Logo Bee Web

Pengertian Aset Tetap dan Cara Mencatat Penyusutannya

Aset tetap adalah
Penulis: Rizal Arisona
Kategori:
Terbit: Wednesday, 27 November 2019
Diperbarui: Wednesday, 30 October 2024
Daftar Isi

Salah satu elemen yang terpenting dalam sebuah perusahaan yaitu aset. Aset sendiri dibedakan menjadi dua jenis yakni aset tetap dan aset lancar. Jenis aset ini, sering kali disebut sebagai fixed assets, merupakan aset berwujud yang digunakan dalam operasi bisnis dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun.

Memahami bagaimana pengelolaan aset ini penting untuk bisnis, mulai dari cara inventarisnya hingga proses penyusutannya. Dalam artikel kali ini kita akan bahas lebih dalam mengenai apa yang dimaksud dengan aset tetap, karakteristik, contoh, faktor hingga cara menghitung penyusutannya.

Pengertian Aset Tetap

Pengertian Penyusutan Aset Tetap dan Cara Mencatat Penyusutan

Aset tetap merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari operasional perusahaan (Credit: Freepik.com)

Menurut PSAK Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam proses produksi atau pengadaan barang/jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama satu periode lebih.

Kemudian menurut Warren, aset tetap adalah jenis aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa guna lebih dari satu periode, yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.

Dari dua penjelasan di atas, pengertian aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasinya selama lebih dari satu periode akuntansi. Aset ini tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam siklus bisnis normal perusahaan.

Namun, suatu aset tetap ini memiliki penyusutan nilai selama masa manfaatnya berlangsung yang dicatat dalam laporan keuangan. Dalam melakukan penyusutan, ada beberapa metode yang dilakukan. Metode penyusutan merupakan alokasi biaya perolehan aset tersebut selama masa manfaat.

Metode yang akan digunakan untuk mengukur suatu aset tetap di pegang oleh perusahaan. Karena apapun metode yang digunakan sangat berpengaruh pada besarnya beban penyusutan dan bagaimana strategi pengelolaan aset yang dilakukan.

Baca Juga: 3 Metode Penyusutan, Contoh dan Cara Menghitungnya

Karakteristik Aset Tetap

Menurut Achmad Tjahjono, dkk (2009), karakteristik aset tetap ada 4, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Digunakan untuk kepentingan operasional perusahaan dan tidak akan/untuk dijual.
  • Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau satu siklus operasi normal.
  • Memiliki bentuk fisik, karakteristik inilah yang menjadi pembeda dengan aset tak berwujud.
  • Mempunyai nilai yang material (dapat diuangkan)

Perbedaan Aset Tetap dan Aset Lancar

Perbedaan Aset Tetap Dan Aset Lancar

Aset tetap/ aset tidak lancar dan aset lancar adalah dua kategori penting dalam akuntansi perusahaan. Berikut adalah 5 perbedaan utama antara aset lancar dan tidak lancar:

1. Likuiditas

  • Aset Lancar: Aser tersebut mudah dan cepat dikonversi menjadi kas (uang tunai) dalam waktu kurang dari 1 tahun (siklus operasi normal). Contoh: Kas, piutang, persediaan.
  • Aset Tetap: Sulit dan membutuhkan waktu lama untuk dikonversi menjadi kas, biasanya lebih dari 1 tahun. Contoh: Tanah, bangunan, mesin, peralatan.

2. Masa Manfaat

  • Aset Lancar: Memiliki masa manfaat pendek, biasanya kurang dari 1 tahun.
  • Aset Tetap: Memiliki masa manfaat lebih panjang, biasanya lebih dari 1 tahun, bisa mencapai beberapa dekade.

3. Tujuan Dibeli

  • Aset Lancar: Dibeli untuk digunakan dalam operasi sehari-hari perusahaan dan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka pendek.
  • Aset Tetap: Dibeli untuk digunakan dalam operasi perusahaan selama lebih dari satu periode akuntansi dan untuk mendukung aktivitas produksi atau penyediaan jasa dalam jangka panjang.

4. Pencatatan di Neraca

  • Aset Lancar: Aset tersebut dicatat pada nilai realisasinya (nilai pasar) di neraca.
  • Aset Tetap: Aset tersebut dicatat pada biaya perolehannya di neraca, dan disusutkan selama masa manfaatnya.

5. Dampak Laporan Keuangan Laba Rugi

  • Aset Lancar: Perubahan nilai aset lancar (misalnya, piutang tak tertagih) dicatat langsung di laba rugi.
  • Aset Tetap: Penyusutan aset tetap dicatat sebagai beban di laba rugi selama masa manfaatnya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan ada 5 perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar, yakni bentuk fisik, masa manfaat aset, tujuan dibeli oleh perusahaan, pencatatan di neraca dan dampanya pada laporan keuangan laba rugi.

Jenis-Jenis Aset Tetap

Menurut Warren (2008), aset tetap dibedakan menjadi 2 jenis, yakni aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Berikut penjelasannya:

1. Aset Tetap Berwujud (Tangible Assets)

Aset berwujud adalah aset mempunyai bentuk fisik dan dapat dikenali melalui panca indera. Pada umumnya, aset ini bersifat relatif permanen penggunaannya dan terlihat secara fisik. Nama deskriptif lain bagi aset-aset ini adalah aset pabrik (plant assets), atau properti, pabrik, peralatan (property, plant, and equipment), dan aset tetap lainnya

2. Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets)

Aset tak berwujud adalah aset jangka panjang yang bermanfaat bagi perusahaan, tidak untuk dijual, dan tidak terlihat secara fisik. Contoh aset tak berwujud ini mencakup: paten, hak cipta, merek dagang, goodwill, dan aset tetap lainnya

Hal yang membedakan keduanya adalah dari karakteristik fisik dan masa manfaatnya. Aset tak berwujud tidak bisa dirasakan secara fisik dan sebaliknya.

Contoh Aset Tetap

Ilustrasi Gedung Koperasi

Gedung dan bangunan adalah contoh salah satu contoh dari aset tetap (Credit: Freepik.com)

Yang termasuk dalam aset tetap adalah sebagai berikut:

# Contoh Aset Berwujud

Aset Berwujud adalah aset yang memiliki bentuk fisik dan dapat dilihat, diraba, dan diukur. Contoh dari aset berwujud adalah sebagai berikut:

  • Tanah dan Bangunan: Termasuk tanah, gedung dan bangunan, serta aset lainnya.
  • Mesin dan Peralatan: Termasuk mesin, peralatan produksi, dan kendaraan.
  • Perabot dan Peralatan Kantor: Termasuk meja, kursi, komputer, dan peralatan kantor lainnya.
  • Perlengkapan: Termasuk alat tulis, kertas, dan supplies lainnya.
  • Kendaraan: Termasuk mobil, truk, dan sepeda motor.
  • Hewan Ternak: Termasuk sapi, kambing, dan ayam.
  • Tanaman Tumbuh: Termasuk pohon karet, pohon kelapa sawit, dan tanaman padi.
  • Persediaan Barang Dagangan: Termasuk produk jadi dan bahan baku yang siap dijual.
  • Suku Cadang: Termasuk suku cadang untuk mesin dan peralatan.
  • Perhiasan: Termasuk emas, perak, dan batu mulia.
  • Dan aset tetap lainnya

# Contoh Aset Tidak Berwujud

Aset Tidak Berwujud adalah aset yang tidak memiliki bentuk fisik, tetapi memiliki nilai ekonomis bagi perusahaan. Berikut contoh dari aset tidak berwujud:

  • Hak Cipta: Hak eksklusif untuk menciptakan dan menjual karya intelektual, seperti buku, lagu, dan film.
  • Paten: Hak eksklusif untuk membuat, menggunakan, dan menjual penemuan baru.
  • Hak Merek Dagang: Nama, logo, dan simbol yang digunakan untuk membedakan produk atau layanan perusahaan dari pesaing.
  • Hak Paten: Hak untuk menggunakan merek dagang orang lain. Semua ketentuan ini diatur dalam peraturan pemerintah.
  • Goodwill: Nilai reputasi dan nama baik perusahaan yang melebihi nilai aset berwujudnya.
  • Franchise: Hak untuk menggunakan merek dagang dan sistem operasi perusahaan lain.
  • Situs web dan Nama Domain: Alamat web dan nama domain yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan.
  • Daftar Pelanggan: Informasi tentang pelanggan perusahaan, seperti nama, alamat, dan riwayat pembelian.
  • Keahlian dan Pengetahuan Karyawan: Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan perusahaan.
  • Proses Bisnis dan Prosedur: Cara perusahaan menjalankan operasinya.
  • Dan aset tetap lainnya.

Baca Juga: Mengenal Aset Tak Berwujud, Karakteristik, Jenis dan Contohnya

Faktor Penyusutan Aset Tetap

Aset tetap akan mengalami penyusutan meskipun sudah memiliki masa manfaat yang relatif lama. Adapun faktor utama yang akan mempengaruhi aset adalah sebagai berikut:

1. Harga Perolehan Aset

Harga perolehan merupakan biaya yang digunakan untuk memperoleh aset tersebut. Lebih jelasnya merupakan biaya total yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan menyiapkan aset agar siap digunakan.

Termasuk harga beli, biaya pengiriman, biaya pemasangan, dan biaya lainnya yang terkait dengan perolehan aset. Jika perusahaan mengeluarkan biaya tinggi maka penyusutannya juga akan tinggi

Karena, semakin tinggi harga perolehan aset, semakin tinggi penyusutan yang dihitung setiap tahunnya.

2. Nilai Residu

Kemudian nilai residu, yakni nilai taksiran yang akan diperoleh perusahaan pada saat akhir masa manfaat aset. Digunakan untuk menghitung nilai aset.

Jika perusahaan memiliki nilai residu yang tinggi maka aset perusahaan tersebut memiliki nilai ekonomis yang significant di masa depan, sehingga penyusutan yang dihitung setiap tahunnya akan lebih rendah.

Sebaliknya, jika aset tetap perusahaan memiliki nilai residu yang rendah menunjukkan bahwa aset akan memiliki nilai yang kecil di masa depan, sehingga penyusutan yang dihitung setiap tahunnya akan lebih tinggi.

3. Masa Ekonomis Aset

Terakhir adalah dari masa ekonomis atau masa manfaat aset, yakni perkiraan periode selama aset diharapkan dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan.

Masa ekonomis yang lebih panjang berarti aset akan digunakan lebih lama, sehingga penyusutan yang dihitung setiap tahunnya akan lebih rendah.

Sebaliknya, masa ekonomis yang lebih pendek berarti aset akan digunakan lebih singkat, sehingga penyusutan yang dihitung setiap tahunnya akan lebih tinggi.

Cara Menghitung Penyusutan Aset Tetap

Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan nilai aset tetap, yakni metode penyusutan garis lurus dan metode penyusutan saldo menurun ganda. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Metode Penyusutan Garis Lurus

Metode garis lurus digunakan untuk menghitung akumulasi penyusutan dan menamakan beban pada penggunaan aset di setiap periodenya. Misalnya, anda membeli barang dengan harga 50 juta dengan sisa 100 juta rupiah. Nah, jika masa penggunaan mobil tersebut sudah mencapai 4 tahun, berapa penyusutan dari aset tersebut?

Nah, sedangkan massa penggunaan selama 4 tahun depresiasinya dalam satu tahun didapatkan penyusutan tersebut adalah 50 juta dikurangi 100 juta kata-kata atau 4 tahun totalnya 100 juta.

Untuk menghitung penyusutan aset dengan metode ini Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

Penyusutan = (Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa) / Masa penggunaan

Misalkan:

  • Sebuah perusahaan membeli sebuah mesin pada tanggal 1 Januari 2024 dengan harga Rp 100.000.000.
  • Mesin tersebut diestimasikan memiliki nilai residu sebesar Rp 10.000.000 pada akhir masa pakainya.
  • Masa pakai mesin tersebut diestimasikan 5 tahun.

Penyelesaian:

Penyusutan tahunan = (Harga Perolehan - Estimasi Nilai Sisa) / Masa penggunaan
                   = (Rp 100.000.000 - Rp 10.000.000) / 5 tahun
                   = Rp 18.000.000

Maka, nilai penyusutan dari aset tersebut per tahunnya adalah Rp18.000.000

2. Metode Saldo Menurun Ganda

Metode penyusutan aset yang kedua yaitu metode saldo menurun ganda, yang mana metode ini digunakan untuk menghitung akumulasi penyusutan aset atau depresiasi berdasarkan persentase nilai dalam pembelian produk yang dilakukan dalam periode tertentu.

Persentase metode saldo menurun ganda ini besarnya dilihat dari tarif penyusutan metode garis lurus. Rumus yang digunakan untuk menghitung penyusutan metode ini adalah sebagai berikut:

Penyusutan Metode Saldo Menurun = Biaya Perolehan x (Persentase Garis Lurus x 2)

Misalkan:

  • Sebuah perusahaan membeli sebuah mesin pada tanggal 1 Januari 2024 dengan harga Rp 100.000.000.
  • Mesin tersebut diestimasikan memiliki nilai residu sebesar Rp 10.000.000 pada akhir masa pakainya.
  • Masa pakai mesin tersebut diestimasikan 5 tahun.
  • Tingkat penyusutan tahunan dengan metode garis lurus adalah 20% (1 / 5 tahun).

Penyelesaian penyusutan metode menurun ganda:

Nilai buku awal tahun pada tahun pertama sama dengan harga perolehan:

Nilai Buku Awal Tahun 1 = Harga Perolehan = Rp 100.000.000, kemudian dihitung penyusutannya:

Penyusutan Tahun Pertama = Nilai Buku Awal Tahun 1 x (Tingkat Penyusutan x 2)
                         = Rp 100.000.000 x (20% x 2)
                         = Rp 40.000.000
Penyusutan Tahun Berikutnya = Nilai Buku Awal Tahun 1 - Penyusutan Tahun Pertama
                            = Rp 100.000.000 - Rp 40.000.000
                            = Rp 60.000.000

Hitung Akumulasi Penyusutan Cepat & Tepat dengan Beeaccounting

Pakai Beeaccounting Bisa Hitung Depresiasi (penyusutan Aset) Cepat, Tepat Dan Akurat

Menghitung akumulasi penyusutan aset kini dapat dilakukan dalam waktu singkat dengan software akuntansi Beeaccounting. Penyusutan aset adalah proses penting dalam akuntansi bisnis untuk mencatat penurunan nilai aset secara berkala

Beeaccounting mempermudah tugas ini dengan menyediakan dua metode penyusutan: metode garis lurus dan saldo menurun ganda. Setelah Anda memilih metode yang sesuai, Beeaccounting akan secara otomatis menghitung beban penyusutan setiap periode dan mencatatnya dalam laporan keuangan Anda.  Mau coba? Klik banner di atas sekarang juga!

Itulah definisi aset tetap dan cara mencatat penyusutan yang tepat. Semoga ulasan Ini bisa memberikan pengetahuan baru kepada kita, khususnya yang ingin membuka usaha. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu