🎉 Akhir Tahun Buanyak Diskon-nyaaa, Disc. upto 25%
Logo Bee Web

Pengertian Devaluasi, Faktor dan Riwayatnya di Indonesia

devaluasi adalah kebijakan pemerintah dan bank sentral untuk menurunkan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing.
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Terbit: Thursday, 17 October 2024
Diperbarui: Thursday, 17 October 2024
Daftar Isi

Devaluasi adalah langkah yang diambil oleh suatu negara untuk menurunkan nilai mata uangnya terhadap mata uang asing secara resmi. Apakah ada pengaruhnya terhadap bisnis? Tentu saja, salah satunya, biaya impor barang dan jasa akan meningkat, yang dapat mengakibatkan lonjakan harga bagi konsumen.

Kebijakan ini umumnya dilakukan oleh pemerintah atau bank sentral dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan ekonomi, seperti menyeimbangkan neraca perdagangan atau mengatasi defisit.

Mari kita pelajari lebih dalam apa yang dimaksud dengan devaluasi, faktor yang mempengaruhi, dampak hingga riwayat devaluasi yang pernah terjadi di Indonesia.

Apa itu Devaluasi

Devaluasi Adalah

Devaluasi diartikan sebagai penurunan nilai uang yang dilakukan dengan sengaja (Credit: Freepik.com)

Secara umum, devaluasi adalah penyesuaian resmi yang dilakukan oleh pemerintah atau bank sentral untuk menurunkan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing.

Bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk domestik di pasar internasional dengan cara membuatnya lebih murah dibandingkan produk impor. Hal ini dapat merangsang ekspor dan memperbaiki neraca perdagangan negara.

Namun, devaluasi juga dapat menyebabkan inflasi, karena harga barang impor menjadi lebih tinggi, yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.

Pengertian Devaluasi Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pengertian devaluasi menurut para ahli:

# KBBI

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata devaluasi diartikan sebagai penurunan nilai uang yang dilakukan dengan sengaja terhadap uang luar negeri atau terhadap emas (misalnya, untuk memperbaiki perekonomian)

# Mankiw (2007)

Dalam bukunya yang berjudul Makro Ekonomi (2007), Mankiw menjelaskan jika devaluasi adalah penurunan nilai tukar yang dilakukan oleh Bank Sentral. Jika terjadi kenaikan maka disebut dengan Revaluasi.

Dari dua penjelasan di atas, dapat disimpulkan jika devaluasi adalah suatu kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk menurunkan nilai tukar mata uang domestik secara resmi, baik terhadap mata uang asing maupun komoditas seperti emas.

Baca Juga: Komoditas Adalah: Pengertian, Karakteristik dan Jenisnya

Faktor Penyebab Devaluasi

Devaluasi berkaitan dengan nilai mata uang, dimana jika nilai mata uang turun maka akan terjadi devaluasi. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya devaluasi:

1. Inflasi Tinggi

Ketika tingkat inflasi di suatu negara lebih tinggi dibandingkan negara lain, daya beli mata uang domestik akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar dan mendorong pemerintah untuk melakukan devaluasi guna menyesuaikan harga barang di pasar internasional.

2. Defisit Neraca Perdagangan

Faktor berikutnya adalah terjadinya defisit pada neraca perdagangan. Jika suatu negara mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada yang diekspornya, maka dapat mengakibatkan tekanan pada nilai tukar. Defisit yang terus-menerus dapat memicu devaluasi untuk meningkatkan daya saing produk domestik di pasar global.

3. Kondisi Ekonomi yang Tidak Stabil

Ketidakstabilan politik dan ekonomi, juga dapat menjadi penyebab terjadinya devaluasi.Seperti krisis keuangan atau ketidakpastian dalam kebijakan pemerintah, dapat mengurangi kepercayaan investor. Ketika investor menarik dana mereka dari pasar, nilai mata uang akan cenderung turun, yang dapat mengakibatkan devaluasi.

4. Kenaikan Suku Bunga di Negara Lain

Kemudian devaluasi juga dapat disebabkan karena adanya kenaikan suku bunga di negara lain. Sebab, jika suku bunga di negara lain meningkat, investor mungkin akan menarik investasi mereka dari negara dengan suku bunga lebih rendah untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi. Karena dapat menyebabkan penurunan nilai mata uang domestik dan berpotensi memicu devaluasi.

5. Intervensi Pasar oleh Bank Sentral

Dalam beberapa kasus, bank sentral mungkin memutuskan untuk melakukan intervensi pasar dengan menurunkan nilai tukar mata uang secara resmi sebagai bagian dari kebijakan moneter untuk mengatasi masalah ekonomi tertentu.

Beecloud, Solusi Pembukuan Praktis, Bantu Bisnis Scale Up Sampai Go Internasional

Dampak Kebijakan Devaluasi

Kebijakan devaluasi yang dilakukan pemerintah akan mengakibatkan beberapa dampak berikut bagi pelaku usaha:

#Dampak Negatif

  • Terjadi kenaikan harga bahan baku, khususnya bagi perusahaan yang menggunakan bahan baku yang diimpor dari negara lain.
  • Kebijakan devaluasi sering kali menciptakan ketidakpastian di pasar, yang dapat mengganggu perencanaan bisnis.
  • Selain bahan baku, devaluasi juga dapat mengakibatkan naiknya seluruh harga barang impor.
  • Kenaikan harga barang impor akibat devaluasi dapat menyebabkan inflasi di dalam negeri. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat, mempengaruhi permintaan produk.

#Dampak Positif

  • Penurunan nulai mata uangdapat menarik investasi asing langsung (FDI) karena aset-aset di negara tersebut menjadi lebih murah.
  • Penurunan nulai mata uang juga dapat melindungi industri dalam negeri dari persaingan produk impor yang lebih murah.
  • Dengan nilai tukar yang lebih rendah, produk dalam negeri menjadi lebih murah di mata pasar internasional.
  • Dengan meningkatnya ekspor, pendapatan devisa negara juga akan bertambah. Hal ini dapat memperkuat cadangan devisa dan meningkatkan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Tujuan Devaluasi

Seperti yang dijelaskan di atas, devaluasi adalah kebijakan perusahaan yang dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi, salah satunya dengan mengembalikan keseimbangan kurs mata yang negara di dunia perdagangan internasional.

Selain itu, ada beberapa tujuan lainnya, diantaranya sebagai berikut:

1. Meningkatkan Ekspor

Meningkatkan kegiatan ekspor negara, sebab dengan devaluasi produk domestik akan lebih murah di pasar internasional. Penurunan nulai mata uang dilakukan untuk menurunkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing.

Sehingga harga barang ekspor menjadi lebih murah di pasar internasional. Dengan harga yang lebih kompetitif, permintaan terhadap produk ekspor akan meningkat, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

2. Mengurangi Defisit Neraca Perdagangan

Ketika nilai ekspor meningkat dan impor menurun akibat penurunan nulai mata uang, kondisi neraca perdagangan dapat membaik. Penurunan nulai mata uang bertujuan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan dengan meningkatkan pendapatan dari ekspor dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

3. Mengurangi Beban Utang Luar Negeri

Devaluasi juga dilakukan untuk mengurangi beban utang luar negeri yang menggunakan mata uang domestik. Saat nilai mata uang domestik menurun, utang yang dibayar dengan mata uang asing menjadi lebih sedikit jika dihitung dalam mata uang lokal, sehingga membantu pemerintah dalam mengelola utang.

4. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Dengan meningkatnya ekspor dan menurunnya impor, produksi dalam negeri akan terdorong untuk memenuhi permintaan ekspor. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

5. Mengendalikan Inflasi

Devaluasi terkadang dilakukan untuk menstabilkan harga barang dan jasa di dalam negeri. Meskipun penurunan nulai mata uangberisiko meningkatkan harga barang impor, namun dalam jangka panjang kebijakan ini bisa membantu menciptakan stabilitas harga melalui peningkatan produksi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Riwayat Devaluasi di Indonesia

Devaluasi Mata Uang

Devaluasi Mata Uang Dilakukan untuk Memperbaiki Permasalah Ekonomi (Credit: Freepik.com)

Berikut adalah riwayat devaluasi di Indonesia berdasarkan informasi yang dikutip dari beberapa sumber:

#21 Agustus 1971

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto (Orde Baru), Indonesia mendevaluasi rupiah pada 21 Agustus 1971, menurunkan nilai dari Rp378,00 menjadi Rp 415,00 per 1 dolar AS. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap keputusan Presiden AS Richard Nixon pada 15 Agustus 1971 yang menghentikan pertukaran dolar dengan emas, yang menyebabkan ketidakstabilan nilai tukar.

Penurunan nulai mata uang ini bertujuan untuk menstabilkan ekonomi Indonesia di tengah perubahan besar dalam sistem moneter global. Kurs ini bertahan hingga 15 November 1978, menjadikannya salah satu periode stabilitas terpanjang dalam sejarah ekonomi Orde Baru.

#15 November 1978

Devaluasi kedua terjadi pada 15 November 1978, juga di bawah pemerintahan Presiden Soeharto dan Menkeu Ali Wardhana. Nilai tukar rupiah turun dari Rp415,00 menjadi Rp 625,00 per 1 dolar AS.

Walaupun Indonesia mendapat keuntungan dari kenaikan harga minyak dunia akibat Perang Arab-Israel 1973, masalah internal, terutama utang besar Pertamina, memaksa pemerintah untuk mengambil langkah devaluasi. Penurunan nulai mata uang ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekspor.

Pemerintah juga mulai menerapkan sistem kurs mengambang terkendali (managed floating exchange rate), di mana nilai tukar rupiah diatur dalam rentang tertentu terhadap sekeranjang mata uang negara-negara mitra dagang.

#30 Maret 1983

Kemudian, pada 30 Maret 1983, Menteri Keuangan Radius Prawiro, di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, kembali mendevaluasi rupiah sebesar 48%, dari Rp702,50 menjadi Rp970,00 per 1 dolar AS.

Kebijakan ini diambil karena harga minyak global menurun drastis, yang menyebabkan pendapatan devisa Indonesia turun. Untuk mendorong ekonomi, pemerintah mulai menggalakkan ekspor non-migas dan mendorong penggunaan produk dalam negeri. Meskipun demikian, rupiah terus mengalami depresiasi.

#12 September 1986

Devaluasi keempat dilakukan pada 12 September 1986, di bawah kepemimpinan yang sama. Rupiah kembali didevaluasi sebesar 47%, dari Rp1.134,00 menjadi Rp1.664,00 per 1 dolar AS. Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ekspor non-migas, depresiasi nilai tukar tetap tidak terhindarkan.

Pada saat ini, rupiah sudah terdepresiasi 40% sejak penurunan nulai mata uang terakhir tahun 1983. Untuk menyesuaikan diri dengan situasi ekonomi yang lebih luas, pemerintah kemudian menerapkan sistem kurs mengambang bebas (free floating rate) yang memungkinkan nilai tukar rupiah berfluktuasi sesuai mekanisme pasar, meskipun Bank Indonesia tetap memiliki wewenang untuk melakukan intervensi bila diperlukan.

Baca Juga: 15 Jenis Investasi yang Aman dan Menguntungkan

Perkembangan Pasca-Devaluasi

Setelah devaluasi 1986, nilai tukar rupiah terus mengalami fluktuasi hingga mencapai depresiasi besar pada akhir 1997, di mana rupiah melemah hingga 124%. Pada masa krisis moneter Asia 1997-1998, nilai tukar rupiah anjlok drastis, dan sejak itu, Indonesia tetap menggunakan sistem kurs mengambang bebas, dengan Bank Indonesia tetap berwenang melakukan intervensi jika diperlukan. Semoga bermanfaat!

Penutup

Kebijakan devaluasi adalah langkah ekonomi yang penting dengan dampak luas. Di satu sisi, bisa mendorong ekspor dan memperbaiki neraca perdagangan. Namun, di sisi lain, juga bisa memicu inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, penerapannya perlu hati-hati dan diimbangi dengan langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu