredit, di mana pelanggan memperoleh barang atau jasa tanpa pembayaran tunai secara langsung.
Periode pembayaran untuk piutang usaha ini umumnya berkisar antara satu hingga dua bulan setelah transaksi terjadi. Bisnis yang menggunakan penjualan kredit memonitor piutang usaha sebagai aset yang mewakili pendapatan yang diharapkan dari penjualan yang telah dilakukan.
Selanjutnya adalah Piutang wesel, memiliki bentuk fisik surat formal sebagai bukti pinjaman yang dilakukan. Muncul ketika pihak pemberi pinjaman memberikan dana kepada peminjam, dan pelunasan diharapkan dalam jangka waktu khusus, biasanya antara 2-3 bulan.
Selama periode pembayaran ini, tidak ada bunga yang dibebankan. Namun, jika debitur meminta perpanjangan waktu pembayaran, bunga akan dikenakan sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati.
Ketiga adalah piutang lain-lain, mencakup kategori yang lebih luas, melibatkan berbagai jenis klaim yang tidak termasuk dalam piutang dagang atau wesel. Contohnya mencakup piutang bunga dari pinjaman yang diberikan, piutang gaji yang timbul ketika perusahaan memberikan uang muka kepada karyawan.
Kemudian kemajuan karyawan yang merupakan piutang uang muka untuk keperluan tertentu, dan restitusi pajak yang menjadi klaim yang belum diterima oleh perusahaan. Karena sifatnya yang bervariasi, piutang lain-lain dapat dilaporkan secara terpisah di neraca untuk memudahkan analisis keuangan.
Hutang dan piutang adalah dua konsep keuangan yang berlawanan dalam arti dan peran mereka dalam transaksi bisnis. Berikut adalah perbedaan utama antara hutang dan piutang:
Dari segi pengertian hutang merupakan kewajiban finansial yang harus dibayar oleh suatu entitas kepada pihak lain. Biasanya, hutang timbul karena penerimaan barang, jasa, atau pinjaman. sedangan piutang adalah klaim atau tagihan yang dimiliki oleh suatu entitas terhadap pihak lain yang harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu. Piutang muncul karena penjualan barang atau jasa dengan kredit atau pemberian pinjaman.
Perbedaan hutang dan piutang berikutnya adalah dari sumber aliran dana, dimana arah aliran dana hutang adalah dari kreditor ke debitor. Debitur memiliki kewajiban untuk membayar kreditornya. Sedangkan Arah aliran dana piutang adalah dari debitor ke kreditor. Kreditor memiliki klaim terhadap pembayaran dari debitur.
Perbedaan selajutnya adalah dari sifat, yang mana hutang merupakan kewajiban atau beban finansial yang harus dibayar oleh perusahaan. Kemudian piutang adalah aset finansial yang diharapkan akan menghasilkan penerimaan kas di masa depan.
Selanjutnya adalah pihak yang terlibat hutang melibatkan pihak yang memberikan barang, jasa, atau pinjaman kepada perusahaan. Kemudian piutang melibatkan pihak yang membeli barang atau jasa dari perusahaan atau yang menerima pinjaman.
Tidak hanya itu saja, perbedaan hutang dan piutang juga terletak pada neraca, dimana hutang terdapat di sisi kewajiban atau liabilitas pada neraca perusahaan. Contohnya utang bank, utang kepada pemasok, utang pajak. Kemudian pada piutang terdapat di sisi aset pada neraca perusahaan. Contohnya, piutang dagang dari pelanggan, piutang wesel, piutang karyawan.
Dalam konteks bisnis, manajemen yang efektif dari hutang dan piutang sangat penting untuk memastikan likuiditas dan kesehatan keuangan perusahaan. Terlalu banyak hutang yang belum dibayar atau piutang yang belum diterima dapat mempengaruhi kas perusahaan dan kinerja keuangan secara keseluruhan.
Baca Juga: Strategi Manajemen Piutang: Efektif Kelola Keuangan Bisnis
Agar risiko piutang bisa teratasi, maka beberapa cara berikut ini bisa diterapkan pada suatu perushaan:
Follow up yang dilakukan untuk piutang yang belum dibayarkan terhadap pihak bersangkutan, maka akan menimbulkan potensi untuk melakukan pembayaran yang lebih besar. Mungkin saja pihak yang terutang sudah lupa bahwa ia masih punya piutang yang harus ia bayar. Dengan demikian tidak akan sampai menjadi sebuah piutang yang tidak tertagih.
Jika follow up sudah dilakukan namun masih belum membuahkan hasil, maka pohak dari perusahaan bisa melakukan cara lainnya yaitu dengan melakukan penagihan yang lebih agresif supaya yang piutang bisa segera melunasinya. Cara melakukannya yaitu bisa memberikan surat berisi teguran untuk konsumen yang punya piutang. Selain itu juga bisa dengan mengutus debt colector untuk menagihkan piutang tersebut.
Memberikan denda atas keterlambatan membayar piutang juga bisa dilakukan supaya pihak yang punya piutang berfikir berkali lipat untuk telat melakukan pembayaran utang. Sebab jika semakin terlambat dalam melakukan pembayaran utang akan semakin banyak pula yang harus dibayarkan.
Jika pihak perusahaan menerbitkan sebuah limit kredit selama 30 hari kepada semua konsumen. Dengan demikian piutang yang tak tertagih tersebut akan bisa dimimalisir dengan cara mengurangi waktu 2 minggu. Selain itu juga perusahaan bisa melayani pembelian hanya secara tunai saja agar tak ada piutang.
Nah, itulah pengertian piutang dan cara untuk melakukan penagihan piutang tersebut bisa dilakukan demi kemajuan perusahaan dan keamanan keuangan perusahaan. Semoga bermanfaat.