Logo Bee Web

Penerapan Button Up dan Top Down Forecasting pada Bisnis

Forecasting adalah proyeksi keuangan yang berguna untuk memprediksi peluang bisnis masa depan, ada dua metode yakni button up dan top down
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Terbit: Friday, 31 January 2025
Diperbarui: Friday, 31 January 2025
Daftar Isi

Dalam dunia bisnis, perencanaan keuangan yang matang sangatlah penting untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Salah satunya adalah forecasting, dalam prakteknya ada dua metode yang biasa digunakan yakni bottom up forecasting dan top down forecasting.

Apa itu forecasting dalam bisnis? Forecast atau forecasting adalah proyeksi keuangan yang berguna untuk memprediksi arah dan perkembangan perusahaan di masa depan. Nah, mari kita bahas lebih detail tentang apa yang dimaksud dengan forecasting dan bagaimana penerapan strategi button dan top down dalam bisnis pada artikel berikut ini!

Pengertian Button Up dan Top Down Forecasting

Dalam jurnal artikel berjudul Penentuan Metode Peramalan Pada Produksi Part New Granada Bowl ST di PT.X karya Fandi Ahmad (2020), menjelaskan jika forecasting adalah sebuah metode pendekatan yang dilakukan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan atas situasi masa depan dengan cara melakukan pengujian data historis yang terjadi di masa lalu.

BACA JUGA: Forecasting Adalah: Definisi, Tujuan, dan Metode

Apa yang dimaksud dengan button up dan top down forecasting? Berikut penjelasan lengkapnya.

#Pengertian Bottom Up Forecasting

Bottom-up forecasting adalah metode peramalan yang dimulai dari tingkat operasional perusahaan, seperti data penjualan per produk atau layanan, dan kemudian digabungkan untuk membentuk proyeksi pendapatan atau kinerja keuangan secara keseluruhan.

Pendekatan ini menekankan detail spesifik dari unit bisnis terkecil untuk menghasilkan estimasi yang lebih akurat. Ada beberapa karakteristik bottom up forecasting yang membedakan metode ini dengan metode lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Detail dan Akurat: Sangat memperhatikan data spesifik dari tiap produk atau layanan, sehingga hasil peramalannya cenderung lebih realistis dan mencerminkan kondisi operasional.
  • Melibatkan Banyak Pihak: Melibatkan karyawan dan manajer pada setiap level. Dengan demikian, perusahaan bisa mendapatkan masukan langsung dari tim yang bekerja di lapangan.
  • Target yang Realistis: Karena berbasis pada data operasional, target yang dihasilkan lebih sesuai dengan kemampuan perusahaan dan kondisi pasar.

#Pengertian Top Down Forecasting

Sedangkan top down forecasting adalah metode yang dimulai dengan analisis data pasar atau industri secara keseluruhan. Proyeksi ini menggunakan tren makroekonomi sebagai dasar, yang kemudian diturunkan menjadi prediksi kinerja perusahaan.

Berikut beberapa karakteristik metode top down forecasting:

  • Memiliki pendekatan berbasis makro ekonomi, dengan memanfaatkan data agregat seperti pertumbuhan pasar, tren industri, atau kondisi ekonomi global untuk memperkirakan potensi bisnis.
  • Lebih efisien dalam waktu, karena berfokus pada gambaran besar tanpa analisis detail operasional, metode ini lebih cepat untuk diterapkan dibandingkan bottom-up forecasting.
  • Hasil yang kurang detail, karena kurang akurat untuk menggambarkan situasi spesifik perusahaan, karena tidak mempertimbangkan data operasional yang lebih rinci.

Fungsi Forecasting dalam Bisnis

Kenapa sebuah bisnis perlu melakukan forecasting? Berikut fungsi dan alasannya:

1. Menentukan Rencana Masa Depan

Forecasting membantu perusahaan merencanakan tujuan jangka pendek dan panjang dengan lebih matang, berdasarkan data historis dan tren yang ada. Hal ini memungkinkan penyesuaian strategi sesuai dengan perubahan kondisi pasar.

2. Membantu Perusahaan dalam Menetapkan Anggaran

Dengan memprediksi pendapatan dan pengeluaran di masa depan, forecasting memungkinkan perusahaan menetapkan anggaran yang realistis dan sesuai kebutuhan, sehingga alokasi sumber daya dapat dilakukan secara efisien.

3, Meningkatkan Peluang Keberhasilan Bisnis

Dengan prediksi yang dilakukan, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang dan risiko di masa depan, memungkinkan penyesuaian strategi untuk meningkatkan peluang sukses dan mengurangi potensi kerugian.

4. Mengoptimalkan Proses Produksi/ Pengadaan Barang

Fungsi forecasting selanjutnya adalah dapat mengoptimalkan proses produksi atau pengadaan barang, karena dengan forecasting perusahaan tahu estimasi permintaan produk di masa depan.

Sehingga dapat dilakukan penyesuaian stok, untuk menghindari kelebihan atau kekurangan stok, dan memastikan ketersediaan produk sesuai kebutuhan pasar.

Perbedaan Button Up dan Top Down Forecasting

Perbedaan Button Up Dan Top Down Forecasting Dalam Bisnis

Perbedaan Button Up Dan Top Down Forecasting Dalam Bisnis (Credit: bee.id)

Dari penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan jika bottom up dan top down forecasting memiliki beberapa perbedaan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data dan Pendekatan

Perbedaan pertama adalah sumber data dan pendekatannya, dimana bottom up forecasting dimulai dari tingkat operasional perusahaan, seperti data penjualan per produk atau layanan, yang kemudian digabungkan untuk membentuk proyeksi pendapatan atau kinerja keuangan secara keseluruhan.

Sedangkan sumber data dan pendekatan yang dilakukan pada top down forecasting adalah dimulai dari analisis data pasar atau industri secara keseluruhan, kemudian diturunkan ke proyeksi kinerja perusahaan. Pendekatan ini berfokus pada tren makroekonomi dan kondisi pasar untuk menentukan estimasi pendapatan atau kinerja keuangan.

2. Pihak yang Terlibat

Metode bottom up forecasting lebih banyak melibatkan karyawan dan manajemen, dibanding dengan metode top down, dimana metode button up ingin memaksimalkan bahan diskusi berdasarkan wawasan masing-masing karyawannya.

Sedangkan top down forecasting biasanya ditentukan oleh manajemen puncak dan kemudian disebarkan ke bawah melalui struktur organisasi, dengan sedikit keterlibatan dari level operasional dalam proses peramalan.

3. Akurasi dan Realisme

Bottom up forecasting cenderung lebih realistis karena didasarkan pada data operasional yang spesifik dan aktual, memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target yang lebih sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.

Sedangkan top down forecasting mungkin kurang akurat dalam mencerminkan kondisi spesifik perusahaan, karena tidak mempertimbangkan detail operasional yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan.

3. Fleksibilitas dan Responsivitas

Perbedaan terakhir adalah dari fleksibilitas dan responsivitas metodenya, dimana button up dinilai lebih responsif terhadap perubahan kondisi pasar lokal dan operasional, karena didasarkan pada data spesifik dari unit bisnis.

Sedangkan top down mungkin kurang fleksibel dalam menanggapi perubahan cepat di tingkat operasional atau lokal, karena berfokus pada tren makro dan data agregat.

Keuntungan Metode Bottom Up dan Top Down Forecasting

Berikut beberapa keuntungan dan keuntungan dari masing-masing metode forecasting:

#Keuntungan Metode Bottom Up

  • Akurasi lebih tinggi karena didasarkan pada data operasional secara aktual, sehingga, sehingga lebih realistis dan relevan dengan kondisi bisnis.
  • Karena memperhatikan detail kecil seperti penjualan per produk atau divisi, membantu mengidentifikasi trend atau masalah spesifik.
  • Lebih mudah menyesuaikan perencanaan berdasarkan perubahan di tingkat operasional atau lokal.
  • Dengan melibatkan karyawan di semua level meningkatkan tanggung jawab mereka terhadap hasil perencanaan.
  • Efektif untuk perusahaan dengan banyak lini produk, divisi, atau cabang, karena menggabungkan data dari unit terkecil.

#Keuntungan Metode Top Down

  • Prosesnya lebih cepat karena hanya membutuhkan data makro atau agregat, bukan analisis mendetail.
  • Memberikan perspektif luas berdasarkan tren pasar dan ekonomi, ideal untuk keputusan strategis.
  • Menggunakan pendekatan langsung dari tingkat atas membuat metode ini lebih mudah diterapkan dan dipahami.
  • Cocok untuk perencanaan jangka panjang, karena fokus pada potensi pertumbuhan dan peluang jangka panjang berdasarkan data pasar.
  • Membantu menemukan peluang di pasar yang belum dieksplorasi, terutama untuk ekspansi atau diversifikasi bisnis.

Kekurangan Metode Bottom Up dan Top Down Forecasting

Meskipun memiliki banyak keuntungan, dua metode ini juga memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut:

#Kekurangan Metode Bottom Up

  • Karena melibatkan analisis detail dari tingkat operasional, proses ini bisa memakan waktu lebih lama dan membutuhkan banyak sumber daya.
  • Data berpotensi tidak konsisten, karena berasal dari berbagai unit bisnis bisa berbeda standar atau kualitasnya, sehingga menyulitkan integrasi dan akurasi hasil peramalan.
  • Terlalu fokus pada detail spesifik unit bisnis, sehingga dapat mengabaikan tren pasar atau faktor eksternal yang lebih besar.
  • Jika data operasional tidak akurat atau dipengaruhi oleh bias dari tim lokal, hasil peramalan bisa kurang tepat.
  • Metode ini membutuhkan data historis yang cukup, sehingga sulit dilakukan oleh perusahaan yang belum memiliki riwayat operasional yang solid.

#Kekurangan Metode Top Down

  • Tidak mempertimbangkan detail spesifik unit bisnis atau lini produk, sehingga proyeksi bisa kurang relevan untuk operasional sehari-hari.
  • Pendekatan ini cenderung menggeneralisasi, sehingga perbedaan antar divisi atau cabang tidak tercermin dalam hasil peramalan.
  • Ketergantungan pada data pasar atau ekonomi yang luas dapat menyebabkan kesalahan jika data tersebut tidak akurat atau tidak relevan.
  • Prosesnya cenderung top-down tanpa melibatkan masukan dari tingkat operasional, yang dapat mengurangi rasa tanggung jawab dan komitmen tim.
  • Fokus pada gambaran besar membuat metode ini kurang fleksibel untuk merespons perubahan cepat di pasar atau operasional lokal.

Contoh Penerapan Bottom Up dan Top Down Forecasting pada Bisnis

Contoh Penerapan Button Up Dan Top Down Forecasting Dalam Bisnis

Contoh Penerapan Button Up dan Top Down Forecasting Dalam Bisnis (Credit: bee.id)

Berikut contoh penerapan strategi bottom up dan top down forecasting pada bisnis:

#Contoh Button Up

Misalnya, Sebuah perusahaan retail yang memiliki 5 cabang ingin membuat proyeksi penjualan untuk tahun depan, bagaimana langkah penerapan metode button up pada kasus ini?

  • Masing-masing cabang menganalisis data penjualan berdasarkan kategori produk (misalnya pakaian, elektronik, makanan).
  • Setiap cabang membuat estimasi penjualan berdasarkan tren lokal, tingkat permintaan pelanggan, dan promosi yang direncanakan.
  • Data penjualan dari semua cabang diakumulasi menjadi proyeksi total perusahaan

Hasilnya, Perusahaan mendapatkan gambaran terperinci tentang performa masing-masing cabang dan bagaimana kontribusinya terhadap total pendapatan perusahaan.

Anda juga bisa memantau analisa penjualan dengan menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud, dengan memantau omset bisnis banyak cabang, sampai mengamati produk terlaris. Mau coba? klik banner di bawah ini:

Beecloud Solusi Terbaik Untuk Analisa Data Penjualan Dan Optimasi Promosi Bisnis Anda

#Contoh Top Down

Sedangkan untuk metode top down, kita contohkah pada bisnis restoran cepat saji. Misalnya, sebuah perusahaan makanan cepat saji ingin memperkirakan total pendapatan untuk tahun depan berdasarkan pertumbuhan pasar. Berikut langkah penerapannya:

  • Perusahaan menganalisis data pasar makanan cepat saji, yang menunjukkan pertumbuhan industri sebesar 8% per tahun.
  • Dari total pangsa pasar yang bernilai Rp 10 triliun, perusahaan mengetahui bahwa pangsa pasar mereka adalah 5%.
  • Perusahaan menghitung proyeksi pendapatannya dengan mengalikan pangsa pasar dengan total nilai pasar.
Hasil proyeksi penjualan dihitung sebagai berikut:
          =  Rp 10 triliun x 5% = Rp 500 miliar.
Jika pasar tumbuh 8% tahun depan, maka:
          = Rp 500 miliar x 108% = Rp 540 miliar.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita simpulkan jika penerapan metode Bottom-Up dan Top-Down Forecasting dalam bisnis memberikan pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi dalam perencanaan strategis.

Bottom-Up Forecasting memungkinkan perusahaan untuk membuat proyeksi yang lebih rinci dan realistis dengan memanfaatkan data dari unit terkecil, seperti cabang atau divisi, sehingga cocok untuk memahami kondisi spesifik operasional.

Sebaliknya, Top-Down Forecasting membantu perusahaan fokus pada gambaran besar dengan memanfaatkan tren pasar dan data makro, yang berguna untuk perencanaan jangka panjang dan penentuan target strategis.

Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, perusahaan dapat memilih atau mengkombinasikan keduanya untuk menghasilkan proyeksi yang lebih akurat dan relevan dengan kebutuhan bisnis.

Artikel Populer

[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Download File Excel Laporan Laba Rugi Gratis
Membahas tentang pembukuan di dalam usaha kecil tentu sangat penting. Selain menjadi media untuk mengatur keuangan usaha Anda juga bisa
Baca Juga
Download Kwitansi Kosong PDF dan Cara Mudah Membuatnya
Apakah Anda sedang mencari cara untuk membuat dan mengisi kwitansi dengan mudah? Anda berada di tempat yang tepat! Dalam artikel
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
13 Contoh Analisis SWOT Makanan dan Cara Menyusunnya
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) telah menjadi alat yang sangat penting dalam merinci strategi bisnis, salah satunya adalah analisis
Baca Juga
4 Contoh Surat Penawaran Negosiasi & Cara Menulisnya
Proses negosiasi adalah hal yang umum dalam dunia bisnis. Salah satu komponen kunci dalam negosiasi adalah penggunaan surat penawaran negosiasi.
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu