Pengambilan keputusan merupakan proses penting yang terjadi di berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Termasuk dalam urusan bisnis. Proses ini melibatkan beberapa tahapan yang akan dibahas dalam artikel ini.
Dimana, keputusan yang baik tidak hanya bergantung pada data yang tersedia, tetapi juga pada kemampuan individu atau kelompok dalam menilai risiko, mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam buku Teori Pengambilan Keputusan (2020) karya Rizky E.F & Dewi R.M, menjelaskan secara garis besar pengertian pengambilan keputusan adalah mekanisme dalam melakukan penilaian dan menyeleksi pilihan.
Sedangkan pengertian teori pengambilan keputusan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara memilih alternatif yang tepat dalam memutuskan sebuah keputusan dan berhubungan dengan perilaku seorang. (Rizky Amalia & Citra Firmadhani, 2022).
Bisa disimpulkan jika, teori pengambilan keputusan adalah sebuah bidang ilmu yang mempelajari bagaimana individu dan organisasi membuat pilihan dalam berbagai situasi.
Bidang ini mengkaji berbagai model dan pendekatan untuk memahami proses pengambilan keputusan, mulai dari yang rasional dan terstruktur hingga yang intuitif dan spontan.
Mengutip dari buku Teori Pengambilan Keputusan (2023) karya Harbani Pasolong, ada 4 unsur dari pengambilan keputusan, yakni:
Masih mengutip dari buku yang sama, ada 5 dasar pengambilan keputusan menurut George Terry, yakni:
Dasar pengambilan keputusan yang pertama adalah intuisi atau perasaan yang bersifat subjektif dan mudah dipengaruhi. Dasar ini memiliki beberapa kelemahan dan kebaikan, yakni:
# Kelemahan:
#Kebaikan:
Dasar kedua adalah dari pengalaman, dasar ini memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Sebab, pengalaman dari seseorang dapat memperkirakan keadaan dan memperhitungkan untung rugi dari keadaan sebelumnya.
Berikutnya berdasarkan fakta, yakni dasar pengambilan keputusan yang bersifat sehat, solid dan baik. Sebab, dengan fakta seorang akan cenderung lebih percaya dan cepat menerima keputusan yang sudah ditetapkan.
Selanjutnya, berdasarkan wewenang yang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah.
Keputusan berdasarkan wewenang ini berpotensi untuk diterima karena terpaksa, karena diterima begitu saja tanpa pertimbangan. Meskipun demikian, keputusan ini biasa dijalankan dalam jangka waktu yang panjang.
Terakhir, berdasarkan rasionalitas, yakni keputusan yang bersifat objektif, transparan dan konsisten dalam memaksimalkan hasil. Sehingga, dasar ini bisa dikatakan dasar yang paling sesuai dengan kebenaran yang ingin dicapai.
Seperti kejelasan masalah, orientasi tujuan yang jelas, pengetahuan alternatif, preferensi yang jelas, hingga hasil yang maksimal dengan pemilihan alternatif yang tepat berdasarkan hasil ekonomis yang optimal.
Berikut adalah beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan bisnis:
Kondisi finansial perusahaan merupakan salah satu faktor paling krusial dalam pengambilan keputusan bisnis. Caranya dengan menganalisis arus kas, laba rugi, dan neraca untuk memahami kesehatan keuangan.
Anda bisa mendapatkan analisis kesehatan finansial bisnis Anda dengan akurat dan realtime bisa diakses dimana saja dengan menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud.
Bantu pantau kesehatan bisnis lebih efisien dalam beberapa klik saja. Penasaran? Klik banner di bawah ini dan dapatkan akses uji coba gratis sekarang juga!
Berikutnya, selain kondisi finansial, memahami kondisi pasar dan persaingan juga penting pada proses ini. Dengan memahami ukuran pasar, segmen pasar, tren pasar, dan preferensi konsumen.
Anda akan lebih mudah dalam dalam menentukan target pasar yang paling potensial dan strategi pemasaran yang efektif. Sedangkan dari segi kompetitor, And bisa mengidentifikasi peluang dan ancaman dari pesaing dengan menilai kekuatan dan kelemahan dari mereka dengan menggunakan analisis SWOT dan sebagainya.
Baca Juga: Analisis SWOT dalam Bisnis, Tahapan dan Contohnya
Faktor selanjutnya adalah sumber daya usaha, mencakup semua aset dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan untuk mendukung operasinya. Seperti sumber daya manusia (SDM), Teknologi, dan seterusnya.
Dalam teori pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon (1960) dalam Rizky E.F & Dewi R.M (2020), ada jenjang dalam pengambilan keputusan yang dirumuskan dalam 4 tahap, yakni:
Pada tahap ini, data dan informasi dikumpulkan untuk mengidentifikasi masalah yang perlu dipecahkan. Proses ini melibatkan pengamatan lingkungan organisasi, pengumpulan fakta, dan analisis situasi untuk memahami isu-isu yang ada.
Setelah masalah teridentifikasi, tahap selanjutnya adalah perumusan, berbagai alternatif atau opsi untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam fase ini, solusi-solusi potensial dirancang dan dipertimbangkan untuk menentukan berbagai cara yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Kemudian, alternatif-alternatif yang telah dirancang dievaluasi dan disaring untuk memilih solusi terbaik. Proses ini melibatkan analisis mendalam terhadap keuntungan dan kerugian setiap opsi.
Serta penilaian terhadap efektivitas dan kelayakan masing-masing solusi untuk memastikan keputusan yang diambil adalah yang paling optimal.
Tahap terakhir adalah menjalankan keputusan yang telah dipilih dan kemudian mengevaluasi hasilnya. Pelaksanaan melibatkan tindakan nyata untuk menerapkan solusi yang dipilih.
Sementara evaluasi berfokus pada pengukuran hasil untuk menentukan apakah masalah telah terpecahkan secara efektif dan apakah tujuan telah tercapai.
Sedangkan pada prosesnya, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Pemimpin perlu memahami dan mendefinisikan masalah secara jelas. Ini melibatkan pengujian hubungan sebab-akibat secara sistematis dan menganalisis perubahan atau penyimpangan dari norma yang berlaku untuk mengidentifikasi akar masalah.
Contohnya, Sebuah perusahaan ritel mengalami penurunan penjualan yang signifikan dalam tiga bulan terakhir. Manajer penjualan perlu memahami dan menyatakan dasar permasalahan ini.
Mereka menguji hubungan sebab-akibat, misalnya, apakah penurunan ini disebabkan oleh kompetisi baru di pasar, perubahan preferensi pelanggan, atau masalah internal seperti kualitas produk yang menurun.
Setelah masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan. Pemimpin harus menentukan jenis data dan informasi yang dibutuhkan, serta memastikan data tersebut dapat diperoleh dengan tepat waktu dan relevan untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Pada tahap ini, berbagai alternatif solusi dikembangkan. Ini penting untuk menghindari keputusan yang terburu-buru dan memastikan bahwa semua opsi potensial dipertimbangkan.
Pemimpin perlu mengidentifikasi solusi alternatif yang feasible untuk menyelesaikan masalah, meskipun solusi tersebut mungkin bukan yang paling ideal.
Contohnya, jika penjualan menurun Anda bisa menawarkan diskon produk, meningkatkan kualitas produk, melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi preferensi baru pelanggan dan lain sebagainya.
Baca Juga: Pahami Apa itu Riset Pasar Sebelum Bisnis Anda Perjalan!
Setelah alternatif solusi dikembangkan, setiap opsi dievaluasi untuk menilai efektivitasnya. Evaluasi ini bertujuan untuk memahami keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif, sehingga pemimpin dapat memilih opsi yang paling tepat.
Dari seluruh pilihan solusi dan hasil evaluasi alternatif, pilih mana alternatif solusi yang terbaik bagi bisnis. Contoh prakteknya pada kasus penurunan penjualan di atas.
Manajer tersebut memutuskan untuk meluncurkan kampanye pemasaran baru yang dikombinasikan dengan riset pasar untuk memahami preferensi pelanggan secara lebih mendalam.
Setelah solusi terbaik dipilih, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya. Pemimpin harus merencanakan pelaksanaan keputusan dengan mempertimbangkan potensi masalah yang mungkin muncul.
Kemudian mengelola ketidakpastian, dan menetapkan prosedur pelaporan kemajuan secara periodik serta tindakan preventif jika terjadi penyimpangan.
Langkah terakhir adalah mengevaluasi hasil implementasi keputusan secara periodik. Pemimpin menilai apakah keputusan yang diambil telah diimplementasikan dengan baik dan apakah hasilnya sesuai dengan target yang diinginkan.
Evaluasi ini penting untuk memastikan keberhasilan keputusan dan memberikan umpan balik untuk perbaikan di masa depan.
Pada proses pengambilan keputusan, ada 3 bias yang dapat mengurangi efektifitas dan efisiensi dari hasilnya, yakni:
Bias konfirmasi terjadi ketika seseorang lebih cenderung mencari, menginterpretasikan, dan mengingat informasi yang mendukung keyakinan atau kesimpulan yang sudah ada sebelumnya, sambil mengabaikan atau meremehkan informasi yang bertentangan.
Kemudian untuk bias blind spot adalah bias yang terjadi ketika ketika pemimpin tidak menyadari bahwa mereka memiliki bias atau pandangan yang ambigu.
Hal ini dapat mengakibatkan pemimpin tidak menerima masukan yang beragam dari anggota tim tertentu, sehingga keputusan yang diambil seringkali bersifat sepihak.
Sedangkan untuk projection bias adalah bias yang terjadi ketika pemimpin memberikan apresiasi berlebihan kepada tim atau individu yang sependapat dengannya.
Pemimpin dengan bias ini cenderung berasumsi bahwa orang lain berpikir dan memiliki pandangan yang sama dengan dirinya, serta menganggap cara berpikir atau perilakunya akan mirip dengan pola pikir dan respons mereka sendiri.
Berikut beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan pada saat pengambilan keputusan:
Pengambilan keputusan dalam bisnis merupakan proses yang kompleks dan dinamis yang menuntut pertimbangan matang terhadap berbagai faktor internal dan eksternal.
Dengan memahami dasar-dasar pengambilan keputusan yang rasional, mempertimbangkan faktor-faktor penting yang relevan, dan menerapkan langkah-langkah sistematis, perusahaan dapat meningkatkan peluang untuk mencapai keputusan yang efektif, efisien, dan berkelanjutan.