🎉 Akhir Tahun Buanyak Diskon-nyaaa, Disc. upto 25%
Logo Bee Web

Cara Membuat Jurnal Penyusutan Aktiva Tetap dan Contohnya

Jurnal penyusutan adalah suatu metode pencatatan di bidang akuntansi. Ketahui pengertian, metode, dan contohnya lengkap di sini.
Penulis: Rininta Oktaviana
Kategori:
Terbit: Monday, 24 October 2022
Diperbarui: Thursday, 7 November 2024
Daftar Isi

Jurnal penyusutan adalah bagian yang ada di jurnal akuntansi yang dimana jurnal dari penyusutan aset tetap ini dibuat supaya perusahaan dapat mengetahui, informasi tentang umur pakai atau nilai aktiva tetapnya.

Nilai aktiva tetap ini dapat mengalami penurunan atau bisa juga mengalami kenaikan. Untuk penurunan nilai disebut dengan beban atau pencatatan untuk jurnal depresiasi. Adanya jurnal ini maka perusahaan dapat memanfaatkan sisa nilai asetnya.

Jurnal Penyusutan Aktiva Tetap

karakteristisk penyusutan aset

Ilustrasi Aset Tetap (Sumber: Freepik.com)

Penyusutan juga disebut dengan depresiasi. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK), penyusutan adalah nilai atau alokasi jumlah nilai sebuah aktiva atau aset disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang memiliki wujud tetap dengan nilai yang terus berkurang sesuai masa gunanya.

Untuk pengertian masa manfaat sendiri adalah periode waktu dimana suatu aset dianggap memiliki nilai ekonomi atau fungsional yang bisa dimanfaatkan dalam operasional bisnis.

Akumulasi penyusutan inilah yang kemudian dicatat didalam jurnal jurnal penyusutan yang lebih akrab dikenal dengan jurnal penyusutan aktiva tetap atau jurnal depresiasi. Selain itu, setiap perusahaan juga perlu menetapkan kebijakanan akuntansi mereka terkait metode penyusutan yang akan digunakan.

Lantas, apa yang dimaksud dengan jurnal penyusutan? Jurnal penyusutan aset tetap adalah pencatatan akuntansi yang dilakukan untuk mencatat penurunan nilai aset tetap, seperti bangunan, mesin, atau kendaraan, seiring berjalannya waktu. Dengan kata lain, penyusutan aset ini mencerminkan pengurangan manfaat ekonomi dari aset tetap karena usia pakai, penggunaan, atau faktor lainnya.

Menurut Samryn (2016), tujuan akuntansi penyusutan adalah untuk menentukan dan menghitung nilai keuntungan yang diperoleh. Selain itu, penyusutan juga digunakan untuk mem perhitungan penurunan kegunaan aktiva tetap yang bersangkutan karena pemakaiannya.

Dalam aktiva tetap juga ada harga yang akan mengalami penurunan, untuk aktiva yang berwujud. Jurnal penyusutan peralatan ini misalnya gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya kecuali tanah yang tidak termasuk di dalamnya.

Baca Juga: Apa itu Biaya Penyusutan Alat? Berikut Definisi dan Cara Menghitungnya

Kenapa Penyusutan Diperlukan?

Penyusutan dalam akuntansi diperlukan untuk mengetahui berapa nilai sebenarnya sebuah aktiva yang bersangkutan dan keakuratan laporan keuangan perusahaan. Selain itu, ada beberapa alasan lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Mencerminkan nilai ekonomi aktiva tetap yang sebenarnya secara realistis. Sejalan dengan masa guna aset tersebut. Sebab, seiring berjalannya waktu aset tetap seperti mesin, kendaraan, atau peralatan mengalami penurunan nilai residu karena pemakaian, keusangan teknologi, hingga penurunan fungsi.
  • Penyusutan memungkinkan perusahaan untuk mendistribusikan biaya aset secara proporsional selama masa manfaatnya.
  • Dengan mencatat penyusutan setiap periode, perusahaan bisa menyiapkan dana untuk mengganti aset ketika masa manfaatnya berakhir.
  • Bentuk kepatuhan terhadap prinsip akuntansi, sebab penyusutan aset ini merupakan bagian dari prinsip akuntansi berbasis akrual dan matching principle, di mana biaya harus dicocokkan dengan pendapatan yang dihasilkan.
  • Beban penyusutan dianggap sebagai pengurang pajak dalam laporan keuangan, sehingga membantu perusahaan mengurangi pajak yang harus dibayarkan.

Faktor yang Mempengaruhi Penyusutan Aset Tetap

Menurut Hery (2014) dalam Hamidah dan Pratama (2023), ada 4 faktor yang mempengaruhi akumulasi penyusutan aktiva tetap, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Biaya Perolehan

Faktor pertama yang mempengaruhi akumulasi penyusutan aktiva tetap adalah biaya perolehan atau biaya total aset. Dimana, biaya perolehan adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap hingga siap digunakan.

Biaya ini mencakup harga pembelian aset, biaya pengangkutan, pemasangan, dan biaya-biaya lain yang diperlukan agar aset siap beroperasi. Semakin besar biaya perolehan, semakin tinggi nilai dasar yang akan disusutkan, yang pada akhirnya mempengaruhi akumulasi penyusutan selama masa manfaat aset.

2. Taksiran Umur Kegunaan (Masa Manfaat)

Kedua ada masa manfaat, yakni perkiraan jangka waktu aset tetap dapat digunakan secara ekonomis dalam operasional perusahaan. Semakin panjang masa manfaat aset, semakin kecil nilai penyusutan per periode. Sebaliknya, semakin pendek masa manfaat, semakin besar beban penyusutan per periode. Oleh karena itu, taksiran umur kegunaan memengaruhi seberapa cepat aset mencapai akumulasi penyusutannya.

3. Nilai Residu (Nilai Sisa)

Kemudian ada nilai residu atau nilai sisa, yakni nilai yang dapat direalisasikan ketika aset tersebut dijual atau tidak dipakai lagi pada akhir perkiraan masa manfaat. Nilai ini biasanya ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi aset pada akhir masa kegunaan dan ekspektasi penjualannya. Penyusutan dihitung berdasarkan nilai perolehan dikurangi nilai residu, sehingga semakin besar nilai residu, semakin kecil beban penyusutan yang perlu dicatat tiap periode.

4. Pola Pemakaian

Faktor terakhir adalah pola pemakaian, pola ini menggambarkan seberapa intensif aset tersebut digunakan dalam operasional. Jika aset digunakan lebih sering atau lebih berat di awal masa manfaat, maka metode penyusutan yang memperhitungkan penggunaan berat di awal, seperti metode saldo menurun, dapat dipilih. Pola pemakaian yang bervariasi akan memengaruhi jumlah akumulasi penyusutan dan metode yang dipilih perusahaan untuk menghitung penyusutan.

Metode Jurnal Penyusutan (Depresiasi)

Dalam membuat jurnal depresiasi diperlukan tiga metode, yang diantaranya yaitu:

Masih mengutip dari jurnal yang sama, ada 5 metode yang dapat digunakan untuk membuat jurnal depresiasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Pertama ada metode penyusutan garis lurus, perhitungan penyusutan aktiva tetap metode ini dilakukan dengan membagi nilai perolehan aset dikurangi nilai residu dengan umur ekonomis aset. Beban penyusutan tiap tahun tetap sama selama masa manfaat aset. Dengan rumus sebagai berikut:

Metode Garis Lurus = (HP - NS) / n

Keterangan:

  • HP = Harga Perolehan
  • NS = Nilai Sisa
  • n = Umur Ekonomis

Metode garis lurus ini terbilang sederhana dan mudah diterapkan, karena beban penyusutannya tetap sehingga mudah diprediksi. Metode penyusutan ini juga cocok digunakan untuk menghitung nilai aset yang kegunaan dan nilai ekonominya menurun secara merata.

2. Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Metode pembuatan jurnal penyusutan aktiva tetap berikutnya adalah saldo menurun ganda,  metode penyusutan pada saldo menurun menjadi suatu metoda penyusutan pada aset/aktiva tetap dari persentase tertentu, dan juga dapat dihitung dari harga buku di tahun terkait.

Jumlah persentase tersebut yaitu dua kali lipat dari persentase pada tarif penyusutan yang menggunakan metode garis lurus. Dalam perhitungannya metode yang satu ini dihitung dengan cara mengalikan persentase, atau bisa juga dengan menggunakan tarif tertentu yang ada di nilai buku dari suatu aset.

Nilai buku dari setiap akhir tahun akan memiliki grafik yang menurun yang nantinya mengakibatkan beban penurunan, yang ada di beban penyusutan. Berikut rumus untuk menghitung nilai dan biaya penyusutan dengan metode menurun ganda:

% Penyusutan Aset Per Tahun = (1 - √(NS / HP)) / N

Ket:

  • N = Umur Ekonomis
  • NS = Nilai Sisa
  • HP = Harga Perolehan

Keunggulan dari metode penyusutan saldo menurun adalah biayanya lebih hemat, dibandingkan dengan metode penyusutan garis lurus. Tapi kekurangannya juga ada, yaitu penerapannya lebih rumit dan lebih sulit di dalam akuntansi. hal ini disebabkan karena banyaknya variabel perhitungan yang juga harus terlibat di dalamnya.

3. Hasil Unit Produksi (Productive Output Method)]

Kemudian ada metode penyusutan hasil unit, yakni metode jurnal penyusutan tahunan berdasarkan metode hasil unit yang diproduksi atau produk yang dihasilkan oleh aset tersebut. Dengan asumsi penyusutan berbanding lurus dengan produksi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Penyusutan per unit = (HP - NS) / n

Keterangan:

  • HP = Harga Perolehan
  • NS = Nilai Sisa
  • n = Taksiran Hasil Produksi

Metode ini ini dapat menghasilkan jurnal akumulasi penyusutan lebih akurat, dan cocok untuk aset yang nilai ekonomisnya bergantung tingkat produksi. Namun, metode ini bisa juga kurang sesuai saat produksi tidak stabil dan sulit diukur.

4. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Year’s Digit Method)

Untuk metode penyusutan yang satu ini, jumlah penyusutan pada aktiva tetap akan terus menurun per tahunnya dan hampir serupa dengan metode saldo menurun. Tapi pada metode ini penyusutan akan dipercepat dari pertimbangan biaya perawatan.

Singkatnya, metode penyusutan ini menggunakan total angka dari umur ekonomis aset untuk menghitung penyusutan. Beban penyusutan menurun tiap tahun seiring bertambahnya usia aset. Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

Biaya Depresiasi = Jumlah angka tahun = n * (n + 1) / 2

Dalam metode ini, n berarti Umur Ekonomis

Metode ini menjadikan biaya penyusutan lebih tinggi di awal masa guna, dimana biasanya di awal masa guna aktiva tetap yang bersangkutan cenderung lebih produktif. Namun sayangnya, metode penyusutan ini tidak dapat digunakan dalam laporan pajak di beberapa yurisdiksi, membatasi penerapannya.

5. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

Metode penyusutan terakhir ada metode penyusutan jam jasa, yakni perhitungan depresiasi sesuai dengan jam penggunaan atau jumlah layanan yang diberikan oleh aset. Rumus yang digunakan untuk metode jam jasa adalah sebagai berikut:

Biaya Penyusutan = (HP - NS) / n

Keterangan:

  • HP = Harga Perolehan
  • NS = Nilai Sisa
  • n = Taksiran jam jasa

Dengan model perhitungan biaya penyusutan sesuai dengan jam, metode ini cocok digunakan untuk aset yang penyusutannya lebih dipengaruhi oleh tingkat pemakaian, seperti mesin dan kendaraan. Namun, biaya penyusutannya bisa menjadi fluktuatif jika jam pemakaiannya tidak konsisten.

Contoh Jurnal Penyusutan

Berikut adalah beberapa contoh jurnal penyusutan aktiva tetap menggunakan berbagai metode:

#Contoh Penyusutan Aset Metode Garis Lurus

Jika perusahaan memiliki mesin produksi dengan data sebagai berikut:

  • Harga Perolehan (HP): Rp100.000.000
  • Nilai Sisa (NS): Rp10.000.000
  • Umur Ekonomis (n): 5 tahun

Berapa akumulasi penyusutan mesin produksinya setiap tahun?

a. Menghitung Beban Penyusutan

Penyusutan per Tahun = (Harga Perolehan - Nilai Sisa)/ Umur Ekonomis
                     = (Rp100.000.000 - Rp10.000.000)/ 5
                     = Rp18.000.000

Maka perhitungan akumulasi penyusutan peralatan produksinya adalah Rp18.000.000

b. Penyusutan Aktiva Tetap Per Tahun

Jika dijurnalkan, maka jurnal penyusutan per tahunnya adalah sebagai berikut:

Metode Garis Lurus

#Contoh Penyusutan Aset Menurun Ganda

Pada kasus yang sama. jika perusahaan di atas menggunakan metode menurun ganda maka penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

a. Menghitung Persentase Penyusutan

Karena metode yang digunakan adalah menurun ganda, maka langkah pertama yang dilakukan adalah Anda dapat membuat dan menghitung persentase penyusutannya, persentase penyusutan adalah 2 kali dari metode garis lurus:

Persentase Penyusutan: 2/n = 2/5 = 40%

b. Jurnal penyusutan

Maka perhitungan penyusutan per tahunnya adalah ...

Metode Menurun Ganda

#Contoh Penyusutan Aset Hasil Unit Produksi

Jika dihitung menggunakan metode penyusutan hasil unit produksi, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Penyusutan per unit = HP - NS​/ Total Unit Produksi
                    = Rp100.000.000−Rp10.000.000/ Rp50.000
​                    = Rp1.800

Dari perhitungan di atas, akumulasi penyusutan beban setiap unit produksinya adalah Rp1.800.

Berikut jurnal depresiasinya:

Unit Produksi

#Contoh Penyusutan Aset Jumlah Angka Tahunan

Jika perusahaan menggunakan metode jumlah angka tahunan, maka perhitungan penyusutan adalah sebagai berikut:

  • Menghitung jumlah angka tahunnya, dalam hal ini masa manfaatnya adalah 5 tahun, maka penyelesaiannya adalah dengan menjumlah angka tahun=1+2+3+4+5=15
  • Kemudian, untuk menghitung penyusutannya menggunakan faktor jumlah tahun yang menurun, yaitu 5/15, 4/15, 3/15, 2/15, dan 1/15.

Jumlah Angka Tahun

#Contoh Penyusutan Aset Jam Jasa

Contoh terakhir adalah dengan menggunakan metode penyusutan aset jam jasa, dalam hal ini perhitungan akan dilakukan perbulan, untuk mengetahui berapa akumulasi jurnal penyusutan bulanan aktiva tetap tersebut.

Dengan data mesin produksi sebagai berikut:

  • Harga Perolehan (HP): Rp100.000.000
  • Nilai Sisa (NS): Rp10.000.000
  • Total Jam Jasa: 20.000 jam
  • Penggunaan Jam per Bulan: 400, 300, 500, 600, 500, 400, 300, 500, 400, 500, 300, 400 jam

a. Menghitung Penyusutan per jam jasa:

Penyusutan per jam = HP - NS/ Total Jam jasa
= (Rp100.000.000 - Rp10.000.000)/ 20.000
= Rp4.500

Dengan demikian, disimpulkan jika akumulasi penyusutan mesin pada setiap jamnya adalah Rp4.500

b. Jurnal Penyusutan bulanan

Metode Jam Jasa

Baca Juga: Cara Menghitung Depresiasi dan Penjelasannya Dalam Akuntansi

Kesimpulan

Penghitungan jurnal penyusutan untuk setiap aktiva tetap yang ada di perusahaan menjadi hal yang penting, untuk mengetahui nilai penyusutan aktiva tetap tersebut dan dicatat dalam jurnal laporan keuangan pada akhir periode. Salah satunya dengan metode jurnal penyusutan metode garis lurus.

Menghitung nilai depresiasi suatu aset merupakan hal yang sangat membingungkan jika Anda orang yang awam dalam akuntansi. Sangat direkomendasikan untuk menggunakan alat bantu atau software akuntansi agar Anda lebih mudah dalam menghitung nilai depresiasi. Keuangan yang sehat dapat mengoptimalkan bisnis Anda.

Coba gratis klik di sini atau klik gambar di bawah ini.

Pakai Beeaccounting Bisa Hitung Depresiasi (penyusutan Aset) Cepat, Tepat Dan Akurat

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu