Dalam dunia bisnis, khususnya yang berhubungan dengan logistik dan manajemen persediaan, metode pengelolaan stok sangatlah krusial. Salah satu FEFO. FEFO adalah singkatan dari First Expired, First Out.
Prinsip ini mengedepankan penggunaan barang yang memiliki tanggal kadaluarsa lebih awal terlebih dahulu sebelum barang lainnya yang datang belakangan. Meminimalkan risiko produk kadaluarsa yang tidak terjual atau terpakai sehingga dapat mengurangi kerugian dan menjaga kualitas produk tetap terjaga sampai di tangan konsumen.
Metode ini sangat penting dalam industri yang menangani produk-produk yang memiliki masa simpan terbatas seperti makanan, obat-obatan, dan bahan kimia.
Dalam Jurnal Pengkombinasian Metode Fifo dan Metode Fefo pada Sistem Aplikasi Pengeluaran Stok Barang (2022), menjelasakan jika FEFO adalah metode yang mendahulukan barang dengan jangka waktu kadaluarsa pendek terlebih dahulu akan digunakan atau dijual terlebih dahulu.
Sederhananya, sistem FEFO adalah metode penyimpanan dengan sistem barang yang memiliki masa 'kadaluarsa' paling awal, maka barang tersebut lah yang pertama kali dikeluarkan. Sesuai dengan artinya 'pertama kadaluarsa, pertama keluar'.
Metode ini biasa digunakan pada toko ritel, apotik, penjual makanan, minuman dan sejenisnya yang memiliki masa guna terbatas. Produk yang memiliki masa akhir guna paling awal maka disusun paling depan dan seterusya.
Ada empat metode umum yang sering digunakan dalam manajemen persediaan, yakni FIFO, LIFO, FEFO, dan Average. Masing-masing metode memiliki prinsip dan cara kerja yang berbeda, sehingga menghasilkan nilai persediaan dan laba yang berbeda pula.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai perbedaan keempat metode tersebut:
Metode pertama adalah FIFO, di mana barang yang pertama masuk gudang akan dijual terlebih dahulu. Metode ini menghasilkan laba yang stabil dan pajak penghasilan yang lebih rendah saat inflasi. Namun, nilai persediaan akhir mungkin tidak akurat saat terjadi inflasi.
Baca Juga: FIFO Adalah Metode Manajemen Persedian, Begini Cara Kerjanya!
Berkebalikan dengan FIFO, di mana barang terakhir masuk gudang yang dijual pertama kali. Metode ini menghasilkan laba yang lebih tinggi saat inflasi dan nilai persediaan akhir yang lebih realistis. Namun, laba dapat berfluktuasi dan metode ini tidak sesuai dengan alur fisik barang.
Sedangkan metode FEFO memprioritaskan barang dengan tanggal kadaluarsa terdekat untuk dijual lebih dulu. Hal ini meminimalisir kerugian akibat kadaluarsa dan menjaga arus kas. Metode ini cocok untuk bisnis dengan produk yang mudah rusak atau kadaluarsa, namun implementasinya lebih kompleks.
Terakhir adalah metode rata-rata, yakni menghitung harga pokok penjualan berdasarkan rata-rata tertimbang dari harga beli semua barang. Metode ini mudah dihitung dan menghasilkan laba yang stabil, namun kurang akurat dan nilai persediaan akhir mungkin tidak mencerminkan nilai pasar.
Dari penjelasan ini bisa dikumpulkan jika perbedaan FIFO, LIFO, FEFO dan Average ada pada cara metode pengelolaan barang, prinsipnya, konsep dan penilaiannya. Semua metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, penggunaannya pun bisa Anda sesuaikan dengan jenis usaha Anda.
Berikut beberapa contih penerapan metode FEFO dari beberapa bidang usaha:
Contoh pertama penerapan metode FEFO dalam industri farmasi, dalam hal ini kita contohkan saja pada Apotik yang menjual obat-obatan. Dimana obat-obatan memiliki tanggal kadaluarsa yang harus diperhatikan.
Menggunakan metode FEFO, apotek memastikan bahwa obat dengan tanggal kedaluwarsa paling awal dikeluarkan dan dijual terlebih dahulu.
Metode ini dapat mencegah penumpukan obat-obatan yang kadaluarsa, mengurangi pemborosan, dan memastikan bahwa pelanggan menerima produk yang masih aman dan efektif untuk digunakan.
Berikutnya adalah pada usaha ritel, khususnya ritel yang menjual aneka produk makanan dan minuman yang memiliki batasan tanggal konsumsi atau tanggal kadaluarsa.
Dengan metode FEFO, supermarket menempatkan produk makanan/ minyman dengan tanggal kadaluarsa paling dekat di bagian depan rak.
Sehingga produk tersebut dibeli dan digunakan oleh pelanggan terlebih dahulu. Ini membantu mencegah kerugian akibat produk yang kadaluarsa dan tidak bisa dijual lagi.
Contoh penerapan metode FEFO berikutnya ada pada pengolaan barang persediaan rumah sakit. Biasanya rumah sakit memiliki alat medis sekali pakai yang juga memiliki tanggal kadaluarsa.
Dengan memprioritaskan penggunaan barang yang mendekati tanggal kadaluarsa, rumah sakit memastikan bahwa alat medis selalu dalam kondisi baik dan aman digunakan, serta mengurangi risiko penggunaan alat yang sudah kedaluwarsa.
Kemudian ada pada industri kosmetik. Seperti yang kita tahu jika produk kosmetik dan perawatan kulit juga memiliki tanggal kadaluarsa.
Menggunakan metode FEFO, toko kosmetik memastikan bahwa produk yang mendekati tanggal kadaluarsa dijual terlebih dahulu.
Ini tidak hanya menjaga kualitas produk yang diterima oleh pelanggan tetapi juga meminimalkan kerugian akibat produk yang kadaluarsa.
Sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan metode FEFO, pertimbangkan dulu kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut:
Metode FEFO tidak memiliki rumus baku, melainkan berfokus pada identifikasi dan pelacakan barang berdasarkan tanggal kadaluarsa. Perhitungan HPP dan nilai persediaan akhir dilakukan dengan mencocokkan tanggal kadaluarsa barang terjual dengan harga belinya.
Penerapan metode FEFO membutuhkan sistem pelacakan tanggal kadaluarsa yang efektif dan akurat, serta sistem perpetual inventory yang terintegrasi dengan proses penjualan.