Alur transaksi pembelian adalah rangkaian langkah-langkah atau proses yang harus diikuti untuk melakukan pembelian produk atau layanan, aktifitas ini menjadi hal yang biasa dilakukan dalam dunia bisnis.
Kenapa alurnya penting untuk dipahami? Sebab, dengan pebisnis memahami bagaimana alur yang tepat maka pelayanan terhadap customer juga bisa dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini.
Dalam paragraf awal artikel ini secara singkat disinggung jika alur transaksi pembelian adalah rangkaian proses yang harus dilalui customer dalam proses pembelian produk. Jika diartikan secara terpisah pembelian adalah tindakan atau proses memperoleh produk, barang, atau layanan dengan menukarkan nilai dalam bentuk uang atau metode pembayaran lainnya.
Dalam konteks ekonomi dan bisnis, pembelian adalah aktivitas di mana seseorang atau entitas memperoleh suatu produk atau layanan dari pihak lain, yang dapat berupa penjual, produsen, atau pemasok, artinya proses pembelian ini melibatkan pertukaran nilai dari kedua belah pihak.
Sedangkan, alur transaksi sendiri adalah proses dimana seorang individu atau entitas memperoleh produk atau layanan dari penjual atau pihak lain dengan menukarkan nilai dalam bentuk uang atau metode pembayaran lainnya.
Transaksi ini terjadi ketika ada pertukaran barang atau jasa dengan nilai moneter atau ganti rugi lainnya. Ini adalah salah satu elemen penting dalam ekonomi dan bisnis, dan dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti transaksi antara konsumen dan penjual, bisnis dan pemasok, atau bahkan dalam lingkup investasi.
Kenapa pebisnis wajib memahami alur transaksi pembelian? berikut 5 alasan dasarnya:
Baca Juga: 4 Contoh Proses Bisnis Sederhana dan Manfaatnya
Transaksi pembelian secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis yakni transaksi pembelian non tunai dan tunai, berikut penjelasannya:
Transaksi pembelian tunai adalah ketika pembelian dilakukan dengan langsung membayar menggunakan uang tunai atau instrumen pembayaran yang setara dengan uang tunai, seperti cek atau kartu debit. Berikut ini adalah alur dan contoh transaksi pembelian tunai:
Misalnya, Ani pergi ke toko pakaian dan memilih baju yang ingin ia beli. Setelah Ani memilihnya, kasir menghitung harga total baju tersebut, misalnya Rp150.000. Ani kemudian memberikan uang tunai sebesar Rp150.000 kepada kasir, dan kasir memberikan baju tersebut kepada Anda serta tanda terima sebagai bukti pembelian.
Transaksi pembelian non tunai adalah ketika pembelian dilakukan tanpa menggunakan uang tunai fisik. Ini bisa melibatkan pembayaran melalui kartu kredit, kartu debit, transfer bank, atau metode pembayaran digital lainnya. Berikut ini adalah alur dan contoh transaksi pembelian non tunai:
Misalnya, Anda berbelanja online dan memilih produk yang ingin Anda beli dari situs web. Setelah Anda menyelesaikan keranjang belanja, Anda memasukkan rincian kartu kredit Anda atau menggunakan dompet digital seperti Shopeepay. Informasi tersebut dikirim ke penyedia pembayaran, yang kemudian memproses pembayaran Anda. Setelah pembayaran berhasil, toko online mengirimkan produk tersebut kepada Anda.
Kedua jenis transaksi ini memiliki keuntungan dan tantangan masing-masing. Pembayaran tunai bisa lebih sederhana tetapi membutuhkan uang fisik, sementara pembayaran non tunai lebih praktis tetapi memerlukan koneksi dan keamanan yang baik untuk melindungi informasi pembayaran Anda.
Sederhananya, alur transaksi pembelian dilakukan dengan beberapa tahapan, yakni:
Pelanggan memilih produk atau layanan yang ingin dibeli berdasarkan kebutuhan atau preferensi mereka.
Pelanggan mengajukan pesanan dengan memberikan detail produk, kuantitas, dan informasi kontak yang diperlukan.
Pihak penjual memverifikasi ketersediaan produk atau layanan yang diminta. Jika produk tidak tersedia, pelanggan biasanya diberi tahu tentang alternatif atau waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan.
Harga total termasuk biaya produk, pajak, pengiriman, atau biaya tambahan lainnya dihitung dan ditampilkan kepada pelanggan.
Pelanggan membayar pesanan menggunakan metode pembayaran yang dipilih, seperti kartu kredit, transfer bank, atau metode pembayaran elektronik lainnya.
Setelah pembayaran diterima, penjual mengirimkan konfirmasi pembayaran kepada pelanggan dan memproses pesanan.
Produk yang dibeli dikemas dengan aman untuk pengiriman.
Produk dikirimkan kepada pelanggan melalui kurir atau layanan pengiriman lainnya. Jika berlaku, nomor pelacakan biasanya diberikan kepada pelanggan.
Pelanggan menerima produk dan memeriksa apakah pesanan sesuai dengan yang diharapkan. Jika ada masalah atau ketidaksesuaian, pelanggan dapat menghubungi penjual untuk solusi.
Baca Juga: Apa itu Proses Pemesanan Pembelian (Purchase Order)?
Pelanggan mengkonfirmasi penerimaan pesanan dan memberikan umpan balik kepada penjual.
Jika produk memiliki garansi atau dukungan purna jual, pelanggan dapat menghubungi penjual untuk mendapatkan bantuan jika diperlukan.
Penjual mencatat transaksi, menghitung pendapatan, dan melakukan rekonsiliasi keuangan untuk memastikan semua transaksi tercatat dengan benar.
Jika bisnis menawarkan opsi pembayaran berlangganan atau pembayaran berulang, langkah ini melibatkan pengaturan pembayaran berkelanjutan.
Setiap bisnis dapat memiliki variasi dalam alur ini tergantung pada skala operasi, jenis produk, dan layanan yang mereka tawarkan. Dalam era digital, banyak transaksi pembelian juga dilakukan melalui platform online, yang dapat mengubah beberapa langkah dalam alur ini.