Diskon 12% + Bonus Private Business Coaching senilai Rp. 15 juta🎉
Logo Bee Web

Pengertian Konsumtif Adalah, Contoh, Ciri-Ciri dan Dampaknya

perilaku konsumtif adalah sebuah sifat konsumsi secara berlebihan, bagaimana contoh, ciri dan dampaknya? Cek selengkapnya pada artikel ini
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori: ,
Dipublish Tgl: Friday, 29 December 2023

Ditunjang dengan kemudahan dalam melakukan transaksi jual beli, perilaku konsumtif sudah menjadi fenomena sosial yang tak terelakkan lagi. Dimana secara pengertian konsumtif adalah kegiatan konsumsi secara berlebihan.

Dorongan untuk terus memperoleh barang-barang fungsional maupun gaya hidup terbaru, seringkali membuat individu terjerat dalam pola belanja impulsif yang dapat berdampak pada keuangan pribadi maupun lingkungan.

Simak informasi selengkapnya pada artikel di bawah ini dan apa pengaruhnya terhadap ekonomi bisnis.

Apa Itu Konsumtif? Konsumtif Adalah

Perilaku Konsumtif

Perkembangan teknologi juga menadi salah satu faktor krusial dalam mempengaruhi perilaku konsumtif manusia (Credit: Freepik.com)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsumtif adalah sifat konsumtif (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri) dan bergantung pada hasil produksi pihak lain.

Sedangkan menurut Raymond Tambunan (2001)  dalam Jurnal Psikologi dan Masyarakat yang berjudul Remaja dan Perilaku Konsumtif, menjelas jika perilaku konsumtif adalah keinginan mengkonsumsi barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal.

Dari pengertian singkat ini bisa disimpulkan sebagai sebuah sifat kecenderungan konsumsi secara berlebihan. Istilah konsumtif ini sangat berkaitan dengan perilaku konsumen dan menjadi salah satu gaya hidup konsumen, dimana mereka menganggap gaya hidup seperti ini akan mendapatkan kepuasan sendiri tanpa mementingkan prioritas kebutuhan.

Baca Juga: Begini Teori Perilaku Konsumen, Pebisnis Wajib Tahu!

Apa Pengaruh Perilaku Konsumtif Bagi Pelaku Usaha?

Dari penjelasan ini apakah sifat konsumtif akan menguntungkan pelaku bisnis? Iya namun juga tidak, akan menguntungkan karena meningkatkan penjualan, namun dalam jangka waktu pendek.

Dan akan menjadi tidak menguntungkan jika dalam jangka waktu panjang, dimana resiko konsumen akan mengalami masalah keuangan, kebiasaan berhutang dan lain-sebagainya akan yang nantinya akan menurunkan daya beli mereka, sehingga resiko turunnya penjualan akan terbuka lebar.

Oleh sebab itu, pelaku bisnis sangat perlu mempertimbangkan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan, untuk membangun ekonomi lebih sehat dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif

Berdasarkan aspek dari teori Erich Fromm (1955) ada 3 karakteristik perilaku konsumtif adalah berikut diantaranya:

a. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)

Karakteristik dari pembelian ini ditandai dengan cara seorang dalam membeli yang ditandai dengan hastrai keinginan yang muncul secara tiba-tiba tanpa adanya pertimbangan terlebih dahu.

b. Pembelian yang Bersifat Pemborosan (Wasteful Buying)

Perilaku konsumtif seringkali menciptakan perilaku pembelian yang bersifat pemborosan, di mana individu mengeluarkan uang lebih besar daripada pendapatannya.

Seperti membeli barang atau layanan yang sebenarnya kurang diperlukan. Ini mencerminkan ketidakseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan yang dapat menyebabkan masalah keuangan dalam jangka panjang.

c. Pembelian yang tidak rasional:

Karakteristik ini mencakup pembelian yang dilakukan berdasarkan motif emosional, bukan berdasarkan pertimbangan rasional atau kebutuhan yang sesungguhnya.

Faktor emosional seperti perasaan cinta, kenyamanan, kebanggaan, kepraktisan, dan status sosial menjadi pengaruh utama dalam pengambilan keputusan pembelian.

Faktor Penyebab Perilaku Konsumtif

Tujuan Promosi

Pendapatan seorang juga menjadi penentu munculnya perilaku konsumtif (Credit: Freepik.com)

Menurut Sukardi (2009) faktor penyebab perilaku konsumtif adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Pendapatan

Faktor pertama adalah tingkat pendapatan, dimana pendapatan seseorang secara langsung mempengaruhi pola konsumsinya. Individu dengan pendapatan yang tinggi cenderung memiliki pola konsumsi yang lebih tinggi.

Sementara mereka dengan pendapatan rendah cenderung memiliki pola konsumsi yang lebih sederhana. Pekerjaan dan stabilitas pendapatan juga memainkan peran dalam membentuk perilaku konsumtif.

2. Tingkat Pendidikan

Selain pendapatan tingkat pendidikan dan status sosial seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula pola konsumsi, karena pendapatan yang lebih tinggi mendukung kegiatan konsumsi yang lebih tinggi.

3. Tingkat Kebutuhan

Berikutnya adalah Kebiasaan atau sikap hidup seseorang, seperti hidup hemat atau boros, mencerminkan pola konsumsinya. Orang yang memiliki gaya hidup mewah cenderung memiliki pola konsumsi yang lebih besar daripada orang yang hidup sederhana.

4. Kebiasaan Masyarakat

Berikutnya adalah tingkat peradaban atau kemajuan suatu masyarakat dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Masyarakat yang hidup di tingkat peradaban yang modern cenderung memiliki pola konsumsi yang lebih tinggi daripada masyarakat di tingkat peradaban rendah.

5. Harga Barang

Selain dari faktor pembeli, faktor dari harga juga bisa menjadi penyebab perilaku konsumtif seseorang, belum lagi dari kemudahan akses penduduk terhadap barang dan jasa.

Yang akan mengakibatkan pola konsumsi yang lebih tinggi dan kompleks. Sebaliknya, ketersediaan yang terbatas dapat membatasi pola konsumsi.

6. Trend

Perilaku konsumtif, khususnya pada remaja, dapat dipengaruhi oleh tren mode. Remaja, terutama remaja putri, cenderung memiliki perilaku konsumtif yang lebih tinggi, mudah terpengaruh oleh iklan, tertarik pada mode, kurang hemat, dan bersifat impulsif.

Contoh Perilaku Konsumtif

Berikut beberapa contoh kasus perilaku konsumtif berdasarkan faktornya:

1. Contoh Perilaku Konsumtif karena Tingkat Pendapatan

Seseorang dengan pendapatan yang tinggi mungkin cenderung melakukan pembelian barang-barang mewah seperti mobil atau perhiasan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional tetapi juga mencerminkan status sosial yang tinggi.

2. Perilaku Konsumtif karena Tingkat Pendidikan

Individu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan status sosial yang mapan mungkin lebih cenderung untuk berinvestasi dalam pendidikan tambahan, seperti kursus-kursus atau sertifikasi yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan tetapi juga memperluas jaringan sosial mereka.

3. Contoh Konsumtif karena Harga Barang

Saat harga barang-barang tertentu sedang diskon atau dalam promo khusus, seseorang mungkin tergoda untuk melakukan pembelian impulsif yang sebenarnya tidak termasuk dalam kebutuhan mereka, karena mereka melihat kesempatan untuk mendapatkan barang dengan harga yang lebih rendah dari biasanya.

4. Perilaku Konsumtif karena Trend

Trend mode terbaru atau produk yang sedang populer dapat mendorong individu untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan.

Terutama jika mereka terpengaruh oleh tekanan sosial atau keinginan untuk tetap "update" dengan tren saat ini, bahkan jika barang tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

5. Perilaku Konsumtif karena Kombinasi Faktor

Seseorang dengan pendapatan tinggi dan tingkat pendidikan yang baik mungkin tergoda untuk mengikuti tren konsumtif yang sedang populer.

Misalnya, mereka mungkin membeli produk teknologi terbaru yang harganya mahal, sebagian besar karena dorongan untuk tetap relevan dalam lingkungan sosial dan profesional mereka.

Pakai Beeaccounting Kelola Bisnis Jadi Lebih Mudah Dan Menguntungkan

Akibat Perilaku Konsumtif

# Akibat Perilaku Konsumtif Bagi Konsumen

  • Masalah Keuangan: Konsumtif berlebihan dapat menyebabkan utang yang membebani dan kesulitan finansial.
  • Stres dan Kecemasan: Perilaku konsumtif yang tidak terkendali dapat menyebabkan  stres dan kecemasan.
  • Kurangnya Tabungan: Konsumtif menghambat tabungan dan investasi jangka panjang konsumen.
  • Dampak Lingkungan: Pembelian berlebihan dapat berkontribusi pada dampak lingkungan negatif.
  • Gangguan Kualitas Hidup: Fokus pada keinginan daripada kebutuhan dapat mengganggu kualitas hidup konsumen.

# Akibat Perilaku Konsumtif Bagi Pelaku Bisnis

  • Resiko Utang Pelanggan: Konsumtif dapat meningkatkan resiko utang dan pembayaran terlambat.
  • Penjualan Bermunculan: Perilaku konsumtif dapat menciptakan penjualan yang tidak stabil.
  • Tuntutan Layanan dan Pengembalian Produk: Konsumtif meningkatkan risiko tuntutan layanan dan pengembalian produk.
  • Pengelolaan Persediaan: Fluktuasi permintaan dapat menyulitkan pengelolaan persediaan.
  • Dampak Reputasi: Praktik pemasaran yang merangsang konsumtif dapat merusak reputasi perusahaan.

Cara Mengatasi Perilaku Konsumtif

Berikut adalah beberapa cara mengatasi perilaku konsumtif:

1. Buat Anggaran dan Perencanaan Pengeluaran

Langkah pertama yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi perilaku konsumen dalam membuat anggaran bulanan yang jelas dan prioritas pengeluaran.

Identifikasi kebutuhan pokok dan alokasikan anggaran untuk itu. Rencanakan pembelian dengan lebih bijak dan hindari impuls yang tidak direncanakan.

2. Buat Daftar Prioritas Keuangan

Tentukan prioritas keuangan Anda, seperti membayar hutang atau menabung untuk tujuan tertentu. Fokus pada kebutuhan daripada keinginan dapat membantu mengendalikan perilaku konsumtif.

Baca Juga: 5 Contoh Skala Prioritas dalam Bisnis 

3. Pertimbangkan Alternatif Pemuasan Kebutuhan

Cari alternatif pemuasan kebutuhan yang lebih ekonomis atau berkelanjutan. Misalnya, pertimbangkan membeli barang bekas, menyewa daripada membeli, atau mencari opsi yang lebih terjangkau.

4. Praktekkan Pembelian Sadar

Sebelum melakukan pembelian, pertimbangkan apakah barang atau layanan tersebut benar-benar diperlukan. Tanyakan pada diri sendiri apakah pembelian tersebut akan memberikan nilai jangka panjang atau hanya memberikan kepuasan sementara.

5. Hindari Pengaruh Eksternal yang Merangsang Konsumsi

Batasi paparan terhadap iklan yang merangsang perilaku konsumtif. Hindari tekanan dari teman atau tren yang mendorong Anda untuk membeli hal-hal yang sebenarnya tidak Anda butuhkan. Fokuslah pada nilai dan keberlanjutan.

Mengatasi perilaku konsumtif memerlukan komitmen untuk mengubah kebiasaan dan pandangan terhadap keuangan pribadi.

Selain itu, dapat membantu untuk mencari dukungan dari teman atau keluarga serta mempertimbangkan konsultasi dengan ahli keuangan atau konselor keuangan.

Artikel Terkait

Stock Taking Adalah Metode Pelacakan Stok, Begini Caranya
Apa itu stock taking? Secara sederhana, stock taking adalah proses penghitungan fisik persediaan barang yang dilakukan secara berkala untuk memastikan
Baca Juga
Apa itu Sustainability dan Apa Manfaatnya Bagi Bisnis?
Bisnis berkelanjutan telah menjadi sorotan utama di era modern ini. Dalam upaya mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, kerusakan lingkungan,
Baca Juga
Mengenal Istilah Bonafide pada Bisnis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Bonafide adalah dapat dipercaya dengan baik (tentang perusahaan dan lainnya). Sedangkan dalam bisnis, istilah
Baca Juga
Tujuan Bisnis yang Perlu Diketahui Pengusaha Pemula
Menentukan tujuan bisnis yang jelas sejak awal merupakan pondasi penting dalam membangun bisnis yang sukses. Dengan tujuan yang jelas, kita
Baca Juga
CVP Adalah: Pengertian, Komponen dan Cara Menghitungnya
Kepanjangan dari CVP adalah Cost Volume Profit, salah satu alat analisis keuangan yang penting untuk membantu perusahaan memahami hubungan antara
Baca Juga
13 Usaha Kecil Kecilan untuk Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga
Semua orang bisa menjalankan bisnis, baik mahasiswa maupun ibu rumah tangga, Salah satu solusi yang paling menarik adalah menjalankan usaha
Baca Juga

Artikel Populer

Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
10 Contoh Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
Mengulik kekayaan kuliner nusantara tidak pernah ada habisnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas yang mencerminkan budaya dan tradisi
Baca Juga
Lingkungan Bisnis: Pengertian, Ciri, Faktor & Contohnya
Apa itu lingkungan bisnis? Lingkungan bisnis adalah seluruh faktor yang mempengaruhi operasi dan keberhasilan usaha, baik faktor internal maupun eksternal.
Baca Juga
Mengenal Sejarah Akuntansi Secara Singkat
Sejarah awal akuntansi ini ada dengan seiring manusia mengenal hitungan uang serta cara pencatatanya. Oleh karena itu akuntansi juga dikenal
Baca Juga
13 Contoh Analisis SWOT Makanan dan Cara Menyusunnya
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) telah menjadi alat yang sangat penting dalam merinci strategi bisnis, salah satunya adalah analisis
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu